Kelas
:Q
NIM
: 155100501111007
No.absen
manufaktur serta
pengelolaan
lingkungan.
Contoh
bioteknologi
yaitu
tingkat kontaminasi cukup rendah karena kadar air yang rendah pada substrat. Selain itu,
produk kasar hasil fermentasi dapat langsung digunakan sebagai sumber enzim sehingga
cocok untuk industri peternakan. Akan tetapi terdapat kekurangan pada SSF yakni sulit
dilakukan agitasi dan hilangnya bobot kering selama fermentasi. Di dalam bidang pangan
SSF sering digunakan dalam pembuatan tempe, miso, dan kecap.
b. Keuntungan
zMedium yang digunakan relatif sederhana.
Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil,karena air yang
digunakan sedikit.Inokulum dapat disiapkan secara sederhana.
Kondisi mediumtempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi habitat
alaminya.
Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diatara tiap partikel
substratnya.
Produk yang dihasilkan dapat dipanen dengan mudah
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kadar air : kadar optimum tergantung pada substrat, organisme dan tipe produk
akhir. Kisaran kadar air yang optimal adalah 50-75%. Kadar air yang tinggi akan
mengakibatkan penurunan porositas, pertukaran gas, difusi oksigen, volum gas,
proses fermentasi.
Pertukaran gas : pertukaran gas antara fase gas dengan substrat padat
mempengaruhi proses fermentasi.
d. Contoh
Fermentasi menggunkan A.niger untuk memproduksi enzim hidrolisis pada bahan
makanan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang A.niger mampu
memecahkan ikatan kompleks mineral asam fitat pada dedak padi, menghasilkan enzim
hidrolisis, meningkatkan kandungan protein kasar dan menurunkan kandungan serat kasar
pada bungkil kelapa.
a. Definisi
Submerged Fermentation adalah fermentasi yang melibatkan air sebagai fase kontinyu
dari sistem pertumbuhan sel bersangkutan atau substrat, baik sumber karbon maupun mineral
terlarut atau tersuspensi sebagai partikel-partikel dalam fase cair. Fermentasi cair dengan
teknik tradisional tidak dilakukan pengadukan, berbeda dengan teknik fermentasi cair modern
melibatkan fermentor yang dilengkapi dengan : pengaduk agar medium tetap homogen,
aerasi, pengatur suhu (pendinginan dan pemanasan) dan pengaturan pH. Proses fermentasi
cair modern dapat dikontrol lebih baik dan hasil lebih seragam dan dapat diprediksi. Juga
tidak dilakukan sterilisasi, namun pemanasan,perebusan dan pengukusan mematikan banyak
mikroba competitor.
b. Jenis-jenis media cair
a). Fermentasi yang diagitasi dimana substratnya larut dalam air
Jenis fermentasi ini dikerjakan dalam suatu labu atau gelas yang cocok atau lebih modern
dengan
substratnya
larut
sempurna
dalam
air.
Pengambilan subtrat oleh mikroba melalui fase larutan dalam air. Pada kultur labu yang
dikocok, agitasi dilakukan dengan bantuan alat pengocok (Shacker).Pada fermentoragitasi
dkerjakan oelh motor dan dapat dibantu oleh aerasi (Gelembung udara).
b). Fermetasi yang diagitasi dimana zat yang tidak larut dalam air tersuspensi salam fase cair
Pada fermentasi ini substrat zat padat tidak larut dalam air tetapi dalam bentuk bubukbubuk halus yang tersuspensi dalam sejumlah air yang banyak. Garam dan zat-zat hara
lain mungkin terlarut dalam air. Konsentrasi substrat dalam media dapat bervariasi mulai
dari satu persen sampai pada suatu keadaan yang menyerupai bubur. Pengambilan
substrat oleh mikroba biasanya disertai dengan produksi suatu faktor yang dapat
melarutkan yang mungkin sifatnya ekstraseluler atau terletak didalam dinding dalam air
sehingga partikel substrat tersuspensi secara merata dalam medium yang mengandung air
agar terjadi kontak dengan mikroba secara maksimum.
c). Fermentasi yang diagitasi dimana zat cair yang tidak larut dalam air tersuspensi dalam
fase cair. Jenis fermentasi ini dan mekanisme pengambilan substrat sama dengan yang
kedua, kecuali sifat bersifat cair.
d). Fermentasi yang tidak diagitasi dimana substratnya larut dalam fase cair
Pada fermentasi ini substrat larut dalam air tetapi medianya tidak diagitasi atau dikocok.
Pengambilan substrat melalui fase cair. Medium didistribusikan berupa larutan yang
dangkal dalam bentuk baki atau dalam suatu wadah yang mempunyai permukaan yang
luas dan dalamya media biasanya 2,5 5,0 cm untuk produksi yang tinggi.
DAFTAR ISI
Nora idiawati dkk. 2014. Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus Niger pada Ampas Sagu.
Pontianak: Universitas Tanjungpura
Saadah dkk. 2008. Produksi enzim selulase oleh Aspergillus niger menggunakan
substrat jerami dengan system fermentasi padat. Semarang: Universitas Diponegoro
Soal :
Apa keuntungan dan kerugian dari Solid State Fermentation (SSF) dan Submerged
Fermentation (SMF) ?
Jawab :
KULTIVASI SUBSTRAT PADAT (SOLID STATE FERMENTATION) :
Proses yang menggunakan bahan tidak larut air untuk pertumbuhan mikroba tanpa
menggunakan air bebas
KULTIVASI SUBSTRAT CAIR (SUBMERGED FERMENTATION):
Proses yang menggunakan bahan larut air untuk pertumbuhan mikroba dengan keberadaan air
bebas
Keuntungan SSF :
1.
Medium pada umumnya sederhana dan tidak memerlukan pre treatment yang
kompleks. Kebanyakan berasal dari hasil pertanian karena sudah mengandung seluruh
nutrient yang dibutuhkan mikroba, misalnya biji-bijian, dedak gandum, jerami, onggok, dll.
2.
Karena Aw rendah, maka mengurangi peluang kontaminasi oleh bakteri atau khamir.
3.
5.
Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diatara tiap partikel substratnya
6.
Untuk inokulum umumnya dalam bentuk spora tidak perlu reaktor yang besar
8.
Proses hilir lebih mudah, bahkan pada produksi pupuk atau pakan tidak dihasilkan
limbah.
9.
Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif kecil,karena air yang digunakan
sedikit.
10. Kondisi medium tempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi habitat alaminya
11. Produk yang dihasilkan dapat dipanen dengan mudah
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Kerugian SSF :
1.
Terbatas hanya pada mikroba yang tumbuh pada kelembaban terbatas kebanyakan
fungi
2.
3.
4.
Sulit dalam melakukan kontrol proses (probe untuk sensor kebanyakan tidak cocok)
5.
Terbatasnya fenomena transfer massa tidak seperti yang terjadi pada SMF yang
7.
8.
9.
10. Pengukuran kadar air serta pengaturan pH dan suhu sukar dilakukan
Keuntungan SMF :
1.
2.
1.
Fermentasi media cair secara aerobik merupakan metode fermentasi yang paling
banyak digunakan saat ini. Pada fermentasi media cair ini, suhu yang melebihi suhu optimum
pertumbuhan mikroba dapat mengakibatkan rusaknya struktrur protein dan DNA yang
berperan dalam metabolisme dan pertumbuhan sel. Pada suhu rendah aktivitas metabolisme
sel menurun dengan cepat sehingga metabolit yang dihasilkan menurun. Selama proses
fermentasi pertumbuhan mikroba dapat menghasilkan produk yang mengubah pH.