Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI ANALISIS

ASPEK MIKROBIOLOGIS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi


Semester 5 (Lima) Tahun Ajaran 2019/2020
Universitas Tadulako

Disusun Oleh:

(Kelompok 6 Kelas A)

1. Christin Lumeling (G 701 17 178)


2. Muh.Adnan Ridwan (G 701 17 068)
3. Vanny Wahyuni Suman ( G 701 15 251)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2019/ 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


mikroorganisme. Objek kajiannya adalah semua makhluk hidup yang dapat
dilihat dengan mikroskop. Bidang mikrobiologi mencakup bakteri
(bakteriologi), protozoa, virus (virology), algae dan jamur (mikologi) terutama
yang meliputi jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes, Ascomycetes dan
Deuteromycetes. Pembagian mikrobiologi tergantung habitatnya,
taksonominya (susunan dan pengelompokan mikroba) serta terhadap
permasalahan yang ditimbulkan akibat mikroba. (Budi purnawaning, 2017).

Populasi mikroorganisme di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks.


Beratus-ratus spesies berbagai mikroba berada disekitar kita. Mikroorganisme
ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Mikrorganisme yang
merugikan yaitu mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi,
menghasilkan racun dan merusak bahan dengan cara menyebabkan
pembusukan, menguraikan bahan-bahan. Terdapatnya mikroorganisme dalam
sediaan farmasi, makanan, minuman sebagai kontaminan, kemungkinan
disebabkan oleh cara pengolahan yang tidak bersih dan sehat, cara pengepakan
yang kurang bagus, cara penyimpanan yang tidak baik dan lain-lain.
Sedangkan sumbernya kemungkinan dari udara, tanah, air, peralatan yang
digunakan dalam pengolahan, atau pekerja yang melakukan proses pembuatan.

Makanan, minuman, obat tradisional, sediaan non steril, serta kosmetik


merupakan suatu sediaan yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun
dari zat-zat kimia sintetik. Pada umumnya sediaan-sediaan tersebut, diproduksi
oleh industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup
lama dalam produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan
konsumen. Jadi kemungkinan dapat terjadi pertumbuhan mikroba di dalamnya.
Jenis pengujian yang diperlukan untuk masing-masing produk tidak sama.
Untuk produk makanan diuji cemaran mikrobanya. Uji angka lempeng total
merupakan tolak ukur mikrobiologis untuk mengetahui kebersihan pengolahan
dan penanganan produk makanan dan minuman maupun produk lainnya yang
juga merupakan suatu indikasi layak atau tidak layaknya suatu produk untuk
digunakan.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum uji


mikrobiologis terhadap produk sediaan farmasi yaitu makanan, minuman,
kosmetik, dan obat tradisional.

B. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian mikrobiologi ?


2) Apa saja aspek mikrobiologi ?
3) Apa saja bahan baku farmasi?
4) Apa saja sediaan farmasi ?

A. Tujuan
1. Dapat mengetahui penjelasan mtentang mikrobiologi
2. Dapat mengetahui berbagai aspek mikrobiologi
3. Dapat mengetahui apa saja bahan baku farmasi
4. Dapat mengetahui jenis sediaan farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Mikrobiologi

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari


mikroorganisme. Objek kajiannya adalah semua makhluk hidup yang dapat
dilihat dengan mikroskop. Bidang mikrobiologi mencakup bakteri
(bakteriologi), protozoa, virus (virology), algae dan jamur (mikologi)
terutama yang meliputi jamur-jamur rendah seperti Phycomycetes,
Ascomycetes dan Deuteromycetes. Pembagian mikrobiologi tergantung
habitatnya, taksonominya (susunan dan pengelompokan mikroba) serta
terhadap permasalahan yang ditimbulkan akibat mikroba. (Budi purnawaning,
2017).
Mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil untuk dapat
dilihat menggunakan mata telanjang, sehingga memerlukan mikroskop untuk
melakukan observasi. Mikroskop berasal dari bahasa Latin, micro yang
mempunyai arti kecil dan bahasa Yunani skopos yang berarti untuk melihat.
Virus merupakan mikroorganisme yang paling kecil, sehingga untuk
mengamati tidak dapat menggunakan mikroskop cahaya biasa, akan tetapi
menggunakan mikroskop elektron (Murwani, 2015).

II.2 Aspek Mikrobiologi

1. Teknik Pengambilan Sampel dalam Analisis Mikrobiologi

Dalam suatu analisis mikrobiologi pengambilan sampel merupakan


salah satu kunci utama yang sangat mendukung keberhasilan suatu analisa,
yaitu memindahkan sampel atau kultur bakterial dari satu tempat ke tempat
yang lain secara aseptis (terhindar dari kontaminasi).Saat mengambil
sampel harus benar-benar diperhatikan bahwa pengambilan tersebut harus
secara aseptis, yaitu aman dari kontaminasi mikroba selain dari sampel
tersebut. Biasanya beberapa hal yang mungkin dapat menyebabkan
kontaminasi saat pengambilan sampel antara lain :
a) Peralatan yang tidak steril
b) Kontaminasi udara
c) Kesalahan analis
d) Kesalahan prosedur

Teknik pengambilan sampel terbagi menjadi dua teknik utama yaitu :

a) Teknik pipetting
Teknik pipetting (mentransfer dengan pipet) sering digunakan
saat menganalisa sampel dengan kondisi standar. Keunggulan teknik
ini adalah kita dapat menghitung jumlah bakteri yang kita pindah
tersebut (opsianal, bila di inginkan) misalkan saat kita melakukan
metode TPC (menghitung jumlah koloni bakteri).
Teknik pipetting dapat dilakukan dengan pengenceran ataupun tanpa
pengenceran. Untuk pipetting dengan pengenceran kita dapat
menggunakan pipet volume sedangkan pipetting tanpa pengenceran
kita dapat menggunakan micro volome pipettor.
b) Inokulasi dengan jarum ose
Teknik ini digunakan untuk memindahkan kultur bakterial dari
suatu media ke media lainnya.Berbeda dengan teknik pipetting , pada
teknik ini jumlah bakteri sangatlah banyak sehingga kita tidak akan
bisa menghitungnya. Namun, beberapa tujuan utama dari teknik ini
antaralain :
 Perbanyakan (Enrichment)
Memperbanyak jumlah bakteri yang dimiliki dengan cara menanam
bekteri ke media-media baru sehingga dapat memperbanyak stok
jumlah bakteri yang ada. Media yang digunakan dalam teknik ini
adalah media yang sama.
 Seleksi
Inokulasi dengan cara menanam bakteri pada media yang selektif pada
bakteri tertentu, teknik ini bertujuan agar bakteri yang tumbuh adalah
bakteri tersangka (target) sehingga dapat diperoleh bakteri yang sesuai
dengan yang diharapkan. Sebagai contoh, misalkan kita dapat
menggunakan media MCA (MacConcey Agar) untuk menyeleksi
pertunbuhan bakteri Salmonella sp. saat menyeleksi dari bakteri
patogen lainnya.
 Isolasi
Teknik inokulasi yang sering digunakan untuk metode ini adalah
teknik gores, yaitu menggoreskan biakan ke cawan petri secara terus-
menerus untuk diperoleh satu koloni yang tidak tercampur dengan
koloni lainnya.
 Pemurnian Kultur Bakterial
Metode ini adalah teknik gabungan dari teknik-teknik diatas. Cara
pemurnian kultur dilakukan dengan menyeleksi kemudian mengisolasi
bakteri yang akan dimurnikan.Metode ini harus dilakukan dengan cara
menyeleksi dan mengisolasi berulang kali dan dengan media yang
berbeda-beda agar dapat diperoleh kultur yang benar-benar tidak
tercampur dengan bakteri lain.

2. Pengujian mikrobiologi

Pengujian mikrobiologi dalam Farmakope Indonesia edisi IV

a. Uji batas mikroba


Uji Batas Mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah
mikroba aerob viabel di dalam semua jenis perbekalan farmasi, mulai
dari bahan baku hingga sediaan jadi, untuk mengyatakan perbekalan
farmasi tersebut bebas dari spesies mikroba tertentu. Otomatisasi
dapat digunakan sebagai pengganti uji yang akan disajikan, dengan
ketentuan bahwa cara tersebut sudah divalidasi sedemikian rupa
hingga menunjukkan hasil yang sama atau lebih baik. Selama
menyiapkan dan melaksanakan pengujian, specimen harus ditangani
secara aseptik. Jika tidak dinyatakan lain, jika disebut ”inkubasi”,
maka yang dimaksud adalah menempatkan wadah di dalam ruangan
terkendali secara termostatik pada suhu 30° dan 35° selama 24 jam
sampai 48 jam. Istilah “tumbuh” ditunjukan untuk pengertian adanya
dan kemungkinan adanya perkembangan mikrona viabel.
b. Uji efektivitas pengawet
Pengawetan dalam bidang farmasi bertujuan untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Pengawet antimikroorganisme adalah
zat yang ditambahkan pada sediaan obat untuk melindungi sediaan
tersebut terhadap kontaminasi mikroorganisme. Bahaya dari
pencemaran mikroorganisme baik bakteri, jamur ata khamir terdapat
dimana – mana selama pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan
penggunaan obat, dimana manusia, lingkungan (ruangan, udara),
bahan obat dan bahan pembantu, alat – alat kerja seperti mesin –
mesin dan bangahan pengemas primer merupakan sumber
kontaminasi utama.
c. Uji sterilitas
Uji sterilitas sterilitas dilakukan untuk mengetahui apakah bahan
atau sediaan yang harus steril sudah memenuhi syarat atau tidak. Uji
sterilitas dilakukan secara mikrobiologi dengan menggunakan medium
pertumbuhan tertentu. Media untuk pengujian diperlukan dalam uji
ini. Tujuan untuk uji ini adalah untuk menentukan apakah sesediaan
atau alat yang harus berada dalam keadaan steril adalah kondisi
mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan
semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril
adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan
menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat
di duga atas dapat proyeksi kinetis angka kematian mikroba.

II.3 Bahan Baku Farmasi

a) Bahan Alam
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa
simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh,
bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya
yang dengan cara tertentu di pisahkan dari tanamannya.
Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh , bagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum
berupa zat kimia murni.
Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan
pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat


dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai.

 Ekstraksi secara dingin


 Metode meserasi
Istilah meceration berasal dari bahasa latin macerare yang
artinya “merendam”. meserasi adalah mencari zat aktif yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel
melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ).
Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan
filtratnya dipekatkan.

 Ekstraksi secara panas


 Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara
sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan
cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat,
akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat,
demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali
setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.

 Ekstraksi Berdasarkan Campurannya


 Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi
di dalam csmpuran berbentuk cair yang di gunakan untuk
memeisahkan zat seperti iod atau logam tertentu di dalam ait.
 Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam
campuran yang berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat
berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam.
b) Bahan sintetis
Bahan sintetis adalah bahan obat yang berasal tumbuhan atau hewan
yang diproses secara kimiawi untuk diambil zat aktifnya (zat yang
berkhasiat).

II.4 Sediaan Farmasi


Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,macam - macam sediaan umum
adalah sebagai berikut :
1. Aerosol adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif
terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal
pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual) atau paru - paru (aerosol
inhalasi).
Contoh : Bricasma Inhaler 400 dose Metered Aerosol, Bricasma Turbuhaler 200
dose serbuk inhaler, Ventolin Rotahaler 200 mcg, Ventolin Rotacaps,
Pulmocort Turbuhaler100 mcg/doses 200 dose Serbuk inhaler, Beconase Nasal
Spray200 Doses.

2. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral. Contoh :
NaturE (kapsul lunak), Ponstan 250 mg (kapsul keras)
3. Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa
bahan pengisi.

a. Tablet hisap ( lozenges )


b. Trochici
c. Tablet sublingual
d. Tablet kunyah ( chewable tablet
e. Tablet effervescent
f. Tablet salut
g. Tablet multilayer
h. Tablet forte
i. Tablet pelepasan terkendali

4. Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai Contoh :
Kalcinol-N cream,Topsy cream, Chloramfecort 10 g, Hydrokortison 5g,
Scabicid 1 g
5. Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Contoh : Scott
emultion, curcuma plus
6. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi syarat baku yang ditetapkan. Contoh : Mastin, Ace Maxs
7. Gel (Jeli) adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar ,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Contoh : Bioplacenton gel,
Thrombophob gel, Voltaren Emulgel 100 g
8. Imunoserum adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas
yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Contoh : Stimuno
9. Implan atau pelet adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran
kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ),
dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet
dimaksudkan untuk ditanam di dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan )
dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara
berkesinambungan dalam jangka waktu lama. Contoh : Andalan, Spiral
10. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit.
11. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah
atau menembus kulit atau selaput lendir.
a. Injeksi Dalam Bentuk Larutan
b. Injeksi dalam bentuk Suspensi
c. Injeksi dalam bentuk Serbuk kering.

12. Irigasi adalah larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan
adalah secara topikal. Contoh : Betadine,
13. Sediaan obat mata :

a. Salep mata adalah salep steril yang digunakan pada mata


b. Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing,
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga
sesuai digunakan pada mata.

14. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Contoh : Solcoseryl Pasta
15. Plester adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari
bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
Contoh : Hansaplast
16. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi – bagi (pulveres) atau serbuk yang
tak terbagi (pulvis) Contoh : Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius)
17. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang terlarut. Contoh : Enkasari 120 ml solution, Betadin gargle

Terbagi atas :

a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian


oral.
b. Larutan topikal (lotion), adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk
penggunaan topical pada kulit atau mukosa.
c. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan
dalam telinga.
d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata.
e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat
yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau
campuran bahan.
f. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat
dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia

18. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh. Contoh : Flagyl, Dulcolax 10 mg,
Primperan 10 mg atau 20 mg
BAB III

PENUTUP
III.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan makalah ini tentang aspek mikrobiologis


bahan dan sediaan farmasi maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus
mempelajari jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani
(micros, kecil, bios , hidup, dan logos, pengetahuan) sehingga secara
singkat dapat diartikan bahwa mikrobiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang mahluk-mahluk hidup yang kecil-kecil.
2. Bahan baku farmasi dapat bersal dari bahan alam dan bahan sintetis yang
melewati proses kimiawi
3. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik.
Obat adalah Sediaan atau panduan bahwa bahan-bahan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sisten fisiologi atau dalam keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi

III.2 Saran

Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada


kata-kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau
catatan kaki. Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam
membuat makalah ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar pembaca dapat
memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA

Budi purwaning dan Wahyu Triasih., 2017. MIKROBOLOGI BERBASIS


INKUIRY. Malang : Gunung Samudera

Campbell, N. A. dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.


Murwani, Sri. 2015. Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner. Malang: UB Press.
Suharni, Theresia Tri. 2007. Mikrobiologi umum. Yogyakarta : Penerbit
Universitas Atma Jaya.
Sumarsih, Sri., 2003, Mikrobiologi Dasar, jurusan ilmu tanah fakultas pertanian
upn”veteran,Yogyakarta

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Metabolisme Mikroorganisme. Website

http://dapurilmiah.blogspot.co.id/2014/06/analisis-data-kualitatif.html

http://docplayer.info/403299-Mikrobiologi-analisis-fk-3207.html

http://analisismikrobiologitrainingcenter.blogspot.co.id/2012/04/pentingnya-
analisis-mikrobiologi-pangan.html

http://farmasikendari.blogspot.co.id/2010/11/bentuk-sediaan-obat.html

Anda mungkin juga menyukai