DOSEN PEMBIMBING
RENOWATI,M.BIOMED
YOANA ISWANDI
1813453068
1.ANTIGEN
Ig D :
• Fungsi utamanya adalah reseptor antigen atau dengan kata lain sebagai
pengenalan antigen oleh sel B.
Ig E:
• berperan dalam peristiwa alergi. juga membantu dalam melawan infeksi cacing
IgG :
• Merupakan tulang punggung sistim kebal humoral
• Timbul setelah IgM
• Lebih kecil daripada IgM
• Diproduksi lebih besar daripada IgM
• Dibentuk 5 hari setelah terpapar
• Mencapai puncak :2-3 minggu setelah terpapar, kemudian turun secara
perlahan
• Serum diambil 2-3 minggu setelah vaksinasi / setelah proses
penyembuhan karena infeksi alam,guna mengetahui titer antibodi
• Pengambilan serum 1-2 hari sesudah vaksinasi,titer antibodi masih
terlalu rendah
IgA :
• Timbul bersamaan dengan IgG
• 2 bentuk
• Bentuk dalam serum, 1 tempat pengikat antigen
• Bentuk sekretori, terdapat di mata,saluran pernapasan,saluran
pencernaan.Terdiri dari 2-3 tempat pengikat antigen
• Dihasilkan oleh sel mukosa
• Hanya sedikit memberi perlindungan terhadap antigen yang masuk
secara intra muskuler atau intravena
• Perlindungan yang besar terhadap antigen yang masuk melalui saluran
pencernaan dan pernapasan.
jenis molekul
antibodi
3.Interaksi Antigen Antibodi
• Interaksi antigen antibodi menghasilkan variasi presipitasi
(jika antigen soluble); aglutinasi (jika antigen partikulat)
dan aktivasi komplemen. Presipitasi, aglutinasi maupun
aktivasi komplemen tidak terjadi jika antibodi (dua atau
lebih combining site) bereaksi dengan hapten
(unideterminan, univalen) atau interaksi antara fragmen
univalen pada antibodi seperti Fab dengan antigen
walaupun multivalen.
a) Interaksi Antigen-Antibodi Primer
b)Interaksi Antigen-Antibodi Sekunder
a) Interaksi Antigen-Antibodi Primer
• Interaksi antigen-antibodi primer adalah permulaan reaksi dan
merupakan pengikatan antigen dengan antibodi tingkat molekular.
Biasanya reaksi ini tidak terlihat dengan mata belaka tetapi
memerlukan suatu indikator, misalnya dengan melabel antigen atau
antibodi dengan berbagai zat seperti radioisotop, enzim atau zat warna
fluoresin dan lain-lain.
• Sesuai dengan label yang dipakai, maka teknik penetapan interaksi
antigen-antibodi dengan label radioisotop disebut teknik RIA, dan
teknik yang menggunakan label enzim disebut ELISA, sedangkan
teknik yang menggunakan indikator fluoresin disebut teknik
imunofluoresensi. Teknik-teknik itu bermanfaat untuk penetapan
antigen atau antibodi yang kadarnya rendah.
b)Interaksi Antigen-Antibodi Sekunder
• Interaksi antigen-antibodi sekunder dapat mengakibatkan presipitasi
atau aglutinasi. Reaksi antigen-antibodi dapat terjadi langsung, tetapi
kadang-kadang reaksi baru terjadi apabila ada komplemen.