Anda di halaman 1dari 12

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Air akan mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki
oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-
atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam
termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan
antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti:

C:R:(F-32) = 5:4:9 dan


K=C + 273.

Sebagai contoh:

← dan .
Artikel utama: Termometer

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya
sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan
termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu
thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

Tipe termometer

Beberapa tipe termometer antara lain:

← termometer alkohol
← termometer basal
← termometer merkuri
← termometer oral
← termometer Galileo
← termometer infra merah
← termometer cairan kristal
← termistor
← bi-metal mechanical thermometer
← electrical resistance thermometer
← reversing thermometer
← silicon bandgap temperature sensor
← six's thermometer, juga dikenal sebagai maximum minimum thermometer
← thermocouple
← coulomb blockade thermometer

[sunting] Termometer yang sering digunakan

Termometer yang biasanya dipakai sebagai berikut:

[sunting] Termometer bulb (air raksa atau alkohol)

← Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan,
dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau
tempat pemuaian cairan.
← Berdasar pada prinsip suatu cairan volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan
yang diisikan kadang-kadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik
yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila
didinginkan
← Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
← Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah,
tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia,
dan konduktivitas panas rendah.
← Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan
(alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit
(pencelupan).
← Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari
pengukuran yang melebihi skala termometer.
← Sumber kesalahan termometer bulb:

- time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah
batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas
yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- cairan (alkohol, merkuri) yang terputus
- kesalahan pembacaan
- kesalahan pencelupan

[sunting] Termometer spring

Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas,
pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga
pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun.
Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan
digital.

← Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor
(probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi
suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.

Termometer non kontak

Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati, radiasi
energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai suhu, dengan mengetahui jumlah
energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek dapat
dibedakan.

Termometer elektronik

Ada dua jenis yang digunakan di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance
thermometer. Biasanya, industri menggunakan nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga
disebut sebagai sensor Pt-100. Pt adalah simbol untuk platinum, sensivitas standar sensor 100
ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga
tersedia.

Satuan Suhu

Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit,
dan Reamur.

Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air
pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di dunia. Skala
Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan
273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).

Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku
adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.

Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya
cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.

Mengubah Skala Suhu

Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat
perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius
ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan 32.

Contoh

← 100 °C pada skala Fahrenheit adalah 9/5 x 100 + 32 = 212 °F


← 77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25 °C

Tahukah anda?

 Suhu paling dingin di bumi pernah dicatat di Stasiun Vostok, Antarktika pada 21 Juli
1983 dengan suhu -89,2 °C.
Pernah lihat alat yang ditunjukkan pada gambar ?… wah, jadi trauma. Pernah ditempelin
dengan tuh alat-kah ? hiks2…. Kalau belum, coba sekali-sekali main ke rumah sakit. Atau
pura2 sakit saja… biar langsung digiring dengan ambulans menuju tempat peristirahatan
sementara…. piss… Aneh ya, masa cuma ditempelin dengan termometer, dokter/perawat
langsung tahu suhu tubuh kita. Cara kerjanya bagaimana ya… ada angka-angka lagi. Tuh
maksudnya apa ya ? Bingung atuh… emang diriku dokter gitu. Guampang kok jelasinnya, asal
dirimu paham prinsip kerja termometer. Met belajar ya… semoga setelah berkenalan dengan
termometer, dirimu tidak sakit2an lagi, sehingga tidak ditempelin dengan termometer
Jenis-jenis Termometer dan Prinsip Kerja Termometer
Alat yang dirancang untuk mengukur suhu adalah termometer. Terdapat banyak jenis
termometer, tetapi prinsip kerjanya sebenarnya sama. Biasanya, kita memanfaatkan materi
yang bersifat termometrik (sifat materi yang berubah terhadap temperatur). Maksudnya,
kalau suhu materi tersebut berubah, bentuk dan ukuran materi tersebut juga ikut2an
berubah. Kebanyakan termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya
berubah.
Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca, di mana terdapat alkohol
atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu meningkat, alkohol atau air raksa yang
berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan
bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan
berkurang. Pada bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala
termometer tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa
merupakan nilai suhu yang diukur. Lihat gambar…..

Jenis termometer lain yang biasa digunakan adalah termometer yang menggunakan lembaran
bimetal (dua logam yang jenisnya berbeda dan kecepatan pemuaiannya juga berbeda). Pada
saat suhu meningkat, salah satu logam mengalami pemuaian yang lebih besar dari logam lain.
Akibatnya keping tersebut melengkung. Biasanya keping bimetal berbentuk spiral, di mana
salah satu ujung keping tetap, sedangkan ujung lain dihubungkan ke penunjuk skala. Ketika
suhu berubah, penunjuk akan berputar. Termometer yang menggunakan lembaran bimetal
biasanya digunakan sebagai termometer udara biasa, termometer ruangan, termometer oven
dll.

Termometer yang lebih akurat alias lebih tepat, biasanya menggunakan sifat elektris suatu
materi. Misalnya termometer hambatan. Pada termometer hambatan, biasanya diukur
perubahan hambatan listrik suatu kumparan kawat tipis atau silinder karbon atau kristal
germanium. Karena hambatan listrik biasanya dapat diukur secara tepat, maka termometer
hambatan bisa mengukur suhu secara lebih tepat daripada termometer biasa.
Skala Suhu
Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu.
Terdapat 2 skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit.
Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius (nama lain skala celcius
adalah skala centigrade. Centigrade = seratus langkah). Skala Fahrenheit paling banyak
digunakan di Amerika Serikat, mungkin pingin beda sendiri kali Skala suhu yang cukup
penting dalam bidang sains adalah skala mutlak alias skala Kelvin. Mengenai skala Kelvin akan
kita bahas kemudian (tuh di bawah).
Titik tetap skala celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan titik didih air. Titik
beku suatu zat merupakan temperatur di mana wujud padat dan wujud cair berada dalam
keseimbangan (tidak ada perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik didih suatu zat merupakan
temperatur di mana wujud cair dan wujud gas berada dalam keseimbangan. Perlu diketahui
bahwa titik beku dan titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara., karenanya tekanan
perlu ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita menggunakan tekanan standar, yakni 1 atm
(satu atmosfir)
Skala Celcius
Untuk skala celcius, temperatur titik beku normal air (disebut juga sebagai titik es) dipilih
sebagai nol derajat celcius (0o C) dan temperatur titik didih normal air (disebut juga sebagai
titik uap) dipilih sebagai seratus derajat celcius (100 o C). Di antara titik es dan titik uap
terdapat 100 derajat. Pada termometer yang menggunakan skala celcius, temperatur yang
lebih rendah dari temperatur titik es biasanya ditandai dengan angka negatif.
Skala Fahrenheit
Om Fahrenheit menghendaki agar semua temperatur yang diukur bernilai positif. Karenanya,
ia memilih 0 oF untuk temperatur campuran es dan air garam (temperatur terdingin yang bisa
dicapai air). Ketika mengukur temperatur titik es dan titik uap, angka yang ditunjukkan pada
skala Fahrenheit berupa bilangan pecahan. Akhirnya beliau mengoprek lagi skalanya sehingga
temperatur titik es dan titik uap berupa bilangan bulat.
Untuk skala Fahrenheit, temperatur titik beku normal air (titik es) dipilih sebagai 32 derajat
Fahrenheit (32o F) dan temperatur titik titik didih normal air (titik uap) dipilih sebagai 212
derajat Fahrenheit (212o F). Di antara titik es dan titik uap terdapat 180 derajat.
Normal tuh maksudnya di dalam air tidak ada unsur lain, tidak ada garam, tidak ada gula,
tidak ada teh, tidak ada susu . Jadi murni H20
Konversi skala Suhu
Sekarang mari kita bermain oprek2an. Sebelumnya kita sudah berkenalan dengan skala om
Fahrenheit dan skala om Celcius. Karena kedua skala ini berbeda, maka alangkah baiknya jika
kita belajar mengoprek skala celcius menjadi skala fahrenheit. Demikian juga sebaliknya,
skala fahrenheit dioprek menjadi skala celcius.
Catatan :
Apabila kita mengatakan suatu suhu tertentu, maka kita menyebutnya derajat Celcius (oC)
atau derajat Fahrenheit (oF). Contoh : Pada tekanan 1 atm, suhu air panas = 100 oC atau 180
o
F. Suhu tubuh saya = 98 oF. Sebaliknya, jika kita mengatakan perubahan suhu atau selisih
suhu, maka kita menyebutnya Celcius derajat (Co) atau Fahrenheit derajat (Fo). Contoh : suhu
air mula-mula 20 oC. Setelah dipanaskan, suhunya berubah menjadi 50 oC. Dengan demikian,
air mengalami perubahan suhu sebesar 30 Celcius derajat (30 Co). lanjut ya….
Pada tekanan 1 atm, suhu titik es untuk termometer berskala celcius = 0 o
C, sedangkan
termometer berskala Fahrenheit = 32 F. Sebaliknya, pada tekanan 1 atm, suhu titik uap
o

untuk termometer berskala Celcius = 100 oC, sedangkan termometer berskala Fahrenheit =
212 oF. Amati gambar di bawah….
Untuk memudahkanmu mengubah skala Celcius menjadi
skala Fahrenheit atau mengoprek skala Fahrenheit menjadi skala Celcius, ingat saja 0 oC = 32
o
F dan 100 oC = 212 oF. Sambil lihat gambar di atas… Pada skala Celcius, antara 0 oC sampai
100 oC terdapat 100o. Sedangkan pada skala Fahrenheit, antara 32 oF sampai 212 oF terdapat
180o.
Mengubah skala Celcius menjadi skala Fahrenheit

Untuk memperoleh suhu dalam skala Fahrenheit (T F), kalikan terlebih


dahulu suhu dalam skala Celcius (TC) dengan 9/5. Setelah itu tambahkan dengan 32o
Contoh soal 1 :
Suhu air yang lagi kepanasan = 60 oC. Berapakah suhu air panas dalam skala Fahrenheit ?
Panduan jawaban :
Guampang kok…. Kalikan terlebih dahulu 60 oC dengan 9/5. Setelah itu baru tambahkan
dengan 32o. 60 x 9/5 = 108. 108 + 32 = 140 oF. kesimpulannya, 60 oC = 140 oF
Mengubah skala Fahrenheit menjadi skala Celcius

Untuk memperoleh suhu dalam skala Celcius (T C), kurangi terlebih dahulu
suhu dalam skala Fahrenheit (T F) dengan 32o, setelah itu baru kalikan dengan 5/9. Jangan
pake hafal tuh rumus, ntar dirimu bisa pusink seribu keliling……. Syukur kalau cuma pusink.
Pas mau ujian rumusnya lupa wah, jadi stress seribu keliling
Contoh soal 2 :
Suhu air yang lagi kepanasan = 140 oF. Berapakah suhu air panas dalam skala Celcius ?
Panduan jawaban :
Ini mah anak sd juga bisa oprek Kurangi dulu 140 oF dengan 32o. Setelah itu baru kalikan
dengan 5/9. 140 – 32 = 108. 108 x 5/9 = 60 oC

Kalibrasi Termometer
Kalibrasi tuh proses membuat skala pada sebuah termometer. Berikut ini beberapa petunjuk
dari gurumuda…
Langkah pertama, keluarkan duit dari dompet dan beli-lah sebuah termometer air raksa tanpa
skala. Syukur kalau di laboratorium sekolahmu sudah ada. Langkah kedua, keluarkan duit dari
dompet dan beli-lah es batu secukupnya. Langkah ketiga, curi air punya tetangga secukupnya.
Langkah keempat, siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan si air
hingga mendidih.
Masukan es batu dan air ke dalam sebuah wadah (usahakan air dan es batu sama banyak).
Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air dan es batu tersebut.
Karena pada mulanya termometer lebih panas dari air es, maka setelah dimasukkan ke dalam
wadah, panjang kolom air raksa akan berkurang. Biarkan sampai panjang kolom air raksa
tidak berubah (si air raksa tidak jalan-jalan lagi). Ketika panjang kolom air raksa tidak
berubah, campuran es batu dan air telah berada dalam keseimbangan termal. Tandai posisi
kolom air raksa tersebut (tandai bagian ujung kolom air raksa). Ini adalah suhu titik es alias
titik beku normal air. Amati gambar di bawah biar paham.

Air sudah dipanaskan belum ? kalau belum, silahkan memanaskan air.


Masukkan si termometer ke dalam wadah yang berisi air yang sedang dipanaskan. Tunggu
sampai si air kepanasan dan berdisko ria dalam wadah (maksudnya si air mendidih). Jika
panjang kolom air raksa sudah tidak berubah lagi, tandai ujung kolom air raksa tersebut. Ini
adalah temperatur titik didih normal air alias titik uap. Amati gambar di bawah.

Jika dirimu ingin membuat skala Celcius, jarak antara kedua tanda dibagi
menjadi 100 garis/titik. Usahakan jarak antara setiap garis/titik harus sama. Tanda bagian
bawah = 0o C, sedangkan tanda bagian atas = 100o C. Lihat gambar di bawah…

Jika dirimu ingin membuat skala Fahrenheit, jarak antara kedua tanda
dibagi menjadi 180 garis/titik. Usahakan panjang setiap garis/titik harus sama. Tanda bagian
bawah = 32 o
F, sedangkan tanda bagian atas = 212 o
F. 32 F tuh baru suhu titik es.
o

Karenanya dirimu bisa menambahkan garis atau titik sampai 0 F. Tambahkan juga garis/titik
o

di sebelah atas 212 oF. Panjang setiap garis/titik harus sama dengan sebelumnya.

Catatan :
Suhu titik es dan suhu titik uap tergantung pada tekanan udara. Karenanya termometer yang
dikalibrasi di tempat yang tekanannya berbeda akan memberikan hasil berbeda. Termometer
biasa seperti termometer air raksa atau termometer alkohol, biasanya bersifat terbatas.
Termometer tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah atau
suhu yang sangat tinggi.
Termometer Gas Volume-Konstan dan Skala Kelvin
Sebelumnya kita sudah mempelajari cara mengkalibrasi suatu termometer. Termometer yang
kita gunakan adalah termometer air raksa yang belum punya skala. Btw, seandainya kita
mengkalibrasi 2 termometer yang jenisnya berbeda, misalnya termometer air raksa dan
termometer alkohol, skala kedua termometer tersebut mungkin hanya cocok pada 0 oC (atau
32 oF) dan 100 oC (atau 212 oF). Apabila kita menggunakan kedua termometer tersebut untuk
mengukur suhu ruangan, angka yang ditunjukkan belum tentu sama. Bisa saja termometer air
raksa menujukkan angka 48 oC, sedangkan termometer alkohol menunjukkan angka 46 oC.
Hal ini disebabkan karena kecepatan pemuaian setiap materi berbeda2. Demikian juga dengan
jenis termometer yang lain, seperti termometer bimetal dkk. Skala suhu yang ditetapkan
dengan cara ini sangat bergantung pada sifat materi yang digunakan. Materi yang gurumuda
maksud adalah si air raksa, alkohol, keping bimetal dkk.
Karena skala suhu yang ditetapkan menggunakan termometer biasa mempunyai keterbatasan
(skala suhu tergantung pada sifat materi yang digunakan), maka kita membutuhkan sebuah
termometer standar. Adanya termometer standar membantu kita untuk menetapkan skala
suhu secara lebih tepat, tanpa harus bergantung pada sifat suatu materi.
Termometer yang nyaris sempurna/ideal adalah termometer gas volume-konstan. Prinsip
kerja si termometer gas volume-konstan adalah sebagai berikut. Volume gas dijaga agar
selalu tetap alias tidak berubah. Nah, ketika suhu bertambah, tekanan gas juga ikut2an
bertambah.
Ini cuma gambaran kasarnya saja. Termometer gas volume konstan sekarang canggih2…
Dalam pipa 1 dan pipa 2 terdapat air raksa. Volume gas dijaga agar selalu konstan, dengan
cara menaikan atau menurunkan pipa 2 sehingga permukaan air raksa dalam pipa 1 selalu
berada pada tanda acuan. Jika suhu alias temperatur meningkat, tekanan gas dalam tabung
juga ikut2an bertambah. Karenanya, pipa 2 harus diangkat lebih tinggi agar volume gas selalu
konstan. Tekanan gas bisa diketahui dengan membaca tinggi kolom air raksa (h) dalam pipa
2. Kalau pakai cara manual, ingat saja kolom air raksa setinggi 760 mm = tekanan 1 atm (1
atmosfir). Mengenai hal ini bisa dipelajari pada pokok bahasan Tekanan pada Fluida.
Materinya sudah ada di blog ini. Biasanya pada termometer gas volume konstan yang canggih
sudah ada alat penghitung tekanan. Wadah yang berisi gas juga sudah dirancang agar gas
selalu berada dalam volume yang tetap. Jadi yang diukur cuma perubahan tekanannya saja…
Untuk mengkalibrasi termometer gas volume konstan, kita bisa mengukur tekanan gas pada 2
suhu. Misalnya kita gunakan suhu titik es dan suhu titik uap. Suhu titik es dan suhu titik uap
bergantung pada tekanan udara. Biasanya pada tekanan 1 atm, suhu titik es = 0 oC dan suhu
titik uap = 100 oC. Anggap saja kita mengkalibrasi termometer gas volume konstan pada
tempat yang mempunyai tekanan udara 1 atm.
Pertama, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi es batu dan air. Volume gas
dijaga agar selalu tetap, karenanya pipa 2 harus diturunkan sehingga permukaan air raksa
pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas sudah tidak berubah, catat
ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2. Gunakan h untuk menghitung tekanan. Btw, kalau
pakai termometer gas yang canggih, tabung yang berisi gas langsung dicelup saja ke dalam
wadah yang berisi es batu dan air. Sudah ada alat pengukur tekanan, tinggal dibaca saja
tekanan gas berapa… Catat besar tekanan gas tersebut (anggap saja ini tekanan 1 = P 1)
Kedua, tabung gas dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air yang lagi dipanaskan. Seperti
biasa, volume gas dijaga agar selalu tetap, karenanya pipa 2 dinaikkan sehingga permukaan
air raksa pada pipa 1 tetap berada pada titik acuan. Jika volume gas sudah tidak berubah,
catat ketinggian kolom air raksa (h) pada pipa 2. Gunakan h untuk menghitung tekanan gas….
(anggap saja ini tekanan 2 = P2)
Ketiga, buat grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan dan suhu… lihat contoh di
bawah.

P1 adalah tekanan gas untuk suhu titik es


(0 C) dan P2 adalah tekanan gas untuk suhu titik uap (100 oC). Gambarkan sebuah garis yang
o

menghubungkan titik temu P1 dan 0 oC dan titik temu P2 dan 100 oC. Dengan berpedoman
pada grafik, walaupun kita hanya mengetahui besar tekanan gas, besar suhu juga bisa
diketahui dengan mudah bahkan bisa diramalkan.
Skala Kelvin
Sekarang tataplah grafik di atas dengan penuh kelembutan….. Jika garis miring ditarik ke kiri
sampai memotong sumbu T oC, kita akan menemukan bahwa ketika tekanan gas = 0, besar
suhu = -273,15 C. Mungkin kita berpikir bahwa besar suhu tersebut berbeda-beda,
o

tergantung pada jenis gas yang dikurung dalam tabung termometer gas volume konstan. Btw,
berdasarkan hasil percobaan, walaupun jenis gas berbeda, ketika tekanan gas menjadi nol,
besar suhu tetap bernilai -273,15 oC. Dengan demikian, kita bisa menggunakan besar suhu ini
sebagai patokan skala suhu (disebut juga sebagai suhu alias temperatur nol mutlak).
Temperatur nol mutlak ini dikenal dengan julukan skala mutlak alias skala suhu Kelvin.
Kirain skala suhu gurumuda Kelvin adalah nama almahrum Lord Kelvin (1824-1907),
mantan fisikawan Inggris. Sekarang beliau sudah beristirahat di alam baka, karenanya
gurumuda menyebutnya mantan fisikawan. Pada skala ini, suhu dinyatakan dalam Kelvin (K).
Selang antara derajat sama sperti pada skala celcius, tetapi harga nol digeser hingga 0 K. Jadi
0 K = -273,15 oC dan 273,15 K = 0 oC. Suhu dalam skala Celcius dapat diubah menjadi skala
Kelvin dengan menambahkan 273,15, suhu dalam skala Kelvin bisa diubah menjadi skala
Celcius dengan mengurangi 273,15. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
T (K) = T (oC) + 273,15
T (oC) = T (K) – 273,15
Referensi
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit
Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas (terjemahan), Jakarta :
Penerbit Erlangga

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali
pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat
penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam memberikan kompres
dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres hangat basah, kompres hangat
kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut
listrik, lampu penyinaran, busur panas (Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita
akan berfokus pada penggunaan teknik kompres hangat dalam upaya menurunkan suhu
tubuh.

Mengapa Fokus Pembahasan Kita Tentang Anak ?

Karena peningkatan suhu tubuh pada anak sangat berpengaruh terhadap fisiologis organ
tubuhnya, karena luas permukaan tubuh relatif kecil dibandingkan pada orang dewasa,
menyebabkan ketidakseimbangan organ tubuhnya. Peningkatan suhu tubuh yang terlalu tinggi
dapat menyebabkan dehidrasi, letargi, penurunan nafsu makan sehingga asupan gizi
berkurang termasuk kejang yang mengancam kelangsungan hidupnya, lebih lanjut dapat
mengakibatkan terganggunya proses tumbuh kembang anak.

Definisi Pireksia

1. Menurut kamus keperawatan, pireksia ( fever ) adalah kenaikan suhu tubuh diatas suhu
normal ( Christine Hancock, ed 17, 1999 )2. Menurut kamus kedokteran, pireksia ( febris,
fever, demam ) adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal; setiap penyakit yang ditandai
dengan peningkatan suhu tubuh ( Dorland, 2002 )

Asal Panas Pada Tubuh Manusia


Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak
tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang
memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh
dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk
tambahan proses metabolisme yang utama.

Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :

1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.2. Laju
cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat
menggigil).

3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain,
misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).

4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan


simpatis pada sel.

5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri
terutama bila temperatur menurun.

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu suhu
yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga
pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu
permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan,
dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang
untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara
menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali
pada titik tetap.

Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a. Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh. Vasodilatasi ini
disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus posterior yang menyebabkan
vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan
percepatan pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

b. Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat
yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari
metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme
tubuh ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh
pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf simpatis ke
seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar
keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan
keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

c. Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan menggigil


dihambat dengan kuat.
2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.

b. Piloereksi

Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri.
Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah, berdirinya
bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap lingkungan.

c. Peningkatan pembentukan panas

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil,


pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan sekresi tiroksin.

Penjalaran Sinyal Suhu Pada Sistem Saraf

Sinyal suhu yang dibawa oleh reseptor pada kulit akan diteruskan ke dalam otak melalui jaras
spinotalamikus (mekanismenya hamper sama dengan sensasi nyeri). Ketika sinyal suhu
sampai di tingkat medulla spinalis , sinyal akan menjalar dalam traktus Lissauer beberapa
segmen di atas atau di bawah, dan selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II dan
III radiks dorsalis.

Setelah mengalami percabangan melalui satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis, sinyal
suhu selanjutnya akan dijalarkan ke serabut termal asenden yang menyilang ke traktus
sensorik anterolateral sisi berlawanan, dan akan berakhir di tingkat reticular batang otak dan
komplek ventrobasal thalamus. Beberapa sinyal suhu pada kompleks ventrobasal akan
diteruskan ke korteks somatosensorik.

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah
panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian
sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih
cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun
dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah
produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang
menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan
metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan


metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh
sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100%
diatas normal.

5. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi
suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa
ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini
terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan
metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami
penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung
tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam
arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar


komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat
meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa
jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu
tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat
hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan
dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan
terjadi sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit

1. Radiasi

Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang
5 – 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh.
Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15%
seluruh mekanisme kehilangan panas.

Panas adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini
dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara
bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas,
yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin
dari suhu tubuh.

2. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang
ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat
kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena
dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative
jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan
proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.

3. Evaporasi

Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap
satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar
0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung
sekitar 450 – 600 ml/hari.

Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 – 16 kalori per
jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air
secara terus menerus melalui kulit dan system pernafasan.
Gambar Keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas (Tamsuri Anas, 2007)

Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan
konduksi. Namun ketika suuhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh
suhu dari lingkungan melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

Memperhatikan pengaruh lingkungan terhadap suhu tubuh, sebenarnya suhu tubuh actual
( yang dapat diukur ) merupakan suhu yang dihasilkan dari keseimbangan antara produksi
panas oleh tubuh dan proses kehilangan panas tubuh dari lingkungan.

4. Usia

Usia sangat mempengaruhi metabolisme tubuh akibat mekanisme hormonal sehingga


memberi efek tidak langsung terhadap suhu tubuh. Pada neonatus dan bayi, terdapat
mekanisme pembentukan panas melalui pemecahan (metabolisme) lemak coklat sehingga
terjadi proses termogenesis tanpa menggigil (non-shivering thermogenesis). Secara umum,
proses ini mampu meningkatkan metabolisme hingga lebih dari 100%. Pembentukan panas
melalui mekanisme ini dapat terjadi karena pada neonatus banyak terdapat lemak coklat.
Mekanisme ini sangat penting untuk mencegah hipotermi pada bayi.

Tabel Perbedaan derajat suhu normal pada berbagai kelompok usia (Tamsuri Anas, 2007)

Menurut Tamsuri Anas (2007), suhu tubuh dibagi menjadi :

Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C

Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C

Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Anda mungkin juga menyukai