Anda di halaman 1dari 13

REAKSI ANTIGEN

ANTIBODI
Dosen pengampu :
apt Dwi Dominica S.Farm., M.Farm
KELOMPOK 2 :
Dwi kamilla Putri (F1G018017)
Bagas Ramadamas
Feby Angkasa Putri arma (F1G018008)
Dinda Rahayu Putri (F1G018002)
Khairatul Alawiya Simanullang (F1G018012)
Olga Yolanda Sari (F1G018020)
Aulia Andriahasti (F1G018023)
Jihan Su’da Ramadhani (F1G018025)
PENGERTIAN REAKSI ANTIGEN 2

ANTIBODI

Antibodi merupakan protein-


Antigen adalah zat-zat asing protein yang terbentuk sebagai
yang pada umumnya merupakan respon terhadap antigen yang
protein yang berkaitan dengan masuk ke tubuh, yang bereaksi
bakteri dan virus yang masuk ke secara spesifik dengan antigen
dalam tubuh. tersebut.
Reaksi antigen-antibodi, adalah interaksi kimia
spesifik antara antibodi yang dihasilkan oleh
sel B dan antigen selama reaksi imun.
Reaksi ini merupakan reaksi mendasar dalam
tubuh membuat tubuh dilindungi dari molekul
asing seperti patogen dan racun kimia.
4

Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel limfosit.


Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B dan T.
Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum tulang.
Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada unggas,
sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus buntu
dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan limfosit T
terjadi di organ timus.
Pemeriksaan imunologi
• Dasar pemeriksaan imunologi adalah interaksi antara
antigen dan antibodi secara in vitro. Ada dua kategori
pemeriksaan imunologi :
1. - Kategori primer yaitu reaksi ag-ab yang hasilnya
tidak terlihat oleh mata sehingga membutuhkan
indikator, teknik ini untuk penetapan ag-ab yang
kadarnya rendah mis:
• RIA ( radio immunoassay )=> label radioisotop
• ELISA ( enzyme linkage immunosorbent assay )
=> label enzim
• IFA ( immunofluorescent assay )=> fluoresen
2. Kategori sekunder adalah reaksi ag-ab
mengakibatkan presipitasi atau aglutinasi. Reaksi ini
memerlukan suatu partikel, contohnya seperti :
partikel lateks, eritrosit, atau partikel lain. Jenis
tehnik ini seperti aglutinasi lateks, hemaglutinasi,
fiksasi komplemen, turbidimetri, nefelometri,
imunodifusi dll.
 Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh
akan terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut
sebagai respon imun primer.
 Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak
limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel
limfosit yang lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen yang
sama memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari
tubuh berupa respon imun sekunder. Respon ini muncul lebih
cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama daripada respon
imun primer.
8

Reaksi Tertier
Adalah Reaksi sekunder yang berlangsung dalam tubuh (in vivo) dapat
berlangsung dengan bentuk fenomena lain yang bermanifestasi sebagai
gejala klinik, seperti anaphylactic shock dan serum sicknes. Reaksi
antigen-antibodi sebagai kelanjutan reaksi sekunder dinamakan reaksi
tertier. Berbeda dengan reaksi primer dan sekunder yang dapat
berlangsung secara in vivo dan in vitro, reaksi tertier hanya dapat
berlangsung secara in vivo karena dibutuhkan lingkungan jaringan
tubuh. Reaksi tertier ini dijumpai pada beberapa gejala dalam klinik.
REAKSI AGLUTINASI
Reaksi aglutinasi adalah reaksi antara antibodi dengan antigen multivalen (partikulat)
sehingga menghasilkan ikatan silang pada variasi partikel antigen oleh antibodi. Titer
adalah pengenceran serum tertinggi yang masih menyebabkan aglutinasi. Pro zone
effect adalah serum dengan konsentrasi antibodi tinggi dimana tidak terjadi aglutinasi
(antibodi ekses = kelebihan antibodi). Post zone effect adalah suatu keadaan dimana
terjadi kelebihan antigen sehingga tidak terjadi aglutinasi (antigen ekses). Zona
equivalence adalah suatu daerah dimana terjadi keseimbangan antara antigen-antibodi
sehingga terjadi aglutinasi.
REAKSI AGLUTINASI
Reaksi aglutinasi adalah reaksi antara antibodi dengan antigen multivalen (partikulat)
sehingga menghasilkan ikatan silang pada variasi partikel antigen oleh antibodi. Titer
adalah pengenceran serum tertinggi yang masih menyebabkan aglutinasi. Pro zone
effect adalah serum dengan konsentrasi antibodi tinggi dimana tidak terjadi aglutinasi
(antibodi ekses = kelebihan antibodi). Post zone effect adalah suatu keadaan dimana
terjadi kelebihan antigen sehingga tidak terjadi aglutinasi (antigen ekses). Zona
equivalence adalah suatu daerah dimana terjadi keseimbangan antara antigen-antibodi
sehingga terjadi aglutinasi.
11

Reaksi flokulasi Secara imunologis terjadi antara


antibodi non-Treponemal (antibodi
yang terdapat dalam serum dengan antigen lipoid
yang terdapat dalam reagen RPR).
Antigen RPR adalah antigen modifikasi dari
antigen VDRL yang mengandung micro partikel
karbon.
12


Presipitasi
(pengendapan)Presipitasi adalah
pengikatan silang molekul-molekul
antigen yang terlarut dalam cairan
tubuh. Setelah terendapkan,
antigen dikeluarkan dan dibuang
melalui fagositosis.
13

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai