Anda di halaman 1dari 15

ANTIGEN ANTIBODI

DAN INTERAKSI ANTIGEN


ANTIBODI

DOSEN PEMBIMBING
RENOWATI,M.BIOMED

YOANA ISWANDI
1813453068
1.ANTIGEN

• Antigen adalah molekul yang bereaksi dengan antibodi /


imunosit. Tidak harus membangkitkan respon imun.
Imunogen adalah molekul yang membangkitkan respon
imun. Hapten adalah molekul berukuran kecil, tidak
imunogenik, dapat bereaksi dengan antibodi yang timbul
akibat stimulasi hapten bersangkutan yang terikat molekul
carrier. Sedangkan epitop adalah bagian antigen yang
bereaksi dengan antibodi.
2.ANTIBODI
• Antibodi (imunoglobulin) adalah molekul yang disintesis
oleh sel B / sel plasma (bentuk soluble dari reseptor
antigen pada sel B). Membran imunoglobulin merupakan
reseptor antigen pada permukaan sel B. Secara
fungsional antibodi adalah molekul yang dapat bereaksi
dengan antigen.Sedangkan paratop adalah bagian
antibodi yang bereaksi dengan antigen.
• Satu molekul antibodi, biasanya mengenali satu macam
epitope, sehingga larutan poliklonal antibodi mengenali
lebih dari satu macam epitope (Hanly, et.al, 1995).
STRUKTUR ANTIBODI
• pada prinsipnya struktur
imunoglobulin itu terdiri dari empat
rantai polipeptida,dua rantai “Light”
dan dua rantai “Heavy”,yang
masing-masing dihubungkan oleh
ikatan nonkovalen dan iaktan
disulfida (Barnier,1974)
• sebagian dari susunan asam amino
pada keempat rantai polipeptida
tersebut adalah variable,dan
sebagian lagi konstan
(Putnam,1969)
cont...
• bagian konstan dari dua
• gabungan bagian yang
rantai “Heavy” yang
variable penting sekali
disebut Fc (crystalizable
karena menetukan
fragment) merupakan
spesifisitas aktivitas
suatu bagian yang
antibodi terhadap suatu
menetukan aktivitas
antigen asing,dan bagian
biologik suatu kelas
ini dikenal engan istilah
imunoglobulin,dan
“Fab” (antibody binding
memang struktur kimia
fragment))
bagian inilah yang
membagi ig kedalam 5
kelas
Ada 5 jenis antibodi yaitu Ig M; Ig G; Ig A; Ig D dan Ig E
IgM :
• Antibodi yang pertama terbentuk setelah bertemu antigen.
• 4-5 hari setelah terpapar
• Jumlah banyak
• Berkurang dan lenyap :10-11 hari setelah terpapar

Ig D :
• Fungsi utamanya adalah reseptor antigen atau dengan kata lain sebagai
pengenalan antigen oleh sel B.

Ig E:
• berperan dalam peristiwa alergi. juga membantu dalam melawan infeksi cacing
IgG :
• Merupakan tulang punggung sistim kebal humoral
• Timbul setelah IgM
• Lebih kecil daripada IgM
• Diproduksi lebih besar daripada IgM
• Dibentuk 5 hari setelah terpapar
• Mencapai puncak :2-3 minggu setelah terpapar, kemudian turun secara
perlahan
• Serum diambil 2-3 minggu setelah vaksinasi / setelah proses
penyembuhan karena infeksi alam,guna mengetahui titer antibodi
• Pengambilan serum 1-2 hari sesudah vaksinasi,titer antibodi masih
terlalu rendah
IgA :
• Timbul bersamaan dengan IgG
• 2 bentuk
• Bentuk dalam serum, 1 tempat pengikat antigen
• Bentuk sekretori, terdapat di mata,saluran pernapasan,saluran
pencernaan.Terdiri dari 2-3 tempat pengikat antigen
• Dihasilkan oleh sel mukosa
• Hanya sedikit memberi perlindungan terhadap antigen yang masuk
secara intra muskuler atau intravena
• Perlindungan yang besar terhadap antigen yang masuk melalui saluran
pencernaan dan pernapasan.
jenis molekul
antibodi
3.Interaksi Antigen Antibodi
• Interaksi antigen antibodi menghasilkan variasi presipitasi
(jika antigen soluble); aglutinasi (jika antigen partikulat)
dan aktivasi komplemen. Presipitasi, aglutinasi maupun
aktivasi komplemen tidak terjadi jika antibodi (dua atau
lebih combining site) bereaksi dengan hapten
(unideterminan, univalen) atau interaksi antara fragmen
univalen pada antibodi seperti Fab dengan antigen
walaupun multivalen.
a) Interaksi Antigen-Antibodi Primer
b)Interaksi Antigen-Antibodi Sekunder
a) Interaksi Antigen-Antibodi Primer
• Interaksi antigen-antibodi primer adalah permulaan reaksi dan
merupakan pengikatan antigen dengan antibodi tingkat molekular.
Biasanya reaksi ini tidak terlihat dengan mata belaka tetapi
memerlukan suatu indikator, misalnya dengan melabel antigen atau
antibodi dengan berbagai zat seperti radioisotop, enzim atau zat warna
fluoresin dan lain-lain.
• Sesuai dengan label yang dipakai, maka teknik penetapan interaksi
antigen-antibodi dengan label radioisotop disebut teknik RIA, dan
teknik yang menggunakan label enzim disebut ELISA, sedangkan
teknik yang menggunakan indikator fluoresin disebut teknik
imunofluoresensi. Teknik-teknik itu bermanfaat untuk penetapan
antigen atau antibodi yang kadarnya rendah.
b)Interaksi Antigen-Antibodi Sekunder
• Interaksi antigen-antibodi sekunder dapat mengakibatkan presipitasi
atau aglutinasi. Reaksi antigen-antibodi dapat terjadi langsung, tetapi
kadang-kadang reaksi baru terjadi apabila ada komplemen.

• Apabila antigen yang ada dalam larutan direaksikan dengan antibodi


spesifik, akan terbentuk kompleks antigen-antibodi yang besar
sehingga kompleks mengendap dan terjadi presipitasi. Bila antigen itu
terikat pada suatu partikel, misalnya partikel lateks, kuman, eritrosit
maupun partikel lain, maka interaksi antigen-antibodi tersebut
menyebabkan terjadinya gumpalan atau aglutinasi.
Pada gambar 7.1A
dijelaskan bahwa jika
antigen univalen,
unideterminan berikatan
dengan antibodi spesifik
maka akan terjadi ikatan
tetapi tidak terjadi ikatan
silang. Pada gambar 7.1B
dijelaskan bahwa jika
antigen multivalen,
unideterminan berikatan
dengan antibodi spesifik
maka akan terjadi
kompleks ikatan silang.
Pada gambar 7.1C dijelaskan
bahwa jika antigen multivalen,
unideterminan berikatan dengan
antibodi spesifik pada bagian F ab
maka akan terjadi ikatan tetapi tidak
terjadi ikatan silang. Pada gambar
7.1D dijelaskan bahwa jika antigen
multivalen, unideterminan berikatan
dengan antibodi spesifik pada
bagian F (ab’)2 maka akan terjadi
kompleks ikatan silang. Pada
gambar 7.1E dijelaskan bahwa jika
antigen multivalen, multideterminan
berikatan dengan antibodi spesifik
maka akan terjadi kompleks ikatan
silang.

Anda mungkin juga menyukai