Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS STERILISASI RUANGAN

Dipersiapkan dan disusun oleh


Litha Fajria Makatita
15020130067

Telah dipertahankan didepan asisten pendamping


Pada tanggal.....................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping

Ysrafil

Tanggal...............................

UJI STERILISASI RUANGAN


Litha F. Makatita

1
2

Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI


Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI
Email: lithaf.makatita@yahoo.co.id
ABSTRAK

Dalam mempelajari mikroorganisme dalam kultur murni, para


mikrobiologi memerlukan alat-alat yang menunjang dalam usaha mendapatkan
kultur murni. Mikroorganisme dapat dikendalikan yaitu dengan dibasmi,
dihambat atau juga ditiadakan dari lingkungan dengan proses yang dinamakan
sterilisasi. Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting
yang harus ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium pun haruslah steril agar
dapat menunjang pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme. Pada
pengujian sterilisasi ini bertujuan untuk menentukan sterilisasi ruangan yaitu
dengan menggunakan LAF (Laminar Air Flow), Lampu UV dan. Metode yang
digunakan pada praktikum yaitu penyinaran (UV), penyaringan (LAF) dan secara
kimia (Enkas). Dari hasil yang diperoleh pada ruangan UV dan enkas ditumbuhi
banyak koloni baik pada medium NA maupun PDA. Sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa sterilisasi ruangan yang paling efektif adalah LAF, karena
medium yang di ujikan dalam LAF baik medium NA dan PDA di tumbuhi koloni
paling sedikit.
Kata Kunci: Sterilisasi, Laminar Air Flow (LAF), Lampu UV, dan Enkas.
PENDAHULUAN
Bakteri dapat diperoleh dari
mana-mana, misal dari rongga mulut,
dari sela-sela gigi, dari tanah yang
banyak sampah-sampah, dari sisasisa makanan yang sudah basi.
Biasanya kita mengadakan

pemiaraan dulu didalam cawan


petri yang berisi zat makanan atau
medium.

Asalkan

medium

itu

dibiarkan saja terbuka, maka sehabis


24 jam akan kita dapati berpuluhpuluh koloni bakteri dan jamur

(cendawan)

menutup

permukaan

spora dan seterusnya. Kecepatan

medium tersebut. Rebusan kentang

pemusnahan atau pematian yang

yang sudah dikuliti ataupun jenang-

eksponensial tidak hanya tergantung

dodol dapat kita gunakan sebagai

dari organisme saja tetapi juga dari

medium

berbagai kondisi lingkungan (Irianto,

yang

sederhana

(Dwidjoseptro, 2010).
Pematian

2013).

mikroorganisme

Di

mendasari kerja mikrobiologik dan

sewajarnya,

pengawetan

menemui

sehingga

bahan

makanan;

diperlukan

pembahasan

dalam

alam

yang

jarang-jarang

bakteri

zat-zat

menyebabkan

ia

kimia

yang

sampai

mati

lebih lanjut. Pembebasan sesuatu

karenanya. Hanya manusia di dalam

bahan dari mikroorganisme hidup

usahanya untuk membebaskan diri

atau stadium istirahatnya disebut

dari kegiatan bakteri meramu zat-zat

sterilisasi. Kalau sesuatu larutan biak

yang dapat meracuni bakteri, akan

steril atau yang sudah ditanami

tetapi tidak meracuni diri sendiri atau

kuman, tanpa dikehendaki dicemari

meracuni

oleh mikroorganisme, peristiwa ini

diperlukannya. Zat-zat yang hanya

disebut
desinfektan

menghambat

(pematian

semua

dengan tiada membunuhnya disebut

antisepsis

membunuh

dan

infeksi

jarang

digunakan pada mikrobiologi dan

Mikroorganisme

digunakan
Terdapat

juga bisa
berbeda

bahan-bahan
perbedaan

dan zat yang dapat


bakteri

disebut

Bagaimana

sifat

kerusakan

yang diderita bakteri sebagai akibat

kerentanan
untuk

bakteri

desinfektan (Dwidjoseputro, 2010).

lebih banyak dipakai pada ilmu


kesehatan (Irianto, 2013).

pembiakan

yang

Istilah

antiseptik

terhadap

makanan

kontaminasi.

mikroorganisme pathogen), asepsis,

mempunyai

zat

dari pekerjaan suatu desinfektan, hal


ini

belum

dapat

diketahui

yang

seluruhnya. Ada desinfektan yang

mematikannya.

membunuh bakteri dengan tidak

antar

jenis

merusaknya sama sekali, tetapi zat

tergantung dari kadar air dan pH

kimia seperti basa dan asam organik

lingkungan, dan dari umur sel atau

menyebabkan

hancurnya

bakteri,

mungkin sekali kehancuran ini akibat

baik

patogen

maupun

tidak.

dari suatu hidrolisis (Dwidjoseputro,

Sterilisasi merupakan suatu proses

2010).

membebaskan suatu peralatan atau

Ada dua jenis pengendalian

bahan dari mikroorganisme yang

mikrob, yaitu Metode fisika meliputi

tidak dikehendaki. Sterilisasi dalam

pemanasan,

mikrobiologi

filtrasi,

pendinginan,

merupakan

proses

desikasi, tekanan osmotic dan radiasi

penghilangan semua jenis organisme

serta agensi kimia meliputi sejumlah

hidup,

substansi yang dapat membunuh atau

mikroorganisme

menghambat pertumbuhan mikrob

bakteri, mycoplasma, virus) yang

pada

tedapat pada atau di dalam suatu

obyek biotic atau abiotik

(Hartati, 2012).

dalam

hal

ini

(protozoa,

adalah
fungi,

benda. Proses ini melibatkan aplikasi

Laju kematian mikrob adalah

biocidal agent atau proses fisik

fungsi jumlah sel yang bertahan pada

dengan tujuan untuk membunuh atau

suatu waktu. Contoh jika terdapat

menghilangkan

100 juta sel dalam suspensi dan

(Sylvia, 2008).

mikroorganisme

dipanaskan pada suhu 70C maka

Isilah lain yang umum dikenal

setelah 1 menit pertama ada 90% sel

adalah disinfeksi, yang merupakan

mati, pada menit kedua dari sel hidup

proses

(10 juta) akan mati dan pada menit

penghilangan mikroorganisme yang

ketiga maka 900 ribu sel mati dan

dapat menyebabkan penyakit. Agen

seterusnya. Tipe reaksi ini disebut

disinfeksi adalah disinfektan, yang

reaksi tingkat pertama karena laju

biasanya merupakan zat kimiawi dan

kematian tergantung pada jumlah sel

digunakan untuk objek-objek tak

yang bertahan hidup pada suatu

hidup. (Sylvia, 2008).

waktu (Hartati, 2012).


Dalam

atau

Agensi kimia dapat digunakan


kesehatan,

untuk pengendalian mikrob pada

penting

jaringan hidup dan materi abiotik.

dilakukan untuk memberikan efek

Agensi kimia disebut desinfektan,

terapeutik yang maksimal. Steril

yang

artinya bebas dari segala mikroba

sterilitas, target mikrob dan mode of

sterilisasi

dunia

pembunuhan

sangatlah

mempunyai

keterbatasan

action, sehingga diperlukan criteria

dapat diminum, apakah ia stabil,

disinfektan yang ideal tergantung

bagaimanakah

macam

bagaimanakah warnanya, apakah ia

dan

fungsinya

(Hartati,

2012).

baunya,

mudah dihilangkan dari pakaian

Kriteria

disinfektan

ideal

apabila desinfektan itu sampai kena

(Hartati, 2012) :

pakaian,

1. Mampu membunuh dan atau

harganya. Faktor-faktor inilah yang

menghambat

mikrob

dalam

kadar rendah.
2. Non toxic, non corrosive dan
aman.
3. Stabil untuk jangka waktu yang

kurang

menilai

apakah
orang

ia

murah

sulit

suatu

untuk

desinfektan

(Dwidjoseputro, 2010).
Etanol murni itu kurang daya
terhadap

bakteri.

Jika

dicampur dengan air murni, efeknya


lebih baik. Alkohol 50 sampai 70%

Pada umumnya bakteri yang


itu

menyebabkan

bunuhnya

lama.
4. Berspektrum luas.
5. Bereaksi cepat.
muda

dan

daya-tahannya

banyak

digunakan

sebagai

desinfektan (Dwidjoseputri, 2010).

terhadap desinfektan daripada bakteri


yang tua. Pekat encernya konsentrasi,

METODE PRAKTIKUM

lamanya berada dibawah pengaruh

Jenis

desinfektan, merupakan faktor-faktor

Praktikum

yang

masuk

Kenaikan
daya

pertimbangan

temperatur

desinfektan

pula.

menambah

(Dwidjoseputro,

Rancangan

Praktikum
Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan yang digunakan
yaitu aluminium foil, alkohol 70%,

2010).
Dalam
desinfektan

dan

menggunakan
haruslah

diperhatikan

hal-hal tersebut dibawah ini. Apakah


suatu desinfektan tidak meracuni
suatu jaringan, apakah ia tidak
menyebabkan rasa sakit, apakah ia
tidak memakan logam, apakah ia

medium NA (Nutrien Agar), dan


medium
Agar).

PDA

(Potato

Dextrose

Adapun alat yang digunakan


yaitu cawan petri, erlenmeyer, enkas,
Laminar Air Flow (LAF), lampu
spiritus,

lampu

UV, spoit,

dan

menit,
3. Ditutup

cawan

petri,

kemudian diinkubasi pada


suhu 37C selama 24-48

timbangan analitik.

jam,
4. Dilakukan pengamatan ada

Cara kerja
A. Menyiapkan Media1
1. Disiapkan
medium
kemudian

NA,

disterilkan

pada

suhu 121C selama 15 menit,


2. Medium yang telah steril
dituang kedalam cawan petri
sebanyak 15-20 mL/cawan
petri. Kemudian di inkubasi
dalam inkubator selama 24
jam suhu 37C,
3. Dilakukan
pengamatan,
media yang tidak ditumbuhi
mikroba disiapkan sebagai
media uji.
B. Pengujian Sterilisasi Ruangan
(LAF,

uji, dibiarkan selama 15

Enkas,

dan

Ruang

Lampu UV)1
a) Pengujian Awal Ruangan
1. Disiapkan ruangan yang
akan diuji kesterilannya
2. Diletakkan masing-masing

tidaknya

kontaminasi

mikroba diruangan uji.


b) Pengujian Akhir Ruangan
1. Sebelum
dilakukan
pengujian, terlebih dahulu
ruangan

uji

disemprot

dengan

alcohol

70

dibiarkan selama 15 menit,


2. Diletakkan masing-masing
satu cawan petri uji pada
bagian tengah dan tiap
sudut
kemudian

ruangan
dibuka

kemudian diinkubasi pada


suhu 37C selama 24-48
jam dengan posisi terbalik,
4. Dilakukan pengamatan ada

bagian tengah dan tiap

mikroba diruangan uji.

kemudian
bagian

dibuka

1/3

dibiarkan selama 15 menit,


3. Ditutup
cawan
petri

tidaknya

ruangan

uji,

bagian dari cawan petri uji,

satu cawan petri uji pada


sudut

%,

uji,
1/3

dari cawan petri


Analisis Hasil

kontaminasi

Data
dianalisis

yang
terhadap

HASIL PENELITIAN

dikumpulkan

meliputi unclassified area, black

empat

area, grey area dan white area.

zona

Bakteri

Jamur

Bakteri

Jamur

Bakteri

Jamur

(NA)

(PDA)

(NA)

(PDA)

(NA)

(PDA)

14

19

22

47

25

56

26
61
12
LAF

28
78
104

22
178
92

60
83
35
Enkas

II
11
III
92
IV
61
Kelompok

37
47
44
Lampu UV

PEMBAHASAN
Pentingnya untuk melakukan

sterilisasi

penutup

sterilisasi alat terlebih dahulu untuk

dibuka

membebaskan

membiarkan

suatu

alat

dari

1/3

bagian

cawan

petri

guna

untuk

pertumbuhan

bakteri

mikroorganisme tertentu. Sterilisasi

terjadi pada saat diinkubasi. Ini

alat

disebut sterilisasi akhir.

dapat

dilakukan

menggunakan

berbagai

dengan
alat,

Dan pada percobaan ini, cawan

diantaranya LAF, enkas, dan lampu

petri yang telah berisi medium NA

UV.

dan PDA dimasukkan ke dalam 3


Adapun tujuan dari praktikum

ruangan yang ingin diuji tingkat

ini yaitu untuk menentukan sterilitas

sterilitasnya,

ruangan yang disterilkan dengan

bagian dari cawan petri. Maksud dari

menggunakan LAF (Laminar Air

perlakuan

Flow),

memberikan

lampu

kemudian dibuka 1/3


ini

yakni

UV, dan

Enkas.

adalah

keadaan

mikroba untuk masuk ke dalam

dimana ruangan yang bebas dari

cawan petri sehingga dapat diamati,

semua bentuk kehidupan bakteri

yang mana apabila cawan petri

yang

yang

dibuka sepenuhnya dikhawatirkan

nonpatogen beserta sporanya. Setelah

mikroba akan masuk terlalu banyak

ditanami bakteri dan jamur pada

sehingga

cawan petri yang berisi medium

dalam mengamatinya.

Ruangan

maka

steril

patogen

pada

maupun

peletakan

alat-alat

kesempatan

untuk

menyebabkan

pada

kesulitan

Umumnya cahaya mempunyai

dengan

arah

tekanan

horizontal,

daya merusak sel mikroba yang tidak

sehingga setiap mikroba yang berada

mempunyai

fotosintesis.

dalam ruang tersebut tidak dapat

Sedangkan cahaya dengan panjang

bertahan lama karena akan terus di

gelombang

dapat

tarik keluar. LAF ini dilengkapi

berpengaruh terhadap jasad hidup.

saringan sehingga mikroba yang

Sinar dengan gelombang panjang

telah keluar tidak akan dapat kembali

juga mempunyai daya fotodinamik

lagi.

pigmen
pendek

dan daya biofisik, misalnya cahaya

Enkas, Alat ini merupakan

matahari. Jika energi radiasi di

ruang

absorbsi oleh sel mikroba akan dapat

tempat

menyebabkan
komponen
tertentu

sel.

dari

tempat
ini

inokulasi

dimana

dimaksudkan

untuk

terjadinya

ionisasi

meminimalkan kontak dengan udara

Ionisasi

molekul

luar pada saat membuat penamaan

dapat

mikroba. Dilakukan dalam ruang

protoplasma

menyebabkan kematian perubahan

karena

genetik atau dapat pula menghambat

mengandung mikroba akan masuk

pertumbuhan. Perubahan genetik di

kedalam medium sehingga muncul

sini oleh radiasi ultraviolet

dapat

mikroba yang tidak diinginkan.

menyebabkan

dalam

replikasi

kesalahan

DNA

Dari

hasil

udara

luar

pengamatan

mempunyai

didapatkan hasil sterilisasi ruangan

aktivitas mutagenik pada sel-sel yang

untuk pertumbuhan bakteri, yaitu

masih hidup. Bagian ultraviolet pada

Untuk medium NA, untuk LAF 14

spectrum meliputi semua radiasi dari

koloni, lampu UV 22 koloni, enkas

15

Panjang

25 koloni. Jumlah koloni jamur

gelombang sekitar 265 nm memiliki

dengan medium PDA, pada LAF

efisiensi bakterisidal tertinggi.

terdapat 19 koloni, lampu UV 47

sampai

dan

kemungkinan

390

nm.

Laminary Air Flow (LAF)


adalah

alat

yang

mengatur

pergerakan udara di mana udara yang


berisi mikroba akan di tarik keluar

koloni, sedangkan enkas 56 koloni.


Dari ketiga alat sterilisasi tersebut,
jumlah koloni yang paling banyak
mengalami

pertumbuhan

yaitu

Enkes, dan yang paling sedikit

adalah LAF, karena medium yang di

adalah LAF.

ujikan dalam LAF di tumbuhi koloni


paling sedikit.

KESIMPULAN

SARAN
pengamatan

Alat dan bahan disediakan oleh

didapatkan bahwa pada praktikum

leb lebih banyak agar pengerjaan

sterilisasi ruangan yang paling efektif

lebik efektif dan cepat.

Dari

hasil

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Tuntutan Praktikum Mikrobiologi Farmasi. UMI. Makassar.


Anonim. 2015. Tuntutan Praktikum Analisis Mikrobiologi Farmasi. UMI.
Makassar.
Dwidjoseputro, D. 2010. Dasar Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Jakarta.
Hartati, S. Agnes. 2012. Dasar Dasar Mikrobiologi Kesehatan. Nuha Medika.
Yogyakarta.
Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Medis. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sylvia, Pratiwi. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai