Oleh :
Erni Septiyana Putri F1G018004 2018
Muhammad Ichsan Triansyah F0I018004 2018
Shafira Anggia Dini F1G018001 2018
Dinda Rahayu Putri F1G018002 2018
Aanisah Hanuun F1G018003 2018
Khairatul Alawiya Simanullang F1G018012 2018
Veni Natalia F1G018013 2018
Andi Liza Azzahra F1G018014 2018
Dwi Kamila Putri F1G018017 2018
Petri Siti Khadijah F1G018024 2018
Hidayati Fitria F1G018026 2018
Mifta Violina Aniza F1G018028 2018
Tya Chalifatul Maulina F1G018029 2018
Tesa Pebiani F1G018030 2018
UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2020
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
JUDUL 1
LATAR BELAKANG MASALAH 1
PERUMUSAN MASALAH 2
TUJUAN 2
INDIKADOR KEBERHASILAN 2
LUARAN YANG DIHARAPKAN 3
MANFAAT 3
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 3
METODE PELAKSANAAN 5
JADWAL KEGIATAN 9
RANCANGAN BIAYA 9
INSTRUMEN PENDUKUNG 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kantor Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten
Bengkulu Tengah 3
Gambar 2. Lahan Kebun Karet yang Tidak Jauh dari rumah warga 4
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Jangka Waktu Pelaksanaan 9
Tabel.2 Biaya 9
Tabel.3 Rincian Dana 10
Tabel. 4 Logbook kegiatan 11
Tabel. 5 Monitoring pasca program 13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Dosen Pendamping Yang Ditandatangani 14
Lampiran 2. Dua Kegiatan Terakhir yang telah dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa
S1 Farmasi (HIMAFAS1) 16
Lampiran 3. Surat Permohonan Kerjasama 17
iii
Lampiran 4. Surat Pernyataan Pelaksanaan PHBD 18
Lampiran 5. Denah Lokasi Bina Desa 19
Lampiran 6. Surat Tugas 20
iv
JUDUL
Diversifikasi Biji Karet Menjadi Keripik Sehat Memanfaatkan Limbah Perkebunan Karet
Warga Desa Talang Boseng Bengkulu Tengah Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi.
LATAR BELAKANG
Gambar I. Kantor Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah
3
pekerjaan. Nominal pengasilan ini hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, sedangkan
untuk keperluan lain seperti pendidikan dan kesehatan masih belum mencukupi.
Gambar II. Lahan Kebun Karet yang Tidak Jauh dari rumah warga
Rumah warga sendiri sangat dekat dengan lahan kebun karet, bahkan ada lahan
kebun karet terletak hanya beberapa meter saja dari rumah warga. Lahan kebun karet di
desa Talang Boseng mempunyai luas 85 Ha. Satu hektar lahan mampu menanam pohon
karet sebanyak 500 batang. Total pohon karet untuk luas lahan 85 Ha sebanyak 42.500
batang pohon karet. Dalam 1 pohon karet mampu menghasilkan biji karet sebanyak 1-2 kg
dalam satu musim. Sehingga dari total pohon karet di desa Jayakarta mampu
menghasilkan biji karet sebanyak 54-108 ton dalam semusim. Banyaknya biji karet yang
tidak digunakan sehingga menjadi limbah. Salah satu cara agar limbah ini dapat
dimanfaatkan serta sekaligus bisa membantu perekonomian keluarga warga desa Talang
Boseng yaitu dengan membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga dengan
memanfaatkan limbah biji karet. Dari inovasi pengolahan limbah biji karet menjadi
keripik sehat sehingga mampu membuka lapangan kerja. Target dari program ini adalah
ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dengan mitra ibu-ibu PKK desa
Jayakarta. Biji karet dapat dikumpulkan saat musim dan banyaknya jumlah limbah biji
karet permusim ini mampu mencukupi produksi keripik di desa Talang Boseng hingga biji
karet kembali musim.
