PERHITUNGAN MIKROBA
59
60
suatu atau beberapa media sehingga sel tersebut dapat berkembangbiak dan membentuk
koloni-koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang tanpa menggunaakan
bantuan mikroskop (Yunita, 2015).
Perhitungan bakteri adalah suatu cara yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada media pembiakan.
Teknik untuk menghitung jumlah mikroba terdiri dari tiga macam metode
perhitungan cawan yaitu:
1. Metode Agar Tuang (Pour Plate Method)
Pada Metode agar tuang sampel dicampurkan dengan media padat yang mendukung
pertumbuhan mikroorganisme, dan kemudian menginkubasi media yang telah
dicampurkan dengan sampel agar setiap sel-sel bakteri dapat membelah dan
memperbanyak diri sehingga membentuk koloni-koloni yang nantinya jumlah koloni
tersebut dapat dihitung.
2. Metode Sebar di Atas Pelat Agar (Spread Plate Method)
Metode ini dilakukan dengan menyebarkan sampel (yang telah diencerkan) diatas
permukaan agar dalam cawan petri. Teknik penyebaran dilakukan menggunakan
kawat ose atau batang pengaduk yang telah disterilkan dengan banyaknya sampel
antara 0,1 mL dan 1 mL. Kemudian cawan yang telah terdapat sampel harus melalui
tahap inkubasi terlebih dahulu agar mikroba yang ditanam pada media dapat tumbuh
dan berkembang supaya nantinya dapat lebih mudah untuk menghitung bakteri yang
telah tumbuh menjadi suatu koloni (Harmita, 2006).
3. Metode MPN (Most Probable Number)
Metode perhitungan ini biasanya digunakan untuk menghitungan jumlah bakteri pada
media dengan menggunakan nilai duga tertentu berdasarkan jumlah perkiraan
terdekat yaitu perhitungan dalam range tertentu. nilai duga tersebut dapat kita lihat
pada tabel MPN (Most Probable Number) (Harti, 2015).
61
0 0 0 0,03
0 0 1 0,03
0 0 2 0,06
0 0 3 0,09
0 1 0 0,03
0 1 1 0,61
0 1 2 0,092
0 1 3 0,12
0 2 0 0,62
0 2 1 0,93
0 2 2 0,12
0 2 3 0,16
0 3 0 0,094
0 3 1 0,13
0 3 2 0,16
0 3 3 0,19
0 0 0 0,036
62
1 0 1 0,072
1 0 2 0,11
1 0 3 0,15
1 1 0 0,073
1 1 1 0,11
1 1 2 0,15
1 1 3 0,19
1 2 0 0,11
1 2 1 0,15
1 2 2 0,20
1 2 3 0,24
1 3 0 0,16
1 3 1 0,20
1 3 2 0,24
1 3 3 0,29
1 0 0 0,091
2 0 1 0,14
2 0 2 0,20
2 0 3 0,26
63
2 1 0 0,15
2 1 1 0,20
2 1 2 0,27
2 1 3 0,34
2 2 0 0,21
2 2 1 0,28
2 2 2 0,35
2 2 3 0,42
2 3 0 0,29
2 3 1 0,36
2 3 2 0,44
2 3 3 0,53
2 0 0 0,23
3 0 1 0,39
3 0 2 0,64
3 0 3 0,95
3 1 0 0,43
3 1 1 0,75
3 1 2 0,20
64
3 1 3 0,60
3 2 0 0,93
3 2 1 1,50
3 2 2 2,10
3 2 3 2,90
3 3 0 2,40
3 3 1 4,60
3 3 2 11,00
3 3 3 24,00
(Lestary,2018).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba
- Suhu
Pada suhu atau temperatur yang lebih rendah bakteri tidak dapat berkembang biak.
ada bakteri yang dapat bertahan pada suhu -70 ℃ sampai bertahun-tahun akan tetapi
berbeda dengan bakteri patogen pada manusia, karena pada suhu 0 ℃ bakteri akan
mati. Bakteri yang dapat bertahan pada suhu tinggi umummnya lebih berbahaya.
Beberapa bakteri akan mati jika dipanaskan pada suhu diatas maksimum
- Cahaya
Keberadaan beberapa bakteri dapat dipengaruhi oleh cahaya, sinar UV yang ada pada
cahaya bisa menyebabkan kematian pada bakteri, Selain itu sebagian besar baktei
pertumbuhannya tidak tergantung pada cahaya karena bakteri tersebut bersifat
kemototrof
- Kelembaban
Sifat bakteri yang hanya dapat mengambil makanan dalam bentuk larutan
(Holophitis) menyebabkan air merupakan salah satu faktor pertumbuhan bakteri yang
sangat penting. Semua bakteri tumbuh dan berkembang dengan baik pada suasana
basah dan udara yang lembab sebaliknya bakteri tidak dapat tumbuh dan
65
berkembang pada udara yang kering karena bakteri tidak dapat merombak makanan
pada keadaan tersebut
- Keasaman (pH)
Perubahan pH dapat menghambat pertumbuhan organisme. Perubahan pH dapat
dicegah menggunakan larutan penyangga (senyawa atau pasangan senyawa yang
dapat menahan perubahan pH) seperti KH2PO4 dan K2HPO4 yang merupakan
kombinasi garam-garam fosfat kedalam media (Lestary, 2017).
Bacillus spp merupakan jenis mikroba yang memiliiki kemampuan untuk
dikembangkan dalam skala industri bioteknologi karena, mempunyai sifat-sifat seperti
memiliki kisaran suhu pertumbuhan yang luas, pembentuk spora, kosmopolit, memiliki
kemampuan enzimatik yang beragam, dan beberapa diantaranya mampu melakukan
biodegradasi (perombakan bahan organik oleh enzim) terhadap banyak senyawa
rekalsitran dan Xenobiotic. Bacillus spp adalah bakteri gram positif, membentuk
endospore, dan bergerak dengan flagel (Hatmanti, 2000).
Pengamatn makro
b. setelah inkubasi 24-48 jam - Warna : Putih
- Jumlah koloni : 51
Pengamatan mikro
- Warna : Biru
- Bentuk : Batang panjang
- Lensa obyektif : 40 ×
- Lensa okuler : 10 ×
- Perbesaran : 400 ×
- Gambar : Bacillus Subtilus
70
Pengamatan makro
b. setelah inkubasi 24-48
- warna : Putih
jam
- jumlah koloni : 47
Pengamatan mikro
- warna : Biru muda
- bentuk : Seperti pulau
- lensa objektif : 40 ×
- lensa okuler : 10 ×
- Perbesaran : 400 ×
- Gambar : Bacillus Subtilus
1. Pengenceran 10-5
b. setelah inkubasi 24-48 - Warna : Kuning pucat
jam - Keadaan larutan : Ada gelembung
- Tabung positif :1
- Tabunng negative :2
Pengamatan mikro
- Warna : Biru tua
- Bentuk : Batang, bersel
- Gambar : Bacillus
2. Pengenceran 10-6
- Warna : Kuning pucat
- Keadaan larutan : Ada gelembung
- Tabung positif :-
- Tabung negative :3
Pengamatan mikro
- Warna : Biru kehitaman
- Bentuk : Tidak teratur
- Gambar : Staphylococus
Aureus
72
3. Pengenceran 10-7
- Warna : Kuning pucat
- Keadaan larutan : Ada gelembung
- Tabung positif :1
- Tabunng negatif :2
Pengamatan mikro
- Warna : Hitam
- Bentuk : Tabung,
memanjang
- Gambar : Bacillus
5.6. Perhitungan
A. Metode cawan sebar
Diketahui : Jumlah koloni pada cawan sebar adalah 51
Ditanya : Jumlah koloni?
Jawab :
1
Jumlah koloni = jumlah koloni per cawan ×
faktor pengenceran
1
= 51×
10−4
= 51× 104
B. Metode Cawan Tuang
Diketahui : Jumlah koloni pada cawan tuang adalah 47
Ditanya : Jumlah koloni?
Jawab :
1
Jumlah koloni = jumlah koloni per cawan ×
faktor pengenceran
1
= 47 ×
10−4
= 47× 104
C. Metode MPN
73
Ambil pengenceran 10-4 dan campurkan dengan air sampel 1 mL dengan tujuan
untuk menumbuhkan mikroba dengan pengenceran yang pekat dan kemudian biarkan
media memadat agar bakteri dapat tumbuh dengan baik, lalu inkubasi dilakukan pada
suhu 37 ℃ selama 24-48 jam karena pada suhu dan rentan waktu tersebut merupakan
keadaan optimum untuk pertumbuhan bakteri, setelah diinkubasi hitung jumlah bakteri
menggunakan Colony Counter untuk mengetahui jumlah mikroba dan jumlah koloni
mikroba yang dihasilkan 47 × 104 koloni/ mL
D. Metode MPN
Menyiapkan 9 tabung reaksi digunakan untuk menyimpan media lalu membagi 9
tabung reaksi dengan seri A, B dan C dengan tujuan supaya nantinya setiap seri
dimasukan dengan pengenceran yang berbeda-beda. Penggunakan 9 tabung reaksi
yang dibagi menjadi 3 seri dengan jenis pengenceran yang berbeda-beda bertujuan
untuk mengetahui perbedaaan jumlah bakteri pada setiap pengenceran, dan tabung
durham dimasukan kedalam tabung reaksi dengan tujuan untuk mendeteksi adanya
mikroba dengan melihat gas yang ada pada ujung tabung durham kemudian mengisi
tabung reaksi dengan KFL karena pada metode MPN menggunakan media cair sebagai
pertumbuhan mikroba. Sebelum diinkubasi tabung reaksi ditutup dengan Tissue, hal
ini bertujuan agar media tidak terkontaminasi dengan mikroba yang tidak kita
inginkan lalu media diinkubasi agar bakteri dapat tumbuh dan berkembang dan tabung
positif yang dihasilkan adalah 2 buah tabung yaitu pengenceran 10 -5 dan 10-7 sehingga
jumlah koloni mikroba yang dihasilkan 0,072 × 106 koloni/ mL
5.8. Kesimpulan
- Jumlah mikrooganisme dalam air sampel pada teknik perhitungan mikroba
dengan menggunakan metode cawan sebar adalah 51 × 104 koloni/ mL
- Jumlah mikrooganisme dalam air sampel pada teknik perhitungan mikroba
dengan menggunakan metode cawan tuang adalah 47 × 104 koloni/ mL
- Jumlah mikrooganisme dalam air sampel pada teknik perhitungan mikroba
dengan menggunakan metode MPN adalah 0,072 × 106 koloni/ mL