MIKROBIOLOGI PANGAN
Disusun oleh :
Gol/Kel : B / 3
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Sanitasi merupakan suatu upaya untuk menghilangkan kontaminasi baik kimia, fisik,
maupun biologis dalam pengolahan bahan pangan. Sanitasi meliputi sanitasi pekerja, alat
pengolahan, ruang pengolahan, bahan baku, dan air yang digunakan saat pengolahan. Sanitasi
tidak akan menghilangkan kontaminan secara menyeluruh diberbagai tempat, namun hanya
akan mengurangi jumlah mikroba yang yang akan muncul selama pengolahan. Penyebab
kontaminasi dapat berasal dari factor biologis, fisik, maupun kimia. Kontaminasi yang berasal
dari faktor biologis dapat berasal dari kontaminasi biologi seperti parasite, virus, bakteri
pathogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi pada manusia. Kontaminasi yang
berasal dari factor kimia dapat disebabkan oleh bahan kimia yang dapat menimbulkan
intoksikasi pada manusia. Beberapa bahan kimia penyebab keracunan diantaranya
anitibiotika, residu pestisida, dan cemaran kimia industry. Kontaminasi fisik merupakan
pencemaranyang bersifat fisik, seperti batu, debu, rambut, logam, potongan kayu, kuku, atau
berasal dari peralatan masak yang digunakan.
Kualitas sanitasi ruangan dapat diukur menggunakan uji sanitasi ruangan yang
dilakukan dengan membuat agar steril PDA dan membiarkannya dalam keadaan terbuka di
dalam ruangan produksi dan ruangan hidang selama 5 menit dan 15 menit. Kemudian agar
tersebut diinkubasi pada suhu ruang selama 1-3 hari, kemudian dihitung jumlah mikroba atau
dengan menyatakan jumlah secara relative dengan tanda khusus.
Kualitas sanitasi alat dapat diuji dengan menggunakan uji sanitasi alat yang dilakukan
dengan menggunakan metode swab untuk alat seperti talenan, wajan, pisau, meja, dan juga
piring. Untuk alat-alat seperti botol digunakan metode bilas. Pengujian dilakukan terhadap
alat-alat pengolahan yang bersentuhan langsung dengan makanan. Dilakukan pengenceran
dan pemupukan dengan menggunakan agar PCA dan metode tuang.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.2 Tempat pelaksanaan : Laboratorium Analisis Zat Gizi, Program Studi Gizi
Klinik, Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri Jember
Sanitasi alat metode SWAB (talenan, wajan, pisau, panci, piring, meja)
1) Setiap kelompok menyiapkan sebuah tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan
engencer dan batang oles yang telah disterilkan, serta cawan petri.
2) Masukkan batang oles pada tabung reaksi lalu peras batang oles dengan cara
menekan-nekannya pada dinding tabung reaksi bagian atas.
3) Gunakan batang oles untuk menyeka permukaan bahan pangan yang diuji seluas
2,5 cm x 2 cm.
4) Batang oles dimasukkan kembali ke dalam tabung, aduk dan tabung diputar-putar
selama 2 menit lalu peras kembali.
5) Lakukan pemupukan yaitu dengan memasukkan 1 ml suspensi ke dalam cawan
petri, kemudian tuangkan agar PCA cair steril, tutup dan biarkan sampai
membeku.
6) Inkubasikan pada suhu 30 C selama 1-3 hari.
7) Amati perkembangan mikroba dan hitung koloninya atau nyatakan dengan
+/++/+++. Jumlah mikroba / cm = jumlah koloni / ml x 5 ml x 5 cm
Sanitasi alat metode Bilas (botol)
1) Siapkan botol kecil berwarna coklat dan botol besar berwarna hijau.
2) Masukkan 20 ml larutan pengencer ke dalam botol
3) Bilas seluruh permukaan bagian dalam botol dengan cara memutar botol secara
horizontal sebanyak 10 kali
4) Inkubasikan 1 cawan petri masing-masing dengan 1 ml suspense tersebut,
kemudian tuangkan di atasnya PCA cair dan biarkan membeku
5) Inkubasikan pada suhu + 30 C selama 1-3 hari.
6) Hitung koloni yang tumbuh dan nyatakan dalam jumlah koloni per wadah botol
dengan perhitungan sebagai berikut :
- Jumlah koloni / botol = Jumlah koloni / ml x 20
- Bila pertumbuhan koloni menyebar, nyatakan dengan + + +
Sanitasi ruang
1) Setiap kelompok menyiapkan 2 cawan NA yang diberi tanda nama ruangan
dengan waktu kontak 5 menit dan 15 menit ; dan 2 cawan PDA yang diberi tanda
nama ruangan dengan waktu kontak 5 menit dan 15 menit.
2) Secara bersamaan bukalah tutup cawan-cawan tersebut di dalam ruangan yang
telah ditetapkan, sehingga “ agar “ di dalam cawan mengalami kontak dengan
udara di dalam ruangan tersebut. Tutuplah cawan petri satu persatu setelah 5 menit
dan 15 menit
3) Inkubasikan semua cawan pada suhu 30 C selama 1-3 hari.
4) Amati adanya pertumbuhan dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Jika
pertumbuhan koloni menyebar dan sulit untuk dihitung, nyatakan secara relative
dengan tanda – sampai + + + + +
DIAGRAM ALIR
1. Sanitasi alat metode Rodac ttelenan, wajan, pisau, panic, piring, meja)
Larutan Pengencer
Pengamatan
HASIL
2. Sanitasi Alat Metode Bilas (Botol)
Larutan pengencer
Pengamatan
HASIL
3. Sanitasi Ruang
2 Cawan PCA
Pengamatan
HASIL
BAB IV
Jumlah Mikroba
No Nama Alat
Hari ke-1 Hari ke-2
1 Piring 12 36
2 Talenan 100 108
3 Loyang 30 43
4 Meja 107 131
Jumlah Mikroba
No Nama Alat
Hari 1 Hari 2
1 Botol 25 87
2 Botol 101 52
3 Botol 37 43
4 Botol 151 205
Jumlah
Ruang Waktu
Mikroba
Lab. Pengolahan Pangan 5 menit 58
(B1 dan B2) 15 menit 35
Lab. Gizi Kuliner 5 menit 75
(B3 dan B4 ) 15 menit 129
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan kelompok 2 pada botol kecil 2 hari pertama terdapat 101
koloni bakteri yang tumbuh pada media NA, dan hari ke-2 terdapat 52 koloni
bakteri yang tumbuh. Pada hari kedua bakteri banyak yang mati hal ini dapat
disebabkan oleh suhu dan juga media yang tidak sesuai dengan sifat dan karakter
bakteri sehingga mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada media.
Hasil pengamatan kelompok 4 pada botol besar 2 hari pertama terdapat 151
koloni bakteri yang tumbuh pada media NA dan hari kedua terdapat 205 koloni
bakteri yang tumbuh.Pada pengamatan ini dapat diketahui bahwa jumlah koloni
bakteri terbanyak terdapat pada botol besar 2, hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa factor seperti bakteri yang menempel pada botol cukup banyak sehingga
jumlah koloni bakteri berbanding lurus dengan kebersihan dan sanitasi botol,
kemungkinan adanya pencucian botol sehingga memungkinkan bakteri yang ada
pada air kran menempel pada botol, suhu, pH, serta media yang sesuai dengan sifat
dan karakter bakteri sehingga bakteri lebih mudah untuk tumbuh dan
berkembangbiak pada media.
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji sanitasi ruang dan alat dimana melakukan 3
percobaan yaitu uji swab, bilas, dan sanitasi ruang. Uji swab menggunakan 4 alat yaitu
pring, telenan, Loyang, dan meja sedangkan uji bilas menggunakan botol , uji sanitasi
ruang menggunakan lab pengolahan yaitu lab penggolahan dan lab kuliner. Pada alat
yang terdapat di laboratorium memiliki jumlah dan jenis bakteri yang berbeda. Tetapi,
dari keempat alat tersebut jumlah bakteri yang paling banyak terdapat pada meja. Hal
yang memungkinkan menyebabkan bakteri pada meja paling banyak yaitu yang pertama,
bakteri yang berada pada udara menempel pada meja. Kedua, meja merupakan tempat
untuk pengolahan pangan dan meja digunakan untuk menaruh bahan atau alat yang
digunakan untuk pengolahan bahan pangan sehingga menyebakan bakteri yang berada
pada alat yang lain berpindah ke meja. Ketiga, bakteri yang menempel pada badan
manusia berpindah ke meja karena manusia sering kontak dengan meja. Sebelum
melakukan pengolahan pangan alat-alat yang digunakan perlu disterilisasi terlebih dahulu
karena apabila alat yang digunakan dalam pengolahan pangan tidak steril maka akan
mengkontaminasi bahan pangan yang diolah tersebut. Apabila bakteri mengkontaminasi
bahan pangan yang diolah maka akan mempercepat daya simpan bahan makanan yang
diolah atau memprcepat pembusukan makanan dan bisa menimbulkan penyakit diare.
5.2 Saran
1. Lebih teliti dalam pembuatan medium agar medium tidak terkontaminasi sehingga
mengganggu perhitungan
2. Sebaiknya pada saat praktikum menggunakan APD dan melakukan sesuai dengan
prosedur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Yulianto, A., Nurcholis. (2015). Penerapan Standard Hygienes Dan Sanitasi Dalam
Meningkatkan Kualitas Makanan Di Food & Beverage Departement @Hom Platinum
Hotel Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu .Volume 6 No 2. diakses pada 16 November,
2019. dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.bsi.ac.id/eju
rnal/index.php/khasanah/article/download/484/377&ved=2ahUKEwi4y6CklvHlAhXCzj
gGHQ9uBTcQFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw2vc8eYA2sgDhkI7uB5REs4
Morestavia, S., Sulistyorini, L.(2014). Keluhan Kesehatan Konsunen Dan Higiene Sanitasi
Makanan Penyetan Pedagang Kaki Lima Di Jalan Arif Rachman Hakim Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan . Vol. 7, No. 2 Januari 2014 : 83-89. diakses pada 16
November, 2019. dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.unair.ac.id/do
wnloadfull/KESLING8627-
df80b4f488fullabstract.pdf&ved=2ahUKEwi4y6CklvHlAhXCzjgGHQ9uBTcQFjACeg
QIBhAJ&usg=AOvVaw1mUcz6Vd6YMsB29lZ6Bgi8
Nurjanah, S. (2006). Kajian Sumber Cemaran Mikrobiologis Pangan Pada Beberapa Rumah
Makan Di Lingkar Kampus IPB Darmaga, Bogor. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
Volume 11 No.3, Desember 2006, hlm. 18-24. diakses pada 17 November, 2019. dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://repository.ipb.ac.id/j
spui/bitstream/123456789/65780/1/Jurnal%2520Ilmu%2520Pertanian%2520Siti%2520
Nurjanah%2520%2528gabung%2529.pdf&ved=2ahUKEwi4y6CklvHlAhXCzjgGHQ9
uBTcQFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw2xICjlphAKD6eQhx1QzxFg
Enjelina, W., Purba, M. S., Erda, Z. (2017). Faktor Higiene Sanitasi Yang Berhubungan
Dengan Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Di Kota Tanjungpinang. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. Vol. 11, No. 1, Hal. 33-38 .diakses pada 17 November, 2019.
dari
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.fkm.unand.ac.i
d/index.php/jkma/article/download/217/211&ved=2ahUKEwi8o4LglvHlAhUSwTgGH
RsUD_kQFjACegQIBRAB&usg=AOvVaw0HwVwSUXt_uPknINWe8wQl&cshid=15
73991650113
LAMPIRAN