THERMAL RESISTANCE OF BACILLUS SUBTILIS VAR. NIGER IN A CLOSED
SYSTEM J. T. Peeler,* A. L. Reyes, R. G. Crawford, A. J. Wehby, And J. E. Campbell Mikroorganisme yang tahan panas telah diteliti sejak tahun 1920 dengan menggunakan dua parameter fisik, yaitu waktu dan suhu. Setelah dua variabel itu diperkenalkan, para ahli memperkenalkan variabel yang ketiga yaitu aktivitas air. Faktor-faktor lain seperti pH telah diteliti, akan tetapi tidak terlalu berpengaruh terhadap mikroorganisme tahan panas ini. Tiga parameter fisik ini telah dipelajari lebih rinci sejak National Aeronautics and Space Administration merancang kapsul ruang angkasa untuk mendarat di permukaan planet mars. Genus Bacillus merupakan salah satu strain penting dalam industi yang memproduksi produk yang termasuk ke dalam makanan fermentasi, industri enzim, bioinsektisida, antibiotic, dan lainnya. Namun, sporanya yang tahan akan suhu tinggi menjadi masalah utama di industri farmasi steril dan di industri makanan. Hal inilah yang menyebabkan bakteri ini menjadi indikator biologis untuk sterilisasi dan mengevaluasi kapasitas tindakan biosida. Genus Bacillus ditemukan oleh Ferdinand Chon dan diberi nama Vibrio subtilis.Awalnya, klasifikasi genus tersebut didasarkan pada kemampuannya untuk bersporulasi dan berdasrkan morfologi, sifat biokimia serta fisiologis. B. subtilis dapat membagi asymmetrically, memproduksi sebuah endospore yang tahan terhadap faktor lingkungan seperti panas, asam, dan garam, yang dapat berada di dalam lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Endospore adalah yang dibentuk pada saat gizi stres, memungkinkan organisme untuk terus berada di dalam lingkungan sampai kondisi menjadi baik. Sebelum proses untuk menghasilkan spora bakteri melalui proses produksi flagella dan mengambil DNA dari lingkungan. Bacillus subtilis var. niger merupakan salah satu spesies dari bakteri Bacillus. Bacillus subtilis var. niger merupakan bakteri gram positif, aerobik, dan merupakan bakteri yang dapat membentuk spora fenotif mirip dengan B. subtillis, kecuali untuk memproduksi pigmen, serta bakteri ini juga bisa dibudidayakan di media yang mengandung sumber nitrogen organik. Bakteri Bacillus subtilis var. niger salah satu penggunaannya adalah sebagai indikator sterilisasi biologis karena ketahananya terhadap suhu tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Peeler, et.,al. (1977) menunjukkan bahwa penggunakan % Rh = 100 pada saat sterilisasi adalah kondisi yang paling efektif untuk menonaktifkan B. subtillis dibandingkan dengan RH < 0,1. Tinggi dan rendahnya kelembapan selama proses sterilisasi merupakan kondisi yang terbaik untuk mencapai inaktivasi termal dengan menggunakan input minimum panas. Kondisi RH 100% dan RH < 0,001 % dengan suhu berkisar antara 850C sampai 1250C. berdasarkan hal ini dapat diketahui waktu untuk mengurangi populasi 100 per unit dengan kondisi %RH rendah harus menggunakan suhu sterilisasi sekitar 1150C. Penurunan jumlah bakteri sebesar 4-log untuk %RH sekitar 0,1 sampai dnegan sekitar 2,1. Sedangkan, untuk sterilisasi menggunakan %RH yang tinggi yaitu 100 hanya menghabiskan waktu 0,5 jam. Eksperimen yang dilalukan oleh Peeler, et.,al. (1977) telah mengatur kondisi untuk %Rh pada kisaran 10 hingga 11 % untuk menurangi populasi 100 per unit, hasil yang didapatkannya dengan %RH 10 hingga 11 % membutuhkan waktu sekitar 33 jam. Referensi : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC170573/