METODE PELAKSANAAN
Adapun strategi dan perencanaan yang dilakukan untuk melaksanakan program yang
dibuat sebagai berikut:
persiapan
4
sosialisasi
pelatihan
pembuatan
pengemasan
pemasaran
4. Dari data yang diperoleh khalayak sasaran yang kami targetkan adalah ibu rumah
tangga masih produktif yang tidak mempunyai pekerjaan. Ibu rumah tangga di desa
Talang Boseng yang tidak mempunyai pekerjaan sebanyak 53 jiwa dan bekerja 127 jiwa.
5. Program disusun dimulai dari persiapan tim pelaksana, sosialisasi kepada masyarakat desa
Talang Boseng, pelatihan cara pembuatan keripik, pembuatan keripik, pemasaran
keripik, pembentukan tim MOM (Managemen Organisasi Masyarakat), pengawasan
keberlanjutan program, publikasi, evaluasi dan pembuatan laporan akhir
6. Seperti indikator yang telah dirumuskan maka indikator ini mampu terukur dengan
5
terciptanya lapangan kerja baru dimana lapangan kerja dari target sasaran berupa
kelompok-kelompok yang sudah dibentuk dengan pemasaran kepada mitra yang
sudah dijalin. Lapangan kerja tercipta dari pengetahuan masyarakat tentang
pengolahan limbah biji karet yang menjadi bahan baku alternatif dalam pembuatan
keripik, sehingga dari pengetahuan langsung diterapkan metode yang sudah di
lakukan pelatihan. Pembuatan keripik oleh kelompok-kelompok yang sudah dibentuk
dengan tetap dipantau tim pelaksana mampu membentuk sentra pembuatan keripik.
dari limbah biji karet di desa Talang Boseng. Hubungan yang baik tercipta antara
masyaratkat dengan tim pelaksana dari pengolahan limbah biji karet ini dan program ini
tetap dilanjutkan oleh masyarakat saat tim pelaksana telah menyelesaikan program.
7. Pelaksanaan program
Adapun susunan pelaksanaan program yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Persiapan Pada Tahap Awal
Tim pelaksana melakukan semua persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Tahap Sosialisasi
Tim pelaksana melakukan sosialisasi kepada masyarakat di desa Talang Boseng
tentang pengenalan potensi yang ada di daerah mereka tepatnya potensi biji
karet. Pada tahap ini tim pelaksana juga harus bisa menarik perhatian
masyarakat sasaran agar mereka tertarik dengan apa yang akan dibuat tim
pelaksana dan juga untuk mengenalkan bahwasanya akan dilakukan program tersebut
di desa mereka.
c. Tahap Pelatihan
Tim pelaksana memberi pelatihan kepada ibu rumah tangga yang tidak
memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng tentang cara pengolahan pembuatan
keripik dari biji karet. Dari pelatihan mereka dibentuk menjadi 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok berjumlah 8-9 orang, dimana nantinya masing-
masing kelompok ini akan dipusatkan dalam satu rumah produksi, sehingga akan ada
pembagian jam kerja untuk masing-masing kelompok.
d. Tahap Pembuatan
Tahap ini dilakukan langsung bagaimana cara membuat keripik dari biji karet.
Adapun tahapnya sebagai berikut:
- Memecah biji karet agar didapatkan isi sebanyak 50 kg dan memilih biji
karet yang berkualitas baik (untuk 1 kelompok).
- Isi biji karet direbus dalam panci dan diberi air secukupnya. Direbus selama
kurang lebih 15 menit.
- Air rebusan isi biji karet dibuang dan isi biji karet ditiriskan dalam
penyaring.
- Isi biji karet yang sudah dingin dicuci hingga bersih.
- Semua isi biji karet direndam selama 72 jam dengan air rendaman diganti
setiap 12 jam sekali.
- Keringkan kemudian langsung goreng dan dicampur bumbu keripik
- cemilan biji karet siap dikonsumsi.
