Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRATIKUM

MIKROBIOLOGI FARMASI
STERILISASI, PENYIAPAN MEDIA
TEKNIK LABORATORIUM DAN TEKNIK ISOLASI

Disusun Oleh::
Tya Chalifatul Maulina
F1G018029

Diketahui,
Asisten Pratikum Pratikan

Abe Novan Aditya Rahman Tya Chalifatul Maulina


F1D016056 F1G018029

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan sangat berkembangnya ilmu pengetahuan saat ini, maka semakin
besar pula rasa ingin tahu seseorang terhadap sesuatu di alam. Misalnya
mikroorganisme yang dapat di temukan di mana saja yang tidak dapat di lihat
dan di amati secara langsung oleh mata tanpa bantuan kaca pembesar atau
mikroskop. Dari hal inilah maka muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang mikroorganisme yang di sebut juga dengan mikrogiologi. Laboratorium
mikrobiologi sendiri membahas tentang yang berkaitan dengan bakteri, virus,
dan jamur.
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang
praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Sterilisasi adalah semua jenis
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini merupakan
organisme (protozoa, fungi, bakteri, virus)yang terdapat pada suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan
untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik
fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme disebut sterilisasi. Sterilisasi bertujuuan untuk menjamin
sterilitas produk maupun karakteristik sediaan atau benda. (Taufiq, 2017).
Fungsi sterilisasi di antaranya : pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencemaran organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan
keadaan asepsis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin
keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme. Salah satu cara yang
digunakan adalah dengan desinfeksi yaitu proses mematikan semua
mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan infeksi. Di laboratorium
mikrobiologi, sterilisasi merupakan bagian yang sangat penting atau
merupakan keharusan, baik pada alat maupun media. Hal ini penting karena
jika alat atau media tidak steril, kita akan sulit menentukan apakah isolat kuman
berasal dari spesimen pasien yang diperiksa atau kontaminan. Bekerja di
laboratorium mikrobiologi mengandung risiko yang tidak kecil. Setiap saat
harus selalu berasumsi bahwa setiap mikroorganisme adalah potensial patogen
dan kita harus berhati-hati agar tidak terinfeksi oleh kuman yang akan diperiksa
(fibriana, 2008).
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi. Teknik sterilisasi yang
digunakan berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material
yang digunakan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga
harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur.
Ada beberapa teknik sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik
dengan filtrasi dan kimia dengan senyawa-senyawa kimia. (Pujiati,2019).
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan .
metode hitungan cawan paling banyak di gunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Pembakaran bunsen, untuk mensterilkan
peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan car membakar ujung peralatan
tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Oven untuk menseterilkan cawan
petri dan pipet volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat
tersebut ke dalam oven dan di panaskan dengan suhu 160-170֩ C selama 1-2
jam. Autoklaf untuk mensterilisasi tabung, reaksi bertutup dan erlenmeyer.
Dengan cara memasukkan alat-alat tersebut ke dalam autoklave yang ditutup
dengan rapat dan nyalakan autoklaf.(Ririn,2016)
Di dalam bidang ilmu Mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri
khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya
terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari
mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan
murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang
disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi
optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).
Media adalah berupa bahan yang digunakan untuk menemukan mikrobioogi
yang terdapat di atas atau di dalam media. Untuk melakukan pengamatan
mikrobiologi maka di butuhkan penyiapan media yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme tersebut. Media
biak yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri terdapat beberapa bentuk yaitu
bentuk pada, semi padat dan cair. Media padat dapat di peroleh dengan
penambahan agar-agar. Agar-agar sendiri berasal dari ganggang merah. Agar-
agar di gunakan sebagai bahan pemadat karena tidak di urai mikroorganisme.
Dalam bahan dasar media dapat di tambhakan beberapa faktor pertumbuhan di
antaranya berupa asam amino, vitamin atau nukleosida. Media biakan
mengandung air, sumber energi, zat hara, serta sumber karbon, nitrogen, sulfur,
phosphat, hidrogen, serta unsur sekelumit. (W.Lay, 1994)
Di alam sangat banyak di temukan keragaman mikrobiolog, oleh hal itu di
perlukan media untuk mengisolasi mikrobiologi. Dalam proses isolasi
mikrobiologi yang paling penting adalah proses sterilisasinya. Tujuan
mengisolasi bakteri adalah untuk mendapatkan bakteri yang diinginkan dengan
cara mengambil sampel yang ingin di teliti. Dari sampel di biakan dengan
menggunakan media universal atau media slektiftergantung tujuan yg ingin di
capai. (Friadie, 2012)
1.2 Tujuan:
1. Untuk mengetahui macam – macam sterilisasi beserta prosesnya
2. Untuk mengetahui cara pembuatan media untuk berbagai macam mikrob
3. Untuk mengetahui teknik isolasi mikroorganisme pada setiap habitat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk
mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri,
microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan
makhluk mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun
tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai
sejak ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi ilmu yang multidisipliner.
Dalam penerapannya, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain
dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi,
pertanian, gizi dan kesehatan, serta pangan (Pujiati, 2019).
Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang
praktikum mikrobiologi adalah sterilisasi. Sterilisasi adalah semua jenis
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini merupakan organisme
(protozoa, fungi, bakteri, virus)yang terdapat pada suatu benda. Proses ini
melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh
atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik
yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut
sterilisasi. Sterilisasi bertujuuan untuk menjamin sterilitas produk maupun
karakteristik sediaan atau benda. (Taufiq, 2017)
Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, bahan kimia, dan penyaringan atau filtrasi. Teknik sterilisasi yang digunakan
berbeda antara satu dengan lainnya, tergantung dari jenis material yang digunakan.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan
steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Ada beberapa teknik
sterilisasi, yaitu dengan cara fisik dengan panas, mekanik dengan filtrasi dan kimia
dengan senyawa-senyawa kimia. (Pujiati,2019)
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan .
metode hitungan cawan paling banyak di gunakan untuk menghitung jumlah
mikroba pada bahan pangan. Pembakaran bunsen, untuk mensterilkan peralatan
seperti ose, jarum, dan spatula dengan car membakar ujung peralatan tersebut di
atas api bunsen sampai berpijar. Oven untuk menseterilkan cawan petri dan pipet
volume. Penggunaan alat ini dengan memasukkan alat-alat tersebut ke dalam oven
dan di panaskan dengan suhu 160-170֩ C selama 1-2 jam. Autoklaf untuk
mensterilisasi tabung, reaksi bertutup dan erlenmeyer. Dengan cara memasukkan
alat-alat tersebut ke dalam autoklave yang ditutup dengan rapat dan nyalakan
autoklaf.(Ririn,2016)
Medium yang di gunakan antara lain medium platecount agar (PCA),
tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator.
Prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau
0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik (pemanasan dan pemijaran).
Teknik pemanasan terdiri atas pemijaran (dengan api langsung). Panas
kering dilakukan dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering
cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi
dll.Uap air panas dilakukan dengan cara bahan yang mengandung air lebih
tepat menggungakan metode ini agar tidak terjadi dehidrasi. Uap air panas
bertekanan menggunalkan autoklaf.
Penyinaran dengan UV, Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk
proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan interior Safety Cabinet 32 dengan disinari lampu UV. Sterilisaisi
secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain
alkohol.
3. Sterilisasi secara kimiawi (desinfektan).
Metode sterillisasi ini biasanya dengan menggunakan larutan kimia alkohol
96%, atau Sulfurdioksida dan Chlorine. Caranya materi yang akan
disucihamakan dibersihkan dahulu kemudian direndam dalam larutan kimia
tersebut selama 24 jam. Bahan kimia yang baik adalah yang memiliki
kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang rendah tanpa
merusak bahan atau alat yang disterilkan. (pujiati, 2019)
Medium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme diatas atau didalamnya. Selain untuk menumbuhkan mikroba,
medium dapat digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan mikroba. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah
suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media itu sendiri adalah adalah suatu
tempat yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Media terdiri atas bahan dasar dari sumber
