Anda di halaman 1dari 5

Termofil adalah peranti elektronik yang

mengubah energi panas menjadi energi


listrik. Peranti ini biasanya terdiri dari
termokopel yang disambungkan deret,
atau yang lebih jarang dalam sambungan
jajar. Termofil tidak mengukur suhu
absolut, tetapi menghasilkan tegangan
keluaran sebanding dengan perbedaan
gradien suhu antara kedua termokopel. Termofil adalah komponen kunci pada
termometer inframerah yang sering digunakan ahli medis untuk mengukur suhu tubuh
melalui telinga. Peranti ini juga digunakan pada sensor fluks bahang (seperti pada
termofil Moll dan pirheliometer Eppley) pengendali keamanan dan pembakar gas.
Keluaran dari termofil biasanya pada cakupan puluhan atau ratusan milivolt.





Contoh suatu temofil








Termokopel
Berasal dari kata Thermo yang berarti energi panas dan Coupleyang berarti
pertemuan dari dua buah benda. Termokopel adalah transduser aktif suhu yang tersusun
dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan kedua logam dan
titik yang lain sebagai outputnya.
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan
suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang
sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat
mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup antara -200
o
C sampai 1800
o
C
dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1 C.
Prinsip kerja termokopel secara sederhana berupa dua buah kabel dari jenis logam yang
berbeda ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut
hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik hubungan antara tegangan
(volt) dengan temperatur. Setiap jenis logam, pada temperatur tertentu memiliki
tegangan tertentu pula. Pada temperatur yang sama, logam A memiliki tegangan yang
berbeda dengan logam B, terjadilah perbedaan tegangan (kecil sekali, miliVolt) yang
dapat dideteksi.
Jika sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka pada ujung
tersebut elektron-elektron dalam logam akan bergerak semakin aktif dan akan
menempati ruang yang semakin luas, elektron-elektron saling desak dan bergerak ke
arah ujung batang yang tidak dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang
dipanaskan akan terjadi muatan positif.
Kerapatan electron untuk setiap bahan logam berbeda tergantung dari jenis logam. Jika
dua batang logam disatukan salah satu ujungnya, dan kemudian dipanaskan, maka
elektron dari batang logam yang memiliki kepadatan tinggi akan bergerak ke batang
yang kepadatan elektronnya rendah, dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan
diantara ujung kedua batang logam yang tidak disatukan atau dipanaskan. Besarnya
termolistrik atau gem ( gaya electromagnet ) mengalir dari titik hot-juction ke cold-
junction atau sebaliknya. Setelah terdeteksi perbedaan tegangan (volt). Beda tegangan
ini linear dengan perubahan arus, sehingga nilai arus ini bisa dikonversi kedalam bentuk
tampilan display. Sebelum dikonversi, nilai arus di komparasi dengan nilai acuan dan
nilai offset di bagian komparator, fungsinya untuk menerjemahkan setiap satuan amper
ke dalam satuan volt kemudian dijadikan besaran temperatur yang ditampilkan melalui
layar/monitor berupa seven segmen yang menunjukkan temperatur yang dideteksi oleh
termokopel.

Sebuah termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung
sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu, diketahui
sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage, yang ditemukan oleh
Thomas Seebeck pada 1921. Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya
terhadap suhu masing-masing titik pertemuan dua buah kawat adalah linear. Walaupun
begitu, untuk perubahan suhu yang sangat kecil, tegangan pun akan terpengaruh secara
linear, atau dirumuskan sebagai berikut : (National Instrument , Application Note 043)

dengan V adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan T adalah
perubahan suhu. Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang berdampak pada
nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut, dan nilai S akan bersifat non-linear
di atas rentang tegangan dari termokopel tersebut.
Termokopel diberi tanda dengan hurup besar yang mengindikasikan komposisinya
berdasar pada aturan American National Standard Institute (ANSI), seperti dibawah ini
:
Tabel Sifat dari beberapa tipe termokopel pada 25
0
C
Tipe Material( + dan -) Temp.Kerja(
0
C) Sensitivitas(V/
0
C)
E Ni-Cr dan Cu-Ni -270 ~ 1000 60.9
J Fe dan Cu-Ni -210 ~ 1200 51.7
K Ni-Cr dan Ni-Al -270 ~ 1350 40.6
T Cu dan Cu-Ni -270 ~ 400 40.6
R Pt dan Pt(87%)-Rh(13%) -50 ~ 1750 6
S Pt dan Pt(90%)-Rh(10%) -50 ~ 1750 6
B Pt(70%)-h(30%)dan Pt(94%)-
Rh(6%)
-50 ~ 1750 6

Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 200 C
hingga +1200 C.
1. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 V/C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
1. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (40 hingga +750 C) membuatnya kurang populer dibanding tipe
K
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 V/C
1. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk
pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 C.
Sensitifitasnya sekitar 39 V/C pada 900 C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N
merupakan perbaikan tipe K
Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki
karakteristik yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi
karena sensitifitasnya rendah (sekitar 10 V/C) mereka biasanya hanya digunakan
untuk mengukur temperatur tinggi (>300 C).
1. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu
0 C hingga 42 C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 C.
1. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
1. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 C. sensitivitas rendah (10 V/C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang
tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 C).
1. Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara 200 to 350 C. Konduktor positif terbuat dari
tembaga, dan yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur
alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 V/C
Penggunaan Termokopel
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga
2300C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran di mana perbedaan suhu yang
kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 C
dengan keakuratan 0.1 C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh
Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Industri besi dan baja
Pengaman pada alat-alat pemanas
Untuk termopile sensor radiasi
Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.

Anda mungkin juga menyukai