Anda di halaman 1dari 15

BAB V

SABUN TRANSPARAN

5.1. Tujuan Percobaan


Memahami reaksi penyabunan.
5.2. Tinjauan Pustaka
Sabun merupakan agen pembersih yang dibuat menggunakan reaksi saponifikasi antara basa
natrium dengan asam lemak hewani atau nabati. Bahan penyusun sabun terdiri dari bahan utama
dan bahan pendukung dimana bahan utama merupakan berbagai jenis minyak nabati (berbentuk
cair) atau lemak hewani (berbentuk padat). Bahan pendukung yang digunakan pada proses
pembuatan sabun, antara lain pewangi, pewarna, natrium klorida, natrium karbonat dan natrium
fosfat. Bahan pendukung yang ditambahkan kedalam sabun memiliki fungsi untuk mempertinggi
kualitas produk sabun sehingga menarik banyak konsumen ( Asnani, 2019).
Molekul sabun terdiri atas rantai seperti hidrokarbon yang panjang. Hidrokarbon tersebut
terdiri atas atom karbon dengan gugus yang sangat polar atau ionik pada satu ujungnya. Rantai
karbon bersifat lipofilik dan ujung polar yang hidrofilik dimana jika bersifat lipofilik artinya
terlarut dalam lemak dan minya sedangkan hidrofilik artinya terlarut didalam air. Berikut
merupakan struktur molekul :
H H H H H H H H H H H H O
C C C C C C C C C C O C C O S O- Na+
H H H H H H H H H H H H O

Gambar 5.1. Molekul sabun


(Gusviputri, 2013).
Pada umumnya sabun dikenal dalam dua jenis atau wujud yaitu padat dan cair. Perbedaan
dari dua jenis sabun ini adalah dari alkali yang dignakan pada saat reaksi pembuatan sabun. Dalam
pembuatan sabun ada dua komposisi kimia yang digunakan yaitu natrium hidrodsida atau soda
kaustik (NaOH) yang digunakan dalam pembuatan sabun padat dan kalium hidroksida (KOH)
dalam pembuatan sabun cair (Widyasanti, 2016).
Dalam mempelajari pembuatan sabun, dapat diketahui bahwa sabun padat memiliki beberapa jenis
diantaranya:
- Sabun Opaque
Sabun Opaque adalah jenis sabun biasa yang sering digunakan untuk mandi sehari-hari dengan
tampilan padat dan tidak transparan
- Sabun Translucent
Sabun Translucent adalah jenis sabun yang tampak cerah serta tembus cahaya namun tidak
bening dan tidak begitu transparan
- Sabun transparan
Sabun transparan adalah jenis sabun yang memiliki tingkat kilauan serta lebih bening sehingga
sisi belakang sabun dapat terlihat jelas dari sisi depan sabun (Widyasanti, 2016).
Tabel 5.1 Fungsi bahan yang digunakan pada pembuatan sabun
Bahan yang digunakan Fungsi bahan
Asam stearat Mengeraskan dan melembabkan
Minyak kelapa Pelumas
NaOH Kekerasan sabun
Gliserin Pelarut, transparent agen, humektan
Etanol Pelarut, transparent agent
Sukrosa Trasnsparent agen, humektan
Air Pelarut
TEA Penstabil busa
(Surilayani, 2019).
Ada beberapa metode untuk membuat sabun yang terdiri atas metode cold process dan
metode hot process. Metode cold process atau metode dingin adalah metode alami dalam
pembuatan sabun dimana minyak atau asam lemak akan direaksikan dengan kaustik soda dengan
suhu ruang atau tanpa dipanaskan. Proses netralisasi menggunkan metode ini dilakukan secara
alami, yaitu didiamkan selama 2-4 minggu sedangkan Metode hot process atau metode panas
adalah metode yang dilakukan dengan cara mereaksikan minyak atau lemak dengan kuastik
soda/basa dan dipanaskan pada suhu 60-80 oC (Mela, 2018).
Proses pembentukan sabun dikenal sebagai reaksi penyabunan atau saponifikasi yaitu reaksi
antara lemak/trigliserida dengan alkali, dimana alkali yang sering digunakan adalah NaOH dan
KOH. Reaksinya adalah sebagai berikut:
O O

2R C OH NaOH 2R C ONa H2O


Soda kaustik Sabun Keras Air
O O

2R C OH KOH R2 C OK H2O
Kalium Oksida Sabun Lunak Air

Gambar 5.2. Reaksi penyabunan


(Gusviputri, 2013).
Saponifikasi merupakan reaksi pembentukan sabun atau reaksi penyabunan. Saponifikasi
adalah reaski hidrolisis dengan adanya basa kuat, basa kuat tersebut misalnya NaOH. Berikut
adalah mekanisme dari reaksi saponofikasi:

Gambar 5.3. Mekanisme reaksi saponifikasi


(Sukeksi, 2017).
Dalam pembuatan sabun ada, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan
sabun, yaitu sebagai berikut:
− Konsentrasi larutan alkali
Hasil konsentrasi larutan alkali dihitung berdasrkan stokiometri reaksi, dimana penambahan
minyak harus lebih agar sabun yang akan terbentuk tidak mengandung alkali bebeas yang
tinggi. Jika alkali terlalu pekat maka akan menyebabkan emulsi pada larutan sehingga fasenya
tidak homogen, sedangkan jika alkali terlalu encer maka reaksi akan membutuhkan waktu yang
lebih lama.
− Suhu
Kenaikan suhu akan menurunkan rendemen sabun. Karena reaksi penyabunan merupaka reaksi
eksotermis (∆H negatif), maka dengan naiknya suhu dapat memperkecil harga K (konstanta
keseimbangan), tetapi dari segi kinetika, naiknya suhu akan mempercepat reaksi.
− Pengadukan
Proses peengadukan bertujuan untuk menaikan probobalitas interaksi molekul-molekul reaktan
yang bereaksi. Jika, interaksi antar molekul semakin besar, maka akan memungkinkan reaksi
terjadi lebih besar. Hal ini sesuai dengan Arhenius dimana konstanta kecepatan reaksi K akan
semakin besar dengan semakin sering terjadinya interaksi yang bersimbol konstanta A.
− Waktu
Jika waktu yang digunakan pada saat reaksi lebih lama, maka semakin banyak minyak yang
dapat tersabunkan, sehingga hasil yang didapat semakin tinggi. Tatapi, jika reaksi sudah
mencapai kondisi setimbangnya, maka jiki ada penambahan waktu tidak akan terjadi
peningkatan jumlah minyak yang tersabunan (Sukeksi, 2018).
Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun padat dan merupakan inovasi baru yag
menjadikan sabun jauh lebih menarik. Sabun trasparan memiliki busa yang lebih halus
dibandingkan dengan sabun opaque yang tidak trsanparan (Widyasanti, 2016).
Sabun memiliki beberapa sifat yaitu sebagai berikut:
- Sabun bersifat basa
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga dapat dihidrolisis parisal oleh
air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.
CH3(CH2)16COONa + H2O CH3(CH2)16COOH + NaOH
- Sabun menghasilkan buih atau busa
Jika larutan sabun dimasukan dalam air dan diaduk maka akan menghasilkan buih atau busa,
namun peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan
buih atau busa setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.
CH3(CH2)16COONa + CaSO4 Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2
- Sabun mempunyai sifat membersihkan.
Sifat ini disebabkan oleh adanya proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak)
digunakan mencuci kotoran yang bersifat polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai
rantai hidrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka
air) dan larut dalam zat organik sedangkan COONa sebagai kepala yang hidrofilik (suka air)
dan larut dalam air (Khuzaimah, 2016).
Tabel 5.2 Syarat Mutu Sabun Mandi (SNI 06-3532-1994)
No Uraian Tipe I Tipe II Superfat
1 Kadar air (%) Maks. 15 Maks. 15 Maks. 15
2 Jumlah asam lemak (%) >70 64-70 <70
Alkali bebas dihiting sebgai
Maks. 0,1 Maks. 0,1 Maks. 0,1
NaOH ((%)
3
Alkali bebas dihitung sebagai
Maks. 0,14 Maks. 0,14 Maks. 0,14
KOH (%)
4 Asam lemak bebas (%) <2,5 <2,5 2,5-7,5
5 Minyak mineral Negatif Negatif Negatif
Faktor yang dapat mempengaruhi transparansi sabun adalah kandungan alkohol, gula dan
gliserin dalam sabun. Jika sabun akan dibuat jernih atau bening maka hal yang penting adah
kualitas dari gula, alkohol dan gliserin.
Dalam pembuatan sabun ada beberapa analisa yang digunakan untuk menganalisa standar sabun
yaitu sebagai berikut:
- Kadar air dan zat menguap
Kuantitas air yang banyak terkadung dalam sabun akan membuat sabun mudah menyusut dan
tidak nyaman jika digunakan
- Kadar alkali bebas (cihitung sebagai NaOH)
Alkali berlebihan dikarenakan bnyaknya penambahan alkali dalam proses pembuatan sabun
yang akan menyebabkan iritasi pada kulit
- Derajat keasaman (pH)
Rata-rata nilai keasaman (pH) pada sabun yang dihasilkan berkisar antara 10-11. Nilai pH
dengan nilai 10 menunjukkan bahwa sabun yang dihasilkan tersebut bersifat basa, karena nilai
pH yang dihasilkan lebih besar dari 7 yang merupakan nilai untuk pH normal.
- Uji organoleptik
Uju organoleptik disebut juga uji kesukan, uji ini dilakukan untuk mengetahui pertanyaan
tertutup. Kesukaan panelis terhadap sabun transparan yang dihasilkan secara umum dari sabun
yang paling disukai hingga yang tidak disukai dari segi, bentuk, warna bahkan aroma
- Kekerasan penetrometer jarum
Kekerasan pada sabun transparan yang dihasilkan dipengaruhi oleh asam lemak jenuh yang
digunakana sebagai bahan baku pada pembuatan sabun transparan. Kekerasan pada sabun
transparan dapat dipengaruhi juga oleh jumlah kadar air yang terkandung dalam sabun
transparan tersebut. Semakin tinggi jumlah kadar air yang terkandung dalam sabun, maka
semakin tinggi juga angka kekerasan yang ditunjukan oleh skala penetrometer. Semakin tinggi
angka yang ditunjukan oleh skala penetrometer, maka sabun tersebut akan semakin lunak
(Widyasanty, 2016).
Sabun padat transparan memiliki kelebihan dimana busa yang lebih lembut, memiliki
penampakan yang transparan, berwarna jernih serta memiliki permukaan yang mengkilap. Namun,
kekurangan dari sabun batang transparan adalah jauh lebih mahal karena memiliki tampilannya
yang menarik (Momuat, 2017).
5.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- Rumus kimia : H2O
- Bau : tidak berbau
- Berat molekul : 18,02 g/mol
- Bentuk : cair
- Densitas : 1 g/cm3
- pH :7
- Titik didih : 100 ºC
- Titik leleh : 0 ºC
- Warna : tidak berwarna
B. Asam stearat
- Rumus kimia : C18H36O2
- Bau : berbau lemak
- Berat molekul : 284.48 g/mol
- Bentuk : padat
- Densitas : 8400 g/cm3
- Ttik didih : 350 ºC
- Titik lebur : 69,4 ºC
- Warna : putih
C. Etanol
- Rumus kimia : C2H5OH
- Bau : seperti alkohol
- Berat molekul : 46,07 g/mol
- Bentuk : cair
- Densitas : 0,790 - 0,793 g/cm3
- pH :7
- Titik didih : 78,3 ºC
- Titik lebur : -114,5 ºC
- Warna : tidak berwarna
D. Gliserin
- Rumus kimia : C3H5(OH)3
- Bau : tidak berbau
- Berat molekul : 92.09 g/mol
- Bentuk : cair
- pH :7
- Densitas : 3,17 g/cm3
- Titik didih : 290 oC
- Titik lebur : 19 oC
- Warna : tidak berwarna
E. Minyak kelapa
− Rumus kimia : C55H98O6
− Bau : karakteristik
− Bentuk fisik : semi padat
− Berat molekul : 200,3 g / mol
− Densitas : 0,90 - 0,93 g/ mL
− pH :5-8
− Titik didih : 350 ºC
− Titik leleh : 24-26oC
− Warna : putih
F. Natrium hidroksida
− Rumus kimia : NaOH
− Bau : tidak berbau
− Berat molekul : 40 g/mol
− Bentuk : padat
− Densitas : 2,13 g/cm3
− pH : 14
− Titik didih : 1388 ºC
− Titik lebur : 323 ºC
− Warna : putih

G. Sukrosa
− Rmus kimia : C12H22O11
− Bau : tidak berbau
− Berat molekul : 342,30 g/mol
− Bentuk : padat
− Dnsitas : 1,59 g / cm3
− pH :7
− Titik didih : 169-170 ºC
− Titik lebur : 186 ºC
− Warna : putih
H. Trietilamina
− Rumus kimia : C6H15N
− Bau : amoniak ringan
− Berat molekul : 101,2 g/mol
− Bentuk : cair
− Densitas : 0,73 g/cm3
− pH : 12,7
− Titik didih : 89 ºC
− Titik lebur : -115 ºC
− Warna : tidak berwarna
5.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - Aquadest (H2O)
- Beakerglass - Asam stearat (C18H36O2)
- botol Aquadest - Etanol 96 % (C2H5OH)
- cetakan sabun - Gliserin (C3H5(OH)3)
- gelas arlogi - Minyak kelapa
- labu ukur - Natrium hidroksida (NaOH)
- Hot Plate - Pewangi
- Magnetic Stirer - Pewarna
- pipet tetes - Sukrosa (C12H22O11)
- pipet volume - Trietilamina (TEA)
- termometer
- timbangan
- Waterbath
5.5. Prosedur Percobaan
A. Preparasi Bahan
- Menimbang 17,5 gram C18H36O2
- Menimbang 8 gram NaOH dan larutkan dengan H2O sebanyak 25 mL
- Menyiapkan 50 mL minyak, 5 mL TEA, 55 mL CH3CH3OH 96% dan 6 mL C3H5(OH)3
- Menimbang 25 gram C12H22O11 dan dilarutkan dalam 25 mL H2O diatas penangas air.
B. Pembuatan Sabun Transparan
- Melelehkan C18H36O2 pada suhu 60 oC didalam Beakerglass 400 mL diatas Hotplate
(suhu dijaga konstan)
- Memasukkan Magnetic Stirer (atur putaran sedang lebih dahulu) dan minyak ke dalam
lelehan C18H36O2 dengan suhu 65-70 oC
- Memasukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan dengan suhu
70 oC (dijaga konstan) dan diaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk
larutan yang semi padat)
- Memasukkan CH3CH2OH sedikit demi sedikit (wadah dijaga, jika campuran meluap,
keluarkan wadah dari Hotplate), C3H5(OH)3, TEA dan larutan C12H22O11 sambil terus
diaduk sampai campuran menjadi homogen
- Mematikan pengontrol suhu lalu tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu
40 oC
- Menuangkan campuran ke dalam cetakan (ambil bagian yang transparan saja) dan
mendiamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras
- Mengeluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
5.6. Data Pengamatan
Tabel 5.3 Data Pengamatan Pembuatan Sabun Transparan
Kesimpulan
No Perlakuan Pengamatan
1. Pembuatan Sabun Bentuk : Cair
Transparan Warna : Larutan bening Larutan bening
kekuningan kekuningan
Asam stearat Lar. 1
Bau : Tidak berbau
Suhu : 60 ◦C
2. Lar.1 + Minyak Lar. 2 Bentuk : Cair Larutan kekuningan
Warna : Putih kecoklatan keruh tidak berbau
keruh
Bau : Bau seperti
minyak
3. Lar. 1 + NaOH Lar. 3 Bentuk : Slurry Padatan (Slurry)
Warna : Kuning keruh bau seperti minyak
Bau : Bau seperti
minyak dengan
sedikit NaOH
Suhu : 65 ◦C
4. Lar. 3 + Etanol Lar. 4 Bentuk : Larutan menjadi Larutan kental
kental kuning susu berbau
Warna : Kuning susu seperti minyak
Bau : Bau seperti
minyak

Bentuk : Larutan Larutan lebih kental


5. Lar. 4 + Gliserin Lar 5
menjadi berwarna kuning
lebih pucat
kental
Warna : Kuning pucat
Bau : Bau minyak
6. Lar. 5 + TEA Lar 6 Bentuk : Slurry Berbentuk Slurry
Warna : Kuning pucat berwarna kuning
Bau : Bau minyak pucat

7. Lar. 6 + Sukrosa Lar 7 Bentuk : Slurry Berbentuk Slurry


Warna : Putih susu putih susu berbau
Bau : Bau seperti minyak
minyak
8. Lar. 7 + Pewarna Lar 8 Bentuk : Hampir padat Padatan hijau
Warna : Hijau berbau seperti
Bau : Bau seperti minyak dan gula
minyak dengan
sedikit gula
9. Lar. 8 + Pewangi Lar 7 Bentuk : Padat Padatan hijau
Warna : Hijau dan bening dan harum
bening
Bau : Wangi
5.7. Persamaan Reaksi

(Sukeksi, 2017).
5.8. Data Pembahasan
- Melelehkan asam stearat dengan suhu 60 oC menaruh di dalam Beakerglass 400 mL
kemudian m emanaskan diatas Hotplate dengan durasi waktu yang cukup lama
dikarenakan titik didih asam stearat cukup tinggi yaitu 361 oC, asam stearat berfungsi
sebagai senyawa yang mengeraskan tekstur dan menstabilkan busa
- Memasukkan minyak yang sudah disiapkan sedikit demi sedikit ke dalam lelehan asam
stearat pada suhu 65 oC dengan terus mengaduk campuran hingga campuran homogen,
minyak digunakan sebagai bahan baku utama pada pembuatan sabun
- Memasukan larutan NaOH sedikit demi sedikit dengan mengaduk secara terus
menerus, dan menjaga suhunya secara konstan yaitu 70oC, campuran menjadi semi
padatan dikarenakan ditambahkan NaOH sehingga terjadi proses saponifikasi, NaOH
berfungsi sebagai senyawa alkali yang bersifat basa kuat sehingga mampu menetralisir
asam sehingga dapat menyerap kelembapan
- Memasukkan etanol 96% sebanyak 50 mL sedikit demi sedikit sehingga larutan
menjadi sedikit cair berwarna kuning kecoklatan dan bening, dikarenakan fungsi etanol
digunakan untuk membuat campuran menjadi transparan. Kemudian menambahkan
dengan gliserin 6 mL yang berfungsi agar membuat kulit lembut dan halus, dan juga
dapat menambahkan buih/ busa pada sabun. Kemudian menambahkan TEA sebanyak
5 mL sambil terus diaduk sampai larutan menjadi homogen, TEA berfungsi sebagai
surfaktan dan penstabil pada busa. Kemudian menambahkan sukrosa yang sudah leleh
sehingga campuran menjadi agak kental, sukrosa berfungsi sebagai senyawa pembantu
perkembangan kristal pada sabun
- Menambahkan etanol 96% lagi sebanyak 5 mL agar campuran menjadi lebih bening,
sehingga total etanol 96% yang ditambahkan pada proses pembuatan sabun sebanyak
55 mL
- Menambahkan pewarna dan pewangi, agar sabun menjadi lebih menarik. Pada proses
ini larutan sabun sudah sesuai dengan warna yang diberikan, kemudian
memisahkannya dan mengambil yang bagian transparannya saja. Sehingga dihasilkan
sabun yang transparan, jernih, dengan warna yang sesuai, dan harum.
- Kemudian larutan sabun transparan dituangkan kedalam cetakan, didiamkan selama
beberapa jam sabun transparan akan mengeras dengan sendirinya.
5.9. Kesimpulan
Saponifikasi adalah reaksi hidrolisa trigliserida yang terkandung pada minya sawit dengan
suatu basa atau alkali dimana menghasilkan 2 produk yaitu sabun dan produk sampingnta berupa
gliserol atau gliserin. Larutan alkali yang biasa dipakai seperti natrium hidroksida (NaOH) untuk
sabun lunak dan kalium hidroksida (KOH) untuk sabun keras.
DAFTAR PUSTAKA