6
- Menyiapkan plastik keripik dengan ukuran plastik 14 x 22 cm. Dimasukkan
100 gram isi biji karet kedalam plastik.
- Plastik ditutup dengan rapat menggunakan alat pres (mesin vacuum sealer).
e. Tahap Pengemasan
Tahap ini menjadi sangat penting untuk menarik pembeli. Sebelum dipasarkan keripik
diberi label produk terlebih dahulu supaya menjadi daya tarik agar mereka
mengingat produk keripik dari biji karet ini dan tertarik untuk bekerjasama serta
membeli produk keripik biji karet.
f. Tahap pemasaran
Pemasaran dilakukan ke tempat mitra yang telah dijalin oleh tim pelaksana,
agar keripik yang sudah diproduksi jelas kemana tempat masyarakat
memasarkannya. Adapun mitra dari tim pelaksana yaitu rumah makan, pedagang
di pasar tradisional.
g. Tahap MOM (Managemen Organisasi Masyarakat)
Pada tahap ini tim pelaksana membuat tim pengelola dari masyarakat desa guna
melanjutkan program ini saat tim pelaksana telah menyelesaikan tahap pelatihan.
Masyarakat dibagi menjadi kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari 8-9
orang yang memiliki perannya masing-masing dalam pembuatan keripik.
h. Tahap pengawasan keberlanjutan program
Tim pelaksana terus melakukan pengawasan rutin atas keberlanjutan program ini guna
mewujudkan terciptanya lapangan kerja di Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok
Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Yang kemudian produk ini dapat
terus dilanjutkan oleh masyarakat.
8. Pembinaan khalayak sasaran dilakukan dengan strategi pelatihan kepada masyarakat dan
setelah mereka bisa strategi selanjutnya agar masyarakat tetap terkoordinasi
dilakukan pendampingan secara terus menerus.
9. Perintisan kemitraan dimulai dengan menjalin kerjasama mitra yaitu dengan rumah
makan, pedagang di pasar tradisional dan tukang sayur keliling. Sehingga hasil
olahan yang dibuat pemasarannya kepada mitra yang sudah dijalin terlebih dahulu
sebelum kemudian dikembangkan lagi mitranya.
10. Monitoring dan evaluasi berdasarkan lapangan kerja di desa Talang Boseng yang
terbentuk. Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan keripik bertambah yang dapat
dilihat dari masyarakat yang tidak lagi mengabaikan biji karet. Pengolahan limbah
biji karet diterapkan masyarakat dengan membuat keripik. Hubungan masyarakat
dengan tim pelaksanapun terjalin dengan baik seiring dengan seringnya bertemu
selama program dilaksanakan oleh tim pelaksana. Dari keripik yang dibuat dengan
menerapkan metode yang telah diberikan pelatihan maka terbentuknya sentra
pembuatan keripik biji karet di desa Talang Boseng.
11. Diakhir pelaksanaan tim pelaksana melakukan evaluasi dengan Kepala Desa,
Perangkat Desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, karang taruna dan masyarakat
sasaran agar setelah pelaksanaan dari tim pelaksana program ini tetap berlanjut dan
menjadi lapangan kerja, yang menjadi salah satu penghasilan masyarakat desa
Talang Boseng.
12. Hasil dari pembinaan masyarakat dilaporkan kepada Kemenristek dikti
7
13. Data ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng
mencapai 29,5% dan hanya 70,5% yang memiliki pekerjaan. Setelah dilakukan
program pengolahan limbah biji karet menjadi alternatif bahan baku pembuatan
keripik ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng
menjadi berkurang. Dimana data ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan
meningkat cukup drastis yaitu menjadi 95%.
