Termokopel
Diajukan sebagai Mata kuliah Fisika A (FA011A)
Disusun oleh :
Dengan mengucapkan syukur kepada tuhan, yang telah memberikan cinta dan berkat
Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah dan dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Termokopel dengan sebaik - baiknya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang di tugaskan oleh Bapak
Alvama Pattiserlihun, S.Si., M.Ed. selaku dosen matakuliah Fisika A.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang penulis peroleh dari buku panduan
serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Termokopel.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat tersusun, baik secara materil maupun
moril.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi
kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat untuk pembaca umumnya dan penulis
khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI..
BAB I: PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan .
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Termokopel?
2. Apa saja bagian-bagian Termokopel?
3. Bagaimana konsep kalor pada Termokopel?
4. Bagaimana cara kerja Termokopel?
5. Apa saja pemanfaatan pada Termokopel?
6. Apa saja jenis Termokopel?
C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian dari Termokopel.
2. Dapat mengenal bagian-bagian dari Termokopel.
3. Dapat mengerti tentang konsep kalor Termokopel.
4. Memahami cara kerja Termokopel.
5. Dapat mengetahui pemanfaatan pada Termokopel.
6. Dapat mengenal jenis-jenis Termokopel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Termokopel
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk
mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung
pada ujungnya sehingga menimbulkan efek Thermo-electric. Efek Thermo-electric pada
Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas
secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek Seebeck.
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering
digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan elektronika yang berkaitan
dengan suhu (temperature).
Adapun kelebihan dari termokopel adalah sebagai berikut :
a. Mudah dibaca karena layarnya yang tidak mudah keruh dan skala yang jelas
b. Respon cepat untuk setiap adanya perubahan suhu
c. Akurasi yang tepat dalam pengukuran suhu
d. Baik digunakan untuk pengukuran variasi suhu dengan jarak kurangdari 1 cm
e. Termokopel tidak mudah rusak dan tahan lama
f. Rentang suhu operasionalnya luas yaitu berkisar antara -200C hingga 2000C.
g. Dapat digunakan pada suhu panas/dingin.
Sementara itu, termokopel juga memiliki kekurangan dalam pemakaiannya:
a. Kalibrasi yang sulit, saat termokopel dinyalakan, suhu yang tertera adalah suhu pada
ruangan tersebut
b. Hanya dapat digunakan untuk mengukur perbedaan suhu
c. Termokopel membutuhkan alat tambahan yang harganya cukup mahal.
B. Bagian Termokopel
1. General Purpose Rope
Jack : Menghubungkan antara General Purpose Robe dengan thermocouple.
Stick : Yang terdiri dari 2 buah logam, sebagai variabel pendeteksi suhu.
Pemegang : Tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.
2. Thermocouple
Display : Sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Kenop : Sebagai pemutar ON atau OFF.
Cara kerja thermocouple mudah dan sederhana. Berdasarkan gambar di atas terdapat
metal 1 dan metal 2 yang memiliki jenis yang berbeda.
Dari gambar dapat dilihat bahwa, ujung T1 akan berfungsi sebagai alat ukur
temperature pada objek pengukuran Measuring Junction ( Hot Junction ) sedangkan ujung
T2 akan berfungsi sebagai referensi dengan temperature konstan/Reference Junction ( Cold
Junction ).
Ketika kedua metal 1 dan metal 2 memiliki suhu yang sama, maka beda
potensial/tegangan listrik tersebut adalah NOL bisa dikatakan tegangan V1 (beda
potensial pada metal 1) = tegangan V2 (beda potensial pada metal 2) (V1 = V2).
Jika T1 diberikan suhu panas/dihubungkan pada alat ukur, yang menimbulkan
perbedaan suhu antara dua metal tersebut sehingga menghasilkan tegangan listrik yang
nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya/semakin tinggi suhu yang
diberikan pada simpul T1 maka nilai potensial tegangan akan semakin tinggi. Perbedaan
potensial tegangan antara sebesar V1(metal1) V2(metal2) (V1-V2). Besarnya tegangan
listrik yang dihasilkan oleh thermocouple ini pada umumnya berkisar 1 V hingga 70V
pada tiap derajat Celcius. Thermo couple membutuhkan perangkat tambahan agar kita dapat
melihat hasil pengukurannya, alat tersebut biasa disebut Temperature Controller.
E. Pemanfaatan Termokopel
Contoh penggunaan termokopel yang umum antara lain :
a. Industri besi dan baja
b. Pengaman pada alat-alat pemanas
c. Untuk termopile sensor radiasi
d. Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
F. Jenis-Jenis Termokopel
Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Gabungan
jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu operasional yang
berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan
berdasarkan Standar Internasional.
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C
hingga +1200 C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 V/C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (40 hingga +750 C) membuatnya kurang populer dibanding
tipe K. Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 V/C
4. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk
pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C.
Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N
merupakan perbaikan tipe K
5. Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara 200 to 350 C. Konduktor positif terbuat dari
tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat
pengukur alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43
V/C.
Termokopel tipe B, R,dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena
sensitifitasnya rendah (sekitar 10 V/C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur
temperatur tinggi (>300 C).
1. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu
0C hingga 42C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50C.
2. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya
tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
3. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya
tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya
yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 C).
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
http://www.tutorialvalid.com/2016/04/cara-kerja-thermocouple.html
https://bocah-cakil.blogspot.co.id/2016/06/prinsip-kerja-sensor-thermocouple.html
https://rikadiantoro.wordpress.com/2014/03/25/makalah-termocouple
https://www.slideshare.net/MelandaKucing/makalahtermokopel