Anda di halaman 1dari 15

Mata kuliah : Termodinamika Teknik Kimia 1

Kelas :A

Kelompok : 1-Temperatur

Nama anggota : Maulana Al-ghifari (I0519056)

Ariadi Indra Putra (I0520009)

Ilham Novitra (I0520049)

Gilang Pinangraha (I0520040)

Samantha Yuliana Sanjaya (I0520100)

Sesilia Bella Sembiring (I0520103)

Tsalatsatun Nisa’ Nur Shiyami (I0520111)

Visca Cahya Mulya Anggraini (I0520117)

Zahra Fadhila Kairunnisa (I0520119)

1. Pirometer
Pirometer dikenal sebagai termometer inframerah atau thermometer radiasi yang
digunakan untuk mendeteksi suhu suhu permukaan suatu benda, yang bergantung pada
radiasi (inframerah atau tampak) yang dipancarkan dari benda tersebut. Pirometer ini
bertindak sebagai photodetector karena sifat menyerap energi dan mengukur intensitas
gelombang EM pada setiap Panjang gelombang. Alat ini juga biasa digunakan untuk
mengukur tungku suhu tinggi. Perangkat ini dapat mengukur suhu dengan sangat akurat,
tepat, murni secara visual dan cepat.

Prinsip kerja pirometer adalah mengukur suhu benda dengan merasakan panas atau
radiasi yang dipancarkan dari benda tanpa melakukan kontak dengan benda tersebut.
Tingkat suhu tergantung pada intensitas radiasi yang dipancarkan. Pirometer ini memiliki
dua komponen dasar seperti sistem optik dan detektor yang digunakan untuk mengukur
suhu permukaan benda. Ketika ada objek yang diambil yang suhu permukaannya akan
diukur dengan pirometer, sistem optik menangkap energi yang dipancarkan dari objek
tersebut. Kemudian radiasi tersebut dikirim ke detektor yang sangat sensitif terhadap
gelombang radiasi. Output dari detektor mengacu pada tingkat suhu benda akibat radiasi.
Adapun pirometer ini terdapat dua jenis yaitu :

a. Pirometer optik

Pirometer optik merupakan pirometer yang digunakan untuk mendeteksi radiasi


panas dari spektrum yang terlihat. Suhu benda panas yang diukur akan
bergantung pada cahaya tampak yang dipancarkannya. Pirometer jenis ini
mampu memberikan perbandingan visual antara sumber cahaya yang dikalibrasi
dan permukaan objek yang ditargetkan.

b. Pirometer Inframerah atau radiasi

Pirometer jenis ini dirancang untuk mendeteksi radiasi panas di wilayah


inframerah. Alat ini mengukur suhu objek yang ditargetkan dari radiasi yang
dipancarkan. Radiasi ini dapat diarahkan ke termokopel untuk diubah menjadi
sinyal listrik.

Kelebihan pirometer

1. Memiliki waktu respon yang cepat

2. Dapat mengukur suhu benda tanpa ada kontak dengan benda tersebut

3. Stabilitas yang baik saat mengukur suhu benda

4. Dapat mengukur berbagai jenis suhu benda jarak variable


Kekurangan pirometer

1. Pirometer umumnya kasar dan mahal

2. Akurasi perangkat dapat terpengaruh karena berbagai kondisi seperti debu, asap,
dan radiasi panas

2. Termometer Ruangan

Termometer ruangan adalah termometer yang secara spesifik dapat digunakan untuk
mengukur suhu ruangan tertentu. Berbeda dengan termometer yang digunakan pada
umumnya, termometer ini memiliki kisaran/rentang angka pengukuran yang lebih luas,
yaitu antara -50°C-50°C.
A. Termometer Ruangan Jenis Air Raksa

Sesuai namanya, termometer ini menggunakan air raksa atau merkuri sebagai
indikatornya. Air raksa merupakan satu-satunya konduktor yang berwujud cair.
Karena keunikan dan kepraktisannya inilah, merkuri dipilih sebagai isian
termometer kaca yang dapat mengidentifikasi perubahan suhu di sekitar.
Kelebihan termometer jenis air raksa:
1) Harga lebih murah dan terjangkau
2) Tidak perlu menggunakan energi baterai
Kekurangan termometer jenis air raksa:
1) Air raksa dapat membahayakan jika terjadi kebocoran
2) Waktu pengukuran relatif lebih lama daripada termometer digital
3) Tidak ada penanda/alarm jika suhu ruangan telah terukur
B. Termometer Ruangan Model Digital

Berbeda dengan termometer raksa, indikator yang digunakan pada termometer ini
adalah logam. Logam yang biasa digunakan adalah nikel, kromium, dan
aluminium karena cenderung lebih murah. Ketika terjadi pemuaian pada logam,
panas yang dihasilkan kemudian diproses melalui perangkat
elektronik(termokopel) sehingga dapat menghasilkan data.
Kelebihan termometer digital:
1) Lebih aman digunakan
2) Dilengkapi alarm sebagai notifikasi pengukuran
3) Waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suhu relatif lebih cepat daripada termometer
air raksa
4) Suhu yang terukur lebih akurat karena ditampilkan pada layar berupa angka
Kekurangan termometer digital:
1) Harga relatif lebih mahal
2) Membutuhkan support system tambahan seperti baterai

3. Termometer Termokopel

Pengertian Termokopel (Thermocouple)

Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk


mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung
pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada
Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck
pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara
gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)

Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya
terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu jenis
logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu
konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu
yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan
tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung
dalam rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan
terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan
tegangan listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2.
Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat
Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah
ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada
dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang
suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel
yang umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.

