Kes
DEPARTEMEN IMUNOLOGI
PENDAHULUAN IMUNOLOGI
DASAR PEMIKIRAN :
*Inokulasi kerak cacar sapi (cowpox) pada seseorang ternyata dapat melindungi
- Heatkilled vaccine
-Imunisasi aktif
-IMUNISASI PASIF
“IMUN” berasal dari bhs Latin “IMMUNIS” (=bebas dari pajak/bebas dari beban)
1. Pertahanan (defense)
2. Homeostasis
3. Pengawasan (surveillance)
memonitor pengenalan jenis2 sel abnormal yg selalu bisa timbul dlm badan
- sel mutan dpt timbul scr spontan / pengaruh virus ttt / zat2 kimia
1. Genetik
2. Umur
3. Metabolik
4. Lingkungan
5. Anatomik
6. Fisiologik
Mikrobial
BENDA ASING
-fagositosis
Reaksi Antigen-Antibodi
• Sistem imun harus mampu mengeliminasi mikroba dengan pertahanan awal melalui sistem
imun innate / non spesifik
• Sistem imun innate memberikan sinyal ke sistem imun adaptive / spesifik melalui mediator
biologis (cth. Sitokin, kemokin)
• Sel pada sistem imun adaptive/ spesifik mengenali secara spesifik Antigen (ikatan spesifik
ligan dan reseptornya)
• Pengenalan spesifik ini (ikatan Ag-Ab) bertujuan akhir untuk eliminasi mikroba yang masuk
• Sistem imun adaptive memiliki memori untuk merespon terhadap pemaparan antigen primer/
terdahulu
• Sistem imun harus mampu membedakan antara self dan non self menghindari terjadinya
penyimpangan (autoimun diseases)
Biochemical Barrier
Sistem Imun
1. Bawaan/innate/
non spesifik
Biochemical barrier
ANTIGEN
• Imunogen :Bahan atau molekul menginduksi aktivasi komponen-komponen sistem imun dan
mampu menimbulkan respon imun
• Antigen : Substansi substansi yang dapat dikenali dan berikatan secara spesifik oleh reseptor
pada limfosit (Sel B dan Sel T) (Male et al. 2006)
• Sel T akan mengenali fragmen antigen pada permukaan sel yg terinfeksi (antigen intraseluler)
• Sel B akan mengenali molekul antigen yang utuh (terlarut/ antigen ekstraseluler)
Determinan Antigen
Hapten
• Cth : protein
Memiliki beberapa epitop yang sama atau pengulangan epitop Cth : polisakarida
• Foreignness atau faktor keterasingan : substansi yang tidak pernah kontak dengan sistem imun
dari ketika embriogenesis
> semakin rumit struktur kimia, maka antigen tersebut dpt tergolong imunogen yg
poten
• Faktor internal Host ; genetik, jenis kelamin, umur, Kondisi sistem imun host
ANTIBODI
Protein yang mengenali dan mengikat antigen dengan spesifisitas yang tinggi
• Ikatan antara reseptor sel B (antibodi) dg antigen yg dikenalinya akan menyebabkan sel B
terstimulasi (aktivasi)
• Sel B yang terstimulasi dan terdiferensiasi membentuk sel plasma sekresi antibodi
Struktur Antibodi
– 1 pasang (2 Heavy Chains/ Hc) yang identik (rantai berat) yang membedakan antara antara klas Ig
– Variable Regions: 2 bagian ujung dari lengan Y (Fab) fragment antigen binding)
– Constant Regions: (Fc) fragment crystallizable) akan berikatan dengan komplemen atau sebagai
reseptor sel
Struktur Antibodi
• Antibodi tersusun atas:
– 1 pasang (2 Heavy Chains/ Hc) yang identik (rantai berat) yang membedakan antara antara klas Ig
– Variable Regions: 2 bagian ujung dari lengan Y (Fab) fragment antigen binding)
– Constant Regions: (Fc) fragment crystallizable) akan berikatan dengan komplemen atau sebagai
reseptor sel
Struktur Antibodi
• BCR berikatan dg antigen di sirkulasi mengaktifkan sel B sel plasma atau berdiferensiasi
mjd sel B memori
Klas Imunoglobulin
• IgG
• IgM
• IgA
• IgD
• IgE
• Isotipe atau klas Antibodi satu dengan lain di berbeda dalam ukuran, fungsi, susunan asam
amino dan karbohidrat
Ig G
• Struktur: Monomer
• Lokasi: berbagai cairan tubuh : Darah, getah bening, CSS, urine dan saluran pencernaan
• Fungsi : meningkatkan fagositosis, menetralkan toksin dan virus, melindungi fetus newborn
IgM
• IgM : makro-globulin
• Struktur: Pentamer
• Fungsi : merupakan Ab pertama yang diproduksi selama infeksi. Efektif dalam melawan mikroba
dan mengaglutinasi Ag
IgA
• Struktur: Dimer
• Lokasi: sekresi seromukus (air mata, saliva, intestinum, dan ASI, kolostrum, sekret genitourinary)
dlm btk IgA sekretori (sIgA)
IgD
• Struktur: Monomer
• IgD dalam serum antibodi : 0.2% krn sangat rentan thd degradasi oleh proses proteolisik
• Fungsi : pada serum darah, fungsinya masih belum diketahui. Pada sel B dapat menginisiasi
respon imun reseptor Ag aktivasi sel B
Ig D dapat berikatan dan mengaktifkan basofil dan sel mast shg memproduksi faktor
antimikroba à pertahanan sistem respiratori
IgE
• Struktur: Monomer
• Lokasi : darah dan berikatan dengan sel mast dan basofil di seluruh tubuh krn sel tst memiliki
reseptor utk Fc dari IgE
• Fungsi : pada reaksi alergi akan meningkat, infeksi dari cacing (lisisnya cacing)
• Peningkatan total serum IgE moderat : allergic rhinitis, allergic asthma, atopic dermatitis
Defisiensi Antibodi
imunodefisiensi
Defisiensi Ig G :
Defisiensi Ig M :
Contoh :
• Lymphoid malignancies
• Autoimmune disease
• Protein-losing enteropathies
• AIDS
Defisiensi Ig A :
• TORCH syndrome (Toxoplasmosis, Other viruses [HIV, TB and HHV6], Rubella, Cytomegalovirus,
Herpes simplex virus)
• Ataxia telangiectasia
Defisiensi Ig E :
• Low serum levels of IgE à immunodeficiency including IgG subclass deficiencies and Bruton's
hypogammaglobulinemia
antibodi
reseptor
vasoaktif
• Opsonisasi: Antigen (mikroba) dilapisi oleh Ab yang dapat meningkatkan penelanan mikroba dan
pelisisan oleh sel fagosit
• Netralisasi : IgG menginaktifkan virus dengan cara mengikat permukaannya dan menetralkan
• Aktivasi komplemen: Baik IgG dan IgM dapat menstimulasi sistem komplemen sehingga
melisiskan sel mikroba dan terjadi inflamasi
ADCC
• Sel yang memediasi ADCC : NK sel, monosit, Makarofag, neutrofil dan eosinofil sel efektor
Non-covalent Bonds : hydrogen bonds, electrostatic bonds, Coulombic, Van der Waals
forces and hydrophobic bonds
Reversible ( disosiasi )
Specificity.
a. Struktur primer.
b. Bentuk isomer.
Cross reactivity
Affinity
Avidity
Ag : Ab ratio
UJI LABORATORIUM
REAKSI ANTIGEN – ANTIBODI
Agglutination Tests :
Agglutination / Hemagglutination
Passive hemagglutination
Hemagglutination Inhibition
Precipitation tests :
Immunoelectrophoresis
Countercurrent electrophoresis
UJI LABORATORIUM
REAKSI ANTIGEN – ANTIBODI
JENIS REAKSI
ANTIGEN - ANTIBODI1. Agglutination / Hemagglutination
Memakai Ag permukaan sel SDM, bakteri.
Fungsi : u/ mengetahui adanya Ab.
Eq : Widal Test, Gol. darah
JENIS REAKSI
ANTIGEN - ANTIBODI
3. INHIBITITION AGGLUTINATION
Eq : tes HCG
4. COOMB’S TEST
Radang
Pendahuluan
kegunaan:
Dipengaruhi:
Infeksi mikroba
Agen fisik
Kimia
Jaringan nekrosis
Reaksi imunitas
Panas
Kemerahan
Bengkak
Nyeri
Kehilangan fungsi
Calor – vasodilatasi
Rubor – vasodilatasi
Pelepasan mediator
Vasodilatasi
panas(calor)
Resdnes (rubor)
Swelling (tumor)
Pain (dolor)
Pembagian inflamasi
Inflamasi akut
Melibatkan:
perubahan hemodinamik
eksudasi cairan
3. NYERI
III.Respon seluler
C. Kemotaksis
D. Fagositosis
Chemotaxis
Dirangsang oleh: bakteri, sistim komplemen (C5a), leukotrine B4, sitokin (t.u chemokine family)
Agen kemotaksis berikatan dengan reseptor protein pada permukaan limfosit ↑ sitolitik
kalsium & aktivitas GTPase pada matriks ekstraselular limfosit terarah ke target.
Fagositosis
2.Engulfment.
penghancuran antigen
Fagositosis
SEROUS
FIBRINOUS
PURULENT
HEMORRHAGIC
CATARRHAL
INFLAMASI KRONIS
Inflamasi kronis
Onset lanjutan inflamasi akut/ infeksi berulang, reaksi imunitas, ekspose lama dengan toksin
B. Pembentukan granuloma
GRANULOMA FORMATION
1) HISTAMIN – 1st mediator pada respon inflamasi, menyebabkan dilatasi arteriol dan
meningkatkan permeabilitaskapiler dan venula.
2) SEROTONIN – menyebabkan vasodilatasi dan menyebabkan meningkatnya permeabilitas
pembuluh darah.
INFLAMMATORY MEDIATORS
3) PLASMA PROTEINS
a) BRADYKININ : peningkatkan permeabilitas kapiler dan rasa nyeri, dapt merangsang kemotaksis
leukosit.
c) COAGULATION SYSTEM – utuk pembentukan jaringan fibrous pada daerah lesi sehingga eksudat,
mikroorganisme dan benda asing tertahan, menghentikan perdarahan dan memberi singnal awal
perbaikan.
INFLAMMATORY MEDIATORS
4) PROSTAGLANDINS dan PRODUK LAIN CYCLOOXYGENASE PATHWAY : derivat dari asam arakidonat
ikut mempengaruhi proses vasodilatasi, peningkatan permeabilitas kapiloer nyeri dan demam.
HYDROLASES
b. MONOCYTES/ MACROPHAGES - REACTIVE OXYGEN AND NITROGEN INTERMEDIATES, LTs, IL-1, IL-
6, TNF-α, COLONY STIMULATING FACTORS
c. LYMPHOCYTES :
1. T HELPER CELLS - IL-2, IL-3, IL-4, IL-5, IL-6, IL-7, IL-8, -INTERFERON, COLONY
STIMULATING
2. T CYTOTOXIC CELLS –
3. B CELLS - IMMUNOGLOBULIN
Inflamasi lama dan berat dapat memberikan kontribusi terjadinya keganasan, penyakit
neurodegenerative, atherosclerosis.
Istilah
Edema:
Exudate:
Exudation:
Transudate:
Pus:
BASIC
IMMUNO-BIOLOGY
IMMUNE SYSTEM
1. Physical Immunity.
2. Mechanical Immunity.
3. Biochemical Immunity.
1. Cellular Immunity.
2. Humoral Immunity.
A. Natural Immunity.
B. 1. Physical Immunity.
a. Kulit dan selaput lendir yg sehat,
b. Cilia sehat dengan motilitas yg baik.
C. 2. Mechanical Immunity.
a. Reflex : bersin, batuk, muntah, mencret, dll.
D. 3. Biochemical Immunity.
a. Terlarut : Minyak & lemak kulit, Asam lambung,
b. Enzyme : Lysozim, Lactoferrin, dll.
c. Humoral : Komplemen, Interferron
Pembagian Antigen
1. Berdasarkan Epitop
i. Unideterminant-univalent.
ii. Unideterminant-multivalent.
iii. Multideterminant-univalent.
iv. Multideterminant-multivalent.
2. berdasarkan spesifikasi.
i. Heteroantigen.
ii. Xenoantigen.
iii. Alloantigen/Isoantigen.
Ag. Khas untuk individu dlm 1
spesies.
v. Autoantigen.
ADAPTIVE IMMUNITY.
Specification of the Immune System.
1. Specifisity.
2. Memory.
► memori imun
negatif.
3. Mobility.
4. Replicability.
5. Cooperativity.
1. Thymus. 2. Bone-
marrow.
4. Darah
5. Limfosit sirkulasi.
ORGAN LIMFOID.
• A. Organ Limfoid Primer.
– 1. Thymus.
- Sel-sel dari yolk-sac, hepar, dan bone-
marrow membentuk koloni di thymus.
- Sel mature
meninggalkan thymus dan membentuk koloni di perifer.
– 2.Bone-marrow. - Darah di produksi
di yolk-sac & hepar embrio, dan di Bone-marrow setelah lahir. Bone-marrow tempat
induk utama sel-sel limfoid (common lymphoid cell progenitor) → T-
Lymphocyte dan B-Lymphocyte. Juga sbg organ limfoid perifer yg mengandung sel-T
dan sel-B. mature.
SEL ASAL-II
LYMPHOID
T-LYMPHOCYTE
B-LYMPHOCYTE=PLASMA-CELL
Cellular immunity
• Immune cells function :
1. Phagocyte cells.
a. Mononuclear (Monocyte &
Macrofaq).
b. Polymorphonuclear / polymorph or granulocytes.
2. Natural-Killer (NK) cells.
3. Mediator cells.
B. Specific immune cells.
1. Lymphocyte-T
2. Lymphocyte-B.
b. Polymorphonuclear phagocyte.
i. Netrophyle leucocyte.
- 70% dr seluruh lekosit,
- Umumnya hanya 48 jam di sirkulasi,
- Memp. butir azurofilik primer
(lisosom) mengandung : as. Hidrolase,
mieloperok- sidase, neuromidase (lisozyme).
c. Polymorphonuclear Leucocyte
– v. Thrombocyte.
= Fungsi untuk pembekuan darah
= Respons imun sbg reaksi inflammasi.
= Mempunyai receptor utk IgG dan IgE
Pd kerusakan endothel, thrombosit
melekat dan menggumpal dipermukaan endotel, dan melepaskan serotonin meningkatkan
permeabi-litas vaskuler dan mengaktifkan komplemen serta melepaskan faktor kemotaktik.
Trombosit dpt diaktifkan oleh platelet acti-
vating factor (PAF) yg dilepaskan oleh mastosit
b. Interleukin-2 (IL-2),
d. Interleukin-4 (IL-4).
T-Lymphocyte.
Cara mengenal antigen
• Sel-T dpt mengenali antigen dan di aktifir oleh antigen.
• Reseptor berupa dua cincin disulfide-linked heterodimer, yg mempunyai banyak kemiripan dg
imunoglobulin namun, tdk sama.
• Sel-T mengenali Antigen yg dibawakan APC dlm kontex komponen MHC.
Subset of T-lymphocyte
1. Sel-T Efektor .
2. Sel-T Regulator .
3. Sel-T Helper.
4. Sel-T Suppressor.
T- LYMPHOCYTE.
= Aktivasi sel-T.
• Sel-T perifer ber usia panjang, senantiasa berada dlm fase G 0 atau G1.
• Aktivasi : a. Spesifik, dan b. Non-spesifik.
a. Spesifik : Klon sel-T ketemu Ag. yg
sesuai.
b. Non-spesifik : Banyak klon sel-T yg
dpt di stimulasi oleh aktivator
poliklonal.
• Aktivasi spesifik :
– Ag. bertemu APC dlm kontex MHC sel-T yg memp. receptor thd komplex MHC-Ag.
– Signal pembantu- IL-I yg juga dilepas APC.
• Aktivasi Non-spesifik :
– Mitogen men stimulir sejumlah besar sel-T dlm situasi non-klonal.
– Bahan mitogen juga dpt dipersembahkan oleh APC.
LIMFOSIT-B
B- lymphocyte.
Sel-B yang belum matur mempunyai IgM di sitoplasma dan permukaan.
- Sel-B matur kehilangan sebagian IgM sitoplasma dan bertambah IgD permukaan.
- Menggunakan IgM permukaan sbg resep-tor Antigen dan bersifat klonal.
- Memp. Polipeptida permukaan
Aktivasi Limfosit-B.
• Sel-B dpt distimulir utk tumbuh, ber sintesa, berbiak, maturasi dan men-sekresikan Antibodi.
• Aktivasi :
– a. spesifik : Antigen berkomplemen ke Imunoglo- bulin permukaan.
– b. Nonspesifik : Dg mitogen sel-B.
• APC-antigen → Aktivasi Sel-T, meng-hasilkan limfokine → Sel-B memproduksi
imunoglobulin.
ANTIBODIES.
Immunoglobulin-G (IgG)
• Ig terbanyak di serum.
• Penting sbg isotype antivirus dan anti bakteri.
• Sangat potent utk menetralisir opsonin dan toxin.
• Dapat melewati barrier placenta, dan memberikan imunitas pasif thd bayi usia 3 – 6 bulan.
• Half-life IgG sekitar tiga minggu.
• Satu-satunya dari dua Ig-isotipe yang menstimulir komplemen melalui pathway-klasik.
• 4 subklas IgG, yakni : IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4. perbedaannya berupa sedikit perubahan di
Fc-portion H-chain.
• Antibodi IgG2 adalah opsonin ber respons terhadap toxin dan dextran.
• Antibodi Anti-Rhesus di subklas IgG1 dan IgG3 .
• IgG4 mempunyai efek disensitisitas kulit. Tetapi bagian Fc dari H-Chain IgG4 mem-punyai
aviditas yang rendah thd jaringan, demikian pula Fc daripada IgE.
Immunoglobulin-A (IgA)
Immunoglobulin-D (IgD).
• Imunoglobulin ini terdiri dari dua chain dan dua light-chain.
• Dijumpai di permukaan sel-B immatur.
• Konsentrasi di serum rendah.
• Hingga kini belum diketahui sepe-nuhnya signifikansi biologi dp IgD.
Immunoglobulin-E (IgE).
• IgE efek pd sensitisasi kulit yg klasik, antibodi anafilaktik dan penting untuk tipe-I
hipersensitivitas (Gell and Coombs).
• Struktur biologi unik ini tergantung pada bagian Fc cincin yg melekat ke molekul ini dengan
aviditas tinggi ke reseptor Fc di sel-mast dan basofil.
• Bila sel yang berikatan dgn molekul IgE ini merupakan spesifik antigenik tertentu, cross-linked
melalui anti-gen yg tepat, dan sel akan degranulasi, secara farma-kologis melepaskan
mediator untuk reaksi anafilaktik dan reaksi tipe-1.
• IgE dijumpai dlm jlh sedikit di plasma dan jaringan, sebab afinitasnya untuk basofil dan sel-
mast merupa-kan abilitas biologinya yang potent.
COMPLEMEN SYSTEM.
– Untuk meng inaktifkan suatu mikro-organisme yg masuk kedalam tubuh, antibodi
membutuhkan ban-tuan Komplemen.
Komplemen dikategorikan sbg aparat
sistem imun non seluler.
Komplemen dalam darah sirkulasi dlm
keadaan tidak aktif, namun setiap saat dapat
diaktifkan.
Berbagai jenis bahan dapat
mengaktifkan komplemen.
Komplemen terdiri dari 19 jenis protein.
Aktivasi komplemen terjadi secara
berurutan, dan hasil aktivasi sistem ini menghasilkan
produk (mediator) yg mempunyai aktivitas biologik
tertentu.
Reaksi inflammasi.
• Reaksi inflammasi terjadi bila ada benda asing masuk , invasi mikroorganisme, atau kerusakan
jaringan karena trauma, dll.
• Fagositosis merupakan faktor penting dalam proses inflammasi. Dalam proses inflammasi
terjadi 3 hal, yakni :
– Peningkatan aliran darah ke jaringan yang rusak.
– Peningkatan permeabilitas pembuluh darah se-hingga sel-sel fagosit dan aparat imun
lainnya keluar dari pembuluh darah ke jaringan yang bermasalah.
– Fagosit dan makrofaq dikerahkan ke jaringan, dan ini dipermudah dengan
diproduksinya aktivator kemotaxis pelepas komplemen C3a dan C5a.
• C3a dan C5a bersifat anafilatoxin menyebab-kan degranulasi mastosit dan basofil lekosit,
kemudian akan melepaskan Histamin.
• Histamin ber efek meningkatkan permeabi-litas vaskuler dan kontraksi otot-otot polos
• Sel morfonuklear lekosit lebih sering ditemu-kan pada proses inflammasi akut dan proli-ferasi
monosit dijumpai pada proses inflam-masi kronis.
• C4a juga bersifat anafilatoxin namun lemah.
• Kemotaxis .
– Aktivasi C3a,C5a dan C567 ber efek kemotaxis, dpt menarik dan mengerahkan sel-sel
fagosit baik mononukler ataupun polimorfonukler ke-tempat adanya infeksi.
• Opsonisasi.
– Opsonisasi adalah salah satu efek biologik sistem komplemen yang aktif.
– Opsonisasi berupa kemampuan untuk melapisi partikel-partikel Antigen oleh Antibodi
dan / komponen komplemen lainnya agar lebih mudah dan lebih cepat dapat di
fagositosis.
– Ikatan antara fraksi Fc antibodi dengan C3b dapat bersifat opsonin.
• Adheren-imun.
– Adheren-imun berupa partikel Antibodi yg melapisi Antigen dalam proses opsonisasi.
• Sitolisis.
– Lekosit polimorfonukler, terutama eosinofil mem-punyai receptor untuk C3b dan IgG,
dan reaksi ini mengaktifkan sitotoksisitas sel efektor ADCC (antibody dependent
cellular cytotoxicity cell) yang kerjanya tergantung IgG.
– Sel-sel eritrosit yang disensitisasi C3b dapat di-hancurkan oleh makrofaq tanpa
memfagositosis. Hal ini disebut kerusakan kontak (contactual damage).
– Di akhir aktivasi komplemen, C89 merusak membran mikroorganisme dan terjadilah
sel lisis.
Anatomi Dasar
ANATOMI
ILMU YANG MEMPELAJARI STRUKTUR BAGIAN TUBUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ORGAN
SEKITAR
DALAM PEMBAGIANNYA :
1. GROSS/MAKROSKOPIK
2. MIKROSKOPIK
3. PERKEMBANGAN
PEMBAGIAN ILMU ANATOMI
ILMU TERKAIT
ANATOMI BERHUBUNGAN ERAT DENGAN ILMU FISIOLOGI
FUNGSI SUATU ORGAN TERKAIT DENGAN STRUKTURNYA
MISAL STRUKTUR TULANG YANG KUAT FUNGSINYA SEBAGAI PENYOKONG TUBUH
RONGGA ABDOMINOPELVIK
PET” scan – positron emission tomography
MRI” – magnetic resonance imaging
Vitamin
Merupakan senyawa organik yg sangat dibutuhkan tubuh
Penting pada proses metabolisme tubuh
Merupakan zat gizi essensial
Terdiri dari 2 kelompok besar:
Larut dalam air
Larut dalam lemak
Defisiensi Gejala klinis penyakit yang tergantung peran vitamin dalam reaksi biokimia.
Contoh kasus:
Defisiensi Vitamin B-12 (kobalamin) menyebabkan Anemia Megaloblastik (anemia
pernisiosa).
B-12 diperlukan untuk pematangan eritrosit. Pematangan terhambat shg
eritrosit tetap muda (megalosit) mudah rusak (rapuh) hemolisis anemia
Tiamin difosfat sebuah karbon reaktif pada tiazol shg membentuk karbanion.
Pd reaksi oksidatif dekarboksilasi piruvat oleh piruvat dehidrogenase, karbanion berikatan dg
ujung metil piruvat melepas CO2. Reaksi ini awal piruvat sebelum masuk Siklus Krebs
Fungsi:
Tiamin difosfat (TDP) atau tiamin pirofosfat (TPP) koenzim dalam reaksi pemindahan unit
aldehid aktif.
Reaksi ada 2 tipe:
Oksidatif dekarboksilasi asam alfa keto (alfa ketoglutarat, piruvat, isoleusin, dan valin)
Reaksi transketolase, rx pemindahan aldehid pada rx hexosa monofosfat shunt (HMS).
Defisiensi:
Menyebabkan terhambatnya rx enzimatis yg substratnya piruvat, derivat keto dan asam
amino rantai cab. leusin, isoleusin dan valin sehingga senyawa ini tertimbun dalam tubuh.
Menyebabkan Penyakit Beri-beri
Gejala: neuropati perifer, mudah lelah, anoreksia, oedem, degenerasi kardiovaskular, ggn
neurologis.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Struktur kimia:
Vitamin ini berupa pigmen berpendar & relatif stabil pada pemanasan .
Molekulnya mengandung sebuah cincin Isoaloksazinheterosiklik yang terikat pada D-
ribitol
Fungsi:
Merupakan komponen penyusun koenzim Flavin Mononukleotida (FMN) & Flavin Dinukleotida
(FAD) setelah megalami fosforilasi yang perlu ATP
FMN & FAD merupakan gugus prostetik pada enzim oksidoreduktase (flavoprotein) yg
mengandung logam Metaloflavoprotein.
Reaksi oksidasi koenzim flavoprotein reduksi reversibel dari cincin isoaloksazin bentuk
teredukasi FMNH2 & FADH2.
Contoh:
Gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase mitokondria mengangkut equivalen pereduksi
ke dalam mitokondria rantai respirasi.
Xantin oksidase mengurai purin asam urat.
Suksinat dehidrogenase mengurai suksinat fumarat pd Siklus Krebs
Asil KOA dehidrogenase berperan dalam oksidasi asam lemak
Defisiensi:
Defisiensi dapat terjadi pada bayi yang di fototerapi (krn hiperbilirubinemia). Riboflavin sensitif
terhadap cahaya mudah rusak bila kena UV.
Gejala: stomatitis, keilosis, glositis, seborea & fotofobia.
Sumber: nabati & hewani (hati dan ginjal)
Parameter: aktivitas glutation reduktase
Vitamin B3 (Niasin)
Stuktur kimia:
Bentuk umum asam nikotinat/nikotinamida niasin.
Asam nikotinat disintesis Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) & Nikotinamida Adenin
Dinukleotida Fosfat (NADP)
Nikotinamida dr makanan tubuh deaminasi asam nikotinat (dlm sitosol) bereaksi dg
5-fosforibosil-1-pirofosfat (PRPP) adenilasi yg perlu ATP & glutamin m’hasil’ nukleotida
berfungsi sebagai koenzim NAD.
NAD fosforilasi Koenzim NADP.
NAD & NADP menerima H+ pada cincin piridin ditambah pembentukan ion hidrogen bebas.
Defisiensi:
Sumber : nabati & hewani
Berhubungan dengan asam amino triptophan.
Triptofan (diet) diubah asam nikotinat & NAD.
Tiap 60 mg triptophan mhslkn 1 mgEq Niasin.
Jagung sedikit mengandung triptophan bila makanan pokok dapat tjd defisiensi.
Penyakit PELAGRA (BB turun, ggn pencernaan, dermatitis, depresi, demensia)
Fungsi
Fungsi lebih banyak disebabkan karena ikatan dengan tioetanolamin pd koenzim dan ACP.
Ggs tiol pembawa radikal asil diperlukan pada reaksi dalam siklus krebs, sintesis asam
lemak, reaksi oksidasi, sintesis kolesterol dan reaksi asetilasi pada metabolisme berbagai obat.
Defisiensi:
Langka
Sebab banyak pada berbagai bahan makanan hewani dan nabati (terutama golongan serealia
dan kacang-kacangan).
Vitamin B6
Struktur kimia:
Merupakan derivat piridin sehingga ada 3 macam: piridoksin, piridoksal, piridoksamin
Piridoksal fosforilasi dg bantuan piridoksal kinase & ATP membentuk piridoksal fosfat (btk
aktif B6) sebagai koenzim.
Fungsi:
Piridoksal fosfat koenzim bagi beberapa enzim dalam metabolisme protein dan asam amino.
Proses transaminasi dan dekarboksilasi dimulai dg terjadinya basa shiff antara ggs aldehid dg ggs
amino pd asam amino
Berfungsi pada metabolisme karbohidrat (glikogenolisis yg melibatkan kerja fosforilase)
Defisiensi:
Sumber: hati, ikan mackerel, alpukat, pisang daging, telur dan sayuran.
Defisiensi jarang
Namun dapat terjadi pada bayi dimana sang ibu akseptor KB oral pd masa laktasi
Alkoholisme sebab etanol memacu hidrolisis ggs fosfat pd koenzim piridoksal fosfat.
OAT INH defisiensi o.k. INH dg piridoksal fosfat membentuk piridoksal-hidrazon cepat
dieksresi lewat urin karena mudah larut.
Vitamin B12 (kobalamin)
Struktur kimia:
Mempunyai struktur dasar cincin corrin spt porfirin bag sentral ditambah kobalt
kobaltamin.
Preparat: sianokobalamin
Absorpsi di usus perli perantara faktor intrinsik glikoprotein spesifik yg disintesis sel parietal
mukosa lambung.
Setelah absorbsi diikat protein plasma transkobalamin
Gangguan sintesis purin & pirimidin berlanjut pada ggn sintesis DNA berakibat
menghambat pembelahan sel dan pembentukan nukleus eritrosit baru sehingga terjadi
penumpukan megaloblast dalam sumsum tulang.
Deoksiadenosilkobalamin merupakan koenzim yang diperlukan pada perubahan metilamonil
KOA suksinil KOA.
Reaksi ini penting pada perubahan propionat mjd sitrat dalam siklus krebs berlanjut dalam
proses glukoneogenesis.
Defisiensi:
Sumber: hanya makanan hewani
Defisiensi:
Anemia megaloblastik/Pernisiosa (sering terjadi pada vegetarian)
Homosistinuria & metilamalonatasiduria
Biotin
Struktur kