TINJAUAN PUSTAKA
b. Keuntungan
1. Medium yang digunakan relatif sederhana
2. Ruang yang diperlukan untuk peralatan fermentasi relatif
kecil, karena air yang digunakan sedikit.
3. Inokulum dapat disiapkan secara sederhana
4. Kondisi medium tempat pertumbuhan mikroba mendekati kondisi
habitat alaminya
5. Aerasi dihasilkan dengan mudah karena ada ruang diatara tiap
partikel substratnya
6. Produk yang dihasilkan dapat dipanen dengan mudah
2. Fermetasi yang diagitasi dimana zat yang tidak larut dalam air
tersuspensi fase cair
Pada fermentasi ini substrat zat padat tidak larut dalam air tetapi
dalam bentuk bubuk-bubuk halus yang tersuspensi dalam sejumlah air
yang banyak. Garam dan zat-zat hara lain mungkin terlarut dalam air.
Konsentrasi substrat dalam media dapat bervariasi mulai dari satu
persen sampai pada suatu keadaan yang menyerupai bubur.
Pengambilan substrat oleh mikroba biasanya disertai dengan produksi
suatu faktor yang dapat melarutkan yang mungkin sifatnya
ekstraseluler atau terletak didalam dinding dalam air sehingga partikel
substrat tersuspensi secara merata dalam medium yang mengandung
air agar terjadi kontak dengan mikroba secara maksimum.
3. Fermentasi yang diagitasi dimana zat cair yang tidak larut dalam air
tersuspensi dalam fase cair
Jenis fermentasi ini dan mekanisme pengambilan substrat sama
dengan yang kedua, kecuali sifat bersifat cair.
c. Keuntungan
1. Hampir disemua bagian tangki terjadi fermentasi
2. Kontak antar reaktan dan bakteri semakin besar
d. Kelemahan
Biaya operasi relatif mahal
Industri fermentasi di negara-negara maju sudah berkembang sedemikian
pesatnya, termasuk dalam produksi hasil-hasil pemecahan atau metabolit primer
oleh mikroba (asam, asam amino, alkohol), hasil metabolit sekunder (antibiotik,
toksin), produksi masa sel (protein sel tunggal), enzim, dan sebagainya. Mikroba
yang umum digunakan dalam industri fermentasi termasuk dalam bakteri dan
fungi tingkat rendah yaitu kapang dan khamir.
Kebanyakan fermentasi, membutuhkan jumlah air yang banyak dalam
pembentukan media. Kebutuhan media secara umum termasuk didalamnya adalah
sumber karbon, yang mana sebenarnya semua industri fermentasi menghasilkan
energi dan unit karbon untuk biosintesis, dan sumber nitrogen, sumber fosfor,
sulfur dan unsur lain yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit juga harus
tersedia, dan beberapa mikroorganisme membutuhkan penambahan vitamin,
seperti biotin dan riboflavin. Fermentasi aerobik tergantung pada oksigen yang
berkelanjutan sedangkan fermentasi anaerob membutuhkan aerasi awal dari
media, misalnya fermentasi bir.
Fermentasi skala industri pada dasarnya menggunakan pembagian kompleks
untuk mendapatkan harga ongkos yang efektif, dimana sumber karbon dan
nitrogen hampir tidak dapat ditegaskan dengan jelas. Kebanyakan didapat dari
material alami seperti hewan dan tumbuhan, sering juga menggunakan produk
dari industry lainnya dengan divariasikan komposisi variabel. Pengaruh variasi
batch-to-batch harus ditentukan. Percobaan skala kecil, biasanya dipertunjukkan
dengan setiap batch baru untuk substrat, khususnya untuk menguji adanya
tabrakan yield produk dan tahap pemulihan produk.
Faktor utama yang mempengaruhi pilihan akhir bahan baku tersendiri yang
diikuti/ digunakan:
1. Ongkos dan pendapatan. Bahan haruslah tidak mahal dan tidak perlu
ditanya kualitasnya dan setiap tahun/ sepanjang tahun bahan tersebut
dapat didapatkan.
2. Pengendaliannya mudah untuk bentuk padatan ataupun cairan, begitu
juga ongkos penyimpanan misalnya memerlukan pengontrolan suhu.
3. Kebutuhan sterilisasi dan potensi masalah perubahan sifat.
4. Pembentukan, pencampuran, pengompleksan sifat viskositas yang
mungkin mempengaruhi pergerakan dan aerasi selama fermentasi dan
proses tingkat downstream.
5. Konsentrasi produk target yang dicapai, kecepatan pembentukannya,
dan yield per gram substrat yang digunakan.
6. Level dan range ketidakmurnian dan muncul dan berkembangan
produk yang tidak diinginkan selama proses berlangsung.
7. Kesehatan dan keselamatan untuk semua.