Termokopel Tipe E

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C

Termokopel Tipe J

Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C

Termokopel Tipe K

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium

Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium

Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe N
Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil

Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil

Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe T

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel

Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C

Kalibrasi Termokopel

Tidak ada kalibrasi pada alat ini, namun sebelum penggunaan pastikan kedua kaki pada alat
ini berbeda jenisnya (misalnya kromium dengan aluminium). Kromium sebagai kaki dingin,
sedangkan aluminium sebagai kaki panas.

Ketelitian Thermocouple

Ketelitian dari Thermocouple bergantung pada tipe thermocouple yang digunakan dan
biasanya terdapat petunjuk penggunaan.

Cara Penggunaan Termokopel

Memasang baterai 9 volt,kemudian menghubungkan probe dengan konektor pada bagian atas.
Lalu putar posisi ke ⁰C atau ⁰F (tergantung tipe). jika tidak ada probe terpasang, atau jika
membaca over-range, layar menampilkan berkedip strip. jika pengukuran adalah sedikit di
atas rentang spesifikasi meter, layar berkedip nilai skala penuh terdekat. untuk mematikan
termometer, putar kenop ke OFF.

Pembacaan Hasil Pengukuran

• Pada Thermocouple/ Termokopel digital, angka hasil pengukuran langsung terlihat.

• Pada Thermocouple/ Termokopel analog, menggunakan rumus:

V = perubahan tegangan (Volt)

S = koefisien seebeck (40 mV/ )

T = perubahan suhu ( )

Contoh Penggunaan Termokopel

Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800
K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus
diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0–100 °C dengan keakuratan
0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel
yang umum antara lain :

• Industri besi dan baja

• Pengaman pada alat-alat pemanas

• Untuk termopile sensor radiasi

• Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop

Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu
keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah.
Kelebihan dan Kelemahan Termokopel/ Thermocouple

Kelemahan: Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu termometer pada suhu
awal dari suatu termometer pada umumnya karena alat ini tidak dapat dikalibrasi. Sehinnga
ketika termokopel pada posisi ON, langsung muncul suhu ruangan.

Kelebihan : Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu yang sangat
tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hingga 1800⁰C.

4. Termometer Raksa

Termometer ini mengandung cairan raksa yang berguna sebagai indikator utama
dalam penentuan suhu. Termometer raksa dapat mengukur suhu -400C hingga 3500C. Artinya
yaitu termometer raksa dapat digunakan untuk mengukur perubahan suhu dengan rentang
tersebut yang cukup besar. Namun termometer raksa juga memiliki kekurangan yakni harga
yang cukup mahal. Selain itu raksa juga salah satu zat kimia berbahaya sehingga akan sangat
berbahaya jika tabung termometer pecah dan bahan tersebut mengenai kulit kita.

● Prinsip kerja

Termometer raksa terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar
alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan.

● Ketelitian

Pada umumnya termometer raksa memiliki ketelitian 0,20C


5. Termometer Gas

Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat termal gas.
Ada dua macam termometer gas, yaitu :

a. Termometer yang volume gasnya dijaga tetap, dan tekanan gasnya dijadikan sifat
termometrik dari termometer.

b. Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap, dan volume gasnya dijadikan sifat
termometrik dari termometer.

Pada prinsipnya, jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda ketinggian h
yang lebih besar pada termometer. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan maka
termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Selain itu dapat mengukur suhu lebih
rendah dan lebih tinggi dibandingkan termometer cairan.

Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas yang biasa
digunakan yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan yang rendah, apabila gas itu
dikenai panas sehingga volumenya akan bertambah.

Karena gas memuai lebih besar daripada cairan, maka keuntungan termometer gas
adalah lebih teliti daripada termometer cairan. Termometer gas dapat digunakan untuk
mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu yang sangat rendah, dimana lebar jangkauannya
antara –250°C sampai dengan 1500°C.
6. Termometer Udara (Six-Bellani)

Termometer Six-Bellani ini disebut juga sebagai termometer maksimum-minimum.


Termometer Six-Bellani mempunyai fungsi untuk mengukur suhu maksimum dan juga
minimum pada suatu tempat dengan suhu yang ekstrim dengan skala ukur suhunya -20 oC
sampai dengan 50 oC . Termometer ini ditemukan pada abad ke-18 oleh James Six.
Termometer ini mempunyai 2 cairan di dalamnya, yaitu cairan raksa dan alkohol dengan
menggunakan 2 skala, skala minimum di pipa sebelah kiri dan skala maksimum di pipa
sebelah kanan.

- Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari termometer ini didasarkan pada pemuaian alkohol dan juga air
raksa. Ketika suhu udara mengalami penurunan, maka alkohol di ruang A (tengah) akan
menyusut dan menyebabkan raksa yang terdapat diruang B naik dan mendorong keping baja
untuk menunjukkan angka minimum. Sebaliknya jika suhu udara mengalami kenaikan, maka
alkohol diruang A memuai dan mendesak raksa di ruang B turun. Sedangkan raksa di ruang C
akan naik mendorong paku baja untuk menunjukkan angka maksimum. Pada termometer ini
digunakan magnet tetap untuk mengebalikan keping baja kepada posisi semula.

- Aplikasi

Termometer ini dapat diaplikasikan pada rumah kaca untuk mengukur suhu pada
bangunan tersebut. Rumah kaca ini merupakan sebuah bangunan yang digunakan untuk
menanam berbagai macam tumbuhan untuk bahan penelitian.
7. Termometer Platina

Termometer hambatan listrik juga disebut termometer platina. Termometer ini adalah
termometer yang bekerja berdasarkan pada perubahan tahanan yang terjadi pada sensor
termometer karena pengaruh suhu media benda yang diukur suhunya. Termometer ini lebih
stabil dan teliti dibandingkan termokopel dan lebih kuat serta rentang ukur suhu lebih lebar
daripada termistor. Prinsip kerja termometer ini adalah ketika suhu naik, hambatan listrik
platina naik. Bahan penghantar listrik termometer ini biasanya dibuat dari platina sehingga
tahan panas. Apabila suhu semakin besar, harga takaran juga semakin besar sehingga daya
hantar listrik semakin berkurang. Cara kerjanya dengan menyentuhkan kawat penghantar ke
benda atau zat yang akan diukur. Panas tersebut akan direspon dengan naiknya hambatan,
energi listrik tersebut akan diubah menjadi energi gerak dengan skala tertentu pada suhu.
Termometer ini biasanya digunakan di industri – industri besar. Karena di industri
besar membutuhkan termometer yang mengukur suhu di atas 1000 derajat celcius. Pada
kondisi suhu yang sangat tinggi itu tidak memungkinkan diukur oleh termometer zat cair.
Sehingga solusinya dengan menciptakan termometer logam yang dibuat berdasarkan
hambatannya adalah termometer hambatan platina. Keuntungan termometer ini adalah
jangkauan suhunya sangat lebar, yaitu antara –250°C sampai dengan 1500°C, sehingga
termometer platina ini banyak dipakai pada industri-industri. Sedangkan kerugiannya adalah
suhu tidak bisa langsung dibaca, pembacaannya lambat sehingga tidak sesuai untuk
mengukur suhu yang berubah-ubah.
8. Termometer Termistor

Termometer ini merupakan salah satu dari termometer elektronik yang menggunakan
termistor. Termistor merupakan elemen semikonduktor yang mempunyai berbagai variasi
tahanan terhadap temperatur. Termistor ini terdiri dari kawat halus platina yang dililitkan
pada kerangka mika kemudian dimasukkan ke dalam tabung gelas yang berdinding tipis
sebagai pelindung (Gabriel, 1996). Termometer ini juga dapat dihubungkan ke perangkat
listrik seperti komputer (Rapi, 2021).
- Prinsip Kerja
Ketika suhu naik, hambatan termistor turun. Hambatan listrik diukur dengan suatu
rangkaian yang mengandung sebuah skala yang dikalibrasi dalam derajat suhu
(Redaksi Kawan Pustaka, 2006). Rangkaian termometer ini menggunakan rangkaian
Jembatan Wheaston. Skema rangkaian arus sebagai berikut :
Pada rangkaian Jembatan Wheaston tersebut diusahakan agar tidak ada arus yang
melewati galvanometer. Dengan adanya perubahan tegangan pada galvanometer,
dapat diketahui berapa besarnya temperatur (Gabriel, 1996).
- Kisaran Pengukuran
Kisaran pengukuran suhu yang dapat diukur oleh termometer ini adalah -250◦C
sampai 1.760◦C (Gabriel, 1996).
- Ketelitian
Ketelitian dari termometer termistor yakni mencapai 0,001◦C (Gabriel, 1996).

9. Termometer Bimetal

Termometer bimetal adalah sebuah termometer yang terbuat dari dua buah kepingan
logam yang mempunyai koefisien muai lain yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata
bimetal sendiri mempunyai arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal berarti logam,
sehingga bimetal mempunyai arti "dua logam".

● Prinsip Kerja

Keping Bimetal sengaja diciptakan mempunyai dua buah keping logam karena
kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah
menjadi tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muainya
semakin rendah, sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang koefisien muainya semakin tinggi. Logam dengan koefisien muai semakin
akbar (tinggi) akan semakin cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok
(melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut memanjang. Kebanyakan keping
bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien muainya jauh lain, seperti besi dan tembaga.
Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena
pemuaian panjang pada logam.

● Aplikasi

Selain digunakan sebagai termometer, keping bimetal juga digunakan pada lampu sein mobil,
termostat, setrika, dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai