Anda di halaman 1dari 50

ANTIGEN ANTIBODI

RETNO MARTINI
ANTIGEN
Pendahuluan
Bakteri, Jamur, Virus, Parasit
Mengandung :
Antigen atau Imunogen

Respon Imun
ANTIGEN
Sel B
 Imunogen merangsang
Sel T
 Antigen : Adalah material yang dapat
berinteraksi dengan produk respon imun spesifik
yang dirangsang oleh Imunogen : Antibodi, TCR
 Antigen Lengkap :
 Menginduksi respon imun
 Bereaksi dengan produknya
Antigen _ Hapten
 Antigen Lengkap :
 Menginduksi respon imun

 Bereaksi dengan produknya

 Antigen Inkomplit
 Tidak dapat menginduksi respon imun

 Bereaksi dengan produknya (spt Ab)

Hapten
Antigen _ Hapten
 Hapten dapat dijadikan imunogen jika diikatkan
dengan molekul besar / protein pembawa
Komplek Hapten → Molekul pembawa

Sel B Sel T
 Hapten menjadi Epitop pada protein pembawa
 Contoh Hapten : Dinitrofenol, Antibiotik atau
obat lain yg memiliki beat molekul rendah
Determinan Antigen -
Epitop & Paratrop
 Epitop atau Determinan antigen adalah tempat
khusus (bukan seluruhnya) bagian dari
makromolekul_Antigen yang berinteraksi dengan
sistim imun

 Sel T dan Sel B dapat mengenal berbagai epitop


pada molekul antigen yang sama

 Epitop yang dikenal sel T (MHC → TCR) umumnya


berasal dari hasil cerna enzimatik protein patogen
Determinan Antigen -
Epitop & Paratrop
 Makromolekul memiliki berbagai epitop yang dapat
merangsang pembentukan antibodi spesifik yang
berbeda

 Paratrop : Bagian dari antibodi (regio variabel


dari molekul antibodi) yang mengikat epitop atau
TCR yang mengikat epitop pada antigen
 Regio antigen yang berikatan dengan MHC II disebut
Agretop
Determinan Antigen -
Epitop & Paratrop
 Respon Imun → KH, Protein dan A. Nukleat
 Protein besar dengan BM 40.000 Dalton dan
komplek polisakarida mikroba → antigen poten
 Glikolipid & Lipoprotein → Imunogenik, sedang
lipid yang dimurnikan → tidak
 Asam nukleat dapat bersifat sebagai imunogen
dalam keadaan penyakit autoimun (tidak
imunogenik dalam keadaan normal)
Anti antibodi
 Antibodi
 dapat menjadi protein yang imunogen (pada spesies
lain)
 Dapat menjadi protein yang imunogen pada diri
sendiri (Autoantibodi), terutama diproduksi terhadap
IgM, contoh pada kasus Arthritis Rheumatoid →
disebut Faktor rheumatoid
Mitogen
 Mitogen & Lektin merupakan bahan alamiah yang
mempunyai kemampuan mengikat dan
merangsang banyak klon limfoid untuk
berproliferasi dan berdiferensiasi,
Pembagian Antigen
 Dapat dibagi menurut : Epitop, Spesifitas,
ketergantungan terhadap Sel T

 Pembagian menurut epitop;


 Unideterminan ,Univalen (hanya satu jenis
epitop) → Hapten

 Unideterminan, multivalen (hanya satu jenis


epitop tetapi 2 atau lebih epitop pada satu
molekul) → Polisakarida
 Multideterminan, Banyak epitop yang
beragam tetapi hanya satu dari setiap
macamnya → Protein

 Multideterminan – multivalen, Banyak


macam epitop dan banyak dari setiap
macamnya pada satu molekul → kimia
komplek
Cara masuk dalam tubuh
 Parental : Melalui pembuluh darah
(jarum suntik)
 Oral : Makanan
 Kontak Mukosa : Berhubungan badan
 Kontak Kulit
Contoh Antigen
 Bakteri
Bakteri adalah organisme uniseluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki
klorofil dan berukuran renik.

 Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota.
Virus bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri.

 Sel darah yang asing


Sel darah yang asing dapat diperoleh dari pendonoran darah. Transfusi darah merupakan
jenis transplantasi yang paling sering dilakukan. Dan apabila darah yang masuk ke
dalam tubuh resipien tidak kompatibel maka tubuh akan mengenalinya sebagai antigen.
 Sel-sel dari transplantasi organ
Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan
maupun organ hidup dari seseorang kepada orang
lain dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah
hilang. Namun sel-sel tersebut dapat menjadi antigen
ketika sel tidak cocok dengan tubuh resipien.

 Toksin
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek
destruktif bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh.
Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan beberapa jenis
lain bersifat lebih ringan.
Karakteristik dan Sifat-sifat
Antigen
Karakteristik antigen meliputi bentuk, ukuran, rigiditas, lokasi
determinan dan struktur tersier.
 Ukuran, antigen lengkap (imunogen) biasanya mempunyai
berat molekul yang besar.
 Bentuk, bentuk determinan sangat penting sebagai komponen
utama, seperti DNP dalam DNP-L-lisin yang memberi bentuk
molekul yang tidak dapat ditemukan dalam homolog primer.
 Rigiditas, Gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat
besar, hampir semuanya non-imunogenik.
 Lokasi determinan
 Struktur tersier, struktur tersier dari protein penting dalam
mendeterminasi kespesifikasian dari respon suatu antibodi.
Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas sebagai
berikut :

 Keasingan = Kebutuhan utama suatu molekul untuk memenuhi


syarat sebagai imunogen , yaitu zat tersebut secara
genetik asing terhadap hospes.

 Kompleksitas = Faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen


meliputi sifat fisik dan kimia molekul.

 Bentuk = Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang


imunogen, semuanya mampu merangsang terjadinya
respon imun.

 Muatan = Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu. Zat


yang bermuatan positif, negatif dan netral.

 Kemampuan Masuk = Kemampuan masuk suatu kelompok


determinan pada sistem pengenalan akan
menentukan hasil respon imun.
Mekanisme Masuknya Antigen
dalam Tubuh
Interaksi antigen-antibodi adalah seperti berikut:
1. Antigen/hapten masuk ke tubuh melalui makanan,
minuman, udara, injeksi, atau kontak langsung.
2. Antigen berikatan dengan antibody.
3. Histamine keluar dari sel mast dan basofil
4. Timbul manifestasi alergi
Pembagian Antigen
 Pembagian menurut Spesifitas,
 Heteroantigen : yang dimiliki oleh banyak spesies
 Xenoantigen : hanya dimiliki spesies tertentu
 Aloantigen / Isoantigen : yang spesifik untuk individu
dlam satu spesies
 Antigen organ spesifik : yang dimiliki oleh organ
tertentu
 Autoantigen : Yang dimiliki alat tubuh sendiri
Pembagian Antigen
 Pembagian menurut Ketergantungan terhadap Sel T

 T dependen : Memerlukan pengenalan terhadap sel T


dahulu untuk menimbulkan antibodi (umumnya
antigen protein)

 T Independen : Sebaliknya diatas, (umumnya molekul


besar polimerik yang dipecah dalam tubuh secara
perlahan, contoh ; Lipopolisakarida, ficoll, dextrans,
levan dan flagelin polimerik bakteri.
Pembagian Antigen
 Pembagian antigen menurut sifat kimiawi
 Karbohidrat (Polisakaraida). Contok Glikoprotein
pada permukaan mikroorganisme → merangsang Ab,
Polisakarida pada permukaan eritrosit → menetukan
gol darah ABO
 Lipid : Tidak imunogenik, contoh : Hapten (bisa
imunogenik kalau + karier), contoh : Sfingolipid
 Asam Nukleat : (Normal tidak imunogenik),
Imunogenik pada penderita LES
 Protein : Imunogenik dan umumnya multideterminan
ANTIBODI/
Imunoglobuin
PROTEIN
PLASMA

elektroforesis

Albumin
Globulin
❑a
Ig domain
❑ b1
❑ b2
❑g
110 residu aa
= Ig
Heavy chain: Light chain:
1 domain V 1 domain V
3-4 domain C 1 domain C

Variable Constant
region region

Pengenalan Ag Mediasi
fungsi efektor
ANTIBODI

 Fab (antigen-binding fragment) dan Fc (constant fragment)


dihubungkan oleh rantai polipeptida fleksibel (hinge region)

 Fab : 2 psg rantai polipeptida (heavy chain =VH , light chain =VL)

 Struktur Fab : domain variabel (variable domain = Fv) dan


domain konstan

 Domain variabel (Complementary Determining Regions = CDR) :


bagian antibodi yang mengenali dan mengikat antigen
IMUNOGLOBULIN
• Imunoglobulin (Ig) atau
antibodi merupakan suatu
struktur glikoprotein
tetramer.
• Molekulnya terdiri atas dua
rantai ringan identik (light
chain) dan dua rantai
berat identik (heavy chain).
• Dua ciri imunoglobulin:
memiliki spesifisitas dan
aktivitas biologis.
IMUNOGLOBULIN
Rantai ringan dan rantai berat tersusun
atas: NH4
1. Bagian variabel (V) amino-terminal,
berperan dalam pengenalan antigen
2. Bagian konstan (C) karboksi-terminal,
pada rantai berat berperan sebagai
tempat mediasi efektor.
COOH

Rantai berat:
1. satu domain (struktur yang terlipat
secara bebas) Ig bagian V (VH)
2. tiga atau empat domain Ig bagian C
(CH1—4).
Rantai ringan:
1. satu domain Ig bagian V (VL)
2. satu domain Ig bagian C (CL)
IMUNOGLOBULIN
Bagian variabel (V): sekitar 220
asam amino NH4
• Memiliki variasi sekuens aa,
membedakan antibodi hasil
klon sel B yang satu dengan
yang lainnya.
COOH
• VH berjajar dengan VL →situs
pengikatan antigen.
• Setiap molekul Ab = 2 rantai
berat dan 2 rantai ringan →
terdapat 2 situs pengikatan
antigen.
IMUNOGLOBULIN
Bagian konstan (C): 440—450 asam
amino
• Tidak berperan dalam pengenalan NH4
antigen
• Memiliki aa yang sama untuk
antibodi dalam suatu kelas Ig
tertentu (IgM, IgA, IgG, IgE, IgD)
• Ujung CH menahan Ab pada COOH
membran sel limfosit B.
• Bagian CL tidak berperan dalam
fungsi efektor dan tidak berikatan
langsung dengan membran sel.
Skema struktur IgG

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology, 6th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007 p: 80
Perkembangan sel B
EKSPRESI DAN REGULASI GEN PADA PRODUKSI IMUNOGLOBULIN

• Ig dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel


B yang terjadi setelah kontak dengan antigen.
• Pada pembentukan imunoglobulin berlangsung
mekanisme rekombinasi gen yang membentuk bagian V Ig
dan gen reseptor sel T.
Struktur monomer
Semua membrane Ig
Secreted IgG
Secreted IgE

IgM → pentamer
hexamer Berikatan pada tail piece
+ joining (J) chain
IgA → dimer
Tail piece dan J chain
Berikatan melalui ikatan
disulfida
Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology, 6th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007 p: 15
PENGELOMPOKAN
IMUNOGLOBULIN
• Molekul Ig berdasarkan
perbedaan struktur bagian CH →
isotipe.
• Pada manusia terdiri dari:
- IgG (subkelas IgG1, IgG2, IgG3,
IgG4) : CH gamma (γ)
- IgA (subkelas IgA1 dan IgA2): CH
alpha (α)
- IgM: CH miu (μ)
- IgD: CH delta (δ)
- IgE: CH epsilon (ε)
EKSPRESI DAN REGULASI GEN PADA PRODUKSI
IMUNOGLOBULIN

• Ig dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari proliferasi sel


B yang terjadi setelah kontak dengan antigen.
• Pada pembentukan imunoglobulin berlangsung mekanisme
rekombinasi gen yang membentuk bagian V Ig dan gen
reseptor sel T.
DAFTAR PUSTAKA
Abul K. Abbas dkk. 2007. Cellular and Molecular Immunology.

Garland Science, National Center for Biotechnology Information. 2001. The


Generation of Lymphocyte Antigen Receptors.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/bookshelf/br.fcgi?book=imm&part=A435

Gene Mayer. 2009. Immunoglobulins - Structure and Function.


http://pathmicro.med.sc.edu/mayer/IgStruct2000.htm

Karnen G. Baratawidjaja & Iris Rengganis. 2009. Imunologi Dasar.

Jan Koolman & Klaus-Heinrich Rohm. 2001. Atlas Berwarna & Teks Biokimia.

Anda mungkin juga menyukai