Karbon (C), Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfat (PO4), dan unsur sekelumit
(mikronutrient/trace element).
Media berdasarkan sifat terbagi menjadi 3:
1. Media padat.
2. Media semi padat semi cair.
3. Media cair.
Media berdasarkan Komposisi/susunannya terdiri atas:
1. Media Sintesis
2. Semi sintesis
3. Media non sintesis
Klasifikasi Medium Berdasarkan Susunan Kimianya
a. Medium alamiah, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan alamiah
seperti ekstrak touge, wortel, tomat dll.
b. Medium semi alamiah, yaitu medium yang tersusun atas bahan-bahan
alamiah dan sintesis, contoh Potato Destros Agar, Touge Ekstak Agar dan lain-
lain.
c. Medium sintetik, yaitu medium yang susunan kimianya dapat diketahui
dengan pasti, medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan
makanan mikroba. Misalnya Sabouroud destros agar.
Klasifikasi Medium Berdasarkan Konsistensinya
a. Medium cair (liquid medium), yaitu medium yang berbentuk cair, tidak diberi
agar, contoh : Nutrien Broth.
b. Medium padat (solid medium), yaitu medium yang diberi agar, sehingga pada
suhu kamar mengeras. Medium ini dapat dibuat tegak atau miring (misalnya
medium agar tegak, medium agar miring).
Klasifikasi Medium Berdasarkan Fungsinya
a. Medium diperkaya (enrichment medium), yaitu medium yang ditambahzat- zat
tertentu (misalnya serum, darah, eksrak tumbuh-tumbuhan dan lain-lain),
sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba heterotrof tertentu.
Tujuannya untuk mengaktifkan mikroba tersebut.
b. Medium selektif (selective medium), yaitu medium yang ditambahzat kimia
tertentu yang bersifat selektif untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain,
misalnya medium yang mengandung Kristal violet pada kadar tertentu dapat
mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi
pertumbuhan bakteri gram negatif.
c. Medium diferensiasi (diferensiasi medium), yaitu medium yang ditambahkan zat
kimia tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau
mengadakan perubahan tertentu sehingga dapatdibedakan tipe-tipenya
(misalnya medium agar darah dapat dipakai untuk membedakan bakteri
hemolotik dan nonhemolotik).
d. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian vitamin-vitamin, asam-asam amino, antibiotik dan
lain-lain.
e. Medium untuk perhitungan jumlah mikroba, yaitu medium spesifik yang
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri, Actinomycetes, dan lain-lain.
f. Medium umum, yaitu medium yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
semua mikroba misalnya Nutrien Agar, PDA, dsb.
g. Medium khusus, yaitu medium untuk menentukan pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
Berdasarkan tujuan yaitu media selektif atau penghambat dan media diperkaya.
Contoh macam Jenis Media yang sering digunakan yaitu
1. Nutrient Agar, Nutrient Broth (NB)
2. PDA (Potato Dextrose Agar)
3. Salmonella Shigella (SS) Agar
4. Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
5. Komposisi media terdiri atas Agar
6. Peptone, Meat/plant extrac
7. Faktor tumbuh
8. Komponen selektif
9. Komponen diferensial
10. Media buffer. (pujiati, 2019)
Sifat – Sifat Media antara lain Media dasar atau umum:
1. Media diperkaya (enriched media)
2. Media diferensial/pembeda
3. Media selektif
4. Media penguji
5. Media untuk penghitungan sel
Menurut pendapat Iriatmanto (2000), bahwa pada media yang untuk dapat
menghasilkan pertumbuhan mikroba (termasuk fungi) dengan hasil yang baik
memiliki beberapa syarat yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Media harus mengandung semua nutrien yang mudah digunakan oleh suatu
mikroba yang hendak ditumbuhkan.
2. Media harus memiliki tekanan osmose, PH, tengangan muka yang sesuai
degan sifat mikroba yang hendak ditumbuhkan
3. Media tidak mengandung zat penghambat.
4. Media harus steril. (pujiati,2019)
Isolasi adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungan ini bertujuan
untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri
lainnya dan disebut biakan murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan
satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari camouran bermacam-
macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya.
Isolasi mikroba dilakukan menggunakan metode agar tuang dengan
membuat seri pengenceran. Pengenceran 10-3-10-5 digunakan untuk mengisolasi
fungi, sedangkan pengenceran 10-4-10-7 digunakan untuk mengisolasi bakteri.
Media SEA digunakan untuk menumbuhkan dan mengisolasi bakteri tanah,
sedangkan media PDA dengan modifikasi penambahan antibiotik digunakan untuk
menumbuhkan dan mengisolasi fungi. Masing-masing pengenceran dilakukan
sebanyak tiga kali ulangan. Proses inkubasi dilakukan pada suhu ruang selama 3-7
hari. (Ed-har dkk. 2017)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan tempat


