Anda di halaman 1dari 10

Nilai :

Penilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN
SEMESTER GANJIL 2022-2023

ACARA KE 2
PENGGUNAAN BUMBU DAN REMPAH SEBAGAI ANTIMIKROBA

Nama Lengkap : Icha Fahriza Putri


NIM : 211710101124
Kelas THP :A

PS. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
OKTOBER 2022
PENDAHULUAN
Rempah dan bumbu terdiri dari bermacam jenis, sekilas terlihat sama namun kedua hal
tersebut berbeda. Rempah yaitu bagian tertentu dari tumbuhan digunakan sebagai bumbu,
penguat cita rasa, pengharum, dan pengawet makanan yang penggunaannya terbatas (Yana dkk.,
2018). Sedangkan bumbu adalah tanaman aromatic yang ditambah pada makanan digunakan
sebagai penyedap dan pembangkit selera makan. Contoh bumbu yang biasnya digunakan yaitu
jeruk mipis, tomat, cabai dan lain-lain (Pramesthi, 2020). Mulyawan dalam Pramesthi (2020)
menyatakan bahwa bumbu mengandung senyawa antimikroba sehingga dapat mengawetkan
makanan secara alami.
Tanaman serai memiliki kandungan utama minyak atsiri sebanyak 0,7% (Nurcholis dkk.,
2019). Minyak atsiri pada tanaman serai memiliki fungsi untuk mengontrol pertumbuhan dari
bakteri dan jamur. Selain itu, minyak ini memiliki aktivitas antioksidan. Selain itu, kandungan
serai terdiri dari kariofilen yang bersifat antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antitumor serta
dapat digunakan sebagai bius. Sitral bersifat anthihistamin dan antiseptik, sitronelal bersifat
antiseptik dan antimikroba (Nurcholis dkk., 2019). Menurut Luangnarumitchai dkk. (2007),
kandungan citronelal, geraniol, dan citronelol dalam minyak serai wangi juga mampu
menghambat aktivitas bakteri. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brugnera (2011), Minyak
atsiri daun serai wangi asal Brazil yang memiliki komponen kimia sitronellal (34,6%), geraniol
(23,17%), dan sitronellol (12,09%) juga mampu menghambat aktivitas bakteri S. aureus serta
mampu menghambat aktivitas bakteri Gram negatif yaitu E. coli dan Pseudomonas aeruginosa
(Sefriyanti dkk., 2020).
Tumbuhan serai bersifat antibakteri dan antimikroba terhadap mikroba yang bersifat
patogen seperti E. coli. Antimikroba sendiri adalah zat yang mempunyai kemampuan untuk
menghambat atau mematikan pertumbuhan atau aktivitas mikroba dengan toksisitas terhadap
manusia relatife kecil. Sedangkan, antibakteri merupakan substansi yang dihasilkan oleh
organisme dan mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme lain (Sefriyanti dkk., 2020). Antibakteri yang terdapat pada minyak atsiri akan
mengganggu terbentuknya dinding sel sehingga tidak terbentuk atau tidak terbentuk sempurna.
Penambahan antimikroba pada bahan pangan dapat meningkatkan daya simpan bahan tersebut.
Pada praktikum kali ini antimikroba yang digunakan ialah minyak sereh. Minyak atsiri pada
minyak sereh didapatkan dari penyulingan tumbuhan sereh. Adapun tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah mempelajari pengaruh penggunaan beberapa bumbu dan rempah terhadap
aktivitas mikroorganisme.
ALAT BAHAN
Adapun alat yang digunakan pada Adapun bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu: praktikum kali ini yaitu:
1. Tabung Reaksi 1. Nutrient Agar (NA)
2. Cawan Petri steril 2. Biakan E. coli
3. Erlenmeyer 3. Larutan fisiologis atau NaCl
4. Beaker glass 4. Aquades
5. Korek api 5. Minyak sereh
6. Colony counter
7. Kertas cakram
8. Pump pipet
9. Incubator
10. Penggaris
11. Bunsen
12. Spread
13. Pipet ukur
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Prosedur Analisis

minyak sereh Padatan NaCl

Pembuatan konsentrasi 1%, Pembuatan konsentrasi 1%,


2%, dan 3% 2%, dan 3%

Pencampuran sesuai
perlakuan
Kertas cakram
(D =1 cm) Perendaman 10 menit

Media Penuangan pada cawan petri Suspensi Penuangan pada cawan petri
NA steril E.coli l mL steril

Pendiaman hingga media Media Penuangan media ke cawan


memadat NA petri (pour plate)

Suspensi
E.coli 0,1 Penuangan suspensi ke dalam Homogenisasi suspensi dan
mL cawan petri (spread plate) media

Perataan dengan spreader Pendiaman hingga memadat

Pembagian cawan petri menjadi 4


area

Peletakan kertas cakram untuk uji


anti mikroba di tiap area cawan

Inkubasi 30°C selama 48 jam

Pengukuran diameter zona hambat

Gambar 3.1 Digaram alir praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai
antimikroba
3.2 Fungsi Perlakuan
Tahap pertama dalam praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
yaitu sampel minyak sereh dimasukkan ke dalam beaker glass sesuai formulasi 1%, 2%, dan
3%. Selanjutnya, dilakukan pencampuran larutan aquades steril sebanyak 100 ml dengan
minyak sereh sesuai perlakuan. Langkah selanjutnya, pembuatan larutan NaCl dimana padatan
NaCl ditimbang kemudian dilarutkan dalam aquades 100 ml lalu dihomogenkan. Tahap
berikutnya yaitu pencampuran larutan minyak sereh dengan larutan NaCl dengan mengambil
setiap larutan sebanyak 10 ml kemudian larutan dicampur. Setelah pencampuran, kertas cakram
dimasukkan ke dalam larutan sampel dan didiamkan selama 10 menit. Pada saat memasukkan
kertas cakram, dekatkan dengan bunsen untuk menjaga kertas tetap steril. Selama pendiaman
dilakukan pembuatan suspensi E. coli dengan pemasukan dalam larutan fisiologis.
Pada praktikum yang dilakukan menggunakan 2 metode penuangan, yaitu spread plate
dan pour plate. Metode spread plate dilakukan dengan meletakkan media NA terlebih dahulu
hingga memadat pada cawan petri, kemudian diberi suspensi E. coli 0,1 ml dan diratakan
dengan spread. Sedangkan pada metode pour plate, suspensi E. coli 1 ml terlebih dahulu
kemudian diberi media NA dan dihomogenkan hingga padat. Setelah penuangan pada cawan
petri, dilakukan pembagian menjadi 4 area pada cawan petri dengan perbandingan 0:0 hingga
3:3, lalu dimasukkan kertas cakram yang sudah direndam dengan minyak sereh dan NaCl di
setiap area konsentrasinya. Setelah itu, incubator selama 48 jam dalam suhu 30 oC. Pada tahap
terakhir dilakukan pengukuran zona hambat dengan mengukur zona bengi yang terbentuk
disekitar kertas cakram menggunakan jangka sorong atau penggaris.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berikut merupakan data pengamatan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba:
Tabel 1. Hasil pengamatan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Spread 1 0:0 0,9 1 0,1
Plate 0:1 1 1,1 0,1
0:2 0,9 1 0,1
0:3 1 1,1 0,1
1:0 1 1,1 0,1
1:1 0,9 1 0,1
1:2 1 1,1 0,1
1:3 1 1,1 0,1
2:0 1,2 1,3 0,1
2:1 1,1 1,3 0,2
2:2 1,2 1,3 0,1
2:3 1,2 1,4 0,2
3:0 1,2 1,3 0,1
3:1 1,2 1,3 0,1
3:2 1,2 1,3 0,1
3:3 1,2 1,4 0,2
Spread 2 0:0 0,9 0,9 0
Plate 0:1 0,9 1,1 0,2
0:2 0,9 1 0,1
0:3 0,9 0,9 0
1:0 0,8 0,9 0,1
1:1 1 1,1 0,1
1:2 0,9 0,9 0
1:3 1 1,1 0,1
2:0 0,9 0,9 0
2:1 0,9 1 0,1
2:2 0,9 0,8 0
2:3 1 1,1 0,1
3:0 1 1,1 0,1
3:1 0,9 1 0,1
3:2 1 1,1 0,1
3:3 1 1,2 0,2
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Spread 3 0:0 0,9 1,1 0,2
Plate 0:1 0,95 1,1 0,15
0:2 0,95 1,1 0,15
0:3 0,85 1,1 0,25
1:0 1 1,1 0,1
1:1 0,8 0,9 0,1
1:2 1,1 1,2 0,1
1:3 1 1,2 0,2
2:0 0,9 1,2 0,3
2:1 0,9 1,05 0,15
2:2 1 1,3 0,3
2:3 0,95 1,1 0,15
3:0 1 1,1 0,1
3:1 1 1,1 0,1
3:2 0,9 1 0,1
3:3 1 1,2 0,2
Pour Plate 4 0:0 1 1 0
0:1 1 1 0
0:2 1 1 0
0:3 1 1 0
1:0 0,85 1 0,5
1:1 1 1 0
1:2 1 1 0
1:3 0,8 0,95 0,15
2:0 0,9 0,9 0
2:1 1 1 0
2:2 1 1 0
2:3 1 1 0
3:0 0,89 0,9 0,01
3:1 1 1 0
3:2 1 1 0
3:3 1 1 0
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Pour Plate 5 0:0 0,9 0,975 0,075
0:1 0,9 0,92 0,02
0:2 0,95 1 0,05
0:3 0,95 1,5 0,55
1:0 0,9 0,9 0
1:1 0,9 0,92 0,02
1:2 0,95 0,95 0
1:3 1 1 0
2:0 1 1,05 0,05
2:1 0,9 0,95 0,05
2:2 0,85 0,85 0
2:3 0,9 0,9 0
3:0 0,95 0,95 0
3:1 0,9 0,9 0
3:2 0,9 0,95 0,05
3:3 0,95 1,05 0,1
Pour Plate 6 0:0 1 1 0
0:1 1 1 0
0:2 1 1 0
0:3 1 1 0
1:0 0,9 0,951 0,051
1:1 1 1,245 0,245
1:2 1 1 0
1:3 0,94 1,1 0,16
2:0 1 1 0
2:1 1 1 0
2:2 1 1 0
2:3 1 1 0
3:0 1 1 0
3:1 1 1 0
3:2 1 1 0
3:3 1 1 0

B. Pembahasan
Pada praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai anti mikroba menggunakan
2 metode dalam penuangan, yaitu spread plate dan pour plate. Sampel yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah minyak sereh dengan konseentrasi 1%, 2% dan 3%. Minyak sereh
mengandung minyak atsiri yang berepran dalam menghambat atau mematikan aktivitas mikroba.
Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram dengan mengukur zona
bening disekitar kertas cakram. Zona bening yang terbentuk menunjukkan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri (Nurcholis dkk., 2019). Ekstrak yang akan diuji
ditempatkan pada kertas cakram, kemudian diletakkan pada cawan petri berisi media NA yang
sudah diinokulasi dengan kultur bakteri E. coli.
Dalam hasil perhitungan yang diperoleh pada table 2 diketahui bahwa pada metode
spread plate nilai diameter zona hambat (cm) tertinggi terdapat pada komposisi NaCl: minyak
sereh (%) dengan perbandingan 2:0 dan 2:2 sebesar 0,3 cm. Hal tersebut sudah sesuai dengan
pernyataan Fitriani dkk. (2021) bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak sereh maka semakin
besar kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922,
hal tersebut karena pada konsentrasi tinggi tidak dilakukan pengenceran sehingga senyawa aktif
lebih banyak daripada senyawa lain. Sedangkan nilai terendah pada komposisi NaCl: minyak
sereh (%) terdapat pada perbandingan 0:0; 0:3; 1:2; 2:0 dan 2:2 sebesar 0 cm. Sehingga, tidak
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada metode pour plate nilai diameter zona hambat (cm) tertinggi terdapat pada
komposisi NaCl: minyak sereh (%) dengan perbandingan 0:3 sebesar 0,55 cm. Sehingga, hal ini
sesuai dengan pernyataan sebelumnya. Winarno (1982) dalam Prasetya dkk. (2012) menyatakan
bahwa konsentrasi garam NaCl yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri pada
bahan makanan. Akan tetapi hasil perhitungan yang didapatkan pada praktikum kali ini zona
hambat yang diperoleh naik turun sehingga dapat diketahui nilai sensitivitas yang rendah pada
kedua metode.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
bahwa minyak sereh dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Semakin tinggi konsentrasi
minyak sereh, semakin besar kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli.
Diameter zona hambat yang semakin besar, artinya aktivitas antibakteri semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, L., dkk. (2021). Uji Daya Hambat Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.)
Rendi) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal Medika
Malahayati, Vol. 5, No. 3.
Nurcholis, W., dkk. (2019). Antibacterial Activity of Lemongrass (Cymbopogon nardus)
Ethanolic Extract against Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Current
Biochemistry 6(1):86-91.
Pramesthi, D., dkk. (2020). Potensi Tumbuhan Rempah dan Bumbu yang Digunakan dalam
Masakan Lokal Buton sebagai Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol.6,
No. 03.
Prasetya, M.N., Sari, N. and Budiyati, C.S., (2012). Pembuatan Kecap Dari Ikan Gabus Secara
Hidrolisis Enzimatis Mengunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, 1(1), pp.270-276.
Sefriyanti, dkk. (2020). Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon
bernadus L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal
Khatulistiwa, 8(4):1-4.
Yana, T., Malik, A., & Kurniawan, F. (2018). Study Jenis Rempah–Rempah Dan
Pemanfaatannya Di Pasar Tradisional Angso Duo. Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
https://doi.org/http://repository.uinjambi.ac.id/1001/

Anda mungkin juga menyukai