Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, temperatur sangat dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup makhluk hidup. Temperatur memegang peranan penting
dalam kehidupan di dunia ini, contohnya, temperatur berperan dalam siklus
hydrogen, oxygen, nitrogen, dan lain sebagainya.
Semua benda di dunia ini mempunyai temperatur, yang menjadi sifat dari
benda itu sendiri.Temperatur itu sendiri merupakan ukuran panas
sesuatu.Temperatur juga dapat didefinisikan sebagai sifat fisik suatu benda
untuk menentukan apakah 2 benda berada ada kesetimbangan termal
tertentu.Sifat-sifat benda yang berubah karena pengaruh temperatur disebut
sifat termometrik.
Dalam dunia keteknikan, temperatur menjadi faktor utama dalam segala
kerja suatu sistem.Oleh sebab itu ketepatan dalam penentuan temperatur
sangat diharuskan.Dari latar belakang tersebut, kami tertarik untuk membahas
bagaimana pengukuran temperatur itu sendiri.

1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum


Maksud dan tujuan diselenggarakanya Praktikum Fenomena Dasar Mesin
ini, para mahasiswa sebagai praktikan dapat :
1) Memahami prinsip pengukuran temperatur.
2) Memahami pengukuran temperatur dengan metode:
- Infra Red
3) Memahami metode pengukuran kelembaban udara.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 1


1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum gambar teknik
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 3 Mei 2017
Waktu : Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Workshop Fakultas Teknik Universitas Majalengka

1.5 Sistematika Laporan


Berikut sistematika penulisan laporan yang penyusun buat untuk Laporan
Praktikum Fenomena Dasar Mesin kali ini :
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
waktu dan tempat pelaksanaan, dan sistematika laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang : mengubah skala suhu, alat untuk mengukur
suhu.
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang : Alat-alat yang dipersiapkan, Langkah-
langkah.
BAB IV DATA PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang: Data hasil pengukuran, pengolahan data,
Analisis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang : kesimpulan dan saran untuk mahasiswa
dalam melaksanakan fenomena dasar mesin.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 2


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Dasar


Suhu dapat didefinisikan sebagai derajat panas satu benda. Benda yang
panas memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan benda yang
dingin.Sebenarnya alat indera (kulit) tidak dapat menentukan suhu benda
secara akurat,hanya berdasarkan perkiraan dan perasaan subjeknya saja.Hal
ini dikarenakan alat indera memiliki keterbatasan, salah satunya tidak dapat
digunakan untuk menyentuh benda yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Mengubah skala Suhu

Teknik Mesin Universitas Majalengka 3


Alat Untuk Mengukur Suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer
memanfaatkan sifat termometrik suatu zat,yaitu perubahan sifat-sifat zat
karena perubahan suhu zat tersebut.Termometer pertama kali ditemukan
oleh Galileo Galilei (1564-1642).Termometer ini disebut termometer
udara.Termometer udara terdiri dari sebuah bola kaca yang dilengkapi
dengan sebatang pipa kaca panjang.Pipa tersebut dicelupkan ke dalam
cairan berwarna.Ketika bola kaca dipanaskan,udara didalam pipa akan
mengembang sehingga sebagian udara keluar dari pipa.Namun,ketika
bola di dinginkan udara di dalam pipa menyusut sehingga sebagian air
naik kedalam pipa.Termometer udara peka terhadap perubahan suhu
sehingga suhu udara saat itu dapat segera diketahui.Meskipun peka
terhadap perubahan suhu,namun termometer ini harus dikoreksi setiap
terjadi perubahan tekanan udara.
Termometer yang banyak digunakan sekarang adalah termometer
raksa.Disebut termometer raksa karena didalam termometer ini terdapat
air raksa.Fungsi raksa adalah sebagai penunjuk suhu.Raksa akan
mengembang bila termometer menyentuh benda yang lebih hangat
dari raksa. Raksa memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1. Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan
suhu benda yang ingin diukur.
2. Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40C) sampai suhu
tinggi(360 C). Hal ini disebabkan titik beku raksa mencapai -40 C
dan titik didihnya mencapai 360 C.
3. Tidak membasahi dinding kaca sehingga pengukuran bisa menjadi
lebih teliti.
4. Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
5. Mengembangdan memuai secarateratur.
Selain raksa,alkohol juga dapat digunakan untuk mengisi
termometer,kelebihannya yaitu dapat mengukur suhu yang sangat
rendah(mencapai-130C)karena titik beku alkohol yang lebih rendah
dibandingkan raksa,namun termometer alkohol tidak dapat digunakan

Teknik Mesin Universitas Majalengka 4


untuk mengukur air mendidih karenatitik didih alkoholhanya78C.

