Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERENCANAAN DAN PENJADWALAN

PEMELIHARAAN MESIN MILLING NANTONG X6325 DI PT.


POTECH INDO MANDIRI

Disusun oleh :

Nama : Christhoper Immanuel Nickholas ( 2015021016 )

Farhan Kemal Arizal ( 2015021007 )

Meilisa Putri Utami ( 2015021024 )

Vito Carmanda Ale Saputra ( 2015021027 )

Kelas : Teknik Mesin 20 A

Mata Kuliah : Perawatan Mesin

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2021/2022
TERMOKOPEL

Pengertian Termokopel
Termokopel atau penulisan bahasa Inggrisnya Thermocouple adalah komponen berupa sensor
suhu yang dapat digunakan untuk mengukur temperatur dengan memanfaatkan efek thermo-
electric yang dihasilkan dari dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya.
Kurang lebih seperti itu pengertian thermocouple. Efek Thermoelektrik yang diterapkan untuk
membuat Termokopel ini pertama dicetuskan Tahun 1821 oleh seorang fisikawan Estonia
bernama Thomas Johann Seebeck. Efek tersebut pun dinamakan Efek Seebeck, yaitu Perbedaan
Tegangan listrik yang dihasilkan ketika dua logam konduktor diberi perbedaan panas secara
gradient.

Termokopel ini cukup populer digunakan. Fungsi termokopel yang mendeteksi suhu
membuatnya dibutuhkan di berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik. Diantara kelebihan
thermocouple yang membuatnya sangat diminati adalah kecepatan respon komponen ini terhadap
perubahan suhu yang cukup tinggi dan juga memiliki rentang suhu operasional yang luas yaitu
dari -200˚C hingga 2000˚C. Banyak lagi kelebihan dari Thermokopel yang membuatnya begitu
populer digunakan.

Termokopel bekerja dengan menggunakan dua logam konduktor yang menjadi komponen utama
dalam pengukuran suhu.

Keberadaan dua logam konduktor atau sering disebut sensor termokopel memiliki fungsi yang
berbeda sehingga mampu melakukan pengukuran suhu. Satu bagian konduktor memiliki fungsi
untuk mengukur suhu konstan dan yang lain untuk suhu panas.
Prinsip Kerja Thermokopel

Termokopel terdiri dari dua kawat konduktor yang terbuat dari dua logam berbeda jenis yang
digabungkan ujungnya. Salah satu dari kedua logam konduktor tersebut akan berfungsi sebagai
referensi dengan suhu konstan (tetap) sedangkan logam yang lainnya akan berfungsi sebagai
logam konduktor yang mendeteksi suhu panas.

Pada gambar di atas, ketika suhu di kedua persimpangan (Junction) sama, tidak akan ada beda
potensial atau tegangan listrik yang mengalir di kedua persimpangan tersebut atau V1 = V2.
Namun, ketika persimpangan atau junction di V1 dihubungkan dengan objek ukur dan
mendapatkan suhu panas, sehingga terjadi perbedaan suhu diantara dua persimpangan, maka
akan muncul beda potensial alias tegangan listrik. Besar tegangan listrik tersebut sebanding
dengan suhu panas yang diterima atau V1 – V2. Pada umumnya, tegangan Listrik yang muncul
sekitar 1 µV – 70µV setiap derajat Celcius panas yang diterima.

Jenis-Jenis Thermokopel
Termokopel tersedia dalam berbagai jenis bahan konduktor yang otomatis membuat rentang
suhunya pun bervariasi. Perpaduan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda, memang pada
dasarnya akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah
Jenis-jenis atau tipe Termokapel beserta bahan dan rentang suhunya.
Jenis Thermokopel Bahan Logam Bahan Logam Rentang Suhu
Konduktor Positif Konduktor Negatif

Tipe E Nickel-Chromium Constantan -200˚C – 900˚C

Tipe J Iron (Besi) Constantan 0˚C – 750˚C

Tipe K Nickel-Chromium Nickel-Aluminium -200˚C – 1250˚C

Tipe N Nicrosil Nisil 0˚C – 1250˚C

Tipe T Copper (Tembaga) Constantan -200˚C – 350˚C

Tipe U (kompensasi Copper (Tembaga) Copper-Nickel 0˚C – 1450˚C


Tipe S dan Tipe R)

1. Termokopel Tipe E
Aplikasi termokopel tipe ini dilakukan pada suhu dengan temperatur rendah. Pada salah satu jenis
logam atau yang disebut dengan logam konduktor positif yaitu Nickel-Chromium.

Jenis logam lainnya berupa logam konduktor negatif yaitu Nikel-tembaga yang berfungsi untuk
menerima suhu konstan. Rentang suhu yang dapat diukur menggunakan alat ini adalah -200˚ C – 900˚
C.

Jika dikaitkan dengan kelistrikan maka menggunakan alat ini akan memiliki tegangan sebesar 68µV/˚
C dengan tipe alat pengukur suhu non magnetik.

2. Termokopel Tipe J
Jenis termometer yang satu ini memiliki logam konduktor positif berupa iron (besi). Untuk bahan
logam konduktor negatif terbuat dari nikel-tembaga. Rentang suhunya sendiri berada pada kisaran
suhu yang terbatas 0˚ C – 750˚ C.

Termometer tipe J sendiri memiliki tegangan atau sensitivitas ̴52µV/˚ C. Selain itu, tipe termokopel
ini kurang populer pada penggunaannya.
3. Termokopel Tipe K
Termometer tipe K memiliki bahan logam konduktor positif yang berasal dari Nickel-Chromium.
Untuk bahan logam konduktor negatif berasal dari Nikel Aluminium.

Penggunaan termometer tipe K diperuntukkan pada rentang suhu antara -200˚ C – 1250˚ C.
Termokopel jenis ini cukup banyak digunakan dengan harga yang relatif murah.

4. Termokopel Tipe N
Termometer yang satu ini memiliki bahan logam konduktor positif yang berasal dari Nicrosil (Nickel,
14 Chromium dan 1,4 Silikon) sedangkan bahan logam untuk konduktor yang negatif berasal dari
Nisil (Nickel, silikon).

Rentang suhu yang pada penggunaan termometer ini ialah antara 0˚ C – 1250˚ C. Tipe N sangat
relevan digunakan untuk suhu yang tinggi dengan sensitivitas 39 µV/˚ C pada 900˚ C. Tipe N
merupakan modifikasi dari tipe K.

5. Termokopel Tipe T
Tipe T memiliki bahan logam yang berasal dari bahan logam konduktor positif yaitu copper/tembaga
sedangkan bahan logam konduktor negatif yaitu constant dengan rentang suhu -200˚ C – 350˚ C.
Tingkat sensitivitas ya yaitu sekitar 43 µV/˚ C.

6. Termokopel Tipe B
Jenis termometer tipe B memiliki bahan logam konduktor positif yang terdiri dari Rhodium dan
platinum 70%. Untuk bahan logam konduktor negatif berupa platinum. Rentang suhu dalam
penggunaan alat ini adalah sekitar 0˚ C – 1800˚ C.

7. Termokopel Tipe R
Tipe R memiliki bahan logam konduktor positif yang terdiri dari Rhodium dan Platinum sedangkan
bahan logam konduktor negatif yang terdiri dari Platinum. Termometer tipe R mengukur suhu pada
kisaran 0˚ C – 1600˚ dengan sensitivitas sekitar 10 µV/˚ C.

Harga tipe R tergolong cukup mahal sehingga jarang dipakai. Kelebihan dan kekurangan termokopel
terletak pada adanya kisaran suhu yang dapat dan tidak dapat diukur.
8. Termokopel Tipe S
Termokopel yang terakhir ini terdiri dari bahan logam konduktor positif yang terdiri dari Rhodium
dan Platinum 90 %. Untuk bahan logam konduktor negatif merupakan Constantan/Nikel-tembaga.

Penggunaan alat termokopel biasanya diikuti dengan alat pembaca suhu/controller. Termokopel
disambungkan pada controller sehingga dapat diketahui suhu serta perubahannya.
Jenis-jenis termokopel tersebut digunakan sesuai kapasitas suhu yang dapat diukur yang dapat dilihat
melalui spesifikasi setiap tipe alat.

Aplikasi Dan Fungsi Thermokopel


Termokopel digunakan di banyak aplikasi, mulai dari peralatan rumah tangga hingga proses
industri seperti pembangkit tenaga listrik, monitor dan kontrol tungku pembakaran, pemrosesan
makanan dan minuman, sensor otomotif, mesin pesawat terbang, roket, satelit, bahkan pada
pesawat ruang angkasa.

Saat perlu sensor suhu yang dapat mengukur suhu tinggi, berukuran kecil, memiliki respon cepat,
tahan dengan getaran tinggi atau shock, maka thermocouple bisa menjadi pilihan. Berikut
beberapa fungsi thermocouple yang terletak pada beberapa aplikasi:

 Thermocouple digunakan di berbagai aplikasi dalam industri makanan dan minuman


seperti kontrol oven, kontrol suhu dan ketel uap.
 Aplikasi thermocouple untuk proses manufaktur seperti pada proses ekstruksi yang
memerlukan suhu dan tekanan tinggi.
 Untuk aplikasi bersuhu rendah, thermocouple tipe E, K, T dan N digunakan untuk
mengukur suhu hingga -200 °C. Namun, pemilihan termokopel harus dipilih secara
khusus agar akurasi nya bisa maksimal.
 Termokopel pada tungku pembakaran
 Fungsi thermocouple dalam proses pencairan logam dengan suhu yang amat
tinggi. Karena itu, termokopel logam dasar bertipe K dan N dan Tipe R, S dan B
platinum adalah pilihan tepat.
Kelebihan Dan Kelemahan Thermokopel

Kelebihan Termokopel

1. Dibekali layar yang tidak mudah keruh dan skala yang jelas sehingga nilai suhu pada
komponen ini mudah dibaca
2. Self powered
3. Range pengukuran yang luas, yaitu -200˚C hingga 2000˚C
4. Respon terhadap perubahan suhu yang cepat
5. Masih bekerja baik di jarak pengukuran kurang dari 1 cm
6. Awet, tidak mudah rusak
7. Tingkat repeatability yang cukup baik

Kekurangan Termokopel

1. Memerlukan kalibrasi yang terbilang cukup sulit


2. Sensitivitas yang tidak terlalu tinggi, umumnya 50 μV/°C (28 μV/°F) atau lebih rendah
3. Membutuhkan semacam acuan temperatur, umumnya temperature air es 0°C (32°F).
Beberapa Thermocouple model terbaru mengacu pada acuan yang dibuat secara elektris.
4. Memiliki akurasi yang tidak cukup tinggi, yaitu pada 0.5 °C (0.9°F)
5. Kurang stabil
6. Hanya dapat digunakan untuk mengukur perbedaan suhu
7. Hubungan temperature dan tegangan tidak sepenuhnya linear

Anda mungkin juga menyukai