Anda di halaman 1dari 7

Jenis-Jenis Termometer – Termometer yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari

banyak jenisnya, di antaranya termometer klinis, termometer ruangan, dan termometer


maksimum-minimum. Setiap jenis termometer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Nah, tahukah anda fungsi dari jenis-jenis termometer tersebut? Mari mencari tahu
melalui uraian berikut.

a. Termometer Klinis

Termometer klinis sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Umumnya, termometer ini
digunakan oleh para dokter untuk mengetahui suhu badan pasiennya. Termometer ini
mempunyai skala dari 35 °C sampai dengan 42 °C. Hal ini dikarenakan suhu tubuh manusia
tidak pernah kurang dari 35 °C atau tidak pernah lebih dari 42 °C. Bagianbagian termometer
ini terdiri atas tabung (terbuat dari kaca tipis), bagian sempit, batang kaca, dan air raksa.
Termometer klinis diperlihatkan pada Gambar 1.14.

Gambar 1.14 Termometer klinis

b. Termometer Ruangan

Termometer ruangan adalah termometer yang digunakan untuk mengukur suhu suatu
ruangan. Termometer ini umumnya mempunyai skala dari –20 °C sampai 50 °C. Untuk
memudahkan pembacaan suhu, termometer ini biasanya diletakkan menempel pada dinding
dengan arah vertikal. Termometer ruangan diperlihatkan pada Gambar 1.15.

Gambar 1.15 Termometer ruangan


c. Termometer Maksimum-Minimum

Termometer maksimum-minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan suhu


terendah di suatu tempat. Termometer ini dapat mengukur suhu maksimum dan suhu
minimum sekaligus. Hal ini dapat dilakukan karena termometer maksimum-minimum terdiri
atas raksa dan alkohol (sekarang digunakan minyak creosote). Raksa digunakan untuk
mengukur suhu maksimum, sedangkan alkohol digunakan untuk mengukur suhu minimum.
Gambar 1.16 memperlihatkan termometer maksimum-minimum.

Gambar 1.16 Termometer maksimumminimum

d. Termometer Bimetal

Termometer bimetal mekanik adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah kepingan
logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata
bimetal sendiri memiliki arti yaitu be berarti dua sedangkan kata metal berarti logam,
sehingga bimetal berarti “dua logam”.

Cara Kerja :

Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini dapat
melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi,
keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah,
sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih
cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang
satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang
koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.

Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena
pemuaian panjang pada logam. Selain digunakan sebagai termometer, keping bimetal juga
digunakan pada lampu sein mobil, termostat, setrika, dan lain lain.

e. Termometer Laboratorium

Termometer laboratorium sering kamu jumpai di ruang laboratorium. Termometer ini bisa
kamu gunakan untuk perlengkapan laboratorium. Termometer ini menggunakan cairan raksa
atau alkhohol. Jika cairan bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga
skala nya bertambah. Agar termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat
kecil (pipa kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer
(reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor.

Ciri-ciri termometer laboratorium antara lain:

a) Digunakan untuk mengukur suhu dalam percobaan, penelitian atau pengukuran ilmiah
lainnya,

b) Menggunakan zat muai raksa,

c) Skala ukurnya luas, hingga di bawah nol,

d) Terdapat jenis termometer laboratorium yang tidak diberi skala sehingga dapat digunakan
untuk praktek peneraan skala.

Cara Menggunakan : Ukur suhu objek benda yang akan diukur(misalnya: cairan), Jika cairan
bertambah panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skala nya bertambah. Agar
termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa kapiler) dan
agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer (reservoir) dibuat setipis
mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang konduktor. Jenis Zat Muai : Cairan
raksa atau alkohol.
f. Termometer Digital

Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip


kerjanyasama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer digital
menggunakanlogam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini
diterjemahkan olehrangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung
bisa dibaca.
Cara Menggunakan :Termometer digital, biasanya menggunakan termokopel sebagai
sensornya untuk membaca perubahan nilai tahanan. Secara sederhana termokopel berupa dua
buah kabel dari jenis logam yg berbeda yang ujungnya, hanya ujungnya saja, disatukan
(dilas). Titik penyatuan ini disebut hot junction. Prinsip kerjanya memanfaatkan karakteristik
hubungan antara tegangan (volt) dengan temperatur.

Skala Suhu : 32oC – 42oC / 90oF – 107.6oF

Kelebihan : Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang
kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca.

Kekurangan : Harganya mahal.

f. Termometer Inframerah

Termometer Infra Merah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam (biasanya infra
merah) yang dipancarkan objek. Kadang disebut termometer laser jika menggunakan laser
untuk membantu pekerjaan pengukuran, atau termometer tanpa sentuhan untuk
menggambarkan kemampuan alat mengukur suhu dari jarak jauh. Dengan mengetahui jumlah
energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisi nya, Temperatur objek dapat
dibedakan.
Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi infra merah pada detektor, yang mengubah
energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah
disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini
bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan demikian, termometer infra merah
berguna mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya tidak
dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.

Cara menggunakan termometer inframerah adalah dengan cara menekan tombol sampai
menunjukkan angka tertinggi, sambil mengarahkan sinar inframerah ke sasaran yang dituju
seperti pada besi yang masih membara pada pabrik pengolahan besi atau baja. Sinar yang
diarahkan ke logam akan memantul dan pantulan tersebut akan direspon oleh sensor
penerima sehingga termometer inframerah menunjukkan angkanya.

Termometers Infrared dapat digunakan untuk beberapa fungsi pengamatan temperatur.


Beberapa contoh, antara lain:

1) Mendeteksi awan untuk sistem operasi teleskop jarak jauh.

2) Memeriksa peralatan mekanika atau kotak sakering listrik atau saluran hotspot

3) Memeriksa suhu pemanas atau oven, untuk tujuan kontrol dan kalibrasi

4) Mendeteksi titik api/menunjukkan diagnosa pada produksi papan rangkaian listrik

5) Memeriksa titik api bagi pemadam kebakaran

6) Mendeteksi suhu tubuh makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dll

7) Memonitor proses pendinginan atau pemanasan material, untuk penelitian dan


pengembangan atau quality control pada manufaktur

g. Termometer Termistor

Termistor (Inggris: thermistor) adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang
dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan
(atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai
termistor ini berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan
resistor (alat pengukur tahanan).
Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat hak paten di
Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara umum:
Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative Temperature
Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik, sementara sifat
NTC justru kebalikannya.

h. Termometer gas

Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas yang biasa digunakan
yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan rendah, apabila gas itu dikenai panas sehingga
volumenya akan bertambah. Karena gas memuai lebih besar daripada cairan maka
termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan. Termometer gas dapat digunakan
untuk mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu yang sangat rendah, dimana lebar
jangkauannya antara – 250°C sampai degan 1500°C.

i. Termometer optik (pyrometer)

Termometer optik yaitu termometer yang cara kerjanya berdasarkan perubahan warna logam
akibat perubahan suhu. Termometer optik disebut juga pyrometer yang biasanya digunakan
untuk mengukur suhu yang sangat tinggi (di atas 1000°C) seperti pada peleburan logam.

Anda mungkin juga menyukai