Termometerdengan bahanzat cair


1. Termometer Laboratorium
Alat ini biasanya digunakan untuk mengukur suhu air dingin atau
airyang sedang dipanaskan.Termometer laboratorium menggunakan
raksa atau alkohol sebagai penunjuk suhu.Raksa dimasukkan kedalam
pipa yang sangat kecil (pipakapiler), kemudian pipa dibungkus dengan
kaca yang tipis.Tujuannya agar panas dapat diserap dengan cepat oleh
termometer.Skala pada termometer laboratorium biasanya dimulai
dari 0C hingga 100C.0 C menyatakan suhu es yang sedang
mencair,sedangkan suhu 100C menyatakan suhu air yang sedang
mendidih.
2. Termometer Ruang
Termometer ruang biasanya dipasang pada tembok rumah atau
kantor.Termometer ruang mengukur suhu udara pada suatu saat.Skala
termometer ini adalah dari-50 C sampai 50C.Skala ini digunakan
karena suhu udara dibeberapa tempat bisa mencapai dibawah
0C,misalnya wilayah Eropa.Sementara disisi lain,suhu udara tidak
pernah melebihi 50 C.
3. Termometer Klinis
Termometer klinis disebut juga termometer demam.Termometer ini
digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh pasien.Pada
keadaan sehat,suhu tubuh manusia sekitar 37C.Tetapi pada saat
demam,suhu tubuh dapa tmelebih iangka tersebut, bahkan bisa
mencapai angka 40. Skala pada termometer klinis hanya dari 35 C
hingga 43C.Hal ini sesuai dengan suhu tubuh manusia, suhu tubuh
tidak mungkin dibawah 35 C dan melebihi 43 C.
4. Termometer Six-Bellani
Termometer Six-Bellani disebut pula termometer maksimum-
minimum.Termometer ini dapat mencatat suhu tertinggi dan suhu
terendah dalam jangka waktu tertentu.Termometer ini mempunya 2

Teknik Mesin Universitas Majalengka 5


cairan,yaitu alkohol dan raksa dalam satu termometer.

Termometer dengan bahan zat padat


1. Termometer Bimetal
Termometer bimetal memanfaatkan logam untuk menunjukkan
adanya perubahan suhu dengan prinsip logam akan memuai jika
dipanaskan dan menyusut jika didinginkan.Kepala bimetal dibentuk
spiral dan tipis, sedangkan ujung spiral bimetal ditahan sehingga tidak
bergerak dan ujung lainnya menempel pada pinggir
penunjuk.Semakin besar suhu, keping bimetal semaki nmelengkung
dan meneyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan,kearah skala
yang lebih besar.Termometer bimetal biasanya terdapat dimobil.
2. Termometer Hambatan
Termometer hambatan merupakan termometer yang paling tepat
digunakan dalam industri untuk mengukur suhu diatas
1000C.Termometer inidibuat berdasarkan perubahan hambatan
logam, contohnya termometer hambatan platina.
Dalam termometer hambatan terdapat kawat penghambat yang
disentuhkan ke benda yang akan diukur suhunya,misalnya pada
pengolahan besi dan baja.Suatu tegangan atau potensial listrik yang
bernilai tetap diberikan sepanjang termistor, yaitu sensor yang terbuat
dari logam dengan hambatan yang bertambah jika dipanaskan.
3. Termokopel
Pengukuran suhudengan ketepatan tinggi dapat dilakukan dengan
menggunakan termokopel,dimana suatu teganganl istrik dihasilkan
saat dua kawat berbahan logam yang berbeda disambungkan untuk
membentuk sebuah loop.Kedua persambungan tersebut memiliki suhu
yang berbeda.Untuk meningkatkan besar tegangan listrik yangd
ihasilkan, beberapa termokopel bisa dihubungkan secara seri untuk
membentuk sebuah termopil.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 6


Termometer dengan bahan gas
Termometer gas adalah jenis termometer yang memanfaatkan sifat-sifat
termal gas.
Ada dua macam termometer gas:
1. Termometer yang volume gasnya dijaga tetap dan tekanan gas
tersebut dijadikan sifat termometrik dari termometer.
2. Termometer yang tekanan gasnya dijaga tetap dan volume gas
tersebut dijadikan sifat termometrik dari termometer.

Termometeroptis
1. Pirometer
Prinsip kerja pirometer adalah dengan mengukur intensitas
radiasi yang dipancarkanoleh benda-benda yang suhunya sanga t
tinggi.Spirometer dapat digunakan untuk mengukur suhu antara 500
C 3.000 C.
2. Termometer inframerah
Termometer infra merah digunakan dengan cara menekan tombol
sampai menunjukkan angka tertinggi dengan cara mengarahkan
sinar inframerah ke sasaran yang dituju.Sinar yang diarahkan ke
benda yang diukur akan memantul dan pantulan tersebut direspon oleh
alat sehingga termometer inframerah menunjukkan skala suhu yang
tepat.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 7


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat-alat yang dipersiapkan :


1) Penggaris
2) Stopwatch
3) Alat ukur infrared
4) lampu
3.2 Langkah langkah
1) Siapkan peralatan.
2) Arahkan alat infrared ke lampu untuk mengukur temperatur udara.
3) Atur jarak lampu dengan alat ukur menggunakan penggaris.
4) Hidupkan alat ukur.
5) Cermati alat ukur selama dua menit dan catat perubahan temperatur setiap
kelipatan 20 detik.
6) Apabila telah selesai maka lanjutkan ke pengukuran selanjutnya yaitu
pengukuran temperatur fluida.
7) Arahkan alat infrared ke air untuk mengukur temperatur fluida.
8) Hidupkan alat ukur.
9) Cermati alat ukur selama dua menit dan catat perubahan temperatur setiap
kelipatan 20 detik, dan selesai.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 8


