Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM HOLISTIK

PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN DESA

DIVERSIFIKASI BIJI KARET MENJADI KERIPIK SEHAT


MEMANFAATKAN LIMBAH PERKEBUNAN KARET WARGA DESA
TALANG BOSENG BENGKULU TENGAH DALAM UPAYA
PENINGKATAN EKONOMI

Oleh :
Erni Septiyana Putri F1G018004 2018
Muhammad Ichsan Triansyah F0I018004 2018
Shafira Anggia Dini F1G018001 2018
Dinda Rahayu Putri F1G018002 2018
Aanisah Hanuun F1G018003 2018
Khairatul Alawiya Simanullang F1G018012 2018
Veni Natalia F1G018013 2018
Andi Liza Azzahra F1G018014 2018
Dwi Kamila Putri F1G018017 2018
Petri Siti Khadijah F1G018024 2018
Hidayati Fitria F1G018026 2018
Mifta Violina Aniza F1G018028 2018
Tya Chalifatul Maulina F1G018029 2018
Tesa Pebiani F1G018030 2018

UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2020
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii

JUDUL 1
LATAR BELAKANG MASALAH 1
PERUMUSAN MASALAH 2
TUJUAN 2
INDIKADOR KEBERHASILAN 2
LUARAN YANG DIHARAPKAN 3
MANFAAT 3
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN 3
METODE PELAKSANAAN 5
JADWAL KEGIATAN 9
RANCANGAN BIAYA 9
INSTRUMEN PENDUKUNG 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kantor Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten
Bengkulu Tengah 3
Gambar 2. Lahan Kebun Karet yang Tidak Jauh dari rumah warga 4
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Jangka Waktu Pelaksanaan 9
Tabel.2 Biaya 9
Tabel.3 Rincian Dana 10
Tabel. 4 Logbook kegiatan 11
Tabel. 5 Monitoring pasca program 13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Dosen Pendamping Yang Ditandatangani 14
Lampiran 2. Dua Kegiatan Terakhir yang telah dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa
S1 Farmasi (HIMAFAS1) 16
Lampiran 3. Surat Permohonan Kerjasama 17

iii
Lampiran 4. Surat Pernyataan Pelaksanaan PHBD 18
Lampiran 5. Denah Lokasi Bina Desa 19
Lampiran 6. Surat Tugas 20

iv
JUDUL
Diversifikasi Biji Karet Menjadi Keripik Sehat Memanfaatkan Limbah Perkebunan Karet
Warga Desa Talang Boseng Bengkulu Tengah Dalam Upaya Peningkatan Ekonomi.

