PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1. Maksud Praktikum
Dilakukan dengan maksud agar praktikan dapat mengetahui dan memahami
cara pembersihan, penyiapan, penggunaan alat dan sterilisasi pada praktikum
mikrobiologi.
1.1.2. Tujuan Praktikum
a.
Untuk mengetahui penggunaan, pembersihan, dan penyiapan alat-alat yang
b.
c.
penunjang lainnya
1.2. Prinsip Praktikum
Praktikum ini mengenalkan berbagai macam alat-alat, cara pembersihan dan
proses sterilisasi pada laboratorium mikrobiologi. Alat-alat yang digunakan
dikelompokkan sesuai dengan pengelompokkan yaitu alat sterilisasi, alat
perhitungan mikroorganisme, alat gelas dan non gelas, alat instrumen serta alat
penunjang lainnya. Dapat mengetahui cara-cara sterilisasi dan kegunaan alat-alat
agar bebas dari kontaminasi kemudian alat-alat tersebut digambar dan diberi
keterangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Umum
Laboratorium merupakan unit fungsional kecil pada Departemen sebagai
wadah untuk pengembangan suatu bidang ilmu dan pelaksanaan Tridarma
Perguruan Tinggi melalui pengembangan pendidikan, penelitian, dan pembinaan
atau kemampuan atau keahlian sumber daya manusia serta pemberdayaan
masyarakat. Suatu lembaga pendidikan yang berbasis sains tidak dapat maju dan
menjadi pionir dibidangnya bila mengabaikan keberadaan laboratorium di dalam
sisstem pembelajarannya. Keberadaan laboratorium kimia sangatlah penting
didalam di dalam suatu lembaga pendidikan terutama di perguruan tinggi untuk
dapat mewujudkan pengembangan dan pemanfaatan ilmu kimia secara
sinambung.
Laboratorium kimia, seperti layaknya tempat bekerja, harus dapat
memberikan kenyamanan, kesehatan, dankeamanan kepada semua orang yang
bekerja didalamnya, termasuk pengelola laboratorium itu sendiri. Untuk itu, perlu
studi kelayakan mengenai perencanaan dalam merancang laboratorium kimia
yang meliputi adanya prosedur dalam pengoperasian baku yang memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di laboratorium. Adanya ventilasi dan
perlengkapan pelindung yang berfungsi baik, penataan dan pengelolaan bahan
kimia dan peralatan laboratorium serta adanya prosedur pengolahan limbah
laboratorium ( Sugiwati, 2007).
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dan sangat
penting dalam memelihara keseimbangan ekologi dan ekosistem di bumi.
Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan dan ada pula yang merugikan,
baik terhadap manusia maupun hewan. Sebagai contoh, mikroorganisme yang
menguntungkan dapat untuk dimanfaatkan dalam pembuatan makanan yang dapat
dikonsumsi
oleh
manusia
maupun
hewan. Akan
tetapi,
tidak
sedikit
sederhana
metode-metode
yang
seringkali
digunakan
untuk
di
antaranya
pada
bidang
mikrobiologi
untuk
mencegah
merupakan bagian yang sangat penting atau merupakan keharusan, baik pada alat
maupun media.
Hal ini penting karena jika alat atau media tidak steril, kita akan sulit
menentukan apakah isolat kuman berasal dari spesimen pasien yang diperiksa atau
kontaminan. Bekerja di laboratorium mikrobiologi mengandung risiko yang tidak
kecil. Setiap saat harus selalu berasumsi bahwa setiap mikroorganisme adalah
potensial patogen dan kita harus berhati-hati agar tidak terinfeksi oleh kuman
yang akan diperiksa.
Cuci tangan adalah suatu hal yang sederhana untuk menghilangkan kotoran
dan meminimalisir kuman yang ada di tangan dengan mengguyur air dan dapat
dilakukandengan
menambah
bahan
tertentu.
Penelitian
intervensi
yang
berpengaruh 150 tahun yang lalu, Semmelweis meminta dengan tegas agar para
dokter yang melakukan autopsi mencuci tangannya sebelum membantu
persalinan, sehingga mengurangi kematian bayi karenasepsis puerperal
Streptoccocus dari 22% menjadi 3%. Dengan cuci tangan diharapkan akan
mencegah penyebaran kuman patogen melalui tangan. Peran tangan sebagai
sarana transmisi kuman patogen telah disadari sejak tahun 1840-an. Dengan cuci
tangan diharapkan akan mencegah penyebaran kuman patogen melalui tangan.
Sejak itu banyak penelitian yang memastikan bahwa dokter yang membersihkan
tangannya dari kumansebelum dan sesudah memeriksa pasien dapat mengurangi
angka infeksi di rumah sakit.
Cuci tangan dapat mencegah lebih dari 1 juta kematian pertahun akibat
penyakit diare, sedangkan mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan diare
hingga 47%. Dengan higiene tangan (hand hygiene) yang tepat dapat mencegah
infeksi dan penyebaran resistensi anti mikroba. Higiene tangan sangat diperlukan
di bidang mikrobiologi maupun di tempat perawatan atau tempat-tempat yang
rawan terjadi penyebaran mikroorganismemelalui media tangan kita. Di rumah
sakit, hygiene tangan yang tepat dapat menurunkan atau mencegah terjadinya
infeksi nosokomial. Terdapat dua konsep dasar higiene tangan yang berbeda yaitu
mencuci tangan (hand washing) dan menggosok tangan dengan alkohol (hand
rubbing). Cuci tangan adalah mencuci tangan dengan menggunakan sabunplain
a. Tabung reaksi
Tabung reaksi berfungsi untuk menyimpan biakan jamur atau bakteri dan
pengenceran biakan dalam media cair. Ukuran tabung reaksi bermacam-macam,
mulai dari diameter 1 cm dan panjang 10cm sampai diameter 2,5 cm dan
panjang 25 cm. Namun, yang sering digunakan adalah tabung reaksi dengan
diameter 1,5 cm dan panjang 25 cm.
b. Cawan petri
Cawan petri berfungsi untuk menumbuhkan biakan pada media agar-agar.
Selain itu, cawan petri juga digunakan untuk peremajaan isolat jamur.
c. Tabung Erlenmeyer
Tabung Erlenmeyer digunakan untuk perbanyakan biomassa spora pada saat
peremajaan isolat bakteri atau jamur, serta pembuatan biang atau induk biakan
pada volume yang tidak terlalu besar. Ukuran tabung Erlenmeyer juga
bervariasi mulai dari volume 50 mL-10 Liter. Namun yang sering digunakan
adalah tabung yang bervolume 100 mL dan 1000 mL.
d. Gelas ukur
Gelas ukur berupa tabung berbentuk silinder yang terdapat suatu penanda
ukuran volume atau isi yang berfungsi untuk menakar dari volume bahan cair.
Ukurannya pun sangat bervariasi, mulai itu dari volume takaran 50 mL sampai
1 Liter.
e. Alat pencampur
Ukuran alat pencampur atau mixer sangat bervariasi, tergantung dari volume
bahan yang akan dicampur. Namun, yang umum yang digunakan adalah alat
pencampur dengan volume 10-100 kg, akan dapat berbentuk vertikal atau
horizontal.
f. Alat pengering
Alat ini berfungsi untuk mengeringkan produk pada suhu sekitar dari 35-60C
dan beraliran udara kering. Besar kecilnya alat pengering ini tergantung pada
kebutuhan volume bahan yang akan dikeringkan.
g. Alat penggojok
Ukuran alat penggojok bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga besar,
tergantung volume bahan yang akan digojok. Fungsi alat ini untuk
menumbuhkan isolat pada media cair dan memberikan kebutuhan oksigen yang
baik bagi isolate. Untuk produksi kapasitas kecil (100-300kg), biasanya
digunakan alat penggojok dengan beban 5-50 kg.
h. Bioreaktor
Fungsinya untuk perbanyakan biomassa sel, spora, konidia bakteri atau jamur
dalam kondisi yang terkendali. Bioreaktor juga bertujuan untuk keperluan
produksi dalam skala besar dan produk tidak memerlukan kondisi yang terukur
ketat (presisi). Untuk produksi biomassa jamur, dapat menggunakan boireaktor
yang sederhana, bahkan cukup dengan alat penggojok ukuran besar.
i. Alat pemisah biomassa
Alat ini berfungsi untuk memanen biomassa spora/konidia jamur atau spora
bakteri jika diberbanyak pada medium pertumbuhan cair.
(Suwahyono,2009)
j. Autoklaf
Autoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, yang diisi dengan uap panas
dengan tekanan tinggi. Suhu di dalamnya dapat mencapai 115C hingga 125C
dan tekanan uapnya mencapai 2 hingga atm. Alat tersebut merupakan ruang uap
berdinding rangkap yang diisi dengan dengan uap jernih/jenuh bebas udara dan
dipertahankan pada suhu serta tekanan yang ditentukan selama periode waktu
ysng ditentukan selama periode waktu yang dikehendaki. Waktu yang
diperlukan untuk sterilisasi tergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe
wadah dan volume bahan dan kondisi yang baik digunakan untuk sterilisasi
adalah pada 15 psi dan temperatur 121C selama 15 menit. Agar penggunaan
autoklaf efektif uap air harus dapat menembus setiap alat yang disterilkan. Oleh
karena itu, autoklaf tidak boleh terlalu penuh, agar uap air yang benar-benar
menembus semua area (Adji, 2007)
Sterilisasi atau suci hama yaitu suatu proses membunuh segala bentuk
kehidupan mikroorganisme yang ada dalam sampel/contoh, alat-alat atau
10
BAB III
METODE KERJA
3.1
3.1.1 Alat
a.
Alat Sterilisasi
1)
2)
3)
4)
5)
Autoclave
Laminar Air Flow
Pembakan spiritus
Oven
Ozon sterilizer
b.
1)
2)
Colony counter
Micrometer sekrup
c.
Alat Gelas
1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
n)
d.
1)
2)
Botol aquades
Botol semprot alkohol
11
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
Cawan porselin
Mortir dan stemper
Ose bulat
Ose lurus
Paper disk
Pencadang
Penjepit tabung
Pinset
Plat tetes
Propipet
Rak tabung
Sendok tanduk
Sikat tabung
Spatula
Spoid
e.
Alat Instrumen
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
Hot Plate
Inkubator
Mikropipet
Mikroskop cahaya
Mikroskop elektrik
Neraca Ohaus 311
Neraca Ohaus 2160
Refrigerator
Sentrifuge
Shaker
Spektrofotometer UV VIS
Timbangan analitik
Vortex
f.
Alat Bantu
1)
2)
3)
4)
Alumunium foil
Benang godam
Gunting
Kapas
3.2
Prosedur Kerja
Disiapkan semua alat-alat yang digunakan di laboratorium mikrobiologi
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Pengamatan
4.1.1. Alat-alat sterilisasi
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Alat
Autoclave
Laminar air flow (LAF)
Pembakar spiritus
Oven
Ozon strerilizer
Fungsi
Untuk mensterilkan alat
Untuk mengkultur bakteri secara aseptis
Untuk sterilisasi
Untuk mensterilkan alat
Untuk mensterilkan bakteri
Nama Alat
Colony counter
Mikrometer sekrup
Spektrofotometer
Gelas kimia
Fungsi
Untuk menghitung koloni bakteri
Untuk mengukur dengan skala 0,01 mm
Untuk mengukur kadar absorbansi suatu
larutan
Fungsi
Untuk menghomogenkan larutan dan
pembuatan medium
Untuk mengambil dan
13
3.
Gelas ukur
4.
5.
Labu ukur
Pipet gondok
6.
Pipet volume
b.
menghomogenkan larutan
Untuk mengukur volume larutan secara
akurat
Untuk menghomogenkan larutan
Untuk mengambil larutan dengan
ukuran yang jelas dan ketelitian tinggi
Untuk mengambil larutan dalam jumlah
banyak
No.
1.
2.
Nama alat
Batang pengaduk
Botol coklat berpipet
3.
4.
5.
Botol pengencer
Botol vial
Cawan petri
6.
Chamber
7.
Corong
8.
Cover glass
9.
10.
11.
Drigelsky
Kaca arloji
Object glass
12.
Pipet tetes
13.
Tabung durham
14.
Tabung reaksi
Fungsi
Untuk mengaduk suatu larutan
Untuk
menyimpan
cairan
yang
dilengkapi dengan pipet tetes pada tutup
botol
Untuk mengencerkan larutan
Untuk meletakkan sampel
Sebagai tempat pembiakkan bakteri dan
jamur
Untuk menarik bahan dari bawah keatas
atau sebaliknya (pengelusi)
Untuk mengalirkan cairan yang akan
dipindahkan ke wadah lainnya
Untuk menutupi sampel pada object
glass
Untuk meratakan bakteri
Untuk meletakkan bahan semi padat
Sebagai tempat sampel untuk dilihat di
mikroskop
Untuk mengambil larutan dengan
volume kecil tanpa skala
Untuk mendeteksi adanya bakteri
koliform
Untuk mereaksikan suatu zat dan
membiakkan atau mengkultur bakteri
Nama alat
Botol aquades
Botol semprot
Cawan porselin
Mortir dan stemper
5.
Ose bulat
Fungsi
Unttuk menyimpan aquades
Untuk menyimpan alkohol (antiseptik)
Untuk meletakkan sampel cair
Untuk
menghaluskan
dan
menghomogenkan suatu bahan
Untuk menginokulasi mikroorganisme
pada medium miring
14
6.
Ose lurus
7.
8.
9.
10.
Paper disk
Pencadang
Penjepit tabung
Pinset
11.
Plat tetes
12.
Propipet
13.
14.
15.
16.
17.
Sendok tanduk
Sikat tabung
Spatula
Spoid
Nama alat
Hot plate
2.
Inkubator
3.
Mikropipet
4.
Mikroskop cahaya
5.
Mikroskop elektrik
6.
7.
8.
Refrigerator
9.
10.
Sentrifuge
Shaker
11.
Timbangan analitik
Fungsi
Untuk memanaskan
bahan atau
mencairkan medium
Untuk menyimpan mikroba dengan
suhu stabil
Untuk mengambil sampel cairan pada
skala yang telah diatur (skala mikroliter)
Untuk
melihat
benda
kecil
(mikroorganisme)
dengan
bantuan
cahaya matahari
Untuk
melihat
benda
kecil
(mikroorganisme) dengan bantuan sinar
dari lampu listrik
Untuk menimbang bahan secara manual
dengan batas 311mg
Untuk menimbang bahan secara manual
dengan batas 2610mg
Untuk meletakkan bakteri agar inaktif
dan menyimpan medium
Untuk memisahkan larutan
Sebagai tempat homogenisasi medium
atau larutan dengan waktu yang lama
Untuk menimbang bahan secara akurat
15
12.
Vortex
Nama Alat
Alumunium foil
2.
3.
Benang godam
Gunting
4.
Kapas
Fungsi
Untuk menutupi wadah sampel agar
tidak terjadi penguapan
Untuk mengikatbenda yang digunakan
Untuk memotong bahan menjadi lebih
kecil
Untuk menutupi tabung reaksi atau
erlenmeyer
4.2. GambarPengamatan
4.2.1. Alat- alatsterilisasi
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Katup pengeluaran uap
b. Pengukur tekanan
c. Tombol pengatur waktu
d. Tombol on/off
e. Sekrup pengaman
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tombol on/off
b. Pengatur suhu
c. Tempat uap
16
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Bagian atas (Baiakan)
b. Bagian bawah (Medium)
c. Kabel Listrik
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tombol Blower
b. Tombol Lampu neon
c. Tombol Lampu UV
17
c
b
a
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tombol On/Off
b. Tombol setting
c. Pengatur suhu
d. Baki Oven
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Sterilisasi dengan O2
b. Sterilisasi dengan sinar UV
18
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Penutup
b. Sumbu
c. Larutan spiritus
d.Wadah (Gelas)
LABORATORIUM
4.2.2. AlatPerhitunganKoloni
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Kaca Pembesar
b. Tombol On/Off
c.Latar cahaya
(haemocytometer)
d. Balpoint
19
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Racet
b. Nenlus
c. Landasan
d. Sumbu
e. Pengunci
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Tempat Kuvet
b. Pembaca skala absorbansi
Keterangan:
20
gelombang
4.2.3. AlatInstrumen
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Hot Plate
b. Pengatur Suhu
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Hotplate
b. Kabel Listrik
21
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tombol On/Off
b. Tombol Setting
c. Pengatur Suhu
d. Knop Pembuka
d
a
e
c
b
f
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Lensa Okuler
b. Lengan Mikroskop
c. Cermin
d. Kaca Preparat
e. Pemutar halus
f. Pemutar kasar
22
g. Kaki Mikroskop
h. Revolver
i. Lensa Objektif
d
e
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
c
k
e
g
Keterangan:
a. Lensa okuler
b. Revolver
c. Lensa objektif
d. Lengan mikroskop
e. Pemutar kasar
f. Pemutar halus
g. Tombol ON/OFF
h. Pengatur intensitas
i. Sumber cahaya
j. DIafragma
k. Meja objek
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Skala
b. Tempat bahan
b
23
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c
Keterangan:
a. Skala
b. Tempat bahan
c. Pemberat
b
Nama Alat: Neraca Ohaus MB 2610
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
24
Keterangan:
a. Pengatur waktu
b. Pengatur kecepatan
c. Tempat tabung sentrifuge
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Wadah shaker
b .Kabel listrik
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
25
Keterangan:
a. Tutup tabung
b. Tabung
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMA
a
Keterangan:
a. Tempat(wadah) Vortex
b. Kabel listrik
4.2.4. AlatPenunjang
LABORATORIUM
a. AlatGelasBerskala
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Mulut erlenmeyer
b. Leher erlenmeyer
26
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Mulut gelas
b. Skala
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
27
Keterangan:
a. Mulut gelas ukur
b. Skala
c. Kaki Gelas ukur
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Miniskus
b. Tutup (penutup)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Miniskus
b. Pangkal pipet
b
a
28
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Pangkal pipet
b. Skala
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Skala suhu
a
29
b.
AlatGelasNonskala
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Batang pengaduk
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Karet Penghisap
b. Tutup botol
c. Botol
b
30
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Leher botol
b. Mulut botol
c. Badan botol
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tutup vial
b. Leher vial
c. Badan vial
31
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Penutup cawan petri
b. Cawan petri
b
Nama Alat: Cawan petri
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Mulut corong
32
b. Leher corong
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. kaca objek(objectglass)
b. kaca penutup(cover glass)
a.
b.
Nama alat: Kaca objek dan kaca penutup
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Batang Drigelsky
a
33
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Bagian atas (dalam)
b. Bagian bawah
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Karet penghisap
b.Tempat Penghisap
34
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Mulut tabung
b.Badan tabung
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Mulut tabung
b.Badan tabung
a
b
35
c.
Keterangan:
a.Ujung benang
b.Gulungan (gumpalan benang)
b
a
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Tutup botol
b.Leher botol
36
c.Botol
b
c
d.Penyemprot
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Bagian dalam cawan
b.Bagian bawah cawan
c.Mulut cawan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Kawat nichrome
b.Batang ose bulat
37
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Kawat nichrome
b.Batang ose lurus
b
a
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Lumpang
b.Alu
38
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Bagian atas Paper disk
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Bagian atas
b.Bagian bawah
39
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Tempat tabung reaksi
b.Alat bantu menjepit
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Ujung penjepit
40
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Absorban (A)
b. Exit(E)
c. Save(S)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Tempat sampel
a.
41
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Tempat tabung
b.Tempat mengeringkan tabung
b
a
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Ujung sendok
b.Batang sendok
c.Ujung sendok
42
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Sikat
b.Kawat sikat
b
Nama Alat: Sikat tabung
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Ujung spatula
b.Batang spatula
a
b
43
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.Tombol penyedot
b.Skala
c.Jarum
a
c
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Tutup chamber
b. Badan chamber
b
44
BAB V
PEMBAHASAN
Mikrobiologi merupakan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup yang
kecil atau jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari kata mikro (kecil atau
renik), bio (hidup), dan logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan ilmu biologi
yang mempelajari atau mengkaji tentang mikroba. Secara umum, mikrobamikroba tersebut diteliti atau dipelajari di laboratorium mikrobiologi.
Laboratorium mikrobiologi merupakan laboratorium yang mempelajari,
menyimpan, dan melakukan pelayanan dalam bidang mikrobiologi yang meliputi
bakteri,virus, dan jamur. Fungsi utama laboratorium mikrobiologi yaitu membantu
diagnosis penyakit infeksi yanng disebabkan oleh mikroba, melakukan uji
kepekaan serta penelitian-penelitian yang berkaitan dengan mikroba.
Sebelum melakukan praktikum di laboratorium mikrobiologi, praktikan
terlebih dahulu harus mengenal alat-alat yang ada di laboratorium mikrobiologi
serta mengetahui cara penggunaan dan prinsip kerja alat-alat tersebut. Hal ini
penting untuk dilakukan agar meminimalkan terjadinya kerusakan alat dan
kesalahan dalam pengerjaan yanng diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan
praktikan mengenai alat-alat yang ada di laboratorium mikrobiologi.
Alat-alat di laboratorium mikrobiologi dibagi menjadi kelompok alat
sterilisasi, alat perhitungan mikroorganisme, alat gelas, alat non gelas, alat
45
instrumen, dan alat bantu. Alat gelas dibagi menjadi alat gelas berskala dan alat
gelas tidak berskala.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk mematikan atau membunuh semua
organisme yang terdapat di dalam suatu alat dan bahan. Tujuan sterilisasi yaitu
untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan mikroorganisme patogen termasuk
spora, yang mungkin telah ada pada peralatan kedokteran dan perawatan yang
dipakai.
Bekerja di laboratorium mikrobiologi perlu dilakukan prosedur bekerja
secara aseptik. Aseptik berarti tanpa adanya mikroorganisme. Aseptik juga
berhubungan dengan steril. Bekerja secara aseptik ini perlu dilakukan untuk
menjaga kesterilan pengguna, alat dan bahan-bahan yang digunakan dari
kontaminasi karena mikrobia berukuran sangat kecil, tidak kasat mata, mudah
tersebar dan hidup dimana saja. Bekerja secara aseptik ini merupakan bagian
dari safety procedure (prosedur keamanan dalam bekerja di laboratorium
mikrobiologi).Bekerja secara aseptik dilakukan dengan cara mensterilkan
pengguna, alat dan bahan baku terlebih dahulu sebelum memulai pengerjaan.
Pengguna (peneliti) melakukan prosedur aseptik dengan menggunakan masker
dan sarung tangan yang sebelumnya pada sarung tangan tersebut disemprotkan
alkohol 70 % untuk sterilisasi tangan dari kontaminasi mikroorganisme. Jika
bekerja pada meja, pembakar spiritus harus dinyalakan dan peneliti berada sekitar
jarak 30 cm dengan pembakar spiritus, selain itu meja yang akan digunakan untuk
bekerja harus disemprot alkohol 70 % agar steril. Alat dan bahan juga dilakukan
prosedur aseptik dengan mensterilkannya terlebih dahulu sebelum digunakan
dengan beberapa cara tergantung dari asal bahan tersebut misalnya dengan
penyemprotan alkohol, penyinaran dengan UV, dengan panas kering atau prosedur
steril lain.
Bekerja secara aseptis juga perlu saat dilakukan pemindahan sampel
maupun medium. Pemindahan medium dapat dilakukan diatas meja kerja dengan
terlebih dahulu menyemprotkan desinfektan seperti alkohol 70 % diseluruh
permukaan meja, kemudian menyalakan pembakar spiritus. Pengambilan medium
pada wadahnya dapat menggunakan spoid.
46
yang
mempunyai
sifat
mampu
membunuh
sel-sel
vegetatif
47
48
berfungsi untuk menyaring debu dan benda-benda yang kasar, memiliki pori-pori
sekitar 5 mm sehingga efisiensinya dapat mencapai 95 mm untuk objek-objek
kurang dari 5 mm. HEPA memiliki ukuran pori sekitar 0,3 mm dan terdapat pada
bidang keluar udara kearah permukaan tempat kerja. Pada alat ini terdapat tiga
tombol, yaitu tombol blower yang berfungsi untuk mengatur udara agar tetap
steril, tombol sinar UV yang dapat menghasilkan panjang gelombang yang dapat
membunuh mikroorganisme dan tombol lampu neon. Sebelum digunakan, lampu
UV dibiarkan menyala selama 15 menit dan segera dimatikan saat akan bekerja
dengan alat ini, kemudian dinyalakan lampu neon dan blower.
Ozon sterilizer merupakan alat yanng dapat digunakan untuk mensterilkan
alat-alat gelas tidak berskala. Ozon sterilizer terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
atas adalah tempat membunuh mikroba menggunakan ozon (O3), dimana ozon
dapat merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel protein pada mikroba
mengalami oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi dan kematian pada
mikroba karena ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Sedangkan fungsi bagian
bawah adalah mensterilkan medium menggunakan sinar lampu dengan panas
tinggi yang cara kerjanya sama dengan oven yaitu membunuh mikroba dengan
cara oksidasi, dimana protein mikroba akan mengalami koagulasi.
Pembakar spiritus adalah alat sterilisasi dengan cara pemijaran atau
pembakaran. Cara ini terutama dipakai untuk sterilisasi bahan yang tahan panas
seperti sterilisasi ose yang terbuat dari platina, jarum spoid, serta mulut tabung
reaksi, Erlenmeyer, maupun cawan petri ketika proses pemindahan sampel atau
bakteri. Caranya adalah dengan membakar langsung alat tersebut diatas nyala api
spriritus, untuk alat yang terbuat dari logam sterilisasi dilakukan hingga memijar
dan dapat diulang beberapa kali.
Alat-alat yang termasuk alat perhitungan mikroorganisme yaitu colony
counter dan mikrometer sekrup. Colony counter merupakan alat yang dapat
digunakan untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme yang terdapat pada
cawan petri. Pada colony counter terdapat pulpen dan kaca pembesar yang dapat
membantu untuk memudahkan dalam menghitung jumlah koloni.
Mikrometer sekrup merupakan suatu lat ukur diameter dengan tingkat
49
ketelitian yang tinggi. Mikrometer sekrup berfungsi untuk mengukur tebal dan
tipis atau luas daerah hambat suatu mikroba. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup
adalah 0,01 mm.
Alat-alat gelas cukup banyak digunakan di laboratorium mikrobiologi. Hal
ini disebabkan karena kelebihannya yang tahap terhadap pemanasan, daya tembus
cahaya yang besar, tidak mudah bereaksi dengan zat kimia serta tahan terhadap
perubahan temperatur mendadak. Namun kelemahannya adalah alat gelas mudah
pecah. Alat gelas dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok gelas
beskala dan kelompok gelas tidak berskala.
Alat-alat gelas berskala antara lain Erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, labu
ukur, pipet gondok, pipet ukur dan termometer. Erlenmeyer berfungsi untuk
menampung
larutan
atau
medium,
memanaskan
larutan
serta
untuk
50
Pipet ukur merupakan alat gelas menyerupai pipa dengan salah satu
ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnyadan mulut lain yang lebar.
Pipet ukur membaca kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada skalanya.
Kegunaan pipet ukur adalah untuk menambahkan zat cair dengan volume tertentu.
Termometer digunakan untuk mengukur suhu. Termometer tersedia dalam
berbagai ukuran dan kapasitas. Jika termometer akan digunakan untuk suhu air
mendidih misalnya, maka harus digunakan untuk mengukur suhu pada penangas
dengan kapasitas 120 C. Jika untuk mengukur minyak, maka digunakan
termometer dengan kapasitas 300 C.
Alat-alat gelas tanpa kaca antara lain batang pengaduk, botol coklat
berpipet, botol pengencer, botol vial, cawan petri, chamber, corong, cover glass,
object glass, kaca arloji, pipet tetes, Driglesky, tabung durham, dan tabung reaksi.
Batang pengaduk berbentuk batang dengan diameter 8-12 mm dan panjang
antara 10-15 cm. Batang pengaduk terbuat dari gelas dan padat berisi.
Kegunaannya adalah untuk melakukan pengadukan pada larutan yang biasanya
terdapat pada gelas kimia.
Botol coklat berpipet atau botol tetes mempunyai kegunaan untuk
menyimpan larutan atau indikator. Botol ini dilengkapi dengan penutup yang
biasanya terbuat dari polietilen dan dilengkapi alat tetes. Botol pengencer
berfungsi sebagai tempat untuk mengencerkan larutan.Botol vial adalah botol
kaca kecil dengan tutup karet bersegel. Botol ini berfungsi sebagai wadah sampel
cair.
Cawan petri merupakan alat gelas yang digunakan untuk menyimpan
medium yang dapat memadat. Cawan petri juga dapat berfungsi sebagai tempat
untuk membiakkan mikroorganisme. Cawan petri dilengkapi tutup yang terbuat
dari kaca.. Chamber berfungsi sebagai alat bantu dalam mengelusidasi plat KLT.
Cover glass dan object glass merupakan alat gelas yang digunakan bersama
mikroskop. Object glass berfungsi sebagai tempat sampel atau object yang akan
diamati di mikroskop. Sedangkan cover glass berfungsi sebagai penutup sampel
yang akan diuji yang telah diletakkan pada object glass.
Driglesky terbuat dari kaca berdiameter 3-4 mm dengan ujung berbentuk
51
segitiga
digunakan
untuk
kultur
mikroorganisme
untuk
metode
tabur.
52
53
sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak
dengan mata telanjang. Berdasarkan sumber cahaya, mikroskop dibagi menjadi
mikroskop cahaya (monokuler) dan mikroskop elektron (binokuler). Mikroskop
cahaya memerlukan cahaya matahari sebagai sumber cahayanya sedangkan
mikroskop elektron memiliki sumber cahaya yang berasal dari energi listrik.
Prinsip kerja mikroskop yaitu lensa obyektif akan menghasilkan bayangan bersifat
nyata, terbalik, dan diperbesar dari benda yang akan diamati. Lalu bayangan
tersebut diproyeksikan ke lensa okuler dan ditangkap oleh mata dalam bentuk
bayangan yang bersifat semu, terbalik, dan diperbesar.
Bagian-bagian mikroskop terbagi menjadi dua yaitu bagian optik dan bagian
non optik.Bagian optik antara lain lensa objektif, lensa okuler dan
kondensor.Lensa objektif berfungsi sebagai pembentuk bayangan pertama yang
berada didepan benda yang akan diamati. Lensa ini membentuk bayangan nyata,
terbalik, diperbesar. Perbesaran objektif adalah 4x, 10x, 40x, dan 100x. Lensa
okuler merupakan lensa yang terletak diatas tabung dan terhubung dengan mata
pengamat. Lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan
diperbesar
dari
12,5x.Kondensor
lensa
objektif.
merupakan
Perbesaran
lensa
okler
tambahan
yaitu
yang
5x, 10x,
berfungsi
dan
untuk
54
penjepit objek berfungsi untuk menahan kaca objek agar tidak mudah bergeser
ketika diamati. Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop
dan tempat menempel meja benda. Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga
atau menopang mikroskop.
Hot plate merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan suatu cairan
ataupun medium yang akan digunakan. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu,
sehingga memungkinkan kita mengatur suhu yang ingin digunakan.
Inkubator
merupakan
alat
yang
digunakan
untuk
menginkubasi
55
agar alat yang telah steril tidak terkontaminasi kembali dengan mikroorganisme
atau dapat menjaga suatu biakan kuman tidak terkontaminasi oleh kuman lain,
karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan mikroorganisme.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
a.
b.
c.
1)
2)
d.
drigelsky, object glass, pipet tetes, tabung durham, dan tabung reaksi.
Alat non gelas antara lain : botol aquades, botol semprot, cawan porselin,
mortir dan stemper, ose bulat, ose lurus, paper disk, pencadang, penjepit
tabung, pinset, plat tetes, propipet, rak tabung, sendok tanduk, sikat tabung,
spatula dan spoid.
56
e.
f.
mikroskop
elektrik
neraca
ohaus
311
dan
6.2. Saran
Diharapkan praktikan dapat memahami dan mengerti fungsi alat-alat yang
ada di laboratorium mikrobiologi, memahami penggunaan alat-alat laboratorium
mikrobiologi dan memahami dan mengerti cara pembersihan alat-alat di
laboratorium mikrobiologi karena akan menjadi dasar bagi praktikum selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1 Maksud Praktikum
Dilakukan dengan maksud agar praktikan dapat mengetahui cara
penyiapan dan pembuatan medium yang baik dan benar serta dapat mengetahui
jenis medium yang biasa digunakan untuk pertumbuhan jamur dan bakteri.
1.1.2 Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara menyimpan bahan pembuatan medium NA (Nutrient Agar),
PDA (Potato Dekstrose Agar), NB (Nutrient Broth), dan PDB (Potato
b.
Dekstrose Broth).
Untuk mengetahui dan memahami cara membuat medium.
57
cair dengan melarutkan padatan medium yang telah ditimbang dalam aquades di
Erlenmeyer lalu dihomogenkan. Untuk medium padat dilakukan pemanasan saat
menghomogenkan campuran aquades dengan bahan dasar medium lalu disterilkan
dengan autoclave pada suhu 121C selama 15 menit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Umum
Mikroorganisme meliputi semua mikroorganisme atau organisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Kelompok dari mikroorganisme adalah
bakteri, jamur, ragi dan virus serta protozoa yang lebih besar. Mikroorganisme
seringkali dianggap tidak menguntungkan tetapi beberapa bakteri juga penting
untuk kesehatan (James, 2002).
Media merupakan suatu substrat untuk menumbuhkan jamur atau
bakteri. Umum digunakan di dalam laboratorium adalah media biakan yang
menggunakan bahan pemadat berupa agar-agar (Gunawan, 2008).
Dasar makanan yang paling baik bagi pemerian bakteri ialah medium
yang mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa
makanan atau ramuan-ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang paling
banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium ialah kaldu cair dan
kaldu agar. Medium ini tersusun atas kaldu bubuk 3 gram dan pepton 5 gram
dalam air suling 1000 gram.
Jika diperlukan medium padat, maka kepadanya ditambahkan 15 gram
58
agar-agar. Medium ini disebut sebagai medium baku. Untuk keperluan penelitianpenelitian yang berhubungan dengan serologi perlu ditambahkan 5 gram NaCl.
Jika tidak ada kaldu bubuk, bahan itu dapat diganti dengan rebusan daging yang
diperoleh dengan cara sebagai berikut; ambil barang 0,5 gram daging yang tidak
berlemak; rendam dalam 1000 mL air suling semalam-malaman dalam almari es.
Paginya buanglah lemak yang mungkin terdapat mengapung di permukaan air.
Kemudian peraslah suspensi lewat kain mari yang halus. Tambahkan air suling
kepada filtrat sehingga volume menjadi 1 L lagi. Kepada medium ini ditambahkan
5 gram pepton dan lain-lainnya yang diperlukan lalu panasi suspensi sampai suhu
100oC selama 20 menit. Akhirnya buanglah suspensi lewat kertas saring dan
tambahkan air suling lagi sehingga volume tetap 1 L. Medium ini perlu
disterilisasi dahulu sebelum digunakan untuk memelihara bakteri. Juga keasaman
medium perlu diatur biasanya pH 7 .
2.2.
2.2.1.
Jenis-jenis media
Untuk mengetahui jenis-jenis medium yang lain, yang berkepentingan
Medium cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagai
berikut; kepada 1 L air murni ditambahkan 3 gram kaldu daging lembu dan 5
gram pepton. Pepton ialah protein yng terdapat pada daging, pada air susu, pada
kedelai dan pada putih telur. Pepton banyak mengandung N (nitrogen), sedangkan
kaldu berisi garam-garam mineral dan lain-lainnya. Medium itu kemudian
ditentukan pH nya 6,8 sampai 7. Jadi sedikit asam atau netral, keadaan yang
demikian ini sesuai untuk kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut diatas masih
perlu disaring untuk kemudian dimasukkan kedalam tabung-tabung reaksi atau
botol-botol. Penyaringan dapat dilakukan dengan kertas saring. Setelah tabung
reaksi atau botol berisi medium tersebut, disumbat dengan kapas, dapatlah mereka
dimasukkan ke dalam alat pensteril (autoklaf).
b.
59
diatas. Tetapi bakteri patogen seperti Bucella abortus, Diplococus pneumonia dan
Neisseria gonorhoae memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah
yang tidak mengandung fibrinogen lagi. Fibrinogen ialah zat yang menyebabkan
darah kental.
(Dwijoseputro, 1998)
d.
diketahui atau ditentukan. Media ini biasanya digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Contoh: media untuk E. coli yang
terdiri dari glukosa 1,0 g/L, Na 2PO4 16,4 g/L. KH2PO4 1,5 g/L, (NH4)2.7H2O 2,0
g/L, CaCl2 200,0 mg/L, dan FeSO4 10,0 mg/L. pH akhir media 6,8-7,0.
e.
secara kimia tidal diketahui dan umumnya diperlukan karena kebutuhan nutrisi
mikroorganisme tertentu tidak diketahui. Contoh: ekstrak daging (mengandung
asam-asam amino, peptida, nukleotida, asam organik, vitamin, mineral), ekstrak
khamir atau yeast extract (sumber vitamin B), pepton (merupakan hidrolisa
protein, didapat dari digesti parsial daging, kasein, bubuk kedelai, gelatin dan
sumber protein lain, yang berperan sebagai sumber energi, C dan N). Contoh:
Nutrient Broth/Agar, Tryptic Soya Broth (TSB)/Tryptic Soya Agar (TSA),
MacConkey Agar.
f.
60
g.
diferensial
digunakan
untuk
membedakan
kelompok
Media khusus
Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Biasanya
61
(Pratiwi, 2008)
2.2.2.
Penyiapan Media
Media alamiah, misalnya susu skim tidak menimbulkan masalah dalam
penyiapan sebagai media, hanya semata-mata dituang dalam wadah yang sesuai,
seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Media dalam
bentuk kaldu nutrient atau yang mengandung agar disiapkan dengan cara
melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan
cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk bubuk yang sudah
mengandung semua nutrient yang dibutuhkan. Pada praktisnya, semua medium
tersebut dalam bentuk bubuk dan siap pakai, senyawa seperti vitamin.
Kebanyakan vitamin berfungsi sebagai pembentul subtansi yang mengaktivasi
enzim subtansi yang menyebabkan perubahan kimiawi. Binatang, termasuk
manusia harus diberikan subtansi-subtansi di dalam makanannya (Entjang, 2001).
Agar miring merupakan salah satu bentuk medium yang digunakan
untuk membiakan mikroba, terutama yang bersifat aerobik fakultatif. Ciri-ciri
kultur termasuk pembentukan warna dan bentuk pertumbuhannya dapat segera
diamati pada agar miring. Inokulasi mikroba pada agar miring dapat dilakukan
dengan cara menggoreskan (streak) secara zig-zag pada permukaan agar miring
menggunakan jarum ose bulat atau yang bagian atasnya dilengkungkan, atau
menusukan loop pada bagian tengah tabung (stab). Sedangkan agar tegak sering
digunkan dalam uji mobilitas suatu mikroba.
Kultur mikroba dapat dilakukan dengan cara menginokulasi pada agar
cawan, kemudian dalam penyebaran kultur diatas agar dilakukan dengan
pertolongan loop yang dilengkungkan bagian atasnya atau menggunakan batang
gelas. Tujuan dari penyebaran kultur adalah untuk memisahkan sel-sel mikroba
satu dengan mikroba lainnya, sehingga setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu masing-masing sel akan tumbuh dan berkembang biak membentuk
kumpulan sel atau koloni yang dapat terlihat oleh mata. Pada bagian agar tempat
dimulainya goresan populasi mikroba warnanya terlalu pekat sehingga koloni
akan berkumpul menjadi satu. Dengan semakin banyaknya goresan atau
penyebaran yang dilakukan akan semakin sedikit sel yang terbawa oleh loop,
62
Uraian medium
2.3.1.
200 g
20 g
Agar-agar batang
20 g
Air suling
1000 mL
(Gunawan, 2008)
3g
5g
Agar
15 g
Aquadest
1000 mL
(Sabir, 2005)
gram pepton dan 025 gram NaCl yang dilarutkan dalam 50 mL aquades pada
Erlenmeyer. Untuk Nutrient Broth dilarutkan dalam aquades 150 mL pada
Erlenmeyer (kurang lebih untuk 6 buah cawan petri berukuran diameter 10 cm).
Media yang akan digunakan didinginkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
63
(Mulyadi, 2013)
Kegunaan untuk penanaman non mikroorganisme. Nutrient Broth adalah
adalah medium cair yang diproduksi sesuai dengan rumus APHA dan ADAC dan
mendukung pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme yang tidak khusus
dalam gizi kebutuhan. Nutrient Broth digunakan dalam beberapa prosedur
laboratorium sebagai indikator karbohidrat cairan garam. Media ini sangat cocok
digunakan untuk menganalisis prosedur bakteriologis pada produk cair dan susu.
(Conda, 2012)
2.3.4.
menggunakan 200 gram kentang, 10 gram dektrosa. Isolat jamur selama 1 jarum
ose, diinokulasi ke dalam media PDB (Mulyani, 2013).
Kegunaan Potato Dekstrosa Broth adalah untuk budidaya jamur dasar
cetakan dan produksi pigmen di beberapa demar tophlex yang mendorong
pertumbuhan jamur (Conda, 2012).
64
BAB III
METODE KERJA
3.1.
3.1.1.
Alat
a.
Autoklaf
b.
Batang pengaduk
c.
d.
Lemari pendingin
e.
Pemanas listrik
f.
Sendok tanduk
g.
Spatula besi
h.
Timbangan analitik
3.1.2.
Bahan
a.
Agar
b.
Air suling
c.
Aluminium foil
d.
Benang godam
e.
Ekstrak daging
f.
Etiket
65
g.
Kapas
h.
i.
j.
k.
3.2.4.
Medium
Dekstrosa
67
Pembuatan
PDB (Potato
Agar)
68
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Sebelum sterilisasi
Warna
Konsistensi
Kuning
PDA
Cair
keruh
Jingga
PDB
Cair
keruh
Kuning
NA
Cair
keruh
Jingga
NB
Cair
keruh
4.1. Tabel Pengamatan
Media
4.2
Setelah sterilisasi
Warna
Konsistensi
Kuning
Cair
jernih
Jingga
Cair
jernih
Kuning
Cair
jernih
Jingga
Cair
jernih
Perhitungan
24 g
x 50 mL 1,2 g
1000
Setelah pengamatan
Warna Konsistensi
Kuning
Padat
jernih
Jingga
Cair
jernih
Kuning
Padat
jernih
Jingga
cair
jernih
20 g
x 100 mL 2 g
1000 mL
4.2.
Gambar Pengamatan
70
a.
Keterangan:
a. Kapas
b. Labu Erlenmeyer
c. Medium PDA
d. Warna kuning
keemasan
b
Keterangan:
Medium NA
a.4.2.2.
Kapas
b. Labu Erlenmeyer
c. Medium PDB
d. Warna kecoklatan
71
4.2.3. Medium NA
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a.4.2.4.
Kapas
Medium NB
b. Labu Erlenmeyer
c. Medium NA
d. Warna kuning
keemasan
b
Keterangan:
a. Kapas
b. Labu Erlenmeyer
c. Medium NB
d. Warna kuning
kecoklatan
b
d
BAB V
PEMBAHASAN
72
suatu
mikroorganisme
tertentu.
Syarat
medium
adalah
oleh
mikroorganisme
lain
(dicegah
kontaminasi)
dan
tidak
73
medium padat, medium cair dan medium stengah padat. Medium padat adalah
medium dengan konsistensi padat karena adanya penambahan agar. Contohnya
adalah medium NA (Nutrient Agar). Medium cair adalah medium yang
konsistensinya cair, misalnya NB (Nutrient Broth). Medium setengah padat adalah
medium yang digunakan untuk melihat gerakan dari mikroorganisme apakah
bersifat motil atau non motil.
Praktikum ini diperkenalkan 4 macam medium yaitu medium NA
(Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth), PDA (Potato Dekstrose Agar), dan PDB
(Potato Dekstrose Broth). Medium NA dan PDA memiliki konsistensi yang padat
dikarenakan adanya penambahan agar sehingga pada suhu ruangan konsistensinya
padat, sedangkan pada medium NB dan PDB tidak ada penambahan agar sehingga
konsistensinya menjadi cair pada suhu ruangan. Medium dengan konsistensi cair
biasanya digunakan untuk melihat pergerakan mikroba. Sedangkan medium padat
digunakan untuk mengembangbiakkan mikroba dan mengamati morfologi
mikroba yang tumbuh.
Medium NA dan NB adalah medium yang digunakan untuk pertumbuhan
bakteri karena mengandung pepton sebagai sumber nitrogen dan ekstrak daging
yang mengandung garam-garam mineral yang cocok untuk pertumbuhan bakteri.
Sedangkan medium PDA dan medium PDB digunakan untuk membiakkan jamur
karena medium-medium ini mengandung karbohidrat yang berasal dari kentang
yang diperlukan oleh jamur sebagai sumber nutrisi. Karbohidrat yang diperlukan
jamur adalah sebesar 0,4%.
NA (Nutrient Agar) adalah medium dengan konsistensi padat untuk
pertumbuhan bakteri yang berwarna kuning tua jernih. NA instan (sintetik) yaitu
20 gram dalam 1 liter. Medium NA mengandung ekstrak daging, pepton dan agar
yang dilarutkan dalam aquadest. Ekstrak daging mengandung nitrogen organik
dan senyawa karbon yang berfungsi sebagai vitamin. Pepton berfungsi sebagai
nitrogen organik dan sumber nutrisi. Agar untuk memadatkan medium serta
aquadest sebagai pelarut bahan lain. Cara pembuatan medium ini adalah dengan
melarutkan 2 gram NA sintetik dalam 100 mL aquadest disertai pemanasan.
Tujuan dilakukan pemanasan adalah untuk mencegah agar segera membeku dan
74
75
praesipitasi
oleh
uap
air
bertekanan
76
tinggi,
sehingga
sel
6.1. Kesimpulan
a.
b.
c.
d.
6.2. Saran
Sebaiknya dalam pembuatan medium diperhatikan perhitungan bahanbahan yang digunakan, penimbangan dan proses pembuatannya untuk
mendapatkan medium dengan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan bakteri yang
baik untuk pertumbuhan bakteri dan jamur yang baik pula sehingga dapat
memberikan hasil pengamatan yang maksimal.
BAB I
PENDAHULUAN
77
1.1.
1.1.1.
Tujuan Percobaan
Mengetahui teknik isolasi mikroorganisme pada medium dengan
b.
c.
1.2.
Prinsip Percobaan
Prinsip
dari
percobaan
ini
adalah
dalam
penanaman
bakteri
diperlukannya pemahaman dasar pada teknik isolasi bakteri dan teknik inokulasi
bakteri. Mengetahui dan memperhatikan medium yang sesuai untuk pertumbuhan
bakteri. Mengerti teknik dasar menggunakan metode gores, metode tusuk, metode
sebar dan metode tuang, dengan menggunakan sampel air sungai Dama, air sungai
Dr.Soetomo, air parit, tanah sampah lembuswana, tanah biasa dan udara
sedangkan bakteri yang digunakan adalah Bacillus Subtilis, Escherichia coli dan
jamur Candida albicans.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Umum
78
(nutrient agar) dengan metode cawan gores atau metode cawan tuang, sel-sel itu
akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu
memperbanyak diri sedemikian cepatnya sehingga dalam waktu 18 sampai 24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni.
Metode yang lebih langsung untuk mengisolasi mikroorganisme tunggal
ialah dengan menggunakan alat manipulatormiko yang disebut kuarmikro
(microscopic probe) untuk memindahkan satu sel dari suspensi zat alir sel.
Sesudah suatu mikroorganisme berhasil diisolasi dalam biakan murni, maka perlu
memelihara biakan itu dalam keadaan hidup untuk masa yang cukup lama.
(Pelczar, 1986)
Cara yang paling umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
adalah perhitungan jumlah bakteri hidup. Dengan metode ini, pengenceran dari
sampel yang mengandung ditanam pada media pertumbuhan yang sesuai.
Suspensi dapat disebar pada permukaan pekat agar (spread plate method) atau
dicampur dengan agar cair, yang kemudian dituangkan ke dalam cawan petri dan
dibiarkan memadat. Pelat agar tersebut kemudian diinkubasi pada kondisi yang
terlihat tanpa bantuan mikroskop. Oleh karena itu, dengan menghitung jumlah
koloni pada sampel asal dapat ditentukan.
Metode agar tuang, seperti halnya metode perhitungan jumlah kuman
hidup lainnya, dilakukan dengan mencampurkan sampel pada media padat yang
mendukung pertumbuhan mikroorganisme, dan kemudian menginkubasi pelat
sehingga setiap sel bakteri dapat membelah dan membentuk koloni. Dengan
demikian, jumlah koloni yang tumbuh tersebut dapat dihitung. Karena kita pada
umumnya tidak mempunyai gambaran tentang jumlah bakteri dalam sampel,
penyiapan pengenceran berseri hampir selalu dibutukan untuk memastikan bahwa
kita akan mendapatkan pengenceran dengan jumlah bakteri yang dapat dihitung.
79
Pada metode agar tuang, inokulum mikroorganisme dicampur dengan agar cair
(suhu 40-45 derajat celcius) sehingga bakteri bercampur relatif merata pada media
padat. Meskipun demikian, tidak semua bakteri dapat hidup pada temperature 45
derajat celcius, hal ini menunjukkan kelemahan prosedur ini.
Metode sebar di atas pelat agar (spread plate method). Teknik atau cara
ini, sesuai dengan namanya adalah teknik dengan menyebarkan sampel yang telah
diencerkan di atas permukaan pelat agar dalam cawan petri. Umumnya antara 0,5
mL dan 1 mL sampel disebarkan di permukaan media padat dengan menggunakan
tangkai gelas steril (batang pengaduk). Cawan kemudian diinkubasi dan jumlah
koloni yang tumbuh dihitung.
(Harmita, 2006)
Isolasi bakteri pada permukaan spons dilakukan dengan cara mengusap
permukaan spons pada tiga tempat yang berbeda dengan menggunakan swab steril
1 cm2, kemudian dicelupkan ke dalam 3 buah Erlenmeyer yang berisi media
PBS (Phosphate Buffer Salius) steril. Dari masing-masing tabung tersebut
dilakukan seri pengenceran dari 10-1 sampai dengan 10-5 sebanyak 100 L. Pada
tiga pengenceran terakhir disebar dalam media SWC (Sea Water Complete) dan
diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Koloni yang tumbuh dimurnikan
dengan metode kuadran dan dipreservasi dalam agar miring (Mahdiyah,2012).
2.2.
Uraian Khusus
2.2.1
Uraian Mikroba
a.
Bakteri
1)
Escherichia coli
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Protophyta
Kelas
: Schitomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Euterabacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
80
(Darija, 2009)
Escherichia coli termasuk kelompok bakteri berbentuk batang aerob
fakultatif gram negatif dengan tebal 0,5 m, panjang antara 1,0-3,0 m, berbentuk
seperti filament yang panjang, tidak berbentuk spora, bersifat gram negatif.
(Anggraini, 2013)
2)
Bacillus subtilis
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus subtilis
Bacillus subtilis adalah bakteri yang terdapat di udara, ar dan debu, tidak
patogen, dapat menyebabkan degenerasi protein, tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap. Bakteri ini membentuk spora dalam lemak, minyak, termasuk
paraffin cair dan dapat bertahan hingga dua tahun.
(Iswari, 2007)
b.
Jamur
1)
Candida albicans
Kingdom
: Fungi
Divisi
: Ascomycota
Kelas
: Saccharomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Famili
: Saccharomycetaceae
Genus
: Candida
Spesies
: Candida albicans
81
yang tersusun linier, atau pada keadaan-keadaan tertentu , membentuk hifa yang
berspeta (Graham, 2005).
2.2.2.
a.
Uraian Medium
Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Komposisi:
Kentang
4 g/L
Dekstrosa
15 g/L
Aquadest
1L
4g
Glukosa
20 g
Air suling
1L
5 g/L
15 g/L
Aquadest
1L
Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
82
Nutrient agar juga digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Media ini merupakan
media sederhana yang dibuat dari beef extract, pepton dan bacta agar. Kandungan
pepton dan beef extract tersebut digunakan sebagai komponen yang penting bagi
pertumbuhan bakteri karena kandungan protein hewaninya yang tinggi.
d.
5 g/L
1L
Uraian Sampel
a.
Tanah sampah
Merupakan sampel pada tanah yang mengandung sampah atau sebagai
tempat dari pembuangan sampah. Sampah merupakan bahan padat maupun cairan
yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
b.
Tanah biasa
Tanah sangat berperan penting bagi kehidupan, karena menyediakan
unsur hara yang dimanfaatkan oleh mkroorganisme dan sebagai lahan untuk
media tanaman.
c.
Air sungai
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang. Sungai sering
83
Air parit
Merupakan air yang ada diselokan, biasanya sebagai aliran membuan
limbah cairan tumah tangga. Air parit yang hitam menandakan air tersebut
tercemar.
e.
Udara
Merupakan suatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan, khususnya
BAB III
METODE KERJA
84
3.1.
3.1.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
3.1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
Alat
Autoklaf
Batang pengaduk
Cawan petri
Driglesky
Erlenmeyer 100 mL
Gelas kimia 100 mL
Hot plate
Inkubator
Laminar Air Flow (LAF)
Lemari pendingin
Mortir dan stemper
Ose bulat
Ose lurus
Pembakar spiritus
Penjepit tabung
Rak tabung reaksi
Spuit 5 mL dan 10 mL
Spatula besi
Tabung reaksi
Bahan
Air parit
Air suling
Air sungai
Alkohol 70%
Aluminium foil
Bakteri Bacillus subtilis
Bakteri Escherichia coli
Benang godam
Etiket
Jamur Candida albicans
Medium NA (Nutrient Agar)
Medium NB (Nutrient Broth)
Medium PDA (Potato Dextrose Agar)
Medium PDB (Potato Dextrose Broth)
Tanah biasa
Tanah sampah
Udara
3.2
3.2.1
Bagan Kerja
Pembuatan medium NB (Nutrient Broth)
Ditimbang 1,2 gram NB sintetik
Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
85
Ditambahkan aquades ad 50 mL
Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
Dilarutkan kemudian ditutup kapas, dan aluminium foil
Diikat dengan benang godam
Disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 oC selama 15 menit
Didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin
3.2.2
Ditutup kapas, dan aluminium foil serta diikat dengan benang godam
Disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 oC selama 15 menit
Didinginkan dan disimpan dalam lemari pendingin
86
3.2.2
Ditutup kapas, dan aluminium foil serta diikat dengan benang godam
Disterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121 oC selama 15 menit
3.2.4
Didinginkan
danPDB
disimpan
dalam
lemariBroth)
pendingin
Pembuatan
medium
(Potato
Dextrose
Ditimbang 1,2 gram PDB sintetik
Ditambahkan aquades ad 50 mL
Dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer,
Dilarutkan kemudian ditutup kapas, dan aluminium foil
Diikat dengan benang godam
87
3.2.5
Pembiakkan Mikroba
Dimasukkan 5 mL NA dan 5 mL PDA ke masing-masing tabung reaksi
Isolasi
Metode Lingkungan
Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA
kedalam masing-masing cawan petri
Dibiarkan hingga padat
bagian
b.
c.
Metode tuang
Dimasukkan 1 mL sampel pada masing-masing cawan petri
89
Dibiarkan padat
e.
Metode tabur
Dimasukkan 10 mL medium NA dan PDA
kedalam masing-masing cawan petri
Didiamkan hingga padat dan ditabur
sampel dalam medium
Diratakan dengan driglesky
Diinkubasi medium NA pada inkubator selama 1 x 24 jam
dan medium PDA pada suhu ruangan selama 2 x 24 jam
3.2.7
a.
Inokulasi
Metode tegak
Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA
kedalam masing-masing tabung reaksi
90
b.
Metode miring
Dimasukkan 5 mL medium NA dan PDA
kedalam masing-masing tabung reaksi
Diletakkan dengan kemiringan 100
Didiamkan hingga padat
Diinokulasi untuk bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli dengan
medium NA dan jamur Candida albicans dengan medium PDA
Digores dengan ose bulat
c.
Metode cair
Dimasukkan 5 mL medium NB dan PDB
pada masing-masing tabung reaksi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1
Tabel Pengamatan
4.1.1.
Isolasi Mikroorganisme
Sampel
Medium
Metode
NA
Lingkungan
Udara
Air parit
PDA
Lingkungan
NA
PDA
Sebar padat
Sebar padat
Bentuk
Bulat
Tidak
teratur
Berbenang
Berbenang
hijau
Bulat putih
Titik-titik
Titik putih
92
Ciri Koloni
Tepi
Permukaan
Utuh
Rata
Berombak
Timbul datar
Berbenang
Datar
Berbenang
Timbul datar
Utuh
Berombak
Utuh
Melengkung
Timbul datar
Timbul datar
NA
Tuang
Bulat putih
Tak teratur
Tak teratur
Utuh
Bergerigi
Melengkung
Melengkung
coklat
Berbelah
Rata
Berombak
Rata
Berombak
Timbul datar
Berbenang
Rata
merah
Bulat hijau
metalic
Tak teratur
Air
sungai
putih
Bulat
dama
kuning
PDA
Tuang
Tanah
NA
biasa
Tabur
Utuh
Berbenang
Keriting
Rata
Bulat
Bulat
Berombak
Rata
Utuh
Timbul datar
Berombak
Rata
Utuh
Rata
Berbenang
Rata
Tabur
NA
Tabur
kuning
Bulat
Titik-titik
Tabur
putih
Tak teratur
PDA
putih
Air
NB
Sebar Cair
Berserabut
Berserabut
PDB
Sebar cair
Berserabut
Berserabut
sungai
Dr.
Mencembung
Bulat putih
PDA
Tanah
sampah
kehijauan
Berserabut
Berserabut
Soetomo
4.1.2.
Inokulasi Mikroorganisme
Mikroba
Eschericia coli
Medium
Metode
Tegak
Miring
Cair
Tegak
Miring
Cair
NA
NB
Bacillus Subtilis
NA
NB
93
Bentuk Koloni
Filoform
Ekinulat
Berserabut
Papilat
Berbatang
Berserabut
Candida albicans
Tegak
Miring
Cair
PDA
PDB
4.2.
Beaded
Efus
Berserabut
Perhitungan
4.2.1.
Perhitungan Medium
a.
b.
c.
d.
94
Ditimbang
Jadi ditimbang 1,2 gram PDB instant dalam 50 mL aquades.
4.3.
Gambar pengamatan
4.3.1.
Isolasi
a.
Metode Lingkungan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
Koloni 1
a. Bulat
b. Utuh
c. Rata
Sampel : Udara
Medium : Nutrient Agar (NA)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
95
Keterangan:
Koloni 2
a. Tak teratur
b. Berombak
c. Timbul datar
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Sampel : Udara
Medium : Nutrient Agar (NA)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
Koloni 3
a. Berbenang
b. Berbenang
c. Timbul datar
Sampel : Udara
Medium : Nutrient Agar (NA)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
96
Keterangan:
Koloni 1
a. Berbenang
b. Berbenang
c. Timbul datar
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Sampel : Udara
Medium : Potato Dextrose Agar (PDA)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Sampel : Udara
Medium : Potato Dextrose Agar (PDA)
b.
97
Keterangan:
Koloni 2
a. Bulat
b. Utuh
c. Melengkung
Keterangan:
a. Titik-titik
b. Berombak
c. Timbul datar
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
Koloni 1
a. Titik-titik
b. Utuh
c. Timbul datar
Keterangan:
Koloni 2
a. Bulat
b. Utuh
c. Melengkung
98
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Metode Tuang
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
99
Keterangan:
Koloni 3
a. Tak teratur
b. Bergerigi
c. Melengkung
Keterangan:
Koloni 1
a. Tak teratur
b. Berbelah
c. Rata
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
Koloni 2
a. Bulat
b. Berombak
c. Rata
Keterangan:
Koloni 3
a. Tak teratur
b. Berombak
c. Rata
100
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
101
Keterangan:
Koloni 1
a. Bulat
b. Berbenang
c. Rata
Keterangan:
Koloni 2
a. Bulat
b. Utuh
c. Mencembung
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
d.
Metode Tabur
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
Koloni 1
a. Berbenang
b. Keriting
c. Rata
Keterangan:
Koloni 2
a. Bulat
b. Berombak
c. Rata
102
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
Keterangan:
a. Bulat
b. Utuh
c. Rata
Keterangan:
a. Bulat
b. Berombak
c. Rata
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
103
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
104
Keterangan:
Koloni 1
a. Titik-titik
b. Utuh
c. Timbul datar
Keterangan:
Koloni 2
a. Tak teratur
b. Berbenang
c. Rata
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Bentuk
b. Tepi
c. Permukaan
e.
105
Keterangan:
a. Dilihat dari atas
b. Dilihat dari samping
Berserabut
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Dilihat dari atas
b. Dilihat dari samping
Berserabut
a
B
4.3.1
a.
Inokulasi Mikroorganisme
Metode Tegak
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
c
d
106
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan filiform
d. Medium
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan papilat
d. Medium
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
107
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan beaded
d. Medium
b.
Metode miring
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan ekinulat
d. Medium
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
108
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan aboresen
d. Medium
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Tusukan epus
d. Medium
c.
Metode cair
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
109
Keterangan:
a. Dilihat dari atas
b. Dilihat dari
samping
Berserabut
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Dilihat dari atas
b. Dilihat dari
samping
Berserabut
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
110
Keterangan:
a. Dilihat dari atas
b. Dilihat dari
samping
Berserabut
BAB V
PEMBAHASAN
Mikroba memiliki berbagai populasi campuran dari berbagai jenis
mikroba yang berbeda di alam. Dengan ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi,
maka dapat dipelajari spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh
dalam suatu lingkungan yang bebas dari pencemaran oleh bentuk-bentuk
kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan mikroba perlu dilakukan
kulturisasi (pembiakan) dan isolasi (pemisahan) mikroba yang umumnya
membutuhkan teknik-teknik tertentu.
Udara, tanah, dan air serta lingkungan sekitar juga dihuni kumpulan
mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai
habitat ini memerlukan teknik untuk memisah-misahkan populasi campuran yang
rumit ini, atau biakan campuran menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda
111
sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya
berasal dari satu sel induk.
Pada pratikum ini akan dibahas mengenai isolasi dan inokulasi
mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar.
Isolasi merupakan proses pengambilan mikroba dan medium atau
lingkungan asalnya dan menumbuhkannya dimedium buatan sehingga diperoleh
biakan yang murni. Sedangkan inokulasi adalah suatu kegiatan penanaman bibit
mikroba ke dalam media tanam yang telah dipersiapkan. Mikroba yang
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan prosedur
aseptis. Aseptis berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi karena
mikroba, atau mikroorganisme lain. Teknik aseptis ini sangat penting bila bekerja
dengan mikroorganisme. Pada proses isolasi, harus dilakukan didekat bunsen,
sedangkan pada saat proses inokulasi, pengerjaan dilakukan didalam laminar air
flow dan harus dibelakang bunsen. Apabila tidak dijalankan dengan tepat, maka
akan ada kemungkinan mikroorganisme lain untuk mengkontaminasi. Pengerjaan
dengan cara aseptis juga akan melindungi laboran maupun pratikan dan asisten
dari kontaminasi mikroba lain. Pada waktu isolasi dan ikonulasi, jarum yang
digunakan untuk memindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api sampai pijar
sebelum dan sesudah pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan setiap bentuk
kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindah.
Sampel yang digunakan pada percobaan ini adalah air parit, air sungai,
tanah biasa, tanah sampah. Pengambilan sampel ini dilakukan ditempat yang
berbeda. Sedangkan metode isolasi yang digunakan anatara lain, metode tuang,
metode tabur, metode sebar padat, metode sebar cair serta metode lingkungan.
Inokulasi mikroorganisme dilakukan dengan tiga metode berbeda , yaitu metode
tegak, miring dan cair.
Sebelum dilakukan isolasi maupun inokulasi, terlebih dahulu harus
dibuat medium yang akan digunakan untuk isolasi maupun inokulasi. Medium
yang digunakan yaitu nutrient Broth (NB), nutrient agar (NA), potato dextose
agar (PDA), serta Potato dextose Broth (PDB). Medium-medium tersebut dibuat
dengan cara ditimbang medium sintetis, kemudian dilarutkan dengan aquades,
112
113
114
adalah untuk tanah biasa. Untuk tanah sampah mendium NA metode tabur, koloni
yang tumbuh yaitu 2 koloni yaitu berbentuk bulat, tepi berombak, permukaan rata
dan koloni kedua bentuk titik-titik putih, tepi utuh dan permukaan rata. Pada
medium PDA metode tabor dan untuk sampel tanah sampah, terdapat 1 koloni
yaitu bentuknya tak teratur putih, tepi berbenang dan permukaan rata.
Pada medium NA metode sebar padat dan menggunakan sampel air parit,
koloni bakteri yang tumbuh yaitu bentuk titik-titik, tepi berombak dan permukaan
timbul datar. Sedangkan pada medium PDA, koloni jamur yang tumbuh ada 3,
yaitu koloni pertama berbentuk titik putih, tepi putih dan permukaan timbul datar ;
koloni kedua berbentuk bulat putih, tepi utuh dan permukaan melengkung ; koloni
ketiga berbentuk tidak teratur, tepi bergerigi dan permukaan melengkung.
Pada medium NA metode lingkungan dan menggunkan sampel udara,
koloni bakteri yang tumbuh ada tiga, yaitu koloni pertama berbentuk bulat, tepi
utuh dan permukaan rata ; koloni kedua berbentuk tidak teratur, tepi berombak
dan permukaan timbul datar ; koloni ketiga yaitu bentuk berbenang, tepi
berbenang dan permukaan datar. Pada medium PDA metode lingkungan, terdapat
2 koloni jamur yang tumbuh yaitu koloni pertama bentuk berbenang, tepi
berbenang dan permukaan timbul datar; koloni kedua yaitu bentuk bulat putih,
tepi utuh dan permukaan melengkung.
Pengerjaan selanjutnya yaitu isolasi metode sebar cair yang dilakukan
dengan cara dimasukkan 5 ml medium NB dan PDB kemasing-masing tabung
reaksi, kemudian dimasukkan sampel air sungai Dr.Soetomo setelah itu
dihomogenkan dengan memutar tabung reaksi. Kemudian ditutup dengan kapas
dan dibungkus lalu diinkubasi. Dari hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa
pada medium NB terdapat koloni bakteri yang tumbuh dengan cirri koloni
berserabut dan pada medium PDB terdapat koloni jamur yang tumbuh dengan
koloni berserabut pula.
Inokulasi mikroorganisme dapat dilakukan dengan metode yaitu dengan
media agar miring, tegak dan cair dan sampel yang digunakana dalah Escherichia
coli, Bacillus subtilis dan Candida albicans. Escherichia coli merupakan bakteri
golongan berflagella. Bakteri ini dapat hidup dalam saluran manusia dan hewan
115
berdarah panas dan bersifat fakultatif aerobic .Bacillus subtilis merupakan bakteri
dengan bentuk sel batang, sebagian besar berukuran 0,3-2,2 m. Flagaleum khas
letral membentuk endospore dan Candida albicans merupakan jamur kelas
ascomycetes yang memiliki ciri berbentuk yang merupakan tempat dihasilkannya
akspora. Akspora merupakan spora bersel satu yang berbentuk.
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi dengan tiga metode yaitu metode
tegak, miring, dan metode cair.Pada metode tegak, medium yang digunakan
adalah NA dan PDA. NA dan PDA dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan
didiamkan hingga padat. Setelah itu diinokulasikan bakteri Eschericia coli dan
Bacillus subtilis pada medium NA dan jamur Candida albicans pada medium
PDA, ditusuk dengan oselurus. Setelah itu dibungkus tabung reaksi dan
diinkubasi. Dari hasil pengamatan di dapatkan hasil bahwa Escherichia coli pada
medium NA bentuk koloninya memiliki permukaan yang tebal dan meruncing
hingga ke bawah pada tusukan disebut bentuk filiform, sedangkan Bacillus
subtilis pada medium NA bentuk koloninya lurus rata tidak ada lekukan ditepi
tusukan disebut bentuk papilat, dan Candida albicans pada medium PDA bentuk
koloninya menyerupai filiform tetapi pada bekas tusukan tidak penuh, berupa titik
titik disebut beaded. Metode tegak merupakan salah satu cara pembiakan
mikroorganisme terutama untuk media yang bersifat anaerobik.
Pada metode miring, medium yang digunakan adalah NA dan PDA.NA
dan PDA dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan di diamkan hingga padat,
namun sebelum memadat, medium NA dan PDA diletakkan pada kemiringan 10 o.
Setelah padat, diinokulasikan bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis pada
medium NA dan jamur Candica albicans pada medium PDA, ditusuk atau
digoreskan secara zig-zag pada permukaan dengan menggunakan ose bulat.
Metode miring merupakan metode yang dilakukan untuk pembiakkan
mikroorganisme termasuk mikroorganisme yang bersifat aerobik dan anaerobik
fakulatif. Dari hasil pengamatan di dapatkan hasil bahwa bakteri Escherichia coli
dan Bacillus subtilis pada medium NA bentuk koloninya dari bawah keatas
menebal dan berduri-duri disebut bentuk koloni ekinulat atau berduri, sedangkan
jamur Candida albicans pada medium PDA bentuk koloninya dari bawah keatas
116
menebal tetapi berupa titik-titik disebut bentuk koloni efus atau titik-titik.
Pada metode cair, medium yang digunakan adalah NB dan PDB. NB dan
PDB dimasukkan pada tabung reaksi, kemudian diinokulasikan bakteri
Escherichia coli dan Bacillus subtilis pada medium NB sedangkan jamur Candida
albicans pada medium PDB. Diinokulasikan dengan menggunakan ose bulat. Dari
hasil pengamatan di dapatkan hasil bahwa bakteri Escherichia coli pada medium
NB berbentuk koloni berserabut yaitu tersebar merata disemua bagian dan
menumpuk dibagian permukaan karena E. coli merupakan bakteri fakultatif
aerob.Bacillus subtilis pada medium cair tersebar merata di seluruh bagian, dan
bagianyang menumpuk terdapat di bagian bawah medium.Secara teori, dalam
medium cair bakteri ini akan bersifat aerob dan memiliki bentuk koloni yang
mengumpul di permukaan medium. Hanya bakteri yang bersifat fakultatif anaerob
yang memiliki bentuk koloni seperti ini. Bentuk koloni Bacillus subtilis dapat
menjadi tersebar dalam medium disebabkan terjadinya penggojogan medium
ketika melakukan pengamatan. Jamur Candida albicans pada medium PDB
berbentuk koloni berserabut. Metode cair merupakan metode pembiakan
mikroorganisme untuk melihat sifat dari mikroorganisme terhadap udara dan sifat
koloninya dengan memperhatikan bagian permukaan atas pada medium.
117
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
a.
b.
c.
118
dan rata (koloni I), bulat hijau metallic, berombak, dan rata (koloni II),
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
berserabut
Inokulasi Candida albicans pada PDA tegak koloninya berbentuk beaded,
pada PDA miring berbentuk efus dan pada PDB cair bentuknya
berserabut
6.2
Saran
Sebaiknya setiap praktikum diharuskan untuk bisa mengisolasi dan
119
BAB I
PENDAHULUAN
4.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
4.2.1. Maksud percobaan
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasi suatu uji biokimia.
4.2.2. Tujuan Percobaan
a.
Untuk mengetahui
dan
memahami
cara
uji
biokimia
dalam
4.3.
Prinsip Praktikum
Kemampuan mikroba untuk mengurai senyawa tertentu dan mensintesis
senyawa yang baru yang merupakan sifat khas masing-masing organisme. Reaksi
metabolisme berbeda untuk setiap mikroba. Hal inilah yang menentukan sifat
yang sangat penting untuk mikroorganisme. Melalui reaksi biokimia dapat
dilakukan hidrolisis polisakarida protein lemak, fermentasi karbohidrat, produksi
H2S, produksi indiol pencarian gelatin, uji katalase, uji oksidase, deaminasi asam
120
amino, uji penggunaan sitrat, uji methyl red dan tes voges proskaur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Umum
Biokimia dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang dasar
kimiawi kehidupan. Sel adalah unit struktural makhluk hidup. Oleh karena itu,
biokimia dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang konstituen kimiawi sel
hidup serta reaksi dan proses yang dialami konstituen-konstituen tertentu. Jutaan
reaksi kimia dikatalis oleh enzim, enzim merupakan katalis reaksi kimia yang
memungkinkan berlangsungnya kehidupan seperti yang kita kenal.
(Murray, 2009)
Tiap proses fermentasi mendayagunakan aktivitas biokimia suatu mikroba
tertentu atau campuran dari beberapa spesies mikroba. Dipandang dari sudut
industri, mikroba merupakan pabrik kimia yang merubah bahan bakku menjadi
berbagai produk baru. Produk tersebut dapat merupakan hasil dari proses
katabolisme atau hasil proses anabolisme.
Dari segi biokimia, fermentasi adalah aktivitas mikroba untuk memperoleh
energi melalui pemecahan substrat atau katabolisme yang berguna untuk
keperluan metabolisme bahan pembentuk sel dan produk metabolisme.
121
122
Uji Katalase
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen peroksida yang
ditetesi sebanyak 2-3 tetes pada usapan bakteri. Apabila terbentuk gelembung
udara maka uji katalase dinyatakan positif. Bakteri aerob tidak menunjukkan
reaksi yang positif (Narlisa, 2009).
b.
Uji Gelatin
Pengujian ini akan menentukan jumlah mikroba cair untuk mendeteksi
masing satu ose koloni bakteri dan diinokulasikan dalam masing-masing media.
Masing-masing media diinkubasi pada suhu 37 C selanjutnya diamati perubahan
123
warna yang terjadi warna kuning menunjukkan media bersifat asam (hasil positif
untuk uji fermentasi karbohidrat) sedangkan warna merah muda menunjukkan
media yang bersifat basa.
e.
dengan cara menggoreskan satu ose koloni bakteri pada media. Media yang telah
diinokulasikan diinkubasi pada suhu 37 C selama 2x24 jam. Uji positif
ditunjukkan dengan terbentuknya zona jernih di sekitar koloni sebaliknya uji
negatif ditunjukan dengan tidak terbentuk zona jernih.
f.
bakteri dengan metode tusukan pada media. Media yang telah diinkubasi pada
suhu 37 C lalu diamati ada atau tidaknya pembentukan sulfur dan motilisasi
koloni bakteri. Hasil sulfur positif ditandai dengan terbentuknya warna hitam pada
media. Kekeruhan yang menyebar sepanjang bekas tusukan menunjukkan reaksi
positif terhadap motilitas bakteri.
g.
pada media Simmon Citrate. Media diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam.
Warna biru menunjukkan raksi positif dan wana hijau menunjukkan reaksi negatif
pada media Simmon Citrate.
(Jayanti, 2010)
2.2.
Uraian Khusus
Escherichia Coli
Kingdom : Procaryota
Divisi
Kelas
: Graciliates
: Seatubacteria
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Enteobacteriaceae
Genus
: Escherichia
124
Spesies
: Escherichia Coli
(Juliantina, 2010)
Staphylococcus aureus
Kingdom : Procaryota
Divisi
: Famicelos
Kelas
: Bacilus
Ordo
: Baciliales
Famili
: Staphylococeae
Genus
: Staphylococcus
Spesies
: Staphylococcus aureus
(Juliantina, 2010)
Salmonella thyposa
Kingdom : Bacteria
Divisi
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Famili
: Enteobacteriaceae
Genus
: Salmonella
Spesies
: Salmonella thyposa
(Hanna, 2005)
Di alam bebas Salmonella thyposa dapat tahan hidup lama dalam air tanah
atau pada bahan makanan. Dalam fase diluar tubuh manusia menimbulkan
penyakit thypus abdominalis. Bakteri ini memiliki bentuk batang, gram negatif,
125
Bacillus subtilis
Kingdom : Procaryota
Divisi
: Bacteria
Kelas
: Sehyzumycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus subtilis
(Hanna, 2005)
5g
Ekstrak daging
3g
Agar-agar
12 g
(Merck, 1984)
10 g
126
Ekstrak daging
NaCl
1g
75 mg
D-mannitol
10 g
Phenol red
0,025 g
Agar-agar
12 gram
Preparasi untuk medium ini dengan cara melarutkan 108 g/L kemudian
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Medium ini diinkubasi selama tiga
hari pada suhu 121 C.
c.
5g
Ekstrak daging
3g
Susu bubuk
1g
Agar-agar
12 g
15 g
5g
Ekstrak daging
3g
Ekstrak ragi
3g
NaCl
5g
Lactose
10 g
D(+) glukosa
1g
5g
Na tiosulfat
0,5 g
Phenol red
0,024 g
Agar
12 g
127
7g
D(+) glukosa
5g
5g
Tes kultur media untuk Methyl red yang digunakan untuk diferensial
biokimia terutama dalam kelompok coll-Aerogenes. pH medium ini adalah
6,90,1.
f.
Medium Gelatin
Komposisi:
Ekstrak daging
3g
Pepton daging
5g
Gelatin
120 g
1g
D(+) glukosa
1g
NaCl
5g
0,012 g
Agar
12 g
Urea
20 g
128
h.
5g
Ekstrak daging
3g
D(+) glukosa
1g
L- Lysine monohidroklorida
10 g
Na-tiosulfat
0,04 g
Bromokresol ungu
0,02 g
Agar
12,5 g
1g
1g
NaCl
5g
Na2SO3
2g
MgSO4
0,2 g
0,08 g
Agar
12 g
warganya yang berada pada bantaran sungai tersebut karena sudah tercemar
dengan tingkatan diatas ambang batas. Biasanya air sungai ini digunakan untuk
mencuci dan mandi dimana air sungai ini dapat mengganggu kesehatan karena
129
kondisi air sungai berwarna hitam dan mengeluarkan bau yang tidak sedap
ditambah banyaknya zat kimia dan sampah rumah tangga yang dibuang.
b.
masyarakat setempat untuk mandi dan mencuci baju serta mecuci peralatan
masak. Hal ini dapat mengganggu kesehatan karena biasanya masyarakat sekitar
juga membuang limbah rumah tangga ke sungai Dama tersebut.
c.
Biasanya air sungai ini digunakan masyarakat untuk mandi, mencuci baju dan
mencuci peralatan masak. Warna dari air sungai ini adalah kuning kecoklatan
dimana air ini mengganggu kesehatan saay digunakan sebagai air untuk memasak.
BAB III
METODE KERJA
3.1.
3.1.1. Alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
Autoclave
Batang pengaduk
Cawan petri
Drigel sky
Erlenmeyer 100 mL; 250 mL
Hot plate
Inkubator
Jarum ose bulat
Jarum ose lurus
Laminar Air Flow (LAF)
Lemari Pendingin
Object glass
Oven
Pembakar spiritus
Penjepit tabung
Pipet tetes
Pinset
Rak tabung
Sendok tanduk
Spoid 1 mL; 5 mL; dan 10 mL
Tabung Durham
Tabung reaksi
130
w.
3.1.2.
a.
b.
c.
1)
2)
3)
4)
d.
e.
f.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
g.
1)
2)
3)
Timbangan analitik
Bahan
Alumunium foil
Aquades
Bakteri
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Salmonella thyposa
Staphylococcus aureus
H2O2 3%
Kapas
Medium
Gelatin
Kliger Iron Agar (KIA)
Lysine Iron Agar (LIA)
Manitol
Methyl Red
Milk Agar
Nutrient Agar (NA)
Simmons Citrate Agar (SCA)
Urea Agar
Sampel
Air sungai Dama
Air sungai Karang Mumus
Air sungai Mahakam
Milk Agar
Ditimbang 2,4 gram Milk Agar instan, lalu dimasukkan bahan
ke dalam labu Erlenmeyer.
c.
Manitol
132
e.
Gelatin
Ditimbang Gelatin sebanyak 15 gram, lalu dimasukkan bahan ke dalam
labu Erlenmeyer
Ditambahkan aquades hingga 100 mL dan dihomogenkan
Ditutup mulut labu Erlenmeyer dengan kapas dan alumunium foil dan
diikat dengan benang godam
Disterilisasi dengan autoclave dengan suhu 121 oC pada tekanan 2 atm
f.
Methyl Red
Urea Agar
Ditimbang Urea Agar instan sebanyak 2,52 gram, lalu dimasukkan
bahan ke dalam labu Erlenmeyer
j.
k.
136
Dihomogenkan larutan
3.2.2. Isolasi Mikroorganisme dari Sampel
a.
Air Sungai Dama (Metode Sebar Cair)
Disiapkan sampel air sungai Dama
Ditutup cawan petri dan dibungkus lalu diinkubasi dalam inkubator selama
b.
137
Ditutup cawan petri dan dibungkus lalu diinkubasi dalam inkubator selama
c.
Ditutup cawan petri dan dibungkus lalu diinkubasi dalam inkubator selama
1x24 jam pada suhu 37 oC
3.2.4. Pembiakan Bakteri
a.
Escherichia coli
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
138
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
b.
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
Bacillus subtillis
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
c.
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
Staphylococcus aureus
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
139
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
d.
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
Salmonella thyposa
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
140
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
3.2.5. Pembiakan Sampel
a.
Air Sungai Dama
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
b.
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
Air Sungai Mahakam
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
141
c.
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
Air Sungai Karang Mumus
Dicairkan medium NA lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak
5 mL
Disiapkan biakan dari hasil isolasi sampel air sungai Karang Mumus
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni,
kemudian digoreskan pada tabung reaksi yang berisi medium agar miring
Letakkan tabung reaksi pada inkubator selama 1x24 jam pada suhu 37 oC
3.2.6. Prosedur Uji Biokimia
a.
Uji Fermentasi Karbohidrat
Disiapkan 7 tabung reaksi lalu diisi dengan medium manitol sebanyak
5 mL
Digoreskan biakan atau sampel menggunakan ose bulat pada tabung reaksi
(3 bakteri uji yaitu Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Bacillus
142
subtilis; 3 sampel yaitu air sungai Dama, air sungai Mahakam dan air
sungai Karang Mumus; dan 1 kontrol)
Dibagi atau ditandai menjadi dua bagian setiap cawan petri, lalu sampel
(air sungai Dama, air sungai Mahakam dan air sungai Karang Mumus) dan
biakan bakteri (Escherichia coli dan Bacillus subtilis) digoreskan secara
zig-zag dengan ose bulat steril pada medium
Diamati reaksi positif bila terdapat daerah bening di sekeliling biakan pada
cawan petri
c.
Uji Katalase
Disiapkan object glass lalu digoreskan biakan bakteri (Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, dan Bacillus subtilis) atau sampel (air sungai
Dama, air sungai Mahakam dan air sungai Karang Mumus) pada object
glass tersebut
143
d.
Ditanamkan biakan bakteri atau sampel uji dengan ose bulat pada
tabung yang berisi medium cair gelatin (3 sampel yaitu air sungai
Dama, air sungai Mahakam dan air sungai Karang Mumus; 3 biakan
bakteri yaitu Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Bacillus
subtilis; dan kontrol).
Diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37 oC.
Dimasukkan ke dalam freezer selama 15 menit sampai 1x24 jam, lalu
dikeluarkan dari freezer.
Diamati reaksi positif bila medium gelatin menjadi cair dibandingkan
dengan kontrol.
e.
Digoreskan biakan bakteri atau sampel dengan ose bulat (zig-zag) pada
tabung reaksi (3 sampel yaitu air sungai Dama, air sungai Mahakam dan
air sungai Karang Mumus; 2 bakteri yaitu Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus; dan 1 kontrol).
145
g.
Ditusuk biakan bakteri atau sampel uji dengan ose lurus pada medium
di tabung reaksi (3 sampel yaitu air sungai Dama, air sungai Mahakam
dan air sungai Karang Mumus; 3 bakteri yaitu Escherichia coli,
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis; dan 1 kontrol).
Diamati bila reaksi positif terjadi perubahan warna menjadi merah dan
dibandingkan dengan kontrol.
i.
Ditusukkan biakan sampel atau bakteri dengan ose lurus pada tabung
reaksi (3 sampel yaitu air sungai Dama, air sungai Mahakam dan air
146
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
4.1.1. Medium
147
Warna Medium
Sebelum Sterilisasi
Sesudah Sterilisasi
Kuning
Kuning
Merah
Merah
Merahgelap
Violet
Merah
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Hijaugelap
Hijau gelap
Jingga
Jingga
Nama Medium
Gelatin
Kligger Iron Agar
Lysine Iron Agar
Mannitol Agar
Methyl Red
Milk Agar
Nutrient Agar
Simmons Citrate Agar
Urea Agar
4.1.2. Uji Biokimia
a.
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Merah
2.
Air sungai Dama
Kuning
+
3.
Air sungai Mahakam
Kuning
+
4.
Air sungai KarangMumus
Kuning
+
5.
Escherichia coli
Kuning
+
6.
Staphylococcus aureus
Kuning
+
7.
Bacillus subtilis
Kuning
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna dari merah menjadi
kuning atau bening
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap merah
b.
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
1.
Kontrol
Tidak ada zona bening
2.
Air sungai Dama
Tidak ada zona bening
3.
Air sungai Mahakam
Tidak ada zona bening
4.
Air sungai Karang Mumus
Tidak ada zona bening
5.
Escherichia coli
Tidak ada zona bening
6.
Bacillus subtilis
Tidak ada zona bening
Keterangan : + = Terdapat zona bening di sekeliling biakan
Keterangan
-
Hasil
Merah
148
Keterangan
-
2.
Air sungai Dama
Hitam
+
3.
Air sungai Mahakam
Hitam
+
4.
Air sungai Karang Mumus
Hitam
+
5.
Escherichia coli
Hitam
+
6.
Staphylococcus aureus
Hitam
+
7.
Salmonella thyposa
Hitam
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna dari merah menjadi hitam di
sepanjang tusukan
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap merah
d.
Uji Katalase
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
1.
Air sungai Dama
Ada gelembung
2.
Air sungai Mahakam
Ada gelembung
3.
Air sungai Karang Mumus
Ada gelembung
4.
Escherichia coli
Ada gelembung
5.
Staphylococcus aureus
Ada gelembung
6.
Bacillus subtilis
Ada gelembung
Keterangan :
+ = terdapat gelembung O2
Keterangan
+
+
+
+
+
+
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Kuning
2.
Air sungai Mahakam
Lebih kuning
+
3.
Air sungai Karang Mumus
Lebih kuning
+
4.
Escherichia coli
Lebih kuning
+
5.
Bacillus subtilis
Lebih kuning
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna kuning menjadi lebih kuning
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap kuning
f.
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Medium beku
2.
Air sungai Dama
Medium cair
+
3.
Air sungai Mahakam
Medium cair
+
4.
Air sungai KarangMumus
Medium cair
+
5.
Escherichia coli
Medium beku
6.
Staphylococcus aureus
Medium beku
7.
Bacillus subtilis
Medium cair
+
Keterangan : + = Medium tetap cair setelah disimpan di Freezer
- = Medium menjadi padat setelah disimpan di Freezer
g.
Tes Urease
149
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Jingga
2.
Air sungai Dama
Merah
+
3.
Air sungai Mahakam
Merah
+
4.
Air sungai Karang Mumus
Merah
+
5.
Escherichia coli
Merah
+
6.
Staphylococcus aureus
Jingga
7.
Bacillus subtilis
Merah
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna dari jingga menjadi merah
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap jingga
h.
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Violet dan kuning
+
2.
Air sungai Dama
Violet dan kuning
+
3.
Air sungai Mahakam
Violet dan kuning
+
4.
Air sungai Karang Mumus
Violet dan kuning
+
5.
Escherichia coli
Violet dan kuning
+
6.
Salmonella thyposa
Violet dan kuning
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna violet di permukaan tusukan
dan kuning di daerah tusukan dalam medium
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap
i.
No.
Bakteri / Sampel
Hasil
Keterangan
1.
Kontrol
Hijau
2.
Air sungai Dama
Biru tua
+
3.
Air sungai Mahakam
Biru tua
+
4.
Air sungai Karang Mumus
Biru tua
+
5.
Escherichia coli
Biru tua
+
6.
Staphylococcus aureus
Biru tua
+
Keterangan : + = Terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru tua
atau biru (deep blue)
- = Tidak terjadi perubahan warna atau tetap hijau
4.2.
Perhitungan
150
= 2,3 gram
Jadi, dilarutkan 2,3 gram SCA instan ke dalam 100 mL aquades.
b.
5,5 gram
Medium Mannitol
= 16,2 gram
Jadi, dilarutkan 16,2 gram manitol instan ke dalam 150 mL aquades.
d.
2,4 gram
2 gram
2,55 gram
Jadi, dilarutkan 2,55 gram methyl red instan ke dalam 150 mL aquades.
g.
2.52 gram
Jadi, dilarutkan 2,52 gram urea agar instan ke dalam 100 mL aquades.
151
h.
Medium Gelatin
= 15 gram
Jadi, dilarutkan 15 gram gelatin instan ke dalam 100 mL aquades.
i.
3,4 gram
= C2. V2
3 % x 10 mL = 50% x X
30
= 50X
= 0,6 mL
152
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
a
UNIVERSITAS MULAWARMAN
ac
c
a
Medium : Gelatin
Warna
b sterilisasi : Kuning
Sebelum
153
Keterangan :
a. Kapas
Keterangan
b. Medium:
c. Kapas
Erlenmeyer
a.
b. Medium
c. Erlenmeyer
Keterangan :
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Medium: Mannitol
Warna
Sebelum sterilisasi : Merah
Setelah sterilisasi : Merah
154
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
155
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a. Kapas
b. Medium
c. Erlenmeyer
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
f
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
g
a
156
d
e
f
b.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
a.
b.
c.
d.
e.
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
157
a.
b.
c.
d.
Escherichia coli
Bacillus subtilis
Cawan petri
Goresan bakteri
c.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
f
g
h
a
LABORATORIUM
Keterangan
:
MIKROBIOLOGI
a. Escherichia FARMASI
coli
b. Staphylococcus aureus
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c. Salmonella thyposa
d. Kapas
e. Medium
f. Tabung reaksi
158
g. Tusukan bakteri
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Kontrol
Air sungai Dama
Air sungai Mahakam
Air sungai Karang Mumus
Kapas
Tabung reaksi
Medium
Tusukan sampel
d
e
f
g
d.
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
159
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
Kapas
Tabung reaksi
medium
d
e
f
a
e.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a.
b.
c.
d.
d
e
f
g
a
e.
f.
g.
h.
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
160
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Kapas
Tabung reaksi
Medium
Tabung durham
Gelembung O2
c
d
e
g
a
f.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
f
g
a
LABORATORIUM
Keterangan
:
c
MIKROBIOLOGI
FARMASI
a. Staphylococcus
aureus
b. Escherichia coli
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c. Kapas
d. Tabung reaksi
e. Medium
161
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
c
d
e
g.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
f
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Kontrol
Air sungai Dama
Air sungai Mahakam
Air sungai Karang Mumus
Kapas
Tanung reaksi
Medium
LABORATORIUM
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
162
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
Bacillus subtilis
Kapas
Tabung reaksi
Medium
d
e
f
a
h.
Keterangan :
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
f
g
a
LABORATORIUM
Keterangan
:
MIKROBIOLOGI
FARMASI
a. Salmonella thyposa
b. Escherichia coli
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c. Kapas
d. Tabung reaksi
e. Medium
163
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
c
d
e
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
FARMASI
Bakteri
: Salmonella thyposa
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
Escherichia
coli
Medium: Lysin Iron Agar
i.
Keterangan :
Air sungai Dama
Air sungai Mahakam
b.
Air sungai Karang Mumus
c.
a
b
e
Kontrol
d.
UjiObject
Katalase
glass
e.
Gelembung O2
f.
a.
BAB
Keterangan :
a.
b.
c.
d.
e.
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
Bacillus subtilis
Object glass
Gelembung O2
V
PEMBAHASAN
c
165
166
167
168
sitrat yang berfungsi sebagai sumber karbon dan natrium dihidrogen fosfat yang
berfungsi sebagai sumber nitrogen dan nutrien yang lainnya. Bakteri yang
mungkin terkandung dalam sampel adalah Citrobacter, Enterobacter, S. Paratyphi
B, S. enteritidis, S. typhimurium, Arizona, Klebsiella dan Serratia.
Pengujian kedelapan adalah uji tes urease. Urea agar merupakan media
differensial yang dapat membedakan bakteri penghasil eksoenzim yaitu enzim
urease (untuk menghidrolisa urea menjadi amonia karbodioksida). Fungsi urea
agar adalah untuk membedakan bakteri genus Proteus terutama Proteus
morganella
dan
Proteus
providential
dari
golongan
bakteri
enteric
lain. Kandungan urea agar adalah buffer, urea, sedikit nutrient, indicator phenol
red dan agar. Phenol red berubah jadi kuning dalam lingkungan asam, dan
berubah fuchsia dalam lingkungan basa. Media urea terdegradasi menjadi
amoniak menyebabkan lingkungan basa, maka media menjadi pink. Sebagian
besar bakteri golongan enteric dapat mendegrasi urea, tetapi lambat. Bakteri yang
mungkin ada dalam sampel yang positif adalah Proteus, Klebsiella, dan spesies
dari Enterobacter serta Citrobacter.
Pengujian terakhir adalah uji tes lisin dekarboksilase. Hasil positif jika
terbentuk warna ungu atau kuning pada medium. Hasil positif pada Escherichia
coli, Salmonella thyposa, air sungai Dama dan kontrol. Tujuan dilakukan
pengujian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri yang memiliki enzim lisin
dekarboksilase. Bakteri yang mungkin terkandung dalam sampel adalah
Escherichia coli, Salmonella dan Arizona.
BAB VI
PENUTUP
169
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
a.
Pada
uji
fermentasi
karbohidrat,
bakteri
uji
(Escherichia
coli,
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis) dan sampel (air sungai Dama,
air sungai Mahakam dan air sungai Karang Mumus) menunjukkan hasil
b.
positif.
Pada uji hidrolisa polisakarida, protein, dan lemak, sampel (air sungai
Dama, air sungai Mahakam dan air sungai Karang Mumus) dan biakan
c.
d.
e.
f.
g.
hasil positif.
Pada uji tes utilisasi sitrat, seluruh sampel (air sungai Dama, air sungai
Mahakam dan air sungai Karang Mumus) dan bakteri Escherichia coli
memberikan hasil positif sedangkan bakteri Staphylococcus aureus
h.
i.
coli
memberikan
hasil
positif
sedangkan
bakteri
170
6.2. Saran
Sebaiknya pengerjaan dilakukan dengan kondisi yang steril agar bakteri
maupun sampel yang digunakan tidak terjadi kontaminasi dan menyebabkan hasil
menjadi tidak valid.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.1.1. Maksud Praktikum
171
Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui caracara pewarnaan suatu mikroorganisme dan mengetahui cara membedakan gram
positif dan gram negatif.
1.1.2. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui cara-cara pengecatan bakteri dan pewarnaan gram,
pengecatan sederhana, dan pengecatan negatif serta mengetahui morfologi dari
bakteri.
1.2.
Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum ini adalah melakukan pengecatan bakteri sehingga dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Umum
Pemeriksaan mikroskopis terhadap spesimen yang di cat atau tidak di cat
172
relatif sederhana tetapi merupakan metode yang kurang peka dibandingkan biakan
untuk pendeteksian bakteri dalam jumlah sedikit.Media cair yang mengandung
105 organisme permililiter tidak tampak kasat mata (Brooks, 2005).
Mikroorganisme
hanya
dapat
diamati
dengan
menggunakan
173
satu pewarna dan memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap bakteri, sehingga
dapat digunakan untuk membedakan bakteri.Pewarnaan differensial yang sering
digunakan adalah pewarnaan gram (Pratiwi, 2008).
Bakteri diwarnai dengan suatu zat warna violet dan yodium, dibilas
dengan alkohol dan kemudian diwarnai sekali lagi dengan zat warna merah. Zat
warna violet yang digunakan dalam pewarnaan gram sangat mudah dibilas dari
bakteri gram negatif, akan tetapi selnya tetap menahan zat warna merah.
(Campbell, 2003)
Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalan gram positif
sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam gram
negatif.Perbedaan warna antara gram negatif dan gram positif disebabkan oleh
adanya perbedaan struktur pada dinding selnya.Dinding bakteri gram positif
banyak mengandung peptidoglikan sedangkan dinding bakteri gram negatif
banyak mengandung lipopolisakarida.
Kompleks crystal violet-iodin yang masuk ke dalam sel bakteri gram
positif tidak dapat tercuci oleh alkohol karena adanya lapisan peptidoglikan yang
kokoh pada dinding sel sedangkan pada bakteri gram negatif, alkohol akan
merusak lapisan lipopolisakarida. Kompleks crystal violet-iodin pada bakteri gram
negatif yang tercuci dan menyebabkan sel bakteri transparan, yang akan berwarna
merah setelah diberi safranin.
Jenis pewarnaan differensial yang lain adalah pewarnaan tahan asam atau
dikenal juga sebagai pengecatan Ziehl-Neelsen. Zat warna tahan asam ini akan
terikat kuat hanya pada bakteri yang memiliki kandungan lilin pada dinding
selnya.
Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi bagian
spesifik dari mikroorganisme, misalnya endospora, kapsul, dan flagela.Endospora
bakteri tidak dapat diwarnai dengan metode pewarnaan sederhana seperti pada
pewarnaan gram. Hal ini disebabkan karena endospora memiliki selubung yang
kompak sehingga zat warna sulit mempenetrasi dinding endospora dan diperlukan
pemanasan dan mordant untuk mengikat zat warna.
Pada pewarnaan flagel digunakan kombinasi carbol fuchsin dan mordant.
174
Uraian Mikroba
a.
Bacillus subtilis
Kingdom
: Bacteria
Filum
: Farmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Spesies
: Bacillus subtilis
Bacillus subtilis, bakteri yang terdapat di udara, air dan debu. Tidak
patogen dan dapat menyebabkan degenerasi protein, tidak menimbulkan bau yang
tidak sedap.Bakteri ini membentuk spora dalam lemak minyak, termasuk paraffin
cair dan dapat bertahan hingga 2 tahun (Trenggono, 2007).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang berbentuk batang,
dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi.Dinding sel bakteri ini
terdiri dari membran tunggal yang dilapisi peptidoglikan yang tebal.
(Sutedjo, 1991)
b.
Eschericia coli
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Protophyta
Kelas
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacteriales
Famili
: Eubacteriaceae
Genus
: Eschericia
175
Spesies
: Eschericia coli
Eschericia
coli
adalah
salah
satu
grup
koliform
yang
dapat
Staphylococcus aureus
Kingdom
: Procaryota
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Famili
: Staphylococcaceae
Genus
: Staphylococcus
Spesies
: Staphylococcus aureus
Streptococcus mutans
Kingdom
: Monera
Divisi
: Firmicutes
Kelas
: Bacilli
Ordo
: Lactobacilalles
Famili
: Streptococcaceae
Genus
: Streptococcus
Spesies
: Streptococcus mutans
176
membentuk spora, mempunyai susunan rantai dua atau tiga lebih. Berbentuk bulat
dengan diamater 0,5-0,7 mm.
Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif karena memiliki
membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan
bersifat non motil (tidak bergerak), bakteri anaerob fakultatif.
(Bidarisugma, 2012)
e.
Pseudomonas aeruginosa
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Pseudomonadales
Famili
: Pseudomonadaceae
Genus
: Pseudomonas
Spesies
: Pseudomonas aeruginosa
Uraian Medium
a.
10 g
Agar
20 g
Ekstrak daging
10 g
NaCl
5 g
177
BAB III
METODE KERJA
3.1
3.1.1
Alat
178
a.
Autoclave
b.
Batang pengaduk
c.
Cover glass
d.
Freezer
e.
Hot plate
f.
Inkubator
g.
h.
Labu Erlenmeyer
i.
Mikroskop kamera
j.
Mikroskop elektrik
k.
Object glass
l.
Osebulat
m.
Pembakar spiritus
n.
Pipet tetes
o.
Sendok tanduk
p.
Timbangan analitik
3.1.2 Bahan
a.
Aquades
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Benang godam
h.
Kapas
i.
Methylen blue
j.
Nigrosin
k.
l.
179
o.
3.2
Bagan Kerja
3.2.1
Pembiakkan Mikroba
Digoreskan secara zig-zag dengan ose bulat steril pada biakan murni
bakteri kemudian digoreskan pada medium Nutrient agar miring
180
Pengecatan Sederhana
Disterilkan object glass dengan alkohol
Digoreskan
bakteri
Streptococcus
uji
mutans,
(Bacillus
subtilis,
Staphylococcus
aureus,
Pengecatan Negatif
181
Escherichia
coli,
Pseudomonas
Pengecatan Gram
Disterilkan object glass dengan alkohol
182
183
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
Tabel Pengamatan
184
Hasil
Warna Bakteri
Warna Latar
Biru
Tidak Berwarna
Biru
Tidak Berwarna
Biakan Bakteri
Bacillus subtilis
Escherichia coli
Pseudomonas
aeruginosa
Staphylococcus
aureus
Streptococcus
mutans
Biru
Tidak Berwarna
Biru
Tidak Berwarna
Biru
Tidak Berwarna
Morfologi
Bentuk batang
Bentuk batang
Bentuk batang
Bentuk bulat
anggur
Bentuk bulat
rantai
Biakan Bakteri
Pseudomonas
aeruginosa
Staphylococcus
aureus
Morfologi
Tidak Berwarna
Hitam
Bentuk batang
Tidak Berwarna
Hitam
Bentuk bulat
Kesimpulan
Bakteri Gram
berwarna merah
Sel bakteri
Bentuk Batang
Negatif
Bakteri Gram
berwarna merah
Sel Bakteri
Bentuk bulat
Negatif
Bakteri Gram
berwarna Ungu
rantai
Negatif
Biakan Bakteri
Pseudomonas
Hasil
Sel bakteri
aeruginosa
Escherichia coli
Streptococcus mutans
4.2.
Perhitungan
185
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
4.3.
Gambar
Pengamatan
4.3.1. Pengecatan
sederhana
Keterangan:
a. Latar transparan
b. Sel bakteri gelap
a
b
186
Bakteri:Escherichia coli
Bentuk: Batang (bacill)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Bakteri:Staphylococcus aureus
Bentuk: Bulat (kokus)
187
Keterangan:
a. Latar transparan
b. Sel bakteri gelap
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Latar transparan
b. Sel bakteri gelap
a
b
Bakteri:Pseudomonas aeruginosa
Bentuk: Batang (bacill)
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
Bakteri:Bacillus subtilis
Bentuk: Batang (bacill)
Keterangan:
a. Latar transparan
b. Sel bakteri gelap
188
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Latar transparan
b. Sel bakteri gelap
a
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Bakteri:Streptococcus mutans
Bentuk: Bulat (kokus)
a
4.3.2. Pengecatan
negatif
Keterangan:
a. Latar gelap
b. Sel
bakteri
189
gelap
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
Bakteri:Staphylococcus aureus
Bentuk: Bulat (kokus)
transparan
190
Keterangan:
a. Latar gelap
b. Sel
bakteri
Keterangan:
a. Sel bakteri berwarna
merah
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Bakteri:Escherichia coli
Bentuk: Batang (bacill)
Bakteri:Streptococcus mutans
Bentuk: Bulat (kokus)
Keterangan:
a. Sel bakteri berwarna ungu
191
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Sel bakteri gelap
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas mengenai pengecatan dan morfologi bakteri,
192
193
gram
merupakan
pewarnaan
yang
digunakan
untuk
menggelompokkan bakteri gram negatif dan bakteri gram positif berdasarkan sifat
kimia dan sifat fisik dinding selnya. Dalam pewarnaan gram diperlukan empat
194
pewarna. Pewarna A adalah zat warna utama yaitu kristal violet yang berfungsi
membentuk ikatan Mg-Ribonucleid acid pada membrane atau dinding sel bakteri
sehingga membentuk kompleks Mg-Ribonucleid acid- krystal violet. Pewarna B
yaitu larutan lugols iodine yang digunakan mengintensifkan warna utama.
Pewarna C yaitu alkohol yang merupakan pelarut organik yang melunturkan zat
warna utama. Pewarna D yaitu safranin digunakan untuk mewarnai kembali selsel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan dengan alkohol. Perlakuan
pertama adalah memfiksasi dengan tujuan agar bakteri lebih melekat pada objek
glass, lalu digores dengan bakteri. Lalu ditambahkan pewarna A, didiamkan
beberapa menit dan dibilas dengan aquadest. Ditambahkan pewarna B agar dapat
menyatu dengan kristal violet yang membentuk kompleks dengan sel, sehingga
sel tetap berwarna ungu lalu didiamkan, dibilas dengan aquadest dan dikeringkan.
Ditambahkan pewarna C yakni alkohol 96% untuk melakukan penetrasi ke dalam
dinding sel dan melunturkan pewarnaan ungu dari kompleks kristal violet dan
iodin. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa bakteri Streptococcus
mutans termasuk bakteri gram positif. Bakteri Eschericia coli termasuk bakteri
gram negatif dan bakteri Pseudomonas aeruginosa termasuk bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif akan mengalami dehidrasi pada dinding selnya dan poriporinya menciut karena daya rembes dinding sel dan membran menurun sehingga
kristal violet-iodin tidak dapat keluar dari sel dan tetap berwarna ungu. Sedangkan
pada bakteri gram negatif yang memiliki kandungan lipid yang tinggi, sehingga
lipid akan tereksitasi keluar dari dinding sel dan pori-pori mengembang. Hal ini
menyebabkan kompleks kristal violet-iodin keluar dari sel dan sel menjadi tidak
berwarna atau warna ungu luntur karna peluruhan dinding sel. Penambahan
safranin yang merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk mewarnai
gram negatif yang semula telah luntur pewarnaannya menjadi warna merah.
Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
adalah komponen dinding selnya. Kompleks kristal violet-iodium terperangkap
antara dinding sel dan membran sitoplasma bakteri gram positif, sedangkan
penyingkiran zat lipid dari dinding sel bakteri gram negatif dengan pencucian
alcohol memungkinkan kompleks kristal violet-iodin hilang dari sel. Dimana
195
alcohol bersifat semi polar dan dinding sel bersifat polar dan semi polar karena
dinding sel mengandung lipid, sehingga saat berinteraksi maka alcohol dapat
melunturkan warna dinding sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal
yang dilapisi peptidonglikan yang tebal (25-50 mm). Sedangkan bakteri gram
negatif lapisan peptidonglikannya tipis (1-3 mm). Peptidonglikan adalah suatu
bahan yang terkandung di dalam sel bakteri. Peptidonglikan terdiri dari polimer
modifikasi gula-gula yang diikat langsung dengan polipeptida pendek yang
berbeda dari satu species ke species lainnya.
Jenis bakteri, baik bakteri gram positif ataupun bakteri gram negatif tidak
berpengaruh pada hasil pengecatan sederhana dan pengecatan negatif. Hal ini
dikarenakan, hasil yang didapatkan pada pengecatan sederhana dan negatif adalah
morfologi bakteri, yakni bentuk atau ciri-ciri fisik bakteri. Pengujian yang
dipengaruhi oleh jenis bakteri adalah pewarnaan gram, karena pewarnaan gram
bertujuan untuk membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
Mekanisme alcohol dalam melunturkan dinding sel bakteri adalah dengan
cara mengdehidrasi dinding sel. Alkohol akan berpenetrasi ke dalam dinding sel,
sehingga lipid tereksitasi dari dinding sel dan pori-pori dinding sel bakteri
menjadi mengembang. Akibatnya kompleks kristal violet-iodin akan keluar dari
dinding sel sehingga sel menjadi tidak berwarna.
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
196
bahwa :
a.
Pada metode pengecatan sederhana, bakteri berwarna biru dan latar belakang
tidak berwarna dengan bakteri Eschericia coli memiliki bentuk batang,
bakteri Bacillus subtilis berbentuk batang, bakteri Staphylococcus aureus
berbentuk bulat anggur, Streptococcus mutans berbentuk bulat berantai
dan bakteri Pseudomonas aeruginosa berbentuk batang
b.
Pada metode pengecatan negatif, bakteri tidak berwarna dan latar belakang
berwarna hitam dengan bakteri Staphylococcus aureus memiliki bentuk
bulat anggur dan bakteri Pseudomonas aeruginosa memiliki bentuk batang
c.
6.2.
Saran
Diharapkan untuk praktikan agar kedepannya dapat mempelajari dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Maksud dan Tujuan Percobaan
1.1.1 Maksud Percobaan
Maksud dari praktikum ini adalah mengetahui apakah koloni bakteri atau
197
jamur yang terdapat di dalam sampel uji masuk dalam range yang diperbolehkan
sesuai yang tertera di dalam SNI.
1.1.2
Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami cara perhitungan mikroorganisme dalam suatu
Prinsip Percobaan
Prinsip dari praktikum ini yaitu menghitung suatu mikroorganisme dalam
sampel dengan metode ALT (Angka Lempeng Tertinggi) dan MPN (Most
Probable Number). Metode ALT merupakan metode yang digunakan untuk
menghitung angka lempeng tertinggi pada sampel sedangkan metode MPN
merupakan metode yang digunakan untuk menghitung angka kemungkinan
tertinggi jumlah koloni mikroorganisme yang terdapat di dalam sampel. Samoel
yang digunakan yaitu air galon, cappuccino cincau, kuah bakso, keripik singkong,
air the dan opak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Uraian Umum
Mikroorganisme dipelajari di laboratorium untuk banyak tujuan. Derajat
198
jumlah
angka
mikroorganisme
sangat
penting
untuk
Perhitungan
langsung
(direct
count)
jumlah
sel
atau
biomassa
199
200
Uraian Khusus
5g
Ekstrak daging
3g
Agar-agar
12 g
201
4g
D (+) glukosa
20 g
Agar-agar
5g
5g
Ekstrak daging
3g
Laktosa
5g
Keripik singkong
Makanan ringan ini merupakan makanan yang berasal dari singkong yang
diiris tipis, kemudian digoreng hingga kering. Makanan ini banyak terdapat di
pasaran.
b.
Air Teh
Air teh merupakan minuman yang dibuat dari daun teh dan banyak
digemari oleh masyarakat luas. Proses pembuatan teh menjadi faktor yang harus
diperhatikan
karena
tidak
menutup
kemungkinan
Cappucino Cincau
202
bahwa
minuman
ini
Kuah Bakso
Makanan ini sangat populer di kalangan masyarakat. Bakso terbuat dari
Air Galon
Dalam kehidupan sehari-hari, air merupakan komponen yang paling
Opak
Makanan ini merupakan makanan ringan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat umum. Makanan ini terbuat dari olahan singkong yang diolesi dengan
gula merah.
203
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Tabel Pengamatan
4.1.1. Tabel ALT/SPC Bakteri
Pengenceran
10-2
10-3
10-4
1. Cappucino Cincau
55
50
spr
2. Air Galon
4 spr
12
7
3. Air Teh
32
26
20
4. Keripik Singkong
66
spr
TBUD
5. Kuah Bakso
9 spr
13
4
Keterangan : TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung)
4.1.2. Tabel ALT/SPC Jamur
No
Sampel
Pengenceran
10-1
10-2
1. Cappucino Cincau
536
67
2. Air Galon
530
3
3. Keripik Singkong
10
27
4. Opak
92
3
5. Kuah Bakso
16
6
Keterangan : TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung)
4.1.3. Tabel MPN
No
Sampel
No
Sampel
1.
2.
3.
4.
Cappucino Cincau
Air Galon
Air The
Keripik Singkong
10-3
14
3
3
24
3
Pengenceran
10
10-3
10-4
+++
+++
+++
+++-+-+++
+++
+++
+--+-+-2
5. Opak
+++
+++
+++
6. Kuah Bakso
+++
-++
+++
Keterangan : TBUD (Tidak Bisa Untuk Dihitung)
4.2. Perhitungan
4.2.1. Pembuatan Medium
a.
Medium Nutrient Agar (NA)
NA =
b.
= 4 gram
Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
204
Pelaporan
(Koloni/g)
5,5 x 10-3
4,0 x 102 spr
3,2 x 10-3
6,6 x 10-3
9,0 x 10-3spr
Nilai SNI
(Koloni/g)
1,0 x 102
1,0 x 101
3,0 x 103
1,0 x 10-4
1,0 x 10-4
Pelaporan
(Koloni/g)
6,7 x 103
3,0 x 102
1,0 x 102
5,3 x 103
1,6 x 103
Nilai SNI
(Koloni/g)
1,0 x 102
1,0 x 101
1,0 x 10-4
1,0 x 104
1,0 x 10-4
Nilai MPN
(per 100 mL)
> 2400
20
Pelaporan
(Koloni/g)
1,2 x 103
28
1,1 x 104
>2400
93
NA =
c.
= 7,8 gram
Medium Lactose Broth
NA =
= 4,5 gram
Jumlah Koloni =
=
= 9,09 (>2)
Maka dilaporkan cawan yang masuk ke rentang dengan pengenceran
terendah.
Jumlah Koloni = 55 x
= 55 x
= 55 x 10-2
= 5,5.103 koloni/mL
2)
Air galon
Tidak ada cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka dilaporkan.
Jumlah Koloni = 4.102 spr (< 3,0.102)
205
3)
Air Teh
Terdapat satu cawan yang koloninya masuk rentang, maka :
Jumlah Koloni =
4)
koloni/mL
Keripik singkong
Terdapat satu cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka
dilaporkan
Jumlah Koloni =
koloni/g
5)
Kuah Bakso
Terdapat satu cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka
dilaporkan
koloni/mL
b.
1)
Jamur
Cappucino cincau
Terdapat satu cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka
dilaporkan
koloni/mL
2)
Air Galon
Tidak ada cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka dilaporkan
Jumlah Koloni = 3,0.102 koloni/mL
206
3)
Keripik singkong
Terdapat 3 cawan petri yang jumlah koloninya dapat dihitung, maka
dilaporkan jumlah koloni pada cawan dengan pengenceran terendah dan
pengenceran tengah.
koloni/g
4)
Opak
Terdapat 3 cawan yang jumlah koloninya melebihi rentang maka
dilaporkan jumlah koloni pada cawan dengan pengenceran tinggi dan
pengenceran tengah.
207
Jumlah Koloni =
5)
koloni/g
Kuah Bakso
Terdapat satu cawan yang jumlah koloninya masuk rentang maka
dilaporkan jumlah koloni pada cawan tersebut,
koloni/mL
4.2.3. Metode MPN
a.
Cappucino cincau
Jumlah Koloni =
tengah
koloni/g
b.
Air galon
Jumlah Koloni =
tengah
koloni/g
c.
Keripik Singkong
Jumlah Koloni =
tengah
koloni/g
d.
Opak
Jumlah Koloni =
tengah
208
koloni/g
e.
Air Teh
Jumlah Koloni =
tengah
koloni/g
f.
Kuah Bakso
Jumlah Koloni
tengah
koloni/g
e
Sampel : Cappucino cincau
209
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium NA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-2
e. Pengenceran 10-3
f. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
b
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium NA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-2
e. Pengenceran 10-3
f. Pengenceran 10-4
d
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
f
Sampel : Air gallon
Medium : NA (Nutrient Agar)
c
b
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium NA
c. Cawan petri
d
a
e
f
Sampel : Kripik singkong
Medium : NA (Nutrient Agar)
210
d. Pengenceran 10-2
e. Pengenceran 10-3
f. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium NA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-2
e. Pengenceran 10-3
f. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
e MIKROBIOLOGI FARMASI
f
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
Sampel : Air the
Medium : NA (Nutrient Agar)
c
a
b
e
Sampel : Kuah bakso
Medium : NA (Nutrient Agar)
211
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium NA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-2
e. Pengenceran 10-3
f. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium PDA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-1
e. Pengenceran 10-2
f. Pengenceran 10-3
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
e
f
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
Sampel : Air gallon
Medium : PDA (Potato Dextrosa Agar)
c
b
a
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium PDA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-1
e. Pengenceran 10-2
e
Sampel : Opak
f
212
f. Pengenceran 10-3
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
b
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium PDA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-1
e. Pengenceran 10-2
f. Pengenceran 10-3
e
Sampel : Kuah bakso
e
f
Sampel : Cappuccino cincau
213
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium PDA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-1
e. Pengenceran 10-2
f. Pengenceran 10-3
Keterangan:
a. Koloni bakteri
b. Medium PDA
c. Cawan petri
d. Pengenceran 10-1
e. Pengenceran 10-2
f. Pengenceran 10-3
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
e
Sampel : Kripik singkong
4.2.2. Metode
MPN
b
c
g
a
d
f
e
h
214
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Medium LB
d. Tabung durham
e. Gelembung gas
f. Pengenceran 10-2
g. Pengenceran 10-3
h. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
c
d
e
f
215
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Medium LB
d. Tabung durham
e. Gelembung gas
f. Pengenceran 10-2
g. Pengenceran 10-3
h. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
b
c
e
216
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Medium LB
d. Tabung durham
e. Gelembung gas
f. Pengenceran 10-2
g. Pengenceran 10-3
h. Pengenceran 10-4
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
a
d
c
b
e
217
Keterangan:
a. Kapas
b. Tabung reaksi
c. Medium LB
d. Tabung durham
e. Gelembung gas
f. Pengenceran 10-2
g. Pengenceran 10-3
h. Pengenceran 10-4
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas mengenai perhitungan mikroorganisme yang
bertujuan untuk mengetahui cara perhitungan suatu mikroorganisme dalam suatu
sampel dengan metode ALT (Angka Lempeng Total) dan metode MPN (Most
Probible Number). Dimana sampel yang diujikan berupa makanan dan minuman
yang biasa dikomsumsi, antara lain capucino cincau, teh, air galon, kuah bakso,
opak, dan keripik singkong. Medium yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Lactose Broth, Nutrient Agar, dan Potato Dextrose Agar.
Praktikum ini menggunakan prinsip perhitungan terhadap jumlah koloni
mikroorganisme baik bakteri maupun jamur yang ada dalam sampel dengan
menggunakan metode MPN (Most Probable Number) dan metode ALT (Angka
Lempeng Total) atau mrtode hitung cawan. Pada bakteri dilakukan pada
pengenceran yang dimulai dari 10-2, 10-3, 10-4, sedangkan pada jamur dilakukan
pengenceran yang dimulai dari 10-1, 10-2,10-3.
Pengenceran untuk bakteri dimulai dari pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 adalah
karna bakteri tidak akan tumbuh pada pengenceran 10 -1. Sebab pada pengenceran
10-1 masih terdapat pengawet, dimana bakteri tidak akan tumbuh apabila terdapat
pengawet. Oleh karena itu, untuk bakteri dimulai dari pengenceran kedua, karena
diharapkan pada pengenceran kedua sudah tidak terdapat pengawet dan bakteri
dapat tumbuh. Sedangkan, pada jamur dapat dimulai dari pengenceran pertama
karena jamur dapat tumbuh dengan ada atau tidaknya pengawet.
Medium yang digunakan dalam percobaan ini adalah medium Nutrient
Agar untuk bakteri, Potato Dextrose Agar untuk jamur, dan untuk medium
218
Lactose Broth untuk pengujian MPN. Lactose broth digunakan sebagai media
untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu,
sebagai kaldu pemerkaya untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi
laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat
yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan
pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat
dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.
Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Nutrient agar
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi
seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur,
untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme
dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton
10 g, NaCl 5 g, air destilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan
komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit.
Potato
Dextrose
Agar
digunakan
untuk
menumbuhkan
atau
mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast
dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g
media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk.
Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi
pada suhu 121C selama 15 menit.
Praktikum ini menggunakan analisis kuantitatif, yakni analisis yang
berdasarkan perhitungan dan data berupa numerik. Metode MPN serta hitung
cawan merupakan beberapa cara contoh dari analisis kuantitatif. Metode MPN
(Most Probable Number) merupakan perkiraan terdekat jumlah bakteri koliform,
219
220
galon, dilaporkan 4,0x10-2 koloni/mL dengan nilai SNI 1,0x10 -1 koloni/mL. Pada
sampel air teh dilaporkan 3,2x10-3 koloni/mL dengan nilai SNI 3,0x10-3
koloni/mL. Pada sampel keripik singkong dilaporkan 6,6x10 -1 koloni/g dengan
nilai SNI 1,0x104 koloni/g. Pada sampel kuah bakso dilaporkan 9,0x10-3 koloni/mL
dengan nilai SNI 1,0x104 koloni/mL. Pada metode ALT, perhitungan koloni jamur
didapat hasil, bahwa pada sampel cappucino cincau dilaporkan 6,7x103 koloni/mL
dengan nilai SNI 1,0x102 koloni/mL. pada air galon dilaporkan 3,0x10 2 koloni/mL
dengan nilai SNI 1,0x105 koloni/mL. Pada sampel keripik singkong dilaporkan
1,0x102 koloni/g dengan nilai SNI 1,0x104 koloni/g. Pada sampel opak dilaporkan
5,3x102 koloni/g dengan nilai SNI 1,0x104 koloni/g. Pada sampel kuah bakso
dilaporkan 1,6x103 koloni/mL dengan nilai SNI 1,0x104 koloni/mL.
Faktor yang menyebabkan perbedaan jumlah koloni pada sampel tidak
sama, dapat diakibatkan oleh beberapa hal. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor, yakni dari makanan itu sendiri yang memang tidak higenis atau dari
pengerjaan saat praktikum yang tidak aseptis. Sehingga jamur atau bakteri yang
tumbuh bisa jadi karena kontaminan dari saat praktikum. Bila jumlah koloni yang
tumbuh lebih besar dari tabel SNI, hal ini menandakan makanan atau minuman
yang dijadikan sampel tersebut tidak layak untuk dikomsumsi.
Pengujan dengan metode MPN, dengan pengenceran 10 -2, 10-3, 10-4. Pada
sampel capucino cincau dilaporkan jumlah bakteri koliformnya adalah 1,2x105
koloni/mL. Pada air galon dilaporkan jumlah bakteri koliformnya adalah 1,0x103
koloni/mL. Pada sampel keripik singkong dilaporkan jumlah bakteri koliformnya
adalah 5,5x102 koloni/mL. Pada sampel opak
dilaporkan jumlah
221
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
a.
Jumlah koloni dalam cappucino cincau pada metode ALT dalam medium
Nutrient Agar (NA) dilaporkan 5,5 x 103 koloni/mL dan medium Potato
Dextrose Agar (PDA) dilaporkan 6,7 x 103 koloni/mL, serta pada metode
MPN dilaporkan 2,4 x 106 koloni/mL.
b.
Jumlah koloni dalam air galon pada metode ALT dalam medium Nutrient
Agar (NA) dilaporkan dilaporkan 4,0 x 102 koloni/mL dan medium Potato
Dextrose Agar (PDA) dilaporkan 3,0 x 103 koloni/mL, serta pada metode
MPN dilaporkan 2,4 x 104 koloni/mL.
c.
Jumlah koloni dalam air teh pada metode ALT dalam medium Nutrient
Agar (NA) dilaporkan dilaporkan 3,2 x 10 3 koloni/mL, serta pada metode
MPN dilaporkan 2,4 x 106 koloni/mL.
d.
Jumlah koloni dalam keripik singkong pada metode ALT dalam medium
Nutrient Agar (NA) dilaporkan dilaporkan 6,6 x 103 koloni/mL dan
medium Potato Dextrose Agar (PDA) dilaporkan 1,0 x 102 koloni/mL,
serta pada
e.
Jumlah koloni dalam opak pada metode ALT dalam medium Nutrient
Agar (NA) dilaporkan dilaporkan 5,3 x 103 koloni/mL , serta pada metode
MPN dilaporkan 2,8 x 104 koloni/g.
f.
Jumlah koloni dalam kuah bakso pada metode ALT dalam medium
222
Saran
Diharapkan untuk praktikum ke depannya praktikan bisa lebih teliti lagi
1.2
Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah mengamati secara makroskopik dan
223
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Umum
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang sangat kecil ukurannya
sehingga sulit untuk dapat dilihat tanpa alat-alat pembesaran. Yang tergolong
dalam mikroorganisme adalah bermacam-macam bakteri, khamir, kapang (jamur)
algae, protozoa, mycoplasma danvirus (Djide, 2008).
Kapang adalah mikroorganisme non-fotosintesis, bersel jamak, aerobik,
bercabang, berfilamen yang memetabolisme
kapang dapat memetabolisme bahan organik dari jenis yang sama. Kapang tidak
aktif dalam sistem anaerobik karena sel-sel kapang berisi lebih sedikit nitrogen
daripada sel bakteri (Rahayu, 1993).
Kapang adalah mikroba yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutriennya secara autotrof sehingga hidup secara saprofit atau parasit pada
organisme lain. Kapang dapat tumbuh pada berbagai substrat terutama yang
mengandung karbohidrat dan dapat hidup pada kondisi asam. Bahan pangan alami
yang telah terkontaminasi kapang dapat menghasilkan racun yang menyebabkan
bahan pengan tersebut bahaya untuk dikonsumsi (Putri, 2003).
Banyak kapang atau jamur digunakan dalam industri fermentasi seperti
pembuatan asam organik, antibiotika, pembuatan alkohol dan sebagainya. Jamur
benang tumbuh seperti benang-benang yang disebut hifa dan hifa-hifa tersebut
bercabang-cabang membentuk satu kumpulan yang disebut miselium(miselia).
Hifa ada dua macam yaitu hifa fertil dan hife vegetatif. Hifa fertil adalah hifa yang
dapat membentuk sel-sel reproduksi atau spora-spora. Hifa vegetatif adalah hifa
yang berfungsi untuk menyerap makanan dan substrat. Hifa ada yang bersepta dan
ada pula yang tidak bersepta. Hifa yang tidak bersepta memanjang mengandung
banyak inti yang disebut hifa soenistik (Djide, 2008).
224
225
autoklaf suhu 121C, tekanan 15 atm selama 15 menit. Diteteskan air suling steril
pada kertas saring dalam cawan petri. Kemudian diambil sedikit miseliumdengan
ose bulat dan diletakkan diatas kaca objek. Ditutup kaca objek dengan kaca
penutup, lalu cawan petri diinkubasi pada suhu kamar (27 - 29C) selama 72 jam.
(Kumala, 2008)
Banyak cara mengisolasi khamir bergantung dari lingkungan dan dari
substrata pa isolasi tersebut akan dilakukan. Khamir dapat diisolasi dari tanah,
buah-buahan, bunga, daun dan ranting tumbuhan, makanan atau minuman
fermentasi, selai buah, buah kering, madu, ragi pasar dan air. Medium umum uang
digunakan untuk mengisolasi khamir adalah Yeast Malt Agar (YMA) atau Potato
Dextrose Agar (PDA). Kedua medium ini juga umum digunakan untuk pemurnia
dan pemeliharaan khamir hasil isolasi.
Isolasi dan pemurnian khamir dari buah-buahan. Buah yang digunakan
untuk mengisolasi khamir sebaiknya dipilih yang telah ranum. Khamir yang hidup
pada buah-buahan umumnya menyukai gula, melakukan fermentasi secara aktif
dan termasuk kelompok Ascomycetes. Cara isolasi dapat dilakukan dengan
mengusap jarum ose pada permukaan atau daging buah, kemudian jarum ose
tersebut langsung digoreskan pada medium YMA dalam cawan petri atau jarum
ose dicelupkan dalam medium YMB dalam labu Erlenmeyer labu dikocok
kemudian dilakukan penggorengan pada medium agar.
Khamir dapat hidup pada makanan atau minuman yang memiliki
konsentrasi gula 40-70 % sehingga dikelompokkan kedalam khamir osmofil.
Medium yang digunakan untuk isolasi dan pemeliharaan umunya Yeast Extract
Peptone Agar yang ditambahkan dengan glukosa 30 % sampai 70 %.
(Gandjar, 2006)
2.2.
Uraian Khusus
2.2.1.
Uraian Medium
a.
200 g
226
Dektrosa
20 g
Agar
15 g
Air
1L
Medium tumbuh bibit jamur adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran nutrisi (zat makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan miselium
jamur. Prinsip pembuatan media adalah mencampurkan bahan-bahan, mengatur
pH, sterilisasi media.
(Sumarsih, 2010)
2.2.2.
Uraian Mikroba
a.
Penicillium chrysogenum
Penicillium hidup sebagai saprofit diberbagai tempat, terutama pada
substrat yang mengandung gula seperti nasi, roti dan buah yang telah ranum.
Penicillium yang hidup pada roti, buah, atau nasi tampak sebagai noda biru atau
kehijauan.
Penicillium
requiforti
bermanfaat
memberi
cirri
rasa
atau
Saccharomyces cerevisiae
Klasifikasi:
Super kingdom = Eukariota
Filum
= Fungi
Kelas
= Saccharomycetes
Ordo
= Saccharomycetales
Famili
= Saccharomycetaceae
Genus
= Saccharomyces
Spesies
= Saccharomyces cerevisiae
227
2.2.3.
Uraian Sampel
a.
Roti
Roti terbuat dari proses fermentasi ragi roti yang merupakan bahan
Nasi
beras atau nasi merupakan bahan makanan pokok manusia dan memiliki
banyak manfaat disamping hasil alam yang lain seperti buah-buahan atau
makanan yang sudah diolah menjadi kue atau jajanan pasar.
c.
Singkong
Singkong (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ketiga setelah
pagi dan jagunga bagi masyarakat Indonesia. Data BPS tahun 2008 menyatakan
bahwa pada tahun 1995 produksi singkong Indonesia mencapai 15,44 juta ton.
Produksi singkong ini meningkat menjadi 19,98 juta ton tahun 2007.
d.
Labu
Labu merupakan buah yang dihasilkan oleh sejumlah anggota suka labu-
Keladi
Keladi atau talas adalah umbi berbentuk silindris atau lonjong sampai
agak bulat. Kulit talas berwarna kemerahan, teksturnya kasar, terdapat berkasberkas pertumbuhan akar dan warna dagingnya putih keruh. Umbi talas atau
keladi yang disimpan terlalu lama yang ditandai dengan noda-noda hitam
berjamur.
228
BAB III
METODE KERJA
3.1
3.1.1
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
3.1.2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
3.2
Bagan Kerja
3.2.1 Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
229
Saccharomyces cereviciae
Disiapkan biakan murni jamur Saccharomyces cereviciae
Disiapkan tabung reaksi berisi medium PDA miring
Digoreskan dengan ose bulat biakan jamur Saccharomyces cereviciae
pada medium
230
Metode Makroskopik
Disiapkan cawan petri yang telah disterilkan
Dimasukkan 10 mL medium PDA ke dalam cawan petri, diputar
angka 8 dan didiamkan hingga padat
Digoreskan masing masing warna sampel jamur
Ditutup dan dibungkus cawan petri
Diinkubasi selama 5-7 hari pada suhu ruangan
Diamati bentuk, warna dan ukurannya
231
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1.
4.1.1.
Pengamatan Makroskopik
No.
1
2
3
4
Sampel
Nasi (Kuning)
Nasi (Coklat)
Nasi (Hitam)
Labu (Putih)
Bentuk
Berbenang
Berbenang
Berbenang
Berbenang
Warna
Putih
Putih
Coklat
Putih,
Bintik
232
Berhifa/Tidak Kesimpulan
Berhifa
Kapang
Berhifa
Kapang
Berhifa
Kapang
Berhifa Kecil
Khamir
5
6
7
Berbenang
Berbenang
Bulat,
Hitam
Hijau
Berhifa Hitam
Khamir
Tidak Berhifa
Kapang
Tidak Berhifa
Kapang
Tidak Berhifa
Kapang
Tidak Berhifa
Kapang
Tidak Berhifa
Khamir
Hitam
Tidak Berhifa
Khamir
Putih
Tidak Berhifa
Khamir
Abu-Abu
Tidak Berhifa
Khamir
Putih
Tidak Berhifa
Khamir
Berhifa Hitam
Khamir
Tidak Berhifa
Khamir
Berhifa Hitam
Kapang
Berhifa Hitam
Khamir
Tidak Berhifa
Khamir
Berhifa Hitam
Khamir
Tidak Berhifa
Khamir
Tidak Berhifa
Kapang
Tidak Berhifa
Tidak Berhifa
Kapang
Kapang
Putih
Kuning
Coklat
Muda)
Benang
Labu (Kuning)
Berbenang
Labu (Coklat
Bulat,
Tua)
Benang
10
Roti (Hijau)
Bulat
11
Roti (Hitam)
12
Roti (Kuning)
13
Roti (Abu-Abu)
14
Roti (Putih)
15
Keladi (Putih)
Bulat
16
Keladi (Hitam)
Keladi (Abu-
Bulat
Kuning
Putih
Bulat
Putih
8
9
17
Abu)
18
Keladi (Coklat)
19
Keladi (Ungu)
20
Keladi (Orange)
21
Keladi (Kuning)
22
23
24
Singkong
(Hitam)
Singkong (Putih)
Singkong (abu-
Bulat, Tak
Beraturan
Bulat, Tak
Beraturan
Bulat, Tak
Beraturan
Bulat, Tak
Beraturan
Bulat
Bulat
Kecil
Tidak
Hijau
Kuning
Putih
Kuning,
Putih
Putih,
Coklat,
Kuning
Ungu,
Putih
Beraturan
Tidak
Kuning,
Beraturan
Putih
Bulat
Bulat
Berbenang
Putih
233
25
26
27
4.1.2.
abu)
Saccharomyces
Bulat, Tak
Kuning,
Beraturan
Bulat
Putih
Putih
Cereviceae
Penicillium Sp
Singkong
Bulat
Putih
(Kuning)
Pengamatan Mikroskopik langsung
No.
Sampel
Roti Hitam
Keladi Putih
Bentuk
Kolumela
Dan apofisa
Sel Vegetatif
Tidak Berhifa
Khamir
Tidak Berhifa
Khamir
Tidak Berhifa
Kapang
Perbesaran
100x
100x
Kesimpulan
Rhizopus
Oryzae
Saccaharomyce
s Cereviceae
Aspergillus
Oryzae
Konidia Dan
Konidiotor
Penicillum Sp
100x
Paeciomyces
Variotii
Curvularia
Singkong
(Abu-abu)
Nasi Hitam
Singkong Hitam
Sel
100x
Rhizoid
100x
Ramus dan
Ramulus
100x
Lunata
Saccharomyces
Cereviceae
Rhizopus
Oryzae
Penicillum Sp
Aspergillus
Oryzae
Keladi (Abu-Abu)
Konidia Dan
Konidiotor
Penicillum Sp
100x
Paeciomyces
Variotii
Curvularia
Nasi Coklat
Sporangiator
100x
Roti Kuning
Sporangium
100x
234
Lunata
Rhizopus
Oryzae
Rhizopus
10
Singkong Kuning
11
Singkong Putih
4.1.3.
Sporangiator
Ramus
Oryzae
100x
Ramulus
Sel Vegetatif
100x
Saccharomyces
Cereviceae
No.
Sampel
Nasi Hitam
Roti Hijau
Singkong Kuning
Penicillium Sp
Bentuk
Sporangium
Perbesaran
Sporangiafor
Ramus dan
Ramulus
Sel Vegetatif
Ramus
100x
100x
100x
100x
Ramulus
Fialid ,
Metula dan
100x
Ramus
6
Penicillum Sp
Saccharomyces
cereviceae
Sel Vegetatif
4.2
Perhitungan
a.
100x
Kesimpulan
Rhizopus
Oryzae
Penicillium
Sp
Saccharomyce
s Cereviceae
Penicillium
Sp
Penicillium
Sp
Saccharomyce
s cereviceae
x 150 ml
= 5,85 gram
Jadi, ditimbang PDA sebanyak 5,85 gram lalu dilarutkan dalam 150 ml
aquades.
235
4.3
a.
Pengamatan Maksroskopik
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Nasi (kuning)
b. Nasi (putih)
c. Cawan petri
d. Bentuk Benang
e. Hifa
f.Medium
b
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
236
Keterangan:
a. Nasi (hitam)
b. Cawan petri
c. Bentuk Benang
d. Hifa
e. Medium
d
Nama sampel : Nasi
e
a
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
b
Keterangan:
a. Roti (abu-abu)
b. Roti (kuning)
c. Roti (putih)
d. Roti (hitam)
e. Cawan petri
f. Bentuk bulat
g. Bentuk tidak beraturan
h. Medium
f
g
h
Nama sampel
c : Roti
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
237
Keterangan:
a. Roti (hijau)
b. Cawan petri
c. Bentuk bulat
d. Medium
238
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Keladi (putih)
b. Cawan petri
c. Bentuk bulat
d. Medium
Nama
d sampel : Keladi
LABORATORIUM
a
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c
239
Keterangan:
a. Keladi (hitam)
b. Keladi (abu-abu)
c. Cawan petri
d. Bentuk bulat
e. Medium
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
g
b
f
Keterangan:
a. Keladi (coklat)
b. Keladi (jingga)
c. Keladi (kuning)
d. Keladi (ungu)
e. Bentuk bulat
f.Tak beraturan
g. Hifa
h. Medium
i.Cawan petri
h
d
e
d
a
Nama sampel : Labu
240
Keterangan:
a. Labu (putih)
b. Berbenang
c. Hifa
d. Medium
e. Cawan petri
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
f
c
Keterangan:
a. Labu (biru)
b. Labu (merah)
c. Berbenang
d. Hifa
e. Medium
f.Cawan petri
d
e
a
b
e
h
f
i
c
241
Keterangan:
a. Labu (abu-abu)
b. Labu (coklat tua)
c. Labu (kuning)
d. Labu (coklat muda)
e. Bentuk bulat
f.Hifa
g. Berbenang
h. Medium
i.Cawan petri
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
f
Keterangan:
a. Singkong (hitam)
b. Singkong (kuning)
c. Singkong (putih
d. Singkong (abu-abu)
e. Berbenang
f.Hifa
g. Medium
g
e
c
a
b
242
Keterangan:
a. Bulat
b. Medium
c. Cawan petri
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
b
Keterangan:
a. Bentuk bulat
b. Cawan petri
c. Medium
a
Nama sampel : Roti
243
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Roti kuning
b. Sporangium
c. Sporangiofor
c
a
Nama sampel : Roti
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c
b
a
Nama sampel : Singkong
244
Keterangan:
a. Singkong abu-abu
b. Sel vegetative
c. Sel anak
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Singkong hitam
b. Ramus
c. Ramulus
b
c
a
Nama sampel : Singkong
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
Nama sampel : Singkong
245
Keterangan:
a. Singkong kuning
b. Ramus
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Singkong putih
b. Sel vegetatif
a
Nama sampel : Singkong
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
Nama sampel : Keladi
246
Keterangan:
a. Keladi putih
b. Sel vegetatif
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Keladi (abu-abu)
b. Konidia
c. Konidiofor
b
a
Nama sampel : Keladi
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
a
Nama sampel : Nasi
247
Keterangan:
a. Nasi (hitam)
b. Rhizoid
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Nasi (coklat)
b. Sporangiofor
a
Nama sampel : Nasi
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
b
a
Nama sampel : Labu
248
Keterangan:
a. Labu coklat tua
b. Kolumela
c. Konidiofor
c.
a
Nama sampel : Labu
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
c
b
a
Nama sampel : Nasi
249
Keterangan:
a. Nasi hitam
b. Ramus
c. Ramulus
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Roti (hijau)
b. Sel vegetatif
c. Sel anak
c
a
b
c
a
Nama sampel : Singkong
250
Keterangan:
a. Singkong kuning
b. Ramulus
c. Ramus
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
Keterangan:
a. Fialid
b. Metulla
c. Ramus
a
Nama sampel : Saccharomyces cerevisiae
251
Keterangan:
a. Sel vegetatif
BAB V
PEMBAHASAN
Kapang merupakan anggota fungi yang biasanya tumbuh pada
permukaan makanan yang sudah basi atau terlau lama tidak diolah. sebagian besar
kapang merupakan anggota dari kelas Ascimycetes. Sedangkan Khamir adalah
fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk
membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan
sel bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota,
walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycot. Perbedaan utama dari
kapang dan khamir adalah khamir merupakan sel tunggal (uniseluler) sedangkan
kapang bersel ganda (Multiseluler). Perbedaan lainnya yaitu kapang mempunyai
filamen yang berbentuk benang dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan,
apabila organisme tersebut merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium
lainnya.
Praktikum kali ini adalah pengamatan morfologi kapang dan khamir
yang bertujuan untuk mengamati morfologi kapang dan khamir dengan
menggunakan metode makroskopik, mikroskopik langsung dan tidak langsung.
Metode makroskopik pada percobaan ini digunakan metode gores.
Digunakan
metode
mengidentifikasi
iniuntuk
yang
mana
melihat
bentuk
khamir
dan
koloni
kapang
dari
jamur
berdasarkan
dan
ciri-ciri
252
PDA dibiarkan memadat agar mudah digores. Kemudian Diambil 1 ose biakan
dari warna jamur pada masing- masing sampel secara aseptis lalu Digoreskan
diatas medium PDA, kemudian diinkubasi selama 4x 24 jam, diinkubasi selama
4x24 jam kerena jamur diperkirakan akan tumbuh pada rentang waktu tersebut.
Setelah itu diamati.
Pengerjaan pada metode mikroskopik secara langsung yaitu Pertamatama Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan kemudian diambil biakan
jamur
sampel nasi, labu, keladi, singkong dan roti dengan menggunakan osebulat yang
telah dipijarkan dan diletakkan di atas objek glass. Objek glass ditetesi dengan
metilen blue agar morfologi dari jamur tersebut tampak jelas. lalu ditutup dengan
cover glass lalu Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x.
Pengerjaan pada metode mikroskopik secara tidak langsung yaitu
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
Dimasukkan kertas saring ke dalam cawan petri sesuai dengan lebar cawan petri.
Penggunaan kertas saring agar gliserin yang akan diberikan nanti dapat tersimpan
pad akertas saring ,karena kertas saring dapat menyerap gliserin sehingga
kelembaban tetap terjaga. kemudian dimasukkan batang V yang terbuat dari
alimunium foil kedalam cawan Petri, batang V bertujuan agar objek gelas tidak
jatuh pada saat disterilkan seta agar objek gelas tidak bersentuhan langsung
dengan kertas saring yang telah ditetesi gliserin agar fungi dapat tumbuh lebih
baik. cover dan objek glass diletakkan di atas batang V tersebut dan disterilkan.
Diambil jamur pada sampel dan biakan jamur Saccharomyces cereviciae dan
penicilium requiforti,dengan menggunakan ose bulat dan diletakkan di atasobjek
glass. Ditambahkan 1 tetes medium PDA pada objek glass tersebut kemudian
preparat tersebut ditutup dengan cover glass. Ditetesi gliserin pada kertas saring
yang berada didalam cawan Petri. Maksud dari penambahan gliserol pada kertas
saring yaitu untuk memberikan kelembaban pada cawan petri dimana jamur
ditumbuhkan. Setelah itu Cawan petri ditutup dan diinkubasi selama 4x24 jam
pada suhu kamar, setelah itu dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan dari metode makroskopik didapatkan
253
hasil Untuk sampel nasi yang telah di jamurkan didapat jamur berwarna kuning,
coklat dan hitam. Terdapat koloni bentuk berbenang berwarna putih dan memiliki
hifa pada jamur nasi warna kuning yang diduga adalah kapang, untuk nasi warna
coklat memiliki bentuk berbenang berwarna putih dan memiliki hifa yang diduga
adalah kapang. Untuk nasi berwarna hitam memiliki bentuk koloni berbenang
berwarana coklat dan memiliki hifa yang diduga adalah kapang.
Untuk sampel labu yang telah dijamurkan didapat jamur berwarna putih,
biru, merah, abu-abu, coklat tua, coklat muda dan kuning. Terdapat koloni bentuk
berbenang
putih pada jamur labu warna putih dan memiliki hifa yang diduga
adalah kapang. Untuk sampel labu biru memiliki bentuk koloni berbenang
berwarna hijau keputihan dan berhifa yang diduga adalah kapang. Sampel labu
merah memiliki betuk koloni berbenang hijau keputihan dan berhifa yang diduga
adalah
berwarana kuning dan berhifa yang diduga adalah kapang. Sampel labu coklat tua
memiliki bentuk koloni berbenang berwarna kuning dan berhifa yang diduga
adalah kapang. Sampel labu kuning memiliki bentuk koloni berbenang berwarna
kuning dan berhifa yang diduga adalah kapang, sampel labu coklat muda memiliki
bentuk koloni berbenang berwarna coklat dan berhifa yang diduga adalah kapang.
Untuk sampel roti yang telah dijamurkan didapat jamur berwarna hijau,
hitam, kuning, abu-abu, dan putih. Terdapat bentuk koloni bulat dan tak beraturan
berwarna kuning dan puth pada roti berwarna hijau dan tida berhifa yang diduga
adalah khamir. Sampel roti hitam memiliki bentuk koloni bulat, tak berarturan
berwarna putih dan tidak berhifa yang diduga adalah khamir. Sampel roti kuning
memiliki bentuk koloni bulat, tak beraturan berwarna kuning dan tak berhifa yang
diduga adalah khamir. Sampel roti abu-abu memeiliki bentuk koloni bulat, tak
beraturan berwarna kuning dan tak berhifa yang diduga adalah khamir. Sampel
roti putih memiliki bentuk koloni jamur bulat, tak beraturan berwarna putih dan
tak berhifa yang diduga adalah khamir.
Untuk sampel keladi yang telah dijamurkan didapatkan jamur berwarna
putih, coklat, orange, abu-abu, hitam, kuning dan ungu. Terdapat bentuk koloni
bulat berwarna putih dan kuning dan berhifa hitam pada sampel keladi putih yang
254
diduga kapang. Sampel keladi coklat memiliki bentuk koloni bulat kuning dan
berhifa hitam yang diduga adalah kapang. Sampel keladi orange memiliki bentuk
bulat, tak beraturan berwarna kuning dan berhifa yang diduga adalah kapang.
Sampel keladi abu-abu memiliki bentuk bulat berwarna putih dan berhifa yang
diduga adalah kapang. Keladi hitam memiliki bentuk bulat putih dan tak berhifa
yang diduga adalah khamir. Keladi kuning memilki bentuk tak beraturan berwarna
putih dan tak berhifa yang diduga khamir. Sampel keladi ungu memilki bentuk
koloni jamur bulat kecil berwarna putih dan tak berhifa yang diduga khamir.
Untuk singkong yang telah dijamurkan didapatkan jamur berwarna
hitam, kuning, putih dan abu-abu. Terdapat koloni bentuk benang putih berwarna
coklat dan berhifa yang diduga adalah kapang. Sampel singkong kuning memiliki
bentuk koloni berbenang putih dan berhifa yang diduga adalah kapang. Sampel
singkong putih memiliki bentuk koloni berbenang putuh dan berhifa yang diduga
adalah kapang. Sampel singkong abu-abu memiliki bentuk koloni berbenang putih
dan berhifa yang diduga adalah kapang.
Untuk biakan jamur Penicilinum requiforti memilki bentuk bulat dan tak
berhifa yang diduga adalah khamir, sedangkan pada jamur Saccharomyces
cereviciae memiliki bentuk bulat dan tak berhifa yang diduga adalah khamir.
Berdasarkan hasil pengamatan pada metode mikroskopik langsung
didapatkan hasil pada sampel nasi hitam terlihat rhizoid yang diduga adalah jenis
jamur Rhizopus oryzae. Sedangkan pada nasi coklat terlihat di mikroskop
sporangiofor yang diduga adalah jenis jamur Rhizopus oryzae.
Untuk sampel keladi putih telihat di mikroskop sel vegetatif yang diduga
adalah jamur jenis Saccaromyces cereviciae. Sampel keladi abu-abu terlihat
konidia dan konidiofor yang diduga adalah Saccharomyces cereviciae, Aspergilus
oryzae, Paeciomyces variotti, Culvuria lunata dan Penicilinum sp. Sampel labu
coklat tua terlihat konidia dan konidiofor yang diamati dimikroskop yang diduga
adalah jenis jamur Paeciomyces variotti, Culvuria lunata dan Penicilinum sp.
Untuk sampel roti terlihat di mikroskop terdapat kolumella dan apofisa
yang diduga jamur jenis Rhizopus oryzae, sedangkan sampel roti kuning terdapat
sporongium dan sporongiofor yang diduga jenis jamur Rhizopus oryzae.
255
256
BAB VI
PENUTUP
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
a.
Aspergillus
oryzae,penicillium
Sp,
Paeciomyces
variotii,
e.
Curvularia lunata.
Pada pengamatan makroskopik sampel singkong (hitam), singkong
(putih), singkong (kuning), dan singkong (abu-abu) merupakan kapang.
Pada pengamatan mikroskopik langsung singkong (abu-abu) dan
singkong (putih) merupakan Saccharomyces cereviceae, singkong
257
g.
tidak langsung
Saran
Setelah mengikuti percobaan ini diharapkan agar para praktikan bekerja
lebih aseptis dan teliti agar tidak mengkontaminasi sampel sehingga menggangu
hasil pengamatan dan diharapkan agar para praktikan mampu untuk menggores
sampel ke medium tanpa merusak medium.
258