BAB IV
DATA PERCOBAAN

4.1 Data hasil Pengukuran

Temperatur udara
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Temperatur Udara
Pengukuran Alat ukur
Ke Waktu (s) Infrared ()
1 0-20 41
2 20-40 43
3 40-60 46
4 uyy60-80 45
5 80-100 42
6 100-120 48

Temperatur Air
Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Temperatur Air
Pengukuran Alat ukur
Ke Waktu (s) Infrared ()
1 0-20 26,4
2 20-40 26,3
3 40-60 26,3
4 60-80 26,2
5 80-100 26,2
6 100-120 26,1

Teknik Mesin Universitas Majalengka 9


4.2 Pengolahan data
Setelah data hasil pengukuran didapatkan, maka untuk pengolahan
datanya kita mengkonversikan satuanya dari Celcius () ke Fahrenheit
(), Kelvin (), Dan Rankine ().

Temperatur udara
Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Yang Telah Di Konversikan
Alat ukur Infrared
No Waktu
(s) () () () ()

1 0-20 41 105,8 314,15 32,8


2 20-40 43 109,4 316,15 34,4
3 40-60 46 114,8 319,15 36,8
4 60-80 42 107,6 315,15 33,6
5 80-100 42 107,6 315,15 33,6
6 100-120 48 118,4 321,15 38,4

Temperatur Air
Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Yang Telah Di Konversikan
Alat ukur Infrared
No Waktu
() () () ()
(s)
1 0-20 26,4 79,52 299,55 21,12
2 20-40 26,3 79,34 299,45 21,04
3 40-60 26,3 79,34 299,45 21,04
4 60-80 26,2 79,16 299,35 20,96
5 80-100 26,2 79,16 299,16 20,96
6 100-120 26,1 78,98 299,25 20,88

Teknik Mesin Universitas Majalengka 10


4.3 Analisis
Pada pengukuran temperature udara, yang kami ukur adalah temperature
udara disekitar lampu yang sedang menyala. Temperatur udara tersebut awalnya
meiliki temperature 41 selang waktu 20 detik temperaturnya berganti-ganti
menjadi : 43, 46 , 42, 42, dan terakhir 48. Untuk pengukuran
temperature air dalam sebuah bak penampungan centripugal, menurut data
pengukuran yang kami dapat adalah 26,4 selang tiap 20 detik berikutnya adalah
26,3, 26,3, 26,2, 26,2 dan 26,1.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 11


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum pengukuran temperature kita dapat memahami pengukuran
temperature dengan menggunakan infrared, Dapat disimpulkan bahwa temperatur
udara yang tetap adalah 42 dan temperatur air tetap adalah 26,2.

5.2 Saran
- Ketika sedang melakukan pengukuran gunakan alat keselamatan kerja.
- Ketika sedang melakukan pengukuran kita harus teliti.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran laju alir cairan dan udara merupakan salah satu jenis
pengukuran variabel proses. Pengukuran laju alir cairan dan udara merupakan
variabel penting di dalam proses industri. Pengukuran laju alir diperlukan
untuk menentukan proporsi dan jumlah bahan yang mengalir masuk dan
keluar proses. Dengan kata lain, pengukuran laju alir menunjukan berapa
banyak fluida yang digunakan atau didistribusikan ke dalam proses.
Saat ini, efisiensi dan biaya dari suatu proses dibantu dengan berbagai
variabel pengendali yang salah satunya adalah variabel laju alir. Biaya
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan instrumentasi
yang tepat dalam suatu penerapan misalnya di industri.
Ketepatan dan ketelitian yang baik pada proses akan berpengaruh pada
efisiensi operasi. Semakin tinggi efisiensi maka laba yang didapatkan akan
semakin besar. Pengukuran laju alir yang tidak akurat akan menyebabkan
kesalahan yang fatal dalam proses di industri.
Pengukuran laju alir ditentukan dengan mengukur kecepatan cairan atau
perubahan energi kinetiknya. Perbedaan tekanan yang terjadi pada saat cairan
melintasi pipa mempengaruhi kecepatan suatu aliran. Karena luas penampang
pipa sudah diketahui, kecepatan rata-rata merupakan indikasi dari laju alirnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju alir selain tekanan adalah
viskositas, densitas, dan gaya gesek cairan terhadap dinding dalam pipa.
Banyak metoda yang sudah dikenal untuk pengukuran laju alir cairan
dan atau gas. Alat yang dapat digunakan disesuaikan dengan sifat fluida
tertentu, seperti : bersih, jernih, kotor, basah, kering, erosif, korosif, uap, sluri,
multi pase, kental, dan lain-lain. Selain itu dikaitkan dengan sifat aliran
seperti turbulensi dan laminar

Teknik Mesin Universitas Majalengka 13


1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum
Maksud dan tujuan diselenggarakanya Praktikum Fenomena Dasar Mesin
ini, para mahasiswa sebagai praktikan dapat :
1. Memahami prinsip pengukuran tekanan
2. Memahami pengukuran tekanan dengan :
- Pressuregage
- Manometer U
3. Memahami pengukurandan laju aliran volume dengan :
- Weir meter
4.Memahami pengukuran kecepatan aliran dengan menggukan orifice.

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum gambar teknik
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 3 Mei 2017
Waktu : Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Workshop Fakultas Teknik Universitas Majalengka

1.5 Sistematika Laporan


Berikut sistematika penulisan laporan yang penyusun buat untuk Laporan
Praktikum Fenomena Dasar Mesin kali ini :
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, maksud dan tujuan,
waktu dan tempat pelaksanaan, dan sistematika laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang : pengukuran tekanan, alat ukur tekanan
(manometer), pengukur laju aliran volume.
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang : Alat-alat yang dipersiapkan, Langkah-
langkah.
BAB IV DATA PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang: Data hasil pengukuran, pengolahan data,
analisis.
Teknik Mesin Universitas Majalengka 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum fenomena dasar mesin.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 15


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Dasar


Tekanan merupakan besaran yang diturunkan dari gayadan luas,
sehingga pengukuran tekanan esensinya sama dengan pengukuran gaya
kecuali untuk pengukuran tekanan tinggi dan rendah memerlukan suatu
metode khusus.Pengukuran tekanan biasanya berdasarkan perbandingan
bobot mati pada luas yang diketahui atau defleksi benda elastik akibat
tekanan yang tidak diketahui.
Harga-harga tekanan haruslah didasarkan pada suatu referensi
tertentu.Jika refenrensinya vakum maka tekanan tersebut dinamakan
tekanan absolut dan jika referensinya tekanan atmosfi rmaka tekanan
tersebut dinamakan tekanan gage.

PengukuranTekanan
Teknik pengukuran tekanan secara gasir besar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok :
1. Tekanan yang diberikan oleh kolom fluida seperti yan gterjadi pada
manometer
2. Pengukuran besar deformasi suatu elemen seperti pada kasus yang
terjadi pada tabung bourdon
3. Pengukuran kuantitas elektrik

Teknik Mesin Universitas Majalengka 16


Alat Ukur Tekanan (Manometer)
Bentuk yang paling umum dari manometer adalah manometer U.Seperti
gambar berikut

Persamaan :
=

Jika P2 dalam kondisi tekanan atmosfir,maka P1dapat ditentukan.Luas


penampang manometer pipa terhadap tekanan yang diukur,kepekaannya
hanya bergantung pada kerapatan fluida di manometer. Beberapa jenis
manometer diantaranya:
a. Manometer welltype
b. Barometer
c. Manometer miring
d. Mikromanometer

PengukurLajuAliran Volume
Pengukuran laju aliran volume suatu fluida sangat penting dalam
berbagai aplikasi.
Berbagai jenis alat ukur laju aliran volume
diantaranya:
- Orificemeter
- Tangki ukur

Teknik Mesin Universitas Majalengka 17


- Weir meter
- Tabungpitot
a. Orificemeter
Metode pengukuran laju aliran dengan orifice meter banyak dipilih
karena kontruksinya relatif murah akan tetapi memiliki ketelitian
rendah jika dibandingkan dengan alat ukur laju aliran lainnya.
Kontruksi orifice meter seperti gambar dibawah.

.b. Weir meter


Weir meter merupakan bentuk khusus dari orifice meter yang
digunakan untuk mengukur aliran fluida, umumnya air dalam suatu
sistem aliran terbuka. Ketinggian air dalam suatu weir bergantung
pada besar kecilnya laju aliran.
Ada berbagai macam bentuk weir meter yang biasa digunakan
diantaranya adalah bentuk persegi panjang dan bentuk
segitiga.Bentuk paling banyak digunakan adalah bentuk segitiga.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 18


Diagram coefficient of discharge

Teknik Mesin Universitas Majalengka 19


Laju aliran volume, Q untuk persegi panjang adalah :

= 2/3 2 3/2

Dimana:
Cd = coeffiicient if discharge
g = percepatan gravitasi
L = lebar weir
H = tinggi permukaan air

Sedangkan untuk segitiga

= 8/15 2 tan/2 5/2

Dimana:
Cd = coefficient ofdischarge
g = percepatan gravitasi
= sudut segitiga weir
H = tinggi permukaan air

Teknik Mesin Universitas Majalengka 20


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat-alat yang dipersiapkan :


