Ernita Nurliani
05031281419091
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Higine
Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi
lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit karena
pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan
digunakan untuk mencuci alat/wadah dan alat pengolahan tidak boleh bersifat korosif
dan mudah dicuci dari permukaan.
Proses sanitasi alat dan wadah ditunjukkan untuk membunuh sebagian besar atau
semua mikroorganisme yang terdapat pada permukaan. Sanitizer yang digunakan
misalnya air panas, halogen (khlorin atau Iodine), turunan halogen dan komponen
amonium quarternair (Gobel, 2008).
2.4. Medium
Medium
merupakan
bahan
yang
digunakan
untuk
menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syaratsyarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan
oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zatzat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan. Adapun medium yang sering digunakan untuk pengujian
mikroba adalah NA dan PDA (Gobel, 2008).
2.4.1. PDA (Potato Dextrose Agar)
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan
digunakan untuk mengembang biakkan dan
Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan
khamir.
2.4.2. NA (Nutrien Agar)
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof.
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2016 pukul
08.00
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan
No
Media
PDA
Keterangan
+++
2
3
4
dicuci
Botol minuman yang sudah
dicuci dengan air biasa
Botol minuman yang sudah
dicuci dengan deterjen
Botol minuman yang sudah
dicuci air hangat
NA
PDA
NA
PDA
NA
PDA
NA
288
328
370
360
150
401
167
++
+++
+++
+++
++
+++
++
4.2. Pembahasan
Praktikum ini akan membahas hasil pengujian sanitasi wadah dan alat
pengolahan. Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan pangan berasal
dari penggunaan wadah dan alat-alat pengolahan yang kurang bersih. Sanitasi yang
dilakukan terhadap wadah dan alat-alat pengolahan meliputi pencucian dengan
menggunakan air biasa, pencucian dengan menggunakan air hangat, pencucian
dengan menggunakan air deterjen, dan perlakuan yang tidak dicuci.
Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan pangan berasal dari
penggunaan wadah dan alat pengolahan yang kotor dan mengandung mikroba dalam
jumlah cukup tinggi. Pencucian alat pengolahan dengan menggunakan air yang
kotor, dapat menyebabkan mikroba yang berasal dari air pencuci dapat menempel
pada wadah / alat tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil praktikum yang
didapat, dimana botol yang dicuci air biasa mengandung mikroba yang cukup tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Botol yang diberikan perlakuan dengan mencucinya menggunakan deterjen
menunjukkan hasil yang berbeda. Medium PDA terlihat bahwa jumlah koloni yang
terdapat di sampel tersebut lebih banyak dari perlakuan pencucian dengan air biasa.
Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang mengatakan pembersihan dengan deterjen
dapat menurunkan jumlah mikroba. Hal ini dapat disebabkan adanya kontaminasi
dari udara, lingkungan saat pengujian, dan praktikan itu sendiri. Tetesan air dari
orang-orang yang berbicara, batuk dan bersin dapat menjadi sumber kontaminan
mikroba dalam udara. Kondisi lingkungan pengujian yang tidak steril serta praktikan
yang tidak mengkondisikan diri dalam keadaan steril dapat menyebabkan
penyimpanagn dan pembawa sumber kontaminasi. Selain itu, pada saat melakukan
pemupukan tidak dilakukan secara aseptik, yakni membuka cawan terlalu lebar
ketika ingin memipet suspensi, tidak menggunakan masker, ataupun terlalu jauh dari
api bunsen sehingga kemungkinan terkontaminasi bakteri dari udara sekitar yang
menyebabkan bakteri lain ikut terinokulasi ke dalam cawan. Hasil yang positif
didapat pada media NA, yakni jumlah bakteri sebelum dicuci lebih banyak
dibandingkan dengan sesudah dicuci. Hal ini membuktikan deterjen efektif dalam
membunuh mikroba. Menurut Marpaung, dkk (2012) Saponin adalah senyawa aktif
yang kuat dan menimbulkan busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti
sabun dan mempunyai kemampuan antibacterial. Saponin dapat meningkatkan
permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi
membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan
rusak dan lisis. Saponin juga memiliki molekul yang dapat menarik air atau hidrofilik
dan molekul yang dapat melarutkan lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan
tegangan permukaan sel yang akhirnya menyebabkan kehancuran kuman.
Peredaman alat-alat pengolahan dalam air yang dipanaskan hingga 80C atau
lebih tinggi merupakan cara lain untuk sterilisasi panas. Efek yang mematikan oleh
panas ini diduga disebabkan karena denaturasi beberapa molekul protein di dalam
sel. Air panas dapat merupakan cara yang efektif, nonselektif untuk permukaan yang
akan bersentuhan dengan makanan. Akan tetapi penuangan air panas ke dalam wadah
bukan merupakan metode sterilisasi yang dapat diandalkan, karena dengan cara ini
suhu tinggi tiak dapat dipertahankan untuk menjamin sterilisasi yang cukup. Hal
inilah yang menyebabkan medium PDA yang diberikan sampel dari botol yang sudah
dicuci dengan air hangat memiliki jumlah koloni yang tertinggi dari semua
perlakuan, yaitu 401 koloni.
BAB 4
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah :
1. Salah satu sumber kontaminan utama dalam pengolahan pangan berasal dari
penggunaan wadah dan alat-alat pengolahan yang kurang bersih.
2. Pencucian alat pengolahan dengan menggunakan air yang kotor, dapat
menyebabkan mikroba yang berasal dari air pencuci dapat menempel pada
wadah /alat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, N. Studi Deskriptif Karakteristik Higiene dan Sanitasi pada Alat Pengolah
Makanan Gado-Gado di Lingkungan Pasar Johar Kota Semarang Tahun 2012.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Chandra,B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Depkes RI. 2014. Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran.
Jakarta : Depkes RI.
Gobel, B. Risco, dkk., 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Makassar :
Universitas Hasanuddin.
LAMPIRAN
PDA
NA
PDA
NA
PDA
PDA 4 (Dicuci dengan air hangat)
Kelompok
NA
NA