Penilai :
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN
SEMESTER GANJIL 2022-2023
ACARA KE 2
PENGGUNAAN BUMBU DAN REMPAH SEBAGAI ANTIMIKROBA
Pencampuran sesuai
perlakuan
Kertas cakram
(D =1 cm) Perendaman 10 menit
Media Penuangan pada cawan petri Suspensi Penuangan pada cawan petri
NA steril E.coli l mL steril
Suspensi
E.coli 0,1 Penuangan suspensi ke dalam Homogenisasi suspensi dan
mL cawan petri (spread plate) media
Gambar 3.1 Digaram alir praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai
antimikroba
3.2 Fungsi Perlakuan
Tahap pertama dalam praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
yaitu sampel minyak sereh dimasukkan ke dalam beaker glass sesuai formulasi 1%, 2%, dan
3%. Selanjutnya, dilakukan pencampuran larutan aquades steril sebanyak 100 ml dengan
minyak sereh sesuai perlakuan. Langkah selanjutnya, pembuatan larutan NaCl dimana padatan
NaCl ditimbang kemudian dilarutkan dalam aquades 100 ml lalu dihomogenkan. Tahap
berikutnya yaitu pencampuran larutan minyak sereh dengan larutan NaCl dengan mengambil
setiap larutan sebanyak 10 ml kemudian larutan dicampur. Setelah pencampuran, kertas cakram
dimasukkan ke dalam larutan sampel dan didiamkan selama 10 menit. Pada saat memasukkan
kertas cakram, dekatkan dengan bunsen untuk menjaga kertas tetap steril. Selama pendiaman
dilakukan pembuatan suspensi E. coli dengan pemasukan dalam larutan fisiologis.
Pada praktikum yang dilakukan menggunakan 2 metode penuangan, yaitu spread plate
dan pour plate. Metode spread plate dilakukan dengan meletakkan media NA terlebih dahulu
hingga memadat pada cawan petri, kemudian diberi suspensi E. coli 0,1 ml dan diratakan
dengan spread. Sedangkan pada metode pour plate, suspensi E. coli 1 ml terlebih dahulu
kemudian diberi media NA dan dihomogenkan hingga padat. Setelah penuangan pada cawan
petri, dilakukan pembagian menjadi 4 area pada cawan petri dengan perbandingan 0:0 hingga
3:3, lalu dimasukkan kertas cakram yang sudah direndam dengan minyak sereh dan NaCl di
setiap area konsentrasinya. Setelah itu, incubator selama 48 jam dalam suhu 30 oC. Pada tahap
terakhir dilakukan pengukuran zona hambat dengan mengukur zona bengi yang terbentuk
disekitar kertas cakram menggunakan jangka sorong atau penggaris.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berikut merupakan data pengamatan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba:
Tabel 1. Hasil pengamatan penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Spread 1 0:0 0,9 1 0,1
Plate 0:1 1 1,1 0,1
0:2 0,9 1 0,1
0:3 1 1,1 0,1
1:0 1 1,1 0,1
1:1 0,9 1 0,1
1:2 1 1,1 0,1
1:3 1 1,1 0,1
2:0 1,2 1,3 0,1
2:1 1,1 1,3 0,2
2:2 1,2 1,3 0,1
2:3 1,2 1,4 0,2
3:0 1,2 1,3 0,1
3:1 1,2 1,3 0,1
3:2 1,2 1,3 0,1
3:3 1,2 1,4 0,2
Spread 2 0:0 0,9 0,9 0
Plate 0:1 0,9 1,1 0,2
0:2 0,9 1 0,1
0:3 0,9 0,9 0
1:0 0,8 0,9 0,1
1:1 1 1,1 0,1
1:2 0,9 0,9 0
1:3 1 1,1 0,1
2:0 0,9 0,9 0
2:1 0,9 1 0,1
2:2 0,9 0,8 0
2:3 1 1,1 0,1
3:0 1 1,1 0,1
3:1 0,9 1 0,1
3:2 1 1,1 0,1
3:3 1 1,2 0,2
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Spread 3 0:0 0,9 1,1 0,2
Plate 0:1 0,95 1,1 0,15
0:2 0,95 1,1 0,15
0:3 0,85 1,1 0,25
1:0 1 1,1 0,1
1:1 0,8 0,9 0,1
1:2 1,1 1,2 0,1
1:3 1 1,2 0,2
2:0 0,9 1,2 0,3
2:1 0,9 1,05 0,15
2:2 1 1,3 0,3
2:3 0,95 1,1 0,15
3:0 1 1,1 0,1
3:1 1 1,1 0,1
3:2 0,9 1 0,1
3:3 1 1,2 0,2
Pour Plate 4 0:0 1 1 0
0:1 1 1 0
0:2 1 1 0
0:3 1 1 0
1:0 0,85 1 0,5
1:1 1 1 0
1:2 1 1 0
1:3 0,8 0,95 0,15
2:0 0,9 0,9 0
2:1 1 1 0
2:2 1 1 0
2:3 1 1 0
3:0 0,89 0,9 0,01
3:1 1 1 0
3:2 1 1 0
3:3 1 1 0
Metode Kelompok Komposisi Diameter Diameter Diameter
NaCl : kertas zona zona
minyak cakram hambat + hambat
sereh (%) (cm) kertas (cm)
cakram
(cm)
Pour Plate 5 0:0 0,9 0,975 0,075
0:1 0,9 0,92 0,02
0:2 0,95 1 0,05
0:3 0,95 1,5 0,55
1:0 0,9 0,9 0
1:1 0,9 0,92 0,02
1:2 0,95 0,95 0
1:3 1 1 0
2:0 1 1,05 0,05
2:1 0,9 0,95 0,05
2:2 0,85 0,85 0
2:3 0,9 0,9 0
3:0 0,95 0,95 0
3:1 0,9 0,9 0
3:2 0,9 0,95 0,05
3:3 0,95 1,05 0,1
Pour Plate 6 0:0 1 1 0
0:1 1 1 0
0:2 1 1 0
0:3 1 1 0
1:0 0,9 0,951 0,051
1:1 1 1,245 0,245
1:2 1 1 0
1:3 0,94 1,1 0,16
2:0 1 1 0
2:1 1 1 0
2:2 1 1 0
2:3 1 1 0
3:0 1 1 0
3:1 1 1 0
3:2 1 1 0
3:3 1 1 0
B. Pembahasan
Pada praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai anti mikroba menggunakan
2 metode dalam penuangan, yaitu spread plate dan pour plate. Sampel yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah minyak sereh dengan konseentrasi 1%, 2% dan 3%. Minyak sereh
mengandung minyak atsiri yang berepran dalam menghambat atau mematikan aktivitas mikroba.
Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram dengan mengukur zona
bening disekitar kertas cakram. Zona bening yang terbentuk menunjukkan adanya penghambatan
pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri (Nurcholis dkk., 2019). Ekstrak yang akan diuji
ditempatkan pada kertas cakram, kemudian diletakkan pada cawan petri berisi media NA yang
sudah diinokulasi dengan kultur bakteri E. coli.
Dalam hasil perhitungan yang diperoleh pada table 2 diketahui bahwa pada metode
spread plate nilai diameter zona hambat (cm) tertinggi terdapat pada komposisi NaCl: minyak
sereh (%) dengan perbandingan 2:0 dan 2:2 sebesar 0,3 cm. Hal tersebut sudah sesuai dengan
pernyataan Fitriani dkk. (2021) bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak sereh maka semakin
besar kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli ATCC 25922,
hal tersebut karena pada konsentrasi tinggi tidak dilakukan pengenceran sehingga senyawa aktif
lebih banyak daripada senyawa lain. Sedangkan nilai terendah pada komposisi NaCl: minyak
sereh (%) terdapat pada perbandingan 0:0; 0:3; 1:2; 2:0 dan 2:2 sebesar 0 cm. Sehingga, tidak
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Pada metode pour plate nilai diameter zona hambat (cm) tertinggi terdapat pada
komposisi NaCl: minyak sereh (%) dengan perbandingan 0:3 sebesar 0,55 cm. Sehingga, hal ini
sesuai dengan pernyataan sebelumnya. Winarno (1982) dalam Prasetya dkk. (2012) menyatakan
bahwa konsentrasi garam NaCl yang terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri pada
bahan makanan. Akan tetapi hasil perhitungan yang didapatkan pada praktikum kali ini zona
hambat yang diperoleh naik turun sehingga dapat diketahui nilai sensitivitas yang rendah pada
kedua metode.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan pada praktikum penggunaan bumbu dan rempah sebagai antimikroba
bahwa minyak sereh dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Semakin tinggi konsentrasi
minyak sereh, semakin besar kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. coli.
Diameter zona hambat yang semakin besar, artinya aktivitas antibakteri semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, L., dkk. (2021). Uji Daya Hambat Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus (L.)
Rendi) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli ATCC 25922. Jurnal Medika
Malahayati, Vol. 5, No. 3.
Nurcholis, W., dkk. (2019). Antibacterial Activity of Lemongrass (Cymbopogon nardus)
Ethanolic Extract against Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Current
Biochemistry 6(1):86-91.
Pramesthi, D., dkk. (2020). Potensi Tumbuhan Rempah dan Bumbu yang Digunakan dalam
Masakan Lokal Buton sebagai Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol.6,
No. 03.
Prasetya, M.N., Sari, N. and Budiyati, C.S., (2012). Pembuatan Kecap Dari Ikan Gabus Secara
Hidrolisis Enzimatis Mengunakan Sari Nanas. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri, 1(1), pp.270-276.
Sefriyanti, dkk. (2020). Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon
bernadus L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Jurnal
Khatulistiwa, 8(4):1-4.
Yana, T., Malik, A., & Kurniawan, F. (2018). Study Jenis Rempah–Rempah Dan
Pemanfaatannya Di Pasar Tradisional Angso Duo. Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
https://doi.org/http://repository.uinjambi.ac.id/1001/