Indikator
Menjelaskan jenis-jenis alat pengukur temperature
Tujuan pembelajaran
Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis alat pengukur temperatur
Kita tentunya pernah merasakan tubuh menjadi dingin ketika kehujanan, dan panas
saat sinar matahari menyengat di siang hari. Apa yang terjadi? Pada saat merasakan sejuk,
dingin, atau panas, Bisakah kita mengukur berapa besar suhu itu?? Untuk mengukur berapa
suhu tubuh kita, kita bisa memakai alat termometer untuk mengukur suhu tubuh kita. Alat
pengukur temperature dibagi ke dalam 2 jenis yaitu yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan yang digunakan di industry.
A. Kehidupan sehari-hari
Termometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat
yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer
ini memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yakni perubahan dari sifat-sifat zat
yang disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Kata Termometer berasal dari
bahasa Latin thermo, yang artinya panas, dan meter, yang artinya untuk mengukur. Zat
cair termometrik yaitu zat cair yang mudah mengalami suatu perubahan fisis jika
dipanaskan atau didinginkan, misalnya air raksa dan alkohol.
1. Thermometer ruangan
2. Thermometer lab
Fungsinya : Termometer Laboratorium digunakan untuk perlengkapan praktikum
di laboratorium. Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau
air yang sedang dipanaskan. Termometer laboratorium menggunakan raksa atau
alkohol sebagai penunjuk suhu. Raksa dimasukkan ke dalam pipa yang sangat kecil
(pipa kapiler), kemudian pipa dibungkus dengan kaca yang tipis. Tujuannya agar
panas dapat diserap dengan cepat oleh termometer.
3. Thermometer klinis
5. Thermometer inframerah
Jenis Termometer inframerah ini digunakan untuk mengukur suhu benda yang
sangat panas. benda yang bergerak cepat, atau benda yang tidak bisa disentuh
karena berbahaya. Termometer inframerah bisa juga disebut dengan termometer
laser,bila menggunakan sinar laser untuk mengukur
B. Industri
1. Bimetal temperature
Bimetal adalah dua keping logam yang angka muainya berbeda kemudian
dijadikan satu. Bimetal yang dipanaskan akan melengkung ke arah logam yang
angka muainya kecil. Demikian juga kalau didinginkan, bimetal akan melengkung
ke arah logam yang angka muainya besar.
2. Thermocouple
Thermocouple terdiri dari 2 kata, Thermo dan couple. Thermo adalah
kepanjangan dari thermometer atau alat yang digunakan untuk mengukur suhu
sesuatu. Sedangkan couple sendiri dikarenakan sensor thermocouple terdiri dari
dua kabel yang berlainan jenis yang disatukan di salah satu ujungnya. Kedua kabel
ini akan menghasilkan beda potensial ketika mengalami kenaikan maupun
penurunan suhu. Perbedaan potensial inilah yang nantinya akan dibaca sebagai
nilai dari thermocouple itu sendiri. Termokopel adalah sensor suhu yang banyak
digunakan untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan
tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan
memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur
dalam jangkauan suhu yang cukup antara -200oC sampai 1800oC dengan batas
kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C. Prinsip kerja termokopel secara sederhana
berupa dua buah kabel dari jenis logam yang berbeda ujungnya, hanya ujungnya
saja, disatukan (dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Kedua kabel
tersebut kemudian disatukan di salah satu ujungnya membentuk sebuah simpul
(junction). Ketika simpul tersebut mengalami perbedaan suhu, sebuah energi
voltase akan terbentuk. Voltase ini kemudian dicocokan dengan tabel standar
voltase untuk mengetahui seberapa suhu yang dialaminya.
4. Thermistor
Sensor termistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive terhadap adanya
perubahan suhu. Prinsip sensor termistor adalah memberikan perubahan resistansi
yang sebanding dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap
perubahan suhu yang relatif kecil. Termistor yang dibentuk dari bahan oksida
logam campuran (sintering mixture), kromium, besi, kobalt, tembaga, atau nikel,
berpengaruh terhadap karakteristik termistor, sehingga pemilihan bahan oksida
tersebut harus dengan perbandingan tertentu.
Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai
koefisien temperatur yang tinggi. Komponen dalam thermistor ini dapat mengubah
nilai resistansi karena adanya perubahan temperatur. Dengan demikian dapat
mengubah energi panas menjadi energi listrik. Termistor dapat dibentuk dalam
bentuk yang berbeda- beda, bergantung pada lingkungan yang akan dicatat
suhunya. Lingkungan ini termasuk kelembaban udara, cairan, permukaan padatan,
dan radiasi dari gambar dua dimensi.
Termistor dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu termistor yang mempunyai
koefisien negatif, disebut NTC (Negative Temperature Coefisient). Termistor yang
mempunyai koefisien positif yang disebut PTC (Positive Temperature Coefisient).
Kedua jenis termistor ini mempunyai fungsinya masing-masing, tetapi di pasaran,
yang lebih banyak digunakan adalah termistor NTC. Karena termistor NTC material
penyusunnya yaitu metal oksida, dimana harganya lebih murah darimaterial
penyusun PTC yaitu Kristal tunggal.
Cara kerja thermistor adalah sesuai dengan namanya, yaitu nilai
hambatannya akan berubah karena pengaruh panas pada tubuhnya. Perubahan
pada NTC berbanding terbalik dan perubahan pada PTC berbanding lurus dengan
perubahan suhu. Pada jenis Thermistor NTC, nilai hambatannya akan turun jika
suhu pada tubuhnya naik. Sedangkan pada Thermistor PTC, nilai hambatannya
akan naik jika suhu pada tubuhnya naik.
Thermistor banyak dipakai sebagai sensor suhu terutama pada alat-alat
pendingin seperti AC dan kulkas. Thermistor AC berfungsi mendeteksi suhu
ruangan dan mengirim informasi ke pengatur kompresor untuk menyesuaikan.
Sedangkan thermistor kulkas berfungsi mendeteksi suhu pada ruangan
penyimpanan didalam kulkas. Dengan memasang thermistor, maka kulkas bisa
secara otomatis mengatur ruangan dalam kulkas agar tetap terjaga pada suhu
tertentu.
5. Pyrometer
Pirometer inframerah (Infrared pyrometer) adalah sensor suhu yang dapat
mengukur suhu dari jarak jauh tanpa melakukan kontak langsung dengan objek
yang akan diukur. Infrared pyrometer merupakan device pengukur suhu yang juga
biasa disebut sebagai termometer radiasi termal. Sensor ini menggunakan cahaya
inframerah untuk mengukur atau mendeteksi radiasi panas (thermal) benda. jadi
bisa dikatakan, infrared pyrometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur
suhu tanpa kontak ketika sensor tipe probe atau sensor dengan kontak langsung,
seperti termokopel, RTD, dan lain sebagainya, tidak bisa digunakan atau tidak bisa
menghasilkan data yang akurat karena berbagai alasan.
Infrared pyrometer biasa digunakan dalam keadaan yang khas, seperti dalam
kasus yang berhubungan dengan objek bergerak atau berputar (misalnya: roller,
belt conveyor, atau mesin-mesin yang bergerak ), atau dimana pengukuran non-
kontak diperlukan karena kontaminasi atau alasan berbahaya (seperti tegangan
tinggi), jarak objek yang di ukur terlalu jauh, atau juga dimana suhu yang akan
diukur terlalu tinggi untuk sensor yang pengukurannya berkontak langsung dengan
objek.
Bagaimana prinsip kerja infrared pyrometer?
Pirometer inframerah/ infrared pyrometer menentukan suhu objek dengan
cara mengetahui radiasi termal (terkadang disebut radiasi hitam) yang dipancarkan
oleh objek tersebut. Benda atau material apapun yang memiliki suhu mutlak diatas
nol, akan memiliki molekul yang selalu aktif bergerak. Semakin tinggi suhu maka
pergerakan molekul akan semakin cepat. Ketika bergerak, molekul akan
memancarkan radiasi inframerah, yang merupakan jenis radiasi elektromagnetik di
bawah spectrum cahaya. Saat suhu objek meningkat atau menjadi lebih panas,
maka radiasi inframerah yang dipan carkannya pun akan meningkat, bahkan
inframerah yang dipancarkan juga akan bisa menampakkan cahaya jika suhu benda
tersebut sangat tinggi. Oleh sebab itu jika ada sebuah logam yang dipanaskan akan
nampak memerah atau bahkan memutih. Pirometer akan mengukur besar radiasi
inframerah yang dipancarkan oleh benda tersebut.
Pirometer akan mengetahui berapa suhu objek tersebut dengan cara
memanfaatkan perubahan panas yang dipancarkan dan yang diterima oleh
pirometer. cahaya infrared dapat difokuskan, dipantulkan atau diserap. Pirometer
infrared biasanya menggunakan lensa untuk memfokuskan cahaya inframerah yang
dari suatu objek ke detektor atau yang biasa disebut thermopile. Thermopile akan
menyerap radiasi inframerah dan mengubahnya menjadi energi panas. Semakin
banyak energi infrared maka semakin banyak energi panas yang didapat
thermopile. Energi panas ini akan diubah menjadi listrik, yang kemudian dikirim ke
detektor, yang kemudian akan diubah menjadi besaran suhu dan ditunjukkan atau
ditampilkan oleh display infrared pyrometer.