Tabel.II Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 22.769.000
2. Bahan Habis Pakai 1.700.000
3. Seminar dan Publikasi 2.000.000
8
4. Lain-lain 8.506.000
Total 34.975.000
A. PERALATAN PENUNJANG
Harga Jumlah
No Keterangan Kuantitas Satuan Barang Satuan (Rp)
1 Alat pemecah biji karet* 8 Unit - 1.195.000
2 Baskom besar 8 Unit 100.000 800.000
3 Saringan besar stanleesteal 8 Unit 168.000 1.344.000
4 Panci besar 8 Unit 360.000 2.880.000
5 Sotel besi besar 8 Unit 30.000 240.000
6 Tampah anyaman bambu 16 Unit 30.000 480.000
Jumlah A 22.769.000
B. BAHAN HABIS PAKAI
1. Biji Karet 50 kg 0 0
2. Minyak goreng 50 Liter 12.000 600.000
3. Plastik keripik 500 pcs 20.000/50 pcs 200.000
4. Bumbu keripik 100 bungkus 6.500 650.000
5. Logo kemasan 500 lembar 500 250.000
Jumlah B 1.700.000
C. Seminar dan Publikasi
1. Seminar - - - 1.000.000
2. Publikasi** - - - 1.000.000
Jumlah C 2.000.000
D. LAIN-LAIN
1 Transportasi *** 8 motor Liter 8.000 64.000
2 Konsumsi**** 250 Kotak 20.000 5.000.000
3 Snack 250 Kotak 5.000 1.250.000
4 Pelaporan 1 Kali 150.000 150.000
9
4 Angkut ***** 1 Kali 200.000 200.000
5 Lain –lain - - - 1.842.000
Jumlah D 8.506.000
Jumlah Total (A+B+C+D) 34.975.000
Keterangan :
∗ : Alat pemecah biji karet dibuat dengan menggunakan semen, pasir dan kayu.
Dimana dibutuhkan 3 sak semen Rp65.000, pasir Rp200.000 dan kayu usuk 8 batang
dengan harga perbatang Rp100.000
** : Untuk publikasi melalui media masa dan media cetak. Media masa publikasi
ke televisi lokal dan radio lokal. Media cetak publikasi ke koran lokal.
*** : Pemantauan dan pendampingan untuk 16 kali lama program dengan jumlah
kendaraan 8 unit motor dan setiap motor 1 liter bensin (Pertalite) setiap kali
pemantauan dan pendampingan dengan harga per liter Rp. 7.800.
INSTRUMEN PENDUKUNG
10
4. Minggu / 23 08:00- - Pembuatan kripikbiji karet Tahap Pembuatan
Agustus 2020 12.00
5. Minggu / 30 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap pembuatan
Agustus 12.00 Tahap Pemasaran
2020 - Pemasaran tempe
6. Minggu / 6 08:00- - Pembuatan kripik biji karet - Tahap Pembuatan
Septem 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
ber - Pengawasan pembuatan kripik Tahap Pengawasan
dan pemasaran oleh tim pelaksana
2020
dan dosen pembimbing
7. Minggu / 13 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00
- Pemasaran kripik
2020 Tahap Pemasaran
- Pengawasan pembuatan kripik
dan pemasaran oleh tim pelaksana Tahap Pengawasan
dan dosen pembimbing
8. Minggu / 20 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00
- Pemasaran kripik Tahap Pemaasaran
2020
- Pengawasan pembuatan kripik
Tahap Pengawasan
dan pemasaran oleh tim pelaksana
dan dosen pembimbing
9. Minggu/27 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
10. Minggu/4 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
11. Minggu/11 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
12. Minggu/18 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 2020 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
- Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
13. Minggu/25 08.00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 2020 12.00 - Pemasaran Kripik
- Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pemasaran
11
pemasaran oleh tim pelaksana dan Tahap Pengawasan
dosem pembimbing
14. Minggu/1 08.00- Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
November 12.00 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
2020 pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
15. Minggu/8 08.00- - Menilai produk dan tahap Evaluasi
November 16.00 pemasaran agar bisa diperbaiki.
2020
12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
14
15
16
Lampiran 5. Denah Lokasi Bina Desa
Desa Talang Boseng Kabupaten Bengkulu Tengah
Gambar jalan dari Kota Bengkulu Menuju Desa Talang Boseng Bengkulu Tengah