1. Manometer U
2. Pressure gage
3. Anemometer
4. Penggaris
3.2 Langkah langkah
1. Siapkan alat dan bahan kita akan melakukan pengukuran tekanan
2. Hidupkan mesin kompesor torak dan atur tekanan udaranya sekitar 2
kg/cm.
3. Perhatikan nanometer U lihat perbedaan ketinggian nya dan lalu catat
hasilnya.
4. Ambil anemometer dan arahkan ke ujung pipa yang teraliri udara lalu catat
hasilnya
5. Selanjutnya kita melakukan pengukuran laju aliran di mesin pompa
centripugal
6. 1 orang Ambil penggaris untuk mengukur ketinggian wair meter
7. 1 orang untuk mengatur posisi katup pada posisi full, , ,
8. 1 orang mencatan hasil pengukuran ketinggian wair meter
9. selesai

Teknik Mesin Universitas Majalengka 21


BAB IV
DATA PERCOBAAN
4.1 Data hasil Pengukuran

Pengukuran Tekanan
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Tekanan
Alat ukur
No Objek Ukur Manometer U Pressure gage
(mm) (kg/cm)
Udara mengalir dalam
1 25 (in) 15 (out) 2
pipa

Pengukuran Laju Aliran Udara


Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Laju Aliran Udara
No Alat ukur Kecepatan ()
1 Anemometer 1,1

Pengukuran Laju Aliran Air


Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Laju Aliran Air
No Alat ukur Posisi katup Tinggi permukaan air (mm)
1 Weir Meter Full 110
3
4 60
1
2 100
1
4 90

Teknik Mesin Universitas Majalengka 22


4.2 Pengolahan data
Setelah data hasil pengukuran didapatkan, maka untuk pengolahan
datanya kita akan mencari tekanan sebelum dan sesudah orifice meter dan
laju aliran volume ( weir meter ).

No Alat ukur Kecepatan Tekana Tekanan


(/) nsebelum sesudah (2 )
(1 )() ()
1 Anemometer 1,1 317,145 230.817

Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran Laju Aliran Udara Dan Tekanan

4.2.1 Mencari tekanan sebelum ( ) dan sesudah ( ) orifice meter


Perhitungan :
Mencari ( )
Diketahui : = 101,325
g = 9,81
1 = 0,025 m
= 880 kg/3
Rumus : 1 = + . .
Penyelesaian : 1 =101,325 +880.9,81.0,025
=101,325+215.82
=317,145 kpa
Mencari ( )
Diketahui : = 101,325
g = 9,81
2 = 0,015 m
= 880 kg/3
Rumus : 2 = + . .

Teknik Mesin Universitas Majalengka 23


Penyelesaian :2 = 101,325+880.9,81.0,015
=101,325+129,492
= 230,817 kpa

Tabel 4.3 Data Hasil Pengukuran Laju Aliran Volume


No Alat ukur Posisi katup Tinggi Laju aliran
permukaan air volume atau Q
(mm) ( /)
1 Weir Full 110 0,510
Meter 3 0,010
4 60
1 0,039
2 100
1 0,025
4 90

4.2.2 Mencari laju aliran volume ()


Mencari () di posisi katup full
Diketahui : Cd= 0,75
= 60
= 0,11
Rumus : = 8/15 2 tan /2 5/2
Penyelesaian : = 8/15 2 tan /2 5/2

= 8/15 0,75 2 tan 60 /2 0.11 5/2


= 0,510 3 /

Mencari () di posisi katup 3/4


Diketahui : Cd= 0,75
= 60
= 0,06
Rumus : = 8/15 2 tan /2 5/2
Penyelesaian : = 8/15 2 tan /2 5/2

= 8/15 0,75 2 tan 60 /2 0.065/2


= 0,010 3 /
Teknik Mesin Universitas Majalengka 24
Mencari () di posisi katup 1/2
Diketahui : Cd = 0,75
= 60
= 0,1
Rumus : = 8/15 2 tan /2 5/2
Penyelesaian : = 8/15 2 tan /2 5/2

= 8/15 0,75 2 tan 60 /2 0.1 5/2


= 0,039 3 /

Mencari () di posisi katup 1/4


Diketahui : Cd = 0,75
= 60
= 0,09
Rumus : = 8/15 2 tan /2 5/2
Penyelesaian : = 8/15 2 tan /2 5/2

= 8/15 0,75 2 tan 60 /2 0.09 5/2


= 0,025 3 /

4.3 Analisis
Pada pengukuran tekanan yang kami ukur adalah tekanan udara
menggunakan alat ukur manometer U. Kita mendapatkan hasil pengukuran
tekanan sebelum orifice meter (1 ) =317,145 kPa dan sesudah orifice meter (2 )
=230,817 lalu tekanan udara pada pressure gage adalah 2 kg/cm.
Untuk pengukuran laju aliran, kami mengukur laju aliran
menggunakan weir meter dengan posisi buka katup berbeda. Pada posisi katup
(full, , , ,) menghasilkan ketinggian (0,510 3 /, 0,010 3 /, 0,039 3 /,
0,025 3 /.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 25


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada Praktikum Fenomena Dasar Mesin kali ini saya sebagai praktikan
mendapat kesimpulan bahwa :
- Kita dapat memahami pengukuran tekanan degan menggunakan alat ukur
pressure gage dan manometer U.
- Ketika proses pengukuran harus mengikuti tata cara pengukuran yang
benar.

5.2 Saran
Dalam praktikum ini yang harus diperhatikan adalah ketika mengukur laju
aliran volume menggunakan weir meter, perhatikan bentuk wier meter yang
digunakan karena beda bentuk pada persamaan yang akan digunakan

Teknik Mesin Universitas Majalengka 26


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkuliahan terkhusus dalam program studi teknik mesin
pengukuran merupakan hal yang penting dan bersifat mendasar. Mengukur
menjadi kegiatan yang sering dilakukan oleh mahasiswa teknik mesin untuk
mempelajari berbagai fenomena yang akan dipelajari. Dalam kegiatan
pengukuran banyak mahasiswa belum mengetahui mengenai pengukuran,
seperti untuk pengukuran massa, gaya serta torsi dan cara pengukuran
ataupun jenis-jenis pengukuran atau hal lainya yang mengenai pengukuran.
Banyak mahasiswa yang masih bingung mengenai pengukuran karena ada
beberapa mahasiswa yang belum mengetahui tentang hal tersebut sehingga
beberapa mahasiswa ketika diberi penjelasan mengenai pengukuran seperti
terdengar asing.
Pengukuran merupakan kegiatan sederhana,yang penting dalam
kehidupan atau kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain
sejenis yang dipergunakan sebagai satuanya. Satuan merupakan pembanding
di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran ini
terdapat dua factor yaitu perbandingan dengan standar.
Mengukur adalah membandingkan suatu proses membandingkan suatu
besaran yang dapat diukur dengan sesuatu yang dapat di ukur kemudian
hasilnya dinyatakan dengan angka-angka yang dinamakan dengan besaran.
Besaran dalam Fisika di bagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
turunan,yang termasuk dalam besaran seperti panjang,massa,waktu,suhu dan
arus listrik dan yang termasuk dalam besaran turunan adalah
luas,volume,massa jenis ,kecepatan dan gaya. Dalam Laporan Praktikum ini
akan menjelaskan mengenai metode pengukuran gaya beserta alat ukur yang
digunakan.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 27


1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum
Maksud dan tujuan diselenggarakanya Praktikum Fenomena Dasar Mesin
ini, para mahasiswa sebagai praktikan dapat :
1. Memahami pengukuran gaya dan daya mekanik
2. Memahami pengukuran gaya dengan dinamometer pegas
3. Memahami pengukuran dengan load cell
4. Memahami kalibrasi alat ukur gaya
5. Memahami pengukuran daya poros

1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum gambar teknik
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Rabu, 3 Mei 2017
Waktu : Pukul 08.00 s/d 12.00 WIB
Tempat : Workshop Fakultas Teknik Universitas Majalengka

1.5 Sistematika Laporan


Berikut sistematika penulisan laporan yang penyusun buat untuk
LaporanPraktikum Fenomena Dasar Mesin kali ini :
BAB I PENDAHULUAN
Di dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, maksud dan tujuan
praktikum, waktu dan tempat pelaksanaan, dan sistematika laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi tentang : metode pengukuran gaya.
BAB III PROSEDUR PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang : Alat-alat yang dipersiapkan, Langkah-
langkah.
BAB IV DATA PERCOBAAN
Dalam bab ini berisi tentang: Data hasil percobaan, pengolahan data,
analisis.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 28


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran untuk mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum fenomena dasar mesin.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 29


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Dasar


Gaya didefinisikan melalui F = m.a, jadi standar untuk gaya
bergantung pada standar massa dan percepatan.Percepatan merupakan
besaran yang diturunkan dari besaran standar panjang dan waktu.

METODE PENGUKURAN GAYA


a. Pengukuran gaya dengan dynamo meter pegas
Pengukuran gaya dengan menggunakan dynamo meter pegas adalah
dengan jalan mengukur depleksi dari pegas yang harga kekakuan dari
pegas tersebut diketahui terlebih dahulu.Prinsip dinamometer pegas
diperlihatkan pada gambar berikut dengan persamaan.
K adalah kekakuan pegas dan x adalah besar depleksi yang terjadi

b. Pengukuran gaya dengan load cell


Sensor gaya yang umum digunakan adalah strain gauge dan load
cell.Sebuah strain gauge atau pengukur tekanan mekanis,sangat
sensitif terhadap perubahan gaya mekanik. Alat ini terdiri dari
selembar kertas foillogam tipis,yang dibentuk sedemikian rupa
menjadi benang-benang yangsangat halus. Kertas foilini terbungkus
seluruhnya oleh lapisan film plastik.
Strain gauge dipasangkan padao bjek yang akan diberitekanan
mekanik.Ketika objek terkena tekanan,kertas foil mengalami halyang

Teknik Mesin Universitas Majalengka 30


sama sehingga benang- benangnya akan tertarik memanjang. Ketika
hal ini terjadi, benang-benang tersebut menjadi lebih panjang dan
tipis sehingga tahanan listriknya bertambah. Perubahan nilai tahanan
ini sangat kecil,sehingga diperlukan rangkaian khusus untuk
mengukurnya.

Rangkaian diatas adalah sebuah jembatan Wheatstone


(Wheatstonebridge).Salah satu dari keempat sisi rangkaian ditempati
oleh gauge dan sisilainnya oleh sebuah gaugen lain yang identik,yang
disebut sebagai dummy.Gauge keduaini(dummy) tidak dikenakan
tekanan mekanis,namun dimaksudkan untuk mengimbangi perubahan
tahanan pada gauge pertama yang diakibatkan oleh suhu. R2 adalah
kombinasi seri antara sebuah resistor tetap dan sebuah resistor
variabel.

Salah satu cara untuk mengetahui besarnya perubahan tahanan gauge


adalah dengan mengatur resistorvariabel sedemikian rupa sehingga
tegangan pada titik C sama dengan tegangan pada titik D. Ketika hal
ini dapat dicapai, rangkaian jembatan dikatakan berada dalam
keadaan seimbang dan Vout akan sama dengan nol. Selanjutnya kita
menghitung tahanan gauge dengan menggunakan persamaan:
Nilai-nilai R1 dan R2 diketahui. Tahanan dummy pada titik suhu

Teknik Mesin Universitas Majalengka 31


yang baku dapat diketahui dari sebuah data sheet, sehingga kita dapat
menghitung tahanan gauge, dibawah tekanan mekanis,yang belum
diketahui.Langkah terakhir adalah menghitung gaya yang hendak
diukur,dengan merujuk pada perubahan tahanan gauge.Biasanya
rangkaian jembatan ini dikalibrasi dengan cara memberikan gaya
dengan nilai-nilai yang telah diketahui besarnya,mengukur perubahan
tahanan gauge, dan memplot hasil-hasil pengukuran ini dalam bentuk
grafik yang menggambarkan gaya dan tahanan.
Selbeban (load cell) terdiri dari satu buah strain gauge atau
lebih,yang ditempelkan pada batang atau cincin logam. Sel beban
dikalibrasikan oleh pabrikan yang bersangkutan.Piranti ini dirancang
untuk mengukur gaya tekanan mekanis, gaya pemampatan
(kompresi), atau gaya puntir yang bekerja pada sebuah objek. Ketika
batang atau cincin logam piranti ini berada di bawah
tekanan,tegangan yang timbul pada terminal-terminalnya dapat
dijadikan rujukan untuk mengukur besarnya gaya.
Perangkat-perangkat elektronik khusus,secara otomatis akan
menghitung dan menampilkan nilai gaya yang bekerja pada sel
beban.Sel-sel beban seringkali digunakan untuk menimbang berat
suatu objek.Tipe-tipe kelas bera tdapat digunakan untuk menimbang
bobot sebesar ratusan atau bahkan ribuan kilogram.Pada sebuah
weight bridge atau jembatan penimbang,sel-sel beban semacam ini
digunakan untuk menimbang kendaraan dengan bobot muatan yang
sangat besar. Versi-versiyang lebih kecil juga dibuat,untuk
menimbang massa dengan bobot hingga beberapa kilogram.
TypeLoadCell
a. Loadcell Single Point
Loadcell ini pemakaiannya untuk timbangan bench scale.
Loadcell ini dipasang di tengah-tengah bagian Platform
timbangan.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 32


b. Loadcell Shear Beam
Load cell ini Dipakai untuk Floor scale.

c. Load cell Compress


Kerja Load cell ini ditekan sisi atasnya.Biasanya Jenis ini dipakai
untuk TimbanganTruck.

d. Load cell S
Dinamakan Load cell S karena bentuknya menyerupai huruf
"S".Kerja dari Load cell ini tidak ditekan melainkanditarik sisi
atas dan bawahnya.Sisi atas ditempatkan ditempat permanen
selanjutnya sisi bawah ditempatkan untuk media barang yang
akan ditimbang.

e. Load cell double ended


Load cell ini bekerja dengan menekan sisi tengahnya. Load cell
ini dipakai untuk timbangan truck.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 33


c. Pengukurantorsi
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja,jadi
torsi adalah suatu energi.Besaran torsi adalah besaran turunan yang
biasa digunakan untuk menghitung energy yang dihasilkan dari
benda yang berputar pada porosnya.Adapun perumusan dari torsi
adalah sebagai berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai
besar gaya sentrifugal sebesar F,benda berputar pada porosnya
dengan jari-jari sebesar b, dengan data tersebut torsinya adalah:

T =Fxd (N.m)
dimana:
T = Torsi benda berputar(N.m)
F = adalah gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
D = adalah jarak benda kepusat rotasi (m)

Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar


terhadap porosnya, dan benda akan berhenti apabila ada usaha
melawan torsi dengan besarsama dengan arah yang berlawanan.

d. Pengukuran daya poros


Seperti halnya dengan pengukuran torsi, pengukuran daya poros
sangat berhubungan dengan torsi.Jadi jika torsi sudah diukur daya
poros dapat diketahui jika putaran poros sudah diperoleh, karena
daya poros merupakan perkalian torsi dengan putaran sudutnya.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 34


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat-alat yang dipersiapkan :


1. Penggaris
2. Dinamometer pegas
3. Tachometer
3.2 Langkah langkah
1. Siapkan alat dan bahan kita akan melakukan pengukuran.
2. Ukur panjang lengan antara dinamometer ke pusat torsi mesin Pompa
centrifugal dan catat hasilnya.
3. Hidupkan mesin Pompa centrifugal dan perhatikan alat ukur dinamometer
pegas lalu catat hasilnya.
4. Lalu ambil alat Tachometer untuk mencari kecepatan putaran mesin dan
catat hasilnya.
5. Setelah pengerjaan tadi selesai, kita pindah ke mesin kompresor Torak.
6. Ukur panjang lengan antara dinamometer ke pusat torsi mesin kompresor
Torak dan catat hasilnya.
7. Hidupkan mesin kompresor Torak dan perhatikan alat ukur dinamometer
digital lalu catat hasilnya.
8. Lalu ambil alat Tachometer untuk mencari kecepatan putaran mesin dan
catat hasilnya.
9. Setelah pengerjaan tadi selesai, rapihkan kembali peralatan yang sudah
kita gunakan..

Teknik Mesin Universitas Majalengka 35


BAB IV
DATA PERCOBAAN

4.1 Data hasil Pengukuran


Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Panjang lengan
No Alat ukur Panjang lengan ()
1 Pompa centrifugal 300
2 Kompresor torak 260

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran gaya dan putaran


No Alat ukur Gaya () Putaran ()
1 Pompa centrifugal 2 1460
2 Kompresor torak 0,065 1430

4.2 Pengolahan data


Setelah data hasil pengukuran didapatkan, maka untuk pengolahan
datanya kita akan mencari torsi dan daya poros dengan data yang ada.

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran torsi dan daya poros


No Alat ukur Gaya Putaran Torsi Daya poros
() () (. ) ()
1 Pompa 2 1460 0,6 45,84
centrifugal
2 Kompresor 0,065 1430 0,01 0,478
torak

Teknik Mesin Universitas Majalengka 36


4.2.1 Perhitungan mencari torsi (T)
1. Pompa centrifugal
Diketahui : F = 2 N
d = 0,3
rumus :=
penyelesaian :
=
= 2 0,3
= 0,6 .
2. Kompresor torak
Diketahui : F = 0,065 N
d = 0,25
rumus :=
penyelesaian :
=
= 0,065 0,25
= 0,01 .

4.2.2 Perhitungan mencari daya poros


1. Pompa centrifugal
Diketahui : T = 0,6 N.m
= 1460 Rpm
rumus : =
penyelesaian :
=
2
= 0,6 1460 60

=45,84 (kw)

Teknik Mesin Universitas Majalengka 37


2. Kompresor torak
Diketahui : T = 0,01 N.m
= 1430 Rpm
rumus : =
penyelesaian :
=
2
= 0,01 1430 60

= 0,478 ()

4.3 Analisis
Menurut data yang kami dapatkan mesin pompa centripugal memiliki
Gaya 2 N, Putaran 1460 Rpm, Torsi 0,6 N/m dan Daya Poros 45,84 kw. Lalu
dengan mesin kompresor torak didapat Gaya 0,065 N, Putaran 1430 Rpm, Torsi
0,01 N/m dan Daya Poros 0,478 kw.

Teknik Mesin Universitas Majalengka 38


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pengukuran daya poros sebelum kita menentukan torsi dan
daya poros yang dihasilkan oleh suatu mesin, kita perlu mencari data gaya
dan putaran terlebih dahulu lalu mencari dengan persamaan.

5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum ini kami menyarankan agar pendatan putara
suatu mesin dengan membaca alat ukur Tachometer,

Teknik Mesin Universitas Majalengka 39


DAFTAR PUSTAKA

- Koswara Engkos.2016 PanduanFenomena Dasar Mesin . Program


Studi Teknik Mesin Universitas Majalengka.
- http://www.google.com

Teknik Mesin Universitas Majalengka 40


LAMPIRAN

Gambar ketika melakukan pengukuran temperatur udara

Gambar ketika melakukan pengukuran temperatur air

Teknik Mesin Universitas Majalengka 41


Gambar ketika melakukan pengukuran tekanan udara dengan manometer U

Gambar ketika melakukan pengukuran laju aliran air dengan weir meter

Teknik Mesin Universitas Majalengka 42


Gambar ketika melakukan pengukuran tekanan udara dengan pressure gage

Gambar ketika melakukan pengukuran gaya dengan dinamometer pegas

Teknik Mesin Universitas Majalengka 43


Gambar ketika melakukan pengukuran gaya dengan dinamometer digital

Gambar ketika melakukan pengukuran putaran mesin pompa sentripugal dengan


tachometer

Teknik Mesin Universitas Majalengka 44


Gambar ketika melakukan pengukuran putaran mesin kompresor torak dengan
tachometer

Teknik Mesin Universitas Majalengka 45

Anda mungkin juga menyukai