Pratikum mikrobiologi pertemuan I berjudul sterilisasi alat, penyiapan
media, dan teknik isolasi mikroorganisme, di laksanakan pada hari Senin 16
September 2019 pukul 13:00 WIB dan hari Kamis tanggal 19 September 2019 pada
pukul 08:00 WIB bertempat dilaboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Alat yang digunakan pada saat praktikum ini yaitu jarum ose atau jarus
inokulasi, lampu bunsen, elenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, arnold stream
sterilizer atau alat untuk proses tyndalisasi, laminar air flow, autoclave, pipet, kertas
pH, batang pengaduk magnetik, timbangan analitik, oven, incubator, penangas air,
pipet volumetri, gelas piala, hot plat, mikroskop, spatula, rak tabung reaksi,
pipettor, cawan tryptic soy agar, korek, tabung thioglycollate broth, water bath,
GasPak Jar, rubber stoppers, dan wax pencil.
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ini yaitu air suling, NA dan
PDA, karet gelang, air steril, tisu, substrat, media cair steril, alkohol 70 %, plastik,
kapas, kertas label.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Sterilisasi
Pada praktikum tentang sterilisasi dilakukan dengan cara yaitu sterilisasi
dengan uap panas bertekanan. Sterilisasi dengan cara ini menggunakan alat yang
disebut dengan autoclave/autoklaf. Alat ini berupa suatu bejana yang tahan panas
yang bertekanan tinggi dan alat ini dilengkapi dengan manometer, termometer dan
klep bahaya. Sterilisasi pada autoklaf menggunakan suhu 1210C selama 15 menit.
3.3.2 Penyiapan Media
Pada praktikum tentang penyiapan media dilakukan dengan cara yaitu :
A. Pembuatan media
Pada pembuatan media NA, bubuk NA dimasukan ke dalam erlenmeyer
sebanyak 8 – 10gr lalu ditambahkan aquadest hingga 1000ml. Sementara pada
pembuatan media PDA dimasukan bubuk PDA sebanyak 39gr lalu
ditambahkan aquadest hingga 1000ml. Stelah itu, media diaduk sampai
homogen dengan batang pengaduk magnetik sambil dipanaskan (perhatikan:
jangan sampai media tumbah sewaktu dipanaskan). Erlenmeyer yang berisi
media ditutup dengan kapas, dan dibungkus dengan kertas ( jangan lupa
memberi label media : nama media, tanggal pembuatan, dan kelompok
praktikum). Sterilkan media dengan autoclave, selama 15 menit pada suhu
121˚C (perhatikan dengan baik cara penggunaan autoklaf).
B. Penuangan media ke wadah
Media cair steril dituangkan ke cawan petri steril meja kerja steril, di atas
lampu spiritus sebanyak 10-15 ml (secara aseptis). Goyang media pada cawan
petri secara perlahan-lahan, sehingga menutupi seluruh permukaan cawan petri
dan dibiarkan media sampai padat. Lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik,
untuk persiapan praktikum selanjutnya.
3.3.2 Teknik laboratorium dan teknik isolasi mikroorganisme
A. Isolasi mikrob dari udara
Pada praktikum tentang teknik isolasi mikroorganisme dilakukan dengan
mengisolasi mikrob di udara. Yaitu media NA dan PDAdi tuangkan pada
cawan petri. Cawan petri di beri label. Cawan petri di letakan di udara terbuka
pada kanti, parkiran, tempat pembuangan sampah, dan wc selam 30 menit.
Cawan petri di tutup dan di inkubasi pada suhu 26-30.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari pengamatan praktikum Sterilisasi,
Penyiapan Media, Teknik Dasar Laboratorium dan Teknik Isolasi Mikroorganisme
yang telah dilakukan dari isolasi mikroorganisme di udara pada tempat sampah
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Penghitungan jumlah koloni bakteri dan jamur pada media NA dan PDA
No. Media Bakteri Jamur
U1 U2 U1 U2
1.. NA 23 27 4 5

2. PDA 5 10 6 8

Adapun gambar identifikasi mikroba pada cawan petri yang telah kami
lakukan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
a. Media NA

Media NA U1 Media NA U2
b. Media PDA

Media PDA U1 Media PDA U2


Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada isolasi di udara
didapatkan hasil bahwa pada setiap media tumbuh mikrob yang berbeda-beda
yaitu terdapat bakteri dan jamur. Pada setiap media tumbuh koloni dengan jumlah
yang berbeda-beda.

Tabel 2. Pengamatan morfologi koloni Bakteri pada Media NA dan PDA tempat
pembuangan sampah
No. Media Sp Bentuk Warna Tepi Elevasi Permukaan
1. NA SP1 Irraguler Putih
SP2 Circular Putih
SP3 Irreguler Putih
2. PDA SP1 Circular Coklat
SP2 Circular Coklat
SP3 Circular Coklat
Tabel 3. Pengamatan morfologi koloni Bakteri pada Media NA dan PDA tempat
pembuangan sampah
No. Media SP Bentuk Warna Warna Tepi
Atas Bawah
1. NA SP1 Radiated Putih Coklat Serrated
2. PDA SP1 Wrinkled Hitam Hijau Entira
kecoklatan
SP2 irregular Hijau tua Coklat Undulate

4.2 Pembahasan
Lingkungan merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya makhluk
hidup, baik organisme tingkat rendah dan tingkat tinggi uniseluluer maupun
multiselular. Mikrooganisme dapat berada dalam air, udara, tanah, dan permukaan
benda. Pada petaikum kaliini yang di gunakan yaitu isolasi mikrob di udara. Pada
peratikum ini dilakukan sanitasi lingkungan dengan bertujuan untuk mengetahui
kandungan jamur dan bakteri pada berbagai tempat.
Pada praktikum sterilisasi, penyiapan media, teknik dasar laboratorium dan
teknik isolasi mikroorganisme yaitu bekerja secara aseptis. pada medium harus
disterilkan terlebih dahulu. Supaya tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi
perubahan fisik misalnya perubahan warna, bau, dan tidak terlihat medium yang
ditumbuhi oleh koloni mikroba. Seperti yang diketahui bakteri juga tidak dapat
tumbuh jika tidak tersedianya nutrisi. Nutrisi yang di butuhkan antara lain yaitu,
Karbon(C), Nitrogen(N), Oksigen(O), Fosfat(PO4), dan unsur sekelumit
(mikronutrient/trace element), zat tumbuh. Dalam bahan dasar media dapat di
tambhakan beberapa faktor pertumbuhan di antaranya berupa asam amino, vitamin
atau nukleosida. Media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara, serta
sumber karbon, nitrogen, sulfur, phosphat, hidrogen, serta unsur sekelumit.
(Pujiati,2019)
Nutrisi ini lah yang di gunakan untuk pertumbuhannya. Pada dasarnya sifat-
sifat media yang digunakan dalam praktikum yaitu media yang mudah ditumbuhi.
Media juga harus dibuat dan pertumbuhan bakteri dan jamur memiliki sifat-sifat
yang diinginkan jika mendapatkan sifat yang diinginkan tersebut maka
pertumbuhan bakteri akan bagus.
Pada pratikum penyiapan media dan teknik laboratorium dan teknik isolasi
menggunakan dua macam media untuk menumbuhkan mikrob yaitu media NA dan
media PDA. Sebelum media di gunakan, media di sterilkan terlebih dahulu dengan
menggunakan autoklaf. Agar di dapat mikrob yang murni atau tidak terkontaminasi.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah di uraikan oleh mikroorganisme. Potato dextrose agar (PDA)
adalah salah satu media yang digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme,
baik itu berupa cendawan atau fungsi, yeast, bakteri. Media PDA merupakan jenis
media biakan dan memiliki bentuk/ konsistensi padat (solid). Potato dextrose agar
merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Media potato dextrose
agar (PDA) lebih umum digunakan sebagai media fungi atau jamur, dan yeast atau
khamir. (Lukas,2006)
Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat
dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Udara
tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri
udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering ataupun terhembus
oleh tiupan angin. Menurut Lisyastuti (2010) kelompok mikroba yang paling
banyak di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga
mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk
vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Pada percobaan isolasi udara di tempat pembuangan sampah di dapat data
bahwa media Na U1 dan media NA U2 di dapat bakteri sebanyak 23 dan 27, sedang
kan jamur yang di dapat pada media percobaa NA U1 dan NA U2 yaitu 4 dan 5.
Sedangkan pada media PDA U1 dan media PDA U2 di dapat bakteri sebanyak 5
dan 10. Sedang kan jamur yang terdapat pada media PDA yaitu 6 dan 8. Dari data
ini dapat di amati bahwa bakteri lebih banyak tumbuh dari pada jamur pada media
NA. Pada tabel hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa bakteri lebih banyak
terdapat di media NA di bandingkan media PDA, sedangkan jamur lebih banyak
tumbuh pada media PDA di banding kan dengan media NA.
Berdasarkan literatur, media NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau
bakteri pada permukaan sehingga mudah di isolasi dan di identifikasi. Medium NA
berdasarkan konsistennya merupakan medium yang berebentuk padat. Hal ini
dikarnakan oleh Media NA digunakan dalam pengamatan dimaksudkan untuk
mendapatkan mikrob utamanya yaitu adalah bakteri. (Jawezt,dkk, 1995). Hal ini
dikarenakan NA mengandung ekstrak beef, pepton, dan agar yang sangat baik untuk
media pertumbuhan bakteri menurut (Suriawira,2005). Na merupakan salah satu
media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air,
sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel
pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni..
Sedangkan pada media PDA berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur,
berdasarkan fungsinya medium PDA termasuk media umum karena dapat
digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur Pada PDA banyak
terdapat bakteri.Penggunaa di maksudkan untuk mendapatkan utamanya adalah
fungi atau jamur, dan yeast/khamir karena media PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri menurut (Yusriani, 2008), PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri.
Media NA menunjukkan hasil terbaik dari pada media PDA dalam
pertumbuhan bakteri karena NA merupakan salah satu media yang kultur yang
paling umum digunakan krena formulasinya yang sederhana dan merupakkan
media terbaik karena kemampuannya dalam mendukung pertumbuhan bakteri(Saha
et al, 2008). Hal tersebut dipertegas oleh Ganjar (2006) menyatakan bahwa
kandungan komplek dalam media menyebabkan bakteri uji membutuhkan waktu
lebih lama untuk menguraikan komponen-komponen sederhana yang dapat diserap
sel yang digunakan untuk sintesis sel dan energi.
Dari pengamatan bentuk bakteri yang di amati dari hasil isolasi pada media NA
terdapat 3 spesies. Spesies yang pertama dengan bentuk irragguler, berwarna putih,
bentuk tepi entire, bentuk elevasi flat, dengan permukaan smooth. kedua dengan
bentuk circular, berwarna putih, bentuk tepi entire, bentuk elevasi flat, dengan
permukaan smooth. Dan bentuk spesies yang terakhir yaitu engan bentuk
irragguler, berwarna putih, bentuk tepi filamentous dengan permukaan concentric.
Sedangkan pada media PDA di dapat tiga spesies bakteri. Spesies yang terdapat
pada media PDA yaitu, spesies pertama bentuk circular, berwarna coklat, bentuk
tepi entire, bentuk elevasi flat, dengan permukaan conentric. Spesies kedua yaitu
bentuk cirkular, berwarna coklat, bentuk tepi entire, bentuk elevasi convex, dengan
permukaan smooth. Spesies yang terakhir yaitu pertama bentuk circular, berwarna
coklat, bentuk tepi entire, bentuk elevasi flat, dengan permukaan smooth.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum yang dilaksanakan yaitu,
1. Sterilisasi dapat di lakukan dengan berbagai cara, mekanik dengan cara
penyaringan, kimia dengan cara desinfektan, dan dengan cara fisik yaitu
pemanasan tau pemijaran.
2. Media yang di gunakan ada 2 jenis yaitu NA dan PDA.
3. Pada isolasi udara di tempat pembuangan sampah di dapat pada Media NA
lebih banyak terdapat bakteri, dan pada Media PDA lebih banyak terdapat
jamur.
4. Media NA lebih baik untuk pertumbuhan bakteri. Sedangkan Media PDA
lebih baik untuk menumbuhkan fungi atau jamur.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan disarankan dalam menghitung
jumlah mikroba dan jamur dengan media NA dan PDA dengan perhitungan yang
akurat, serta kedepannya dapat menggunakan media pertumbuhan bakteri selain
Na dan PDA, misalnya seperti media Trypticase Soy Broth (TSB), Plate Count
Agar (PCA) dan media lainya.dan menggunakan media jenis media selektif
misalnya media Phenylethyl Alkohol Agar (PEA), Mannitol Salt Agar (MSA).
DAFTAR PUSTAKA
Ed-har, A.A., 2017. Isolasi Dan Identifikasi Mikroba Tanah Pendegradasi
Selulosa Dan Pektin Dari Rhizosfer Aquilaria Malaccensis. Jurnal
Buletin Tanah dan Lahan. 1(1) 58-60
Jawezt. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya: Salemba Medika
Lay, B.W., 1994. Analisis mikrobiologi di laboratorium. Jakarta: Raja grafindo
persada.
Lukas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andama
Priadie, B., 2012. Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan. 10(1) 38-48