LATAR BELAKANG

Sektor pertanian dengan subsektor perkebunan memegang peranan yang sangat


penting dalam pembangunan pertanian Indonesia terutama sebagai penghasil devisa,
penyerapan tenaga kerja lokal dan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto.
Keuntungan yang didapat dari melakukan usahatani karet selain yang bersifat materil ialah
menjadi sebagai sumber keragaman hayati yang bermanfaat dalam pelestarian
lingkukangan hidup, sebagai sumber oksigen dan sumber penyerapan karbon dioksida
serta sebagai daerah serapan air. Perkebunan karet (Hevea brasiliensis) merupakan salah
satu sektor usaha di bidang pertanian yang memiliki peranan penting dalam
menghasilkan devisa negara karena karet telah menjadi komoditas ekspor utama
Indonesia. Perkebunan karet hampir menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Sumatera dan
Kalimantan merupakan wilayah dengan luas lahan dan produksi karet tertinggi di
Indonesia, termasuk Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM, 2014). Luas lahan perkebunan karet di Bengkulu pada tahun
2013 adalah 114.538 ha dengan potensi produksi 87.461 ton getah karet. Potensi produksi
getah karet di Kabupaten Bengkulu adalah 9.335 ton. Selain menghasilkan getah, tanaman
karet menghasilkan biji. Hanya sekitar 20% biji karet yang digunakan sebagai benih. Biji
karet memiliki kandungan gizi terutama protein yang berpotensi dimanfaatkan sebagai
bahan baku pangan (Eka et al., 2010).
Dari penelitian yang telah dilakukan Sucianingtyas et al., (2018) diketahui bahwa biji
karet memiliki kadar asam sianida (CN) sebesar 0,3%, itu artinya biji karet tidak
membahayakan untuk dikonsumsi jika telah dilakukan proses pengolahan dan perlakuan
sesuai dengan prosedur aman sebelumnya. Didalamnya justru mengandung nilai gizi yang
baik seperti protein (27%), lemak (32%), mineral (2,4%) dan air (9,1%) serta terdapat
vitamin A, vitamin B dan vitamin E.  Nilai gizi yang terdapat pada satu buah biji karet
sangat perlu diperhitungkan. Kandungan gizi biji karet dalam proses pembuatan emping
biji karet mempunyai nilai yang jauh lebih besar jika dibandingkan kandungan gizi pada
melinjo yang persentase kandungan proteinnya hanya 11,8%, lemak 2,4%, karbohidrat
62,2%, serat kasar 1,9% dan air 5,0% (Listyati, 2012).
Pemanfaatan biji karet sebagai bahan pangan belum optimal digunakan. Melimpahnya
biji karet di Kabupaten Bengkulu tengah merupakan salah satu modal untuk meningkatkan
industri pangan kreatif di kabupaten tersebut. Pemanfaatan biji karet layak disosialisasikan
mengingat bahan baku biji karet sangat banyak tersedia, disamping itu keberadaannya
yang tidak dilirik oleh para pengusaha atau petani karet itu sendiri membuat suatu peluang
bisnis ini begitu menguntungkan jika ditinjau dari biaya pengadaan bahan baku biji karet
tersebut. Tentunya hal ini sangat berbanding terbalik dengan buah melinjo yang justru
1
tidak banyak tersedia karena minimnya alokasi lahan tanaman melinjo yang justru
kebanyakan dialih fungsikan sebagai perkebunan tanaman industri yang dianggap lebih
menguntungkan.
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi terkait proses
pengolahan biji karet yang aman dikonsumsi serta mendapatkan produk akhir panganan
yang berbahan baku biji karet. Dengan keadaan tersebut kami berusaha untuk
memanfaatkan biji karet untuk diolah menjadi bahan makanan yang mengandung nilai gizi
tinggi sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang diharapkan dapat ditumbuh
kembangkan dikalangan masyarakat.
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat desa talang boseng
dengan limbah biji karet?
2. Bagaimana pengolahan limbah biji karet menjadi keripik bernilai ekenomi?
3. Bagaimana cara membuat keripik dengan bahan baku biji karet?
TUJUAN
1. Mengetahui cara membuka lapangan kerja bagi masyarakat talang boseng dengan
limbah biji karet.
2. Mengetahui pengolahan limbah biji karet menjadi tempe bernilai ekonomi.
3. Mengetahui cara membuat keripik dengan bahan baku biji karet.

INDIKATOR KEBERHASILAN PERCOBAAN


1. Masyarakat Desa Talang Boseng, Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah dapat menguasai cara membuat keripik yang terbuat dari biji karet.
2. Dapat terciptanya lapangan pekerjaan yang baru.
3. Meningkatnya penghasilan dan keterampilan masyarakat Desa Talang Boseng ,
Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah sehingga diharapkan
akan meningkat pula kesejahteraan masyarakat.
4. Terjalinnya hubungan yang baik antara mahasiswa Universitas Bengkulu dengan
masyarakat Desa Talang Boseng , Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah baik dalam kegiatan sosial maupun ekonomi dan disertai edukasi.
5. Program ini dapat dilanjutkan oleh masyarakat Desa Talang Boseng, Kecamatan
Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
6. Adanya perubahan baik ekonomi maupun dalam segi pengembangan wawasan
antara sebelum diadakan nya program dan setelah di laksanakannya program ini.
7. Program ini dapat membantu membangun kemajuan bagi Desa Talang Boseng,
Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah.

LUARAN YANG DIHARAPKAN


1. Terbentuknya lapangan pekerjaan di Desa Talang Boseng Bengkulu Tengah
2. Terbentuknya "rumah produksi" masyarakat guna mempermudah perkembangan
usaha masyarakat setempat
2
3. Kegiatan ini didokumentasikan dan dipublikasikan melalui media massa atau
media elektronik lainnya agar bisa dicontoh oleh daerah lain yang berpotensi
4. Meningkatnya kesejaterahan ekomoni masyarakat dari adanya lapangan kerja yang
tercipta
5. Program dapat dilanjutkan oleh segala pihak yang berperan
MANFAAT
1. Masyarakat memahami cara mengolah keripik dari biji karet
2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi ibu rumah tangga desa Talang Boseng dengan
adanya pengolahan biji karet sebagai bahan pembuatan keripik
3. Kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengembangkan kreatifitas
berwirahusaha.
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Gambar I. Kantor Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu
Tengah

Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah


memiliki penduduk sebanyak 703 jiwa. Jumlah tersebut diperoleh dari jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 322 jiwa, penduduk perempuan sebanyak 381 jiwa. Dari keseluruhan
jumlah penduduk di desa Talang Boseng terdapat 205 kepala keluarga dan dengan ibu
rumah tangga yang masih produktif sebanyak 180 jiwa. Penghasilan di desa Talang
Boseng berasal dari bekerja sebagai buruh, baik buruh tani, buruh bangunan dan
serabutan. Kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh tani sebanyak 80 kepala
rumah tangga, sebagai buruh bangunan sebanyak 22 kepala rumah tangga dan 15 kepala
rumah tangga yang bekerja serabutan. Data ibu rumah tangga yang tidak memiliki
pekerjaan sebanyak 53 jiwa. Berdasarkan angket yang telah disebar rata-rata penghasilan
perkepala rumah tangga sebanyak Rp.1.000.000 – 2.500.000 per bulan. Penghasilan ini
hanya dari kepala rumah tangga saja dan beberapa ibu rumah tangga yang mempunyai

3
pekerjaan. Nominal pengasilan ini hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, sedangkan
untuk keperluan lain seperti pendidikan dan kesehatan masih belum mencukupi.

Gambar II. Lahan Kebun Karet yang Tidak Jauh dari rumah warga
Rumah warga sendiri sangat dekat dengan lahan kebun karet, bahkan ada lahan
kebun karet terletak hanya beberapa meter saja dari rumah warga. Lahan kebun karet di
desa Talang Boseng mempunyai luas 85 Ha. Satu hektar lahan mampu menanam pohon
karet sebanyak 500 batang. Total pohon karet untuk luas lahan 85 Ha sebanyak 42.500
batang pohon karet. Dalam 1 pohon karet mampu menghasilkan biji karet sebanyak 1-2 kg
dalam satu musim. Sehingga dari total pohon karet di desa Jayakarta mampu
menghasilkan biji karet sebanyak 54-108 ton dalam semusim. Banyaknya biji karet yang
tidak digunakan sehingga menjadi limbah. Salah satu cara agar limbah ini dapat
dimanfaatkan serta sekaligus bisa membantu perekonomian keluarga warga desa Talang
Boseng yaitu dengan membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga dengan
memanfaatkan limbah biji karet. Dari inovasi pengolahan limbah biji karet menjadi
keripik sehat sehingga mampu membuka lapangan kerja. Target dari program ini adalah
ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dengan mitra ibu-ibu PKK desa
Jayakarta. Biji karet dapat dikumpulkan saat musim dan banyaknya jumlah limbah biji
karet permusim ini mampu mencukupi produksi keripik di desa Talang Boseng hingga biji
karet kembali musim.

METODE PELAKSANAAN
Adapun strategi dan perencanaan yang dilakukan untuk melaksanakan program yang
dibuat sebagai berikut:

persiapan

4
sosialisasi

pelatihan

pembuatan

pengemasan

pemasaran

Tahap-tahap kegiatan yang kami lakukan di desa Jayakarta meliputi:


1. Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan, masyarakat Talang Boseng berkerja
sebagai buruh baik buruh tani, bangunan maupun serabutan. Desa Talang Boseng
masih banyak lahan kebun milik warga, salah satunya lahan kebun karet yang
letaknya berdekatan dengan rumah warga. Dengan luasnya lahan maka sebanding
pula dengan banyaknya biji karet dan sawit yang tidak dimanfaatkan. Masyarakat
dengan keterbatasan pengetahuan serta informasi hanya membiarkan biji karet jatuh dan
berserakan tanpa adanya usaha untuk mengolahnya. Biji karet ini sangat berpotensi
untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat desa Talang Boseng.
2. Identifikasi masalah:
a. Banyaknya ibu rumah tangga yang masih produktif tidak memiliki pekerjaan
b. Ekonomi yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
c. Biji karet yang belum dimanfaatkan menjadi limbah.
3. Analisis Kebutuhan
Banyaknya ibu rumah tangga yang masih produktif tidak mempunyai pekerjaan
sedangkan kebutuhan masyarakat di desa Talang Boseng hanya terpenuhi untuk
kehidupan sehari-hari dari penghasilan bekerja sebagai buruh namun untuk
pendidikan dan kesehatan belum mencukupi.

4. Dari data yang diperoleh khalayak sasaran yang kami targetkan adalah ibu rumah
tangga masih produktif yang tidak mempunyai pekerjaan. Ibu rumah tangga di desa
Talang Boseng yang tidak mempunyai pekerjaan sebanyak 53 jiwa dan bekerja 127 jiwa.
5. Program disusun dimulai dari persiapan tim pelaksana, sosialisasi kepada masyarakat desa
Talang Boseng, pelatihan cara pembuatan keripik, pembuatan keripik, pemasaran
keripik, pembentukan tim MOM (Managemen Organisasi Masyarakat), pengawasan
keberlanjutan program, publikasi, evaluasi dan pembuatan laporan akhir
6. Seperti indikator yang telah dirumuskan maka indikator ini mampu terukur dengan
5
terciptanya lapangan kerja baru dimana lapangan kerja dari target sasaran berupa
kelompok-kelompok yang sudah dibentuk dengan pemasaran kepada mitra yang
sudah dijalin. Lapangan kerja tercipta dari pengetahuan masyarakat tentang
pengolahan limbah biji karet yang menjadi bahan baku alternatif dalam pembuatan
keripik, sehingga dari pengetahuan langsung diterapkan metode yang sudah di
lakukan pelatihan. Pembuatan keripik oleh kelompok-kelompok yang sudah dibentuk
dengan tetap dipantau tim pelaksana mampu membentuk sentra pembuatan keripik.
dari limbah biji karet di desa Talang Boseng. Hubungan yang baik tercipta antara
masyaratkat dengan tim pelaksana dari pengolahan limbah biji karet ini dan program ini
tetap dilanjutkan oleh masyarakat saat tim pelaksana telah menyelesaikan program.
7. Pelaksanaan program
Adapun susunan pelaksanaan program yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Persiapan Pada Tahap Awal
Tim pelaksana melakukan semua persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Tahap Sosialisasi
Tim pelaksana melakukan sosialisasi kepada masyarakat di desa Talang Boseng
tentang pengenalan potensi yang ada di daerah mereka tepatnya potensi biji
karet. Pada tahap ini tim pelaksana juga harus bisa menarik perhatian
masyarakat sasaran agar mereka tertarik dengan apa yang akan dibuat tim
pelaksana dan juga untuk mengenalkan bahwasanya akan dilakukan program tersebut
di desa mereka.
c. Tahap Pelatihan
Tim pelaksana memberi pelatihan kepada ibu rumah tangga yang tidak
memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng tentang cara pengolahan pembuatan
keripik dari biji karet. Dari pelatihan mereka dibentuk menjadi 6 kelompok
dengan masing-masing kelompok berjumlah 8-9 orang, dimana nantinya masing-
masing kelompok ini akan dipusatkan dalam satu rumah produksi, sehingga akan ada
pembagian jam kerja untuk masing-masing kelompok.
d. Tahap Pembuatan
Tahap ini dilakukan langsung bagaimana cara membuat keripik dari biji karet.
Adapun tahapnya sebagai berikut:
- Memecah biji karet agar didapatkan isi sebanyak 50 kg dan memilih biji
karet yang berkualitas baik (untuk 1 kelompok).
- Isi biji karet direbus dalam panci dan diberi air secukupnya. Direbus selama
kurang lebih 15 menit.
- Air rebusan isi biji karet dibuang dan isi biji karet ditiriskan dalam
penyaring.
- Isi biji karet yang sudah dingin dicuci hingga bersih.
- Semua isi biji karet direndam selama 72 jam dengan air rendaman diganti
setiap 12 jam sekali.
- Keringkan kemudian langsung goreng dan dicampur bumbu keripik
- cemilan biji karet siap dikonsumsi.
6
- Menyiapkan plastik keripik dengan ukuran plastik 14 x 22 cm. Dimasukkan
100 gram isi biji karet kedalam plastik.
- Plastik ditutup dengan rapat menggunakan alat pres (mesin vacuum sealer).
e. Tahap Pengemasan
Tahap ini menjadi sangat penting untuk menarik pembeli. Sebelum dipasarkan keripik
diberi label produk terlebih dahulu supaya menjadi daya tarik agar mereka
mengingat produk keripik dari biji karet ini dan tertarik untuk bekerjasama serta
membeli produk keripik biji karet.
f. Tahap pemasaran
Pemasaran dilakukan ke tempat mitra yang telah dijalin oleh tim pelaksana,
agar keripik yang sudah diproduksi jelas kemana tempat masyarakat
memasarkannya. Adapun mitra dari tim pelaksana yaitu rumah makan, pedagang
di pasar tradisional.
g. Tahap MOM (Managemen Organisasi Masyarakat)
Pada tahap ini tim pelaksana membuat tim pengelola dari masyarakat desa guna
melanjutkan program ini saat tim pelaksana telah menyelesaikan tahap pelatihan.
Masyarakat dibagi menjadi kelompok-kelompok. Satu kelompok terdiri dari 8-9
orang yang memiliki perannya masing-masing dalam pembuatan keripik.
h. Tahap pengawasan keberlanjutan program
Tim pelaksana terus melakukan pengawasan rutin atas keberlanjutan program ini guna
mewujudkan terciptanya lapangan kerja di Desa Talang Boseng Kecamatan Pondok
Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. Yang kemudian produk ini dapat
terus dilanjutkan oleh masyarakat.
8. Pembinaan khalayak sasaran dilakukan dengan strategi pelatihan kepada masyarakat dan
setelah mereka bisa strategi selanjutnya agar masyarakat tetap terkoordinasi
dilakukan pendampingan secara terus menerus.
9. Perintisan kemitraan dimulai dengan menjalin kerjasama mitra yaitu dengan rumah
makan, pedagang di pasar tradisional dan tukang sayur keliling. Sehingga hasil
olahan yang dibuat pemasarannya kepada mitra yang sudah dijalin terlebih dahulu
sebelum kemudian dikembangkan lagi mitranya.
10. Monitoring dan evaluasi berdasarkan lapangan kerja di desa Talang Boseng yang
terbentuk. Pengetahuan masyarakat tentang pengolahan keripik bertambah yang dapat
dilihat dari masyarakat yang tidak lagi mengabaikan biji karet. Pengolahan limbah
biji karet diterapkan masyarakat dengan membuat keripik. Hubungan masyarakat
dengan tim pelaksanapun terjalin dengan baik seiring dengan seringnya bertemu
selama program dilaksanakan oleh tim pelaksana. Dari keripik yang dibuat dengan
menerapkan metode yang telah diberikan pelatihan maka terbentuknya sentra
pembuatan keripik biji karet di desa Talang Boseng.
11. Diakhir pelaksanaan tim pelaksana melakukan evaluasi dengan Kepala Desa,
Perangkat Desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, karang taruna dan masyarakat
sasaran agar setelah pelaksanaan dari tim pelaksana program ini tetap berlanjut dan
menjadi lapangan kerja, yang menjadi salah satu penghasilan masyarakat desa
Talang Boseng.
12. Hasil dari pembinaan masyarakat dilaporkan kepada Kemenristek dikti

7
13. Data ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng
mencapai 29,5% dan hanya 70,5% yang memiliki pekerjaan. Setelah dilakukan
program pengolahan limbah biji karet menjadi alternatif bahan baku pembuatan
keripik ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan di desa Talang Boseng
menjadi berkurang. Dimana data ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan
meningkat cukup drastis yaitu menjadi 95%.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu pelaksanaan dijelaskan dalam Tabel. I

Tabel. I Jangka Waktu Pelaksanaan

NO KEGIATAN BULAN DALAM TAHUN 2020


AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
1. Tahap Awal
Persiapan
2. Tahap Sosialisasi
3. Tahap Pelatihan
4. Tahap Pembuatan
5. Tahap Pemasaran
6. Tahap Pengawasan
Keberlanjutan
8. Evaluasi
10. Laporan Akhir
Ket : Merah : Tahap persiapan
Dongker : Sosialisasi Kepada Mayarakat Biru : Pemasaran Kripik
Cokelat : Pelatihan Kepada Masyaraka Hijau : Proses Pembuatan Kripik
Kuning : Pengawasan Oren : Evaluasi
Army : Laporan Akhir
RANCANGAN BIAYA

Tabel.II Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 22.769.000
2. Bahan Habis Pakai 1.700.000
3. Seminar dan Publikasi 2.000.000

8
4. Lain-lain 8.506.000
Total 34.975.000

Tabel. III Rincian Dana

A. PERALATAN PENUNJANG
Harga Jumlah
No Keterangan Kuantitas Satuan Barang Satuan (Rp)
1 Alat pemecah biji karet* 8 Unit - 1.195.000
2 Baskom besar 8 Unit 100.000 800.000
3 Saringan besar stanleesteal 8 Unit 168.000 1.344.000
4 Panci besar 8 Unit 360.000 2.880.000
5 Sotel besi besar 8 Unit 30.000 240.000
6 Tampah anyaman bambu 16 Unit 30.000 480.000
Jumlah A 22.769.000
B. BAHAN HABIS PAKAI
1. Biji Karet 50 kg 0 0
2. Minyak goreng 50 Liter 12.000 600.000
3. Plastik keripik 500 pcs 20.000/50 pcs 200.000
4. Bumbu keripik 100 bungkus 6.500 650.000
5. Logo kemasan 500 lembar 500 250.000
Jumlah B 1.700.000
C. Seminar dan Publikasi
1. Seminar - - - 1.000.000
2. Publikasi** - - - 1.000.000
Jumlah C 2.000.000
D. LAIN-LAIN
1 Transportasi *** 8 motor Liter 8.000 64.000
2 Konsumsi**** 250 Kotak 20.000 5.000.000
3 Snack 250 Kotak 5.000 1.250.000
4 Pelaporan 1 Kali 150.000 150.000

9
4 Angkut ***** 1 Kali 200.000 200.000
5 Lain –lain - - - 1.842.000
Jumlah D 8.506.000
Jumlah Total (A+B+C+D) 34.975.000
Keterangan :

∗ : Alat pemecah biji karet dibuat dengan menggunakan semen, pasir dan kayu.
Dimana dibutuhkan 3 sak semen Rp65.000, pasir Rp200.000 dan kayu usuk 8 batang
dengan harga perbatang Rp100.000

** : Untuk publikasi melalui media masa dan media cetak. Media masa publikasi
ke televisi lokal dan radio lokal. Media cetak publikasi ke koran lokal.
*** : Pemantauan dan pendampingan untuk 16 kali lama program dengan jumlah
kendaraan 8 unit motor dan setiap motor 1 liter bensin (Pertalite) setiap kali
pemantauan dan pendampingan dengan harga per liter Rp. 7.800.

INSTRUMEN PENDUKUNG

Tabel. IV Logbook kegiatan

NO Hari/Tanggal Pukul Kegiatan Keterangan Paraf


1. Minggu / 2 08:00- - Pengecekan keperluan oleh Tahap Persiapan
Agusts 12.00 Mahasiswa Awal
2020 - Pembelian alat penunjang
2. Minggu / 9 08:00- - Absensi Tahap Sosialisasi
Agustus 2020 12.00 - Mensosialisasikan rencana
kegiatan
3. Minggu / 16 08:00- - Pengenalan biji karet dan Tahap Pelatihan
Agustus 2020 16.00 pelatihan mengelola biji karet
menjadi bahan baku alternatif
pembuatan kripik
- Pelatihan tahap-tahap pembuat
kripik biji karet
- Pembentukan kelompok peserta

10
4. Minggu / 23 08:00- - Pembuatan kripikbiji karet Tahap Pembuatan
Agustus 2020 12.00
5. Minggu / 30 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap pembuatan
Agustus 12.00 Tahap Pemasaran
2020 - Pemasaran tempe
6. Minggu / 6 08:00- - Pembuatan kripik biji karet - Tahap Pembuatan
Septem 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
ber - Pengawasan pembuatan kripik Tahap Pengawasan
dan pemasaran oleh tim pelaksana
2020
dan dosen pembimbing
7. Minggu / 13 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00
- Pemasaran kripik
2020 Tahap Pemasaran
- Pengawasan pembuatan kripik
dan pemasaran oleh tim pelaksana Tahap Pengawasan
dan dosen pembimbing
8. Minggu / 20 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00
- Pemasaran kripik Tahap Pemaasaran
2020
- Pengawasan pembuatan kripik
Tahap Pengawasan
dan pemasaran oleh tim pelaksana
dan dosen pembimbing
9. Minggu/27 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
September 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
10. Minggu/4 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
11. Minggu/11 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
2020 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
12. Minggu/18 08:00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 2020 12.00 - Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
- Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
13. Minggu/25 08.00- - Pembuatan kripik biji karet Tahap Pembuatan
Oktober 2020 12.00 - Pemasaran Kripik
- Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pemasaran

11
pemasaran oleh tim pelaksana dan Tahap Pengawasan
dosem pembimbing
14. Minggu/1 08.00- Pemasaran kripik Tahap Pemasaran
November 12.00 - Pengawasan pembuatan kripik dan Tahap Pengawasan
2020 pemasaran oleh tim pelaksana dan
dosen pembimbing
15. Minggu/8 08.00- - Menilai produk dan tahap Evaluasi
November 16.00 pemasaran agar bisa diperbaiki.
2020

16. Minggu/15 08.00- - Mendata dan melaporkan seluruh Laporan Akhir


November 12.00 proses kegiatan yang telah
2020 dilaksanakan selama produksi
kepada kemenristekdikti.

Tabel. V Monitoring pasca program


No Kegiatan Rencana pelaksanaan Monitoring Pelaksanaan
Ketepatan Ketepatan Pencapaian
Waktu sasaran Hasil
Kegiatan
Tahap - Pengecekan keperluan
Persiapan oleh Mahasiswa
Awal - Pembelian alat
penunjang
Tahap - Absensi
Sosialisasi - Mensosialisasikan
rencana kegiatan
Tahap - Absensi
Pelatihan - Pelatihan pembuatan
- Pembentukkan
kelompok
Tahap - Absensi
Pembuatan - Pembuatan perkelompok
yang telah dibenntuk
Tahap - Pengemasan produk
Pengemasan tempe
Tahap - Pemasaran kemitra yang
Pemasaran telah dijalin

12
LAMPIRAN-LAMPIRAN

13
14
15
16
Lampiran 5. Denah Lokasi Bina Desa
Desa Talang Boseng Kabupaten Bengkulu Tengah

Gambar desa secara keseluruhan

Gambar jalan dari Kota Bengkulu Menuju Desa Talang Boseng Bengkulu Tengah

Anda mungkin juga menyukai