Diajukan oleh
Fakultas farmasi
Makassar
2018
ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM
Asisten Pendamping,
Email: nadagm56@gmail.com
INTISARI
mikroorganisme yang terdapat dalam celah, lubang, atau dalam cemaran mineral.
Menurut Jenie (1996) banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
waktu kontak, suhu, konsentrasi, pH, kebersihan alat, dan ada tidaknya bahan
pengganggu 2.
menit, dan ada selang waktu 1 menit antara desinfeksi dengan penggunaan alat.
dan fungisid juga terhadap basil TBC dan spora, walaupun memerlukan waktu
dengan dosis tersebut angka kuman sudah memenuhi syarat sesuai Kepmenkes
bunuh suatu disinfektan dengan fenol menggunakan bakteri uji yaitu Salmonella
menit5.
jaringan hidup dan materi abiotic .Agensi kimia disebut disinfektan, yang
rendah.
d. Berspektrum luas
e. Bereaksi cepat
METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum
Pada praktikum ini menggunakan jenis eksperimental.
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu air steril 5
mL, biakan Salmonella Typhosa , kapas, medium NB (Nutrient Broth) 5 mL, dan
sampel Super Pell Adapun alat yang digunakan yaitu, baskom, bunsen, mata
mikro pipet, mikro pipet, ose bulat, tabung reaksi, rak tabung, spoit 1 mL dan 5
mL.
Sampel Praktikum
Pada praktikum ini menggunakan sampel Super Pell
Cara Praktikum (Cara Kerja)
1. Uji MIC (Minimal Inhibitory Concentration)
Disiapkan alat dan bahan. Disediakan 7 buah tabung reaksi steril, dan di
isi 9,5 mL medium NB steril ke dalam tabung pertama dan 5 mL ke dalam
tabung lainnya . Ditambahkan ke dalam tabung pertama sampel desinfektan
yang akan di uji sebanyak 0,5 mL. Diambil dengan pipet steril 5 mL dari
tabung pertama dan dimasukkan ke dalam tabung ke dua, dicampurkan sampai
homogen. Diperoleh pengenceran pertama yakni 1:20. Kemudian diambil lagi
5 mL dari tabung ke dua dan dimasukkan ke dalam tabung ketiga dan
seterusnya sampai tabung ke tujuh dengan pengenceran 1:1280. Setelah
dihomogenkan, dipipet 5 mL dari tabung terakhir dan dibuang. Dimasukkan
kedalam tiap tabung 1 ose suspensi biakan bakteri. Diinkubasi pada suhu 37
0
C selama 1x24 jam dan amati kekeruhannya.
2. Koefisien Fenol
a. Desinfektan Super pell
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan 5 tabung reaksi
yang berisi air dengan konsentrasi 1 : 30, 1 : 40, 1 : 50, 1 : 60, dan 1 :70
(deret 1), dan 15 tabung yang berisi 5 mL medium nutrient Broth(NB)
yang dibagi menjadi 3 seri (deret II, deret III, dan deret IV) masing-
masing 5 tabung. Dimasukkan desinfektan ke dalam masing-masing
tabung pada deret ke-1. Dari deret 1 dimasukkan suspensi bakteri
sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret I dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan
30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, ke-4, dari deret I,
kemudian diistirahatkan selama 3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah
yang berisi air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose
larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2
deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan
pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret II, kemudian diistirahatkan
selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose
larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-2 dari deret III dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2
deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan
pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret III, Kemudian diistirahatkan
selama 3 menit. Ke dalam tabung ke-1 dari deret IV, dimasukkan 1 ose
larutan dari tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke
dalam tabung ke-2 dari deret IV, dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-
2 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan
pada tabung ke-3, ke-4, dan ke-5 dari deret IV, Kemudian diistirahatkan
selama 3 menit. Semua tabung dari deret II, deret III, dan deret IV
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Diamati
perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium
b. Fenol 5 %
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Disiapkan 3
tabung reaksi yang berisi air dengan konsentrasi 1 : 60 , 1 : 80 , 1 : 100 ,
(deret 1), dan 9 tabung yang berisi 5 mL medium nutrient Broth(NB) yang
dibagi menjadi 3 seri (deret II, deret III, dan deret IV) masing- masing 3
tabung. Dimasukkan fenol ke dalam masing-masing tabung pada deret ke-
dalam tabung ke-1 dari deret 1 dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1
ose kemudian didiamkan 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari deret I
dimasukkan suspensi bakteri sebanyak 1 ose kemudian didiamkan 30
detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3, dari deret I, kemudian
diistirahatkan selama 3 menit dan dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
air es. Ke dalam tabung ke-1 dari deret II, dimasukan 1 ose larutan dari
tabung ke-1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam
tabung ke-2 dari deret II, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-2 deret
I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada
tabung ke-3 dari deret II, kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Ke
dalam tabung ke-1 dari deret III, dimasukkan 1 ose larutan dari tabung ke-
1 deret I, kemudian didiamkan selama 30 detik. Ke dalam tabung ke-2 dari
deret III dimasukkan 1 ose dari larutan tabung ke-2 deret I, kemudian
didiamkan selama 30 detik. Hal yang sama dilakukan pada tabung ke-3,
dari deret III, Kemudian diistirahatkan selama 3 menit. Semua tabung dari
deret II, dan deret III, diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama
1 x 24 jam. Diamati perubahan yang terjadi berupa kekeruhan medium
Analisis Hasil
Hasil yang diperoleh yaitu berupa kemampuan desinfektan untuk
menghambat pada waktu kontak 10’dan 15’ dengan melihat keruh atau tidaknya
sampel medium yang berisi mikroorganisme dan nilai koefisien fenol adalah 2
dimana nilai Kf > 0,05 menandakan sampel yang diujikan merupakan desinfektan
,dan nilai Kf > 1 berarti sampel yang diujikan merupakan desinfektan yang
efektif.
HASIL PRAKTIKUM
Gambar 1. Hasil analisis mutu suatu desinfektan pada Koefisien fenol deret
ke-2, deret ke-3, deret ke-4.
No Konsentrasi Hasil
1 1 : 20 -
2 1 : 40 +
3 1 : 80 -
4 1 : 160 -
5 1 : 320 -
6 1 : 640 -
7 1 : 1280 -
Tabel 2. Pengamatan Uji Koefisien Fenol desinfektan
5 10 15
1 1 : 30 - + +
2 1 : 40 - + +
3 1 : 50 - - -
4 1 : 60 - - +
5 1 : 70 - - -
FENOL 5 %
5 10 15
1 1 : 60 - + +
2 1 : 80 - + -
3 1 : 100 - + -
keterangan :
(+) = tidak menghambat / ada pertumbuhan MO / keruh
( - ) = menghambat / tidak ada pertumbuhan MO / jernih
𝐹𝑃 (+)10′ (−)5′ 𝐷𝑒𝑠𝑖𝑛𝑓𝑒𝑘𝑡𝑎𝑛 1 /40
KF = = = 2.
𝐹𝑃 (+)10′ (−)5′ 𝐵𝑎𝑘𝑢 𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 1/80
PEMBAHASAN
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu konsentrasi terendah yang
masih dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Pengujian koefisien fenol pada
Super pell dimaksudkan untuk membandingkan aktivitas suatu produk dengan
daya bunuh fenol dengan perlakuan yang sama sehingga kita mengetahui seberapa
besar kekuatan desinfektansianya. Medium yang cocok untuk bakteri adalah
medium NA, tetapi pada praktikum ini medium yang digunakan adalah adalah
medium NB ( dalam bentuk cair). Digunakan medium cair karena ingin melihat
kekeruhan atau kejernihan dari medium, yang menandakan ada tidaknya
pertumbuhan bakteri yang terjadi.
Nilai MIC (Minimal Inhibitory Concentration) diletakkan pada tabung ke-
2 deret 1 pada percobaan koefisien fenol, dimaksudkan untuk melihat daya
hambat konsentrasi desinfektan di atas Nilai MIC (Minimal Inhibitory
Concetration) dan menguji kembali apakah nilai MIC yang telah diperoleh sudah
mutlak. Nilai MIC yang diperoleh adalah pada pengenceran 1:40
Pada percobaan ini akan dilihat bagaimana efektivitas dari bahan pengawet
yang digunakan dengan parameter kekeruhan pada tabung yang menandakan
adanya kehidupan mikroorganisme. Pada uji MIC semakin tinggi konsentrasi
maka semakin efektif dalam membunuh mikroorganisme.
Untuk uji koefisien fenol pada sampel desinfektan yaitu superpell yang
menggunakan perbandingan 1:30, 1:40, 1:50, 1:60, dan 1:70. Pada uji desinfektan
pada waktu kontak 5’ semua konsentrasi masih di tumbuhi bakteri akan tetapi
pada saat waktu kontak 10’ dan ke 15’ pertumbuhan mikroorganisme sudah tidak
ada lagi yang di tumbuhi bakteri tetapi ada sebagian yang desinfektannya tidak
bekerja di waktu kontak tersebut jika melihat tabel hasil pengamatan pada sampe
desinfektan , desinfektan bekerja dengan baik pada konsentrasi 1:40 .
Sehingga Berdasarkan Dari percobaan tersebut telah diperoleh data
mengenai nilai MIC dari sampel Superpell yaitu nilai MIC 1 : 40. Dan nilai
koefisien fenol yang diperoleh adalah 2 dimana nilai Kf > 0,05 menandakan
sampel yang diujikan merupakan desinfektan , tetapi nilai Kf > 2 berarti sampel
yang diujikan merupakan desinfektan yang efektif.
Faktor – faktor kesalahan yang dapat mempengaruhi nilai koefisien fenol
yang diperoleh antara lain karena adanya kesalahan saat memasukkan mikroba uji
dan faktor kesalahan lainnya kurangnya pemahaman mengenai praktikum yang
dilakukan
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa desinfektan
Superpell memenuhi syarat sebagai desinfektan karena nilai Kf > 0,05 dan
desinfektan ini termasuk desinfektan yang efektif karena dari sampel Super pell
yang diperoleh nilai koefisien fenol yaitu 2 sebagaimana di jelaskan dalam
literatur bahwa jika koefisien fenol lebih besar dari 1 maka desinfektan tersebut
termasuk desinfektan yang efektif
SARAN
Lebih teliti dalam pengerjaan agar dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
DAFAR PUSTAKA