Nurika, Irnia., dkk. 2019. Bioenergi dan Biofinery. ISBN 978-602-432-713-2. Malang: Universitas
Brawijaya.
Asnani, Ari. 2019. Transfer Teknologi Produksi Natural Soap-Base unuk Kreasi Sabun Suvenir.
Vol.4. No.2. ISSN 2460-9447. Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.
Gusviputri, Arwinda. 2013. Pembuatan Sabun dengan Lidah Buaya (Aloe Vera) sebagai Antiseptik
Alami. Vol. 12. No. 1. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala.
Khuzaimah, Siti. 2009. Pembuatan Sabun Padat dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika
Reaksi Kimia. Vol. 5. No. 3. Cilacap: Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali.
Mela, Ervina., dkk. 2018. Pembuatan Sabun Mandi Alami VCO dengan Metode Cold Process. No.
ISBN: 978-602-1643-617.Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Momuat, Lidya Irma. 2017. Produksi Sabun Mandi Transparan Berbahan Baku VCO
Mengandung Karotenoid Tomat. Vol. 17. No. 2. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Sukeksi, Lilis. 2017. Pembuatan Sabun dengan Menggunakan Kulit Buah Kapuk (Ceiba
Petandra) sebagai Sumber Alkali. Vol. 6. No. 3. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Widyasanti, Asri. 2016. Pembuatan Sabun Padat Transparan Menggunakan Minyak Kelapa Sawit
(Palm Oil) dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia Sinensis). Vol. 5.
No. 3. Bandung: Universitas Padjajaran.
Widyasanti, Putri. 2016. Upaya Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Pembuatan Produk
Sabun Berbasis Komoditas Lokal di Kecamatan Sukamantri Ciamis. Vol. 5. No. 1: 29-33.
ISSN: 1410-5675. Bandung: Universitas Padjajaran.
Sukeksi, Lilis., dkk. 2018. Pembuatan Sabun Transparan Berbasis Minyak Kelapa dengan
Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia) Seabagai Bahan Anti Oksidan.
Vol.7. No. 2. Medan: Universitas Sumatra Utara.
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK

Kelompok : I (Satu) Hari/ Tanggal: Rabu / 18 Nov 2020


Nama :
1. Aprillia Mularen NIM. 1614019
2. Muhammad Zulfian NIM. 1914011
3. Frisca Fitrianingrum NIM. 1914017
4. Tetuko Sigit NIM. 1914023
5. Iffanda Priyo NIM. 1914040
Percobaan/ Bab : Sabun Transparan/ (Lima)
Absen Paraf
No. Tanggal Keterangan
1 2 3 4

1 19-11- REVISI
2020 TOTAL

Asistensi Pertama : 19 November 2020


Asistensi Terakhir : 25 November 2020

Asisten,

Islami Linda Wibawanti


NIM. 1814006

Anda mungkin juga menyukai