Anda di halaman 1dari 3

B.

DASAR TEORI
Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan air
untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun merupakan senyawa
garam organik yang bersifat sebagai pembersih kotoran dalam keadaan tidak
terikat dengan sabun sehingga buih-buih sabun dapat meresap dan melarutkan
kotoran (Widiyati, 2020). Sabun termasuk garam alkali dari asam lemak dan
dihasilkan menurut reaksi asam lemak. Basa alkali yang umum digunakan untuk
membuat sabun adalah natrium (NaOH) dan amonia (NH 4OH) sehingga rumus
molekul selalu dinyatakan sebagai RCOONa, RCOOK atau RCOONH 4 (Sukeksi,
2017).
Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi. Proses saponifikasi terjadi karena
reaksi antara trigliserida dengan alkali (Opharat, 2003). Saponifikasi merupakan
reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah/kuat (Sukeksi, 2017).
Berikut merupakan reaksi saponifikasi:

Molekul sabun terdiri atas rantai hidrokarbon panjang yang terdiri atas atom
karbon dengan gugus yang sangat polar atau ionik pada satu ujungnya. Rantai
karbon bersifat lipofilik (larut dalam lemak dan minyak), dan ujung polar yang
hidrofilik (larut dalam air). Bagian lipofilik dari molekul sabun melarutkan
minyak sedangkan ujung hidrofilik dari butiran minyak menjulur ke arah air.
Dengan cara ini, butiran minyak terstabilkan dalam larutan air sebab muatan
permukaan yang negatif dari butiran minyak mencegah penggabungan. Kerja
permukaan dari larutan sabun juga memungkinkannya untuk melepas kotoran,
lemak, dan partikel minyak dari permukaan yang sedang dibersihkan dan
mengelmusikannya sehingga kotoran itu tercuci bersama air (Gusviputri, 2013).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi reaksi penyabunan menurut (Suari,
2017), yakni:
1. Konsentrasi NaOH/KOH
Semakin tinggi konsentrasi KOH maka pH, kandungan alkali bebas dan asam
lemak bebas dalam sabun akan semakin tinggi.
2. Suhu
Semakin tinggi temperatur proses maka pH sabun meningkat dengan pH 8-
10. Kandungan alkali bebas naik seiring semakin tinggi temperatur proses
namun pada suhu 600oC alkali bebas menurun, kecepatan reaksi meningkat,
dan asam lemak bebas meningkat.
3. Waktu
Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi penyabunan, yang artinya menaikan
hasil dalam waktu yang lebih cepat.
(Widiyati, 2020)
Angka penyabunan merupakan angka yang menunjukkan secara relatif besar
kecilnya molekul asam lemak yang terkandung dalam minyak. Minyak yang
disusun oleh asam lemak berantai C pendek (mempunyai berat molekul relatif
kecil) akan mempunyai angka penyabunan besar dan sebaliknya minyak dengan
berat molekul besar mempunyai angka penyabunan yang relatif kecil (Panagan,
2011).
Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) NaOH yang
dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak. Angka penyabunan dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :

Keterangan : Titrasi blangko : Volume titran digunakan dalam blangko (mL)


Titrasi sampel : Volume titran digunakan dalam sampel (mL)
N HCl : Normalitas HCl yang digunakan (mo ek/L)
BM NaOH : Berat molekul NaOH (40 gram/mol)
W sampel : Berat sampel (gram)

Anda mungkin juga menyukai