Pujiati,. 2019. Buku ajar mikrobiologi umum. IKIP PGRI Madiun.

Rachmawati, F.J., Dan Triyana, S.Y.2008 Perbandingan Angka Kuman Pada


Cucitangan Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di L
Aboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian. 1-6
Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum . Bandung : Angkasa.Bandung
Taufiq, R., Dan Najmudin. 2017. Rancang Bangun Sistem Informasi Sterilisasi Alat
Pada Unit Cssd Berbasis Java Di Rsud Kota Tangerang. Jurnal Informatika:
Jurnal pengembangan It (Jpit), 2(1) 42-49
A. STERILISASI
1. Tujuan dari sterilisasi ?
2. Tuliskan jenis sterilisasi alat dan bahan !
3. Jelaskan cara sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan !
4. Tuliskan cara sterilisasi bahan yang tidak tahan terhadap panas !
5. Tuliskan perbedaan sterilisasi menggunakan oven dengan autoklaf !
Jawaban :
1. Tujuan sterilisasi
a) Untuk membebaskan alat dan bahan dari segala macam bentuk
kehidupan mikroorganisme yang tidak diinginkan
b) Untuk mempertahankan keadaan aseptis
c) Untuk menjamin keamanan terhadap suatu pencemaran mikroba
d) Mencegah pencemaran organism luar dan untuk membunuh
mikroorganisme
2. Sterilisasi alat dan bahan dapat dilakukan secara :
a) Mekanik, misalnya dengan penyaringan
b) Kimiawi, misalnya dengan disinfektan
c) Fisik, misalnya dengan pemanasan dan penyaringan
3. Cara sterilisasi menggunakan uap panas bertekanan adalah menggunakan
autoklaf. Alat ini berupa suatu bejana yang tahan pans yang bertekanan
tinggi dan alat ini dilengkapi dengan manometer, thermometer dan klep
bahaya.
Adapun cara menggunakan autoklaf adalah :
a) tutup autoklaf dibuka, kondisi air yang ada pada autoklaf dicek (
tinggi air maksimal sampai batas tempat untuk meletakkan alat dan
bahan yang akan disterilkan)
b) alat dan bahan yang akan disterilkan dibungkus dengan kertas dan
kemudian diletakkan pada wadahnya
c) Selanjutnya autoklaf ditutup dengan skrupnya dikencangkan secara
diagonal lalu power autoklaf dihidupkan
d) Setelah itu, Kran pembuang uap air/udara yang ada pada autoklaf
ditutup dengan cara diputar (manometer telah menunjukkan angka 5
lbs (pounds)
e) Proses sterilisasi dilakukan sampai manometer menunjukkan angka
15 lbs, temperatur 121oC, dan biarkan selama 15 menit
f) Kemudian, autoklaf dimatikan dan dibiarkan manometer turun
sampai angka 0 lbs
g) selanjutnya autoklaf dibuka (jangan membuka autoklaf sebelum
manometer menunjukkan angka 0 lbs) dengan memutar sekrup
secara diagonal.
h) Terakhir, alat dan bahan yang sudah disterilkan dari autoklaf
dikeluarkan.
4. Cara sterilisasi bahan yang tidak tahan terhadap panas adalah dengan cara
sterilisasi dengan penyaringan. Adapun macam-macam penyaringan/ filter
bakteri adalah :
a. Berkefeld filter
b. Chamberland filter
c. Seitz filter
5. Perbedaan oven dan aotuklaf :
A. Oven
1) Sterilisasi dengan udara kering
2) Cara kerja tergantung penetrasi panas melalui benda yang di sterilkan
3) Lama waktu harus disesuaikan
4) Efektif untuk bahan yang harus selalu dalam keadaan kering
5) Tidak tergantung tekanan
6) Mensterilkan tanpa harus membasahi
B. Autoklaf
1) Sterilisasi dengan uap air bertekanan
2) Cara kerjanya menggunakan tekanan uap optimum
3) Waktu sterilisasinya cepat
4) Tidak menyebabkan kekeringan dan gosong untuk media cair atau gel
B. Pertanyaan Penyiapan Media
1. Apakah fungsi pepton dan ekstrak daging pada media NA ?
2. Sebutkan komposisi media NA dan PDA !
3. Apakah keuntungan pembuatan media miring ?
4. Apakah fungsi agar pada media ?
5. Apakah media dapat digunakan untuk berbagai macam mikrob ? Tentukan
jawaban sdr !
Jawaban :
1. Pepton dan ekstrak dagig merupakan komposisi dari media NA yang
digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri.
2. Komposisi NA : pepton, ekstrak daging, NaCl dan Agar
Komposisi PDA : Potato, Dextos, Agar
3. Keuntungan pembuatan media miring :
 Membuat waktu hidup mikroba lebih lama
 Peluang kontaminasi rendah karena luas permukaan kecil
4. Fungsi agar pada media adalah sebagai bahan untuk membuat media
menjadi padat.
5. Berbagai media digunakan untuk menumbuhkan berbagai jenis mikroba.
Setiap mikroba ditumbuhka pada media yang berbeda. Tidak semua jenis
mikroorganisme bisa tumbuh pada media yang sama. Ada media khusus
untuk menumbuhkan jamur, ada media untuk menumbuhkan bakteri, ada
media yang digunakan hanya untuk mengamati mikroorganisme khusus
seperti untuk mengamati bakteri E.coli digubakan media EMBA.
C. Teknik Laboratorium Dan Teknik Isolasi Mikroorganisme
1. Tuliskan apa yang dimaksud dengan media dan fungsinya!
2. Tuliskan jenis media berdasarkan konsistensinya!
3. Tuliskan dan gambarkan teknik pengenceran!
1. Tuliskan bentuk-bentuk bakteri dan penataannya!
2. Tuliskan bagaimana teknik mengisolasi mikrob dari tanah
Jawaban :
1. Media adalah bahan yang digunakan untuk membiakkan mikroorganisme yang
terdapat diatas dan di dalam media.
Fungsi media :
a. Untuk pertumbuhan mikroba
b. Untuk tempat pemeliharaan mikroba
c. Untuk melihat karakter mikroba
d. Untuk menguji potensi mikroba
e. Untuk menyeleksi mikroba
f. Untuk melihat karakter tertentu dari mikroba
g. Sebagai sumber nutrisi bagi mikroba
2. Media berdasarkan konsistensinya :
a) Solid
b) Semi solid
c) Liquid
3. Teknik pengenceran adalah teknik yang digunakan untuk memisahkan mikrob
dari suspensi. Untuk mendapatkansatu jenis mikrob, maka perlu dilakukan
beberapa langkah. Langkah pertama adalah membuat suspensi mikrob tersebut
pada media cair dan untuk memisahkan mikrob tersebut perlu dilakukan suatu
teknik yaitu pengenceran.
4. Bentuk-bentuk bakteri dan penataannya

5. Teknik mengisolasi mikrob dari tanah dapat mengetahui jenis-jenis mikrob


pada tanah yang diamati. Adapun langkah yang dilakukan untuk mengiolasi
mikroba dari tanah adalah :
a. gr tanah ditimbang dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer yang berisi 45 ml
media NB
b. Campuran tanah dishaker, selama 30 menit pada kecepatan 150 rpm
c. Pengenceran serial dibuat dari suspensi tanah samapi pada 10-5
d. 0,1 ml suspensi dipipet pada pengenceran 10-3 dn 10-5, disebarkan ke cawan
petri yang berisi media NA dan PDA dan diinkubasi selama 2 x 24 jam pada
suhu 28o C - 30o C
e. Jumlah koloni yang tumbuh dan amati dibawah mikroskop dihitung
Jumlah sel/ml = jumlah koloni : 1 / pengenceran

Anda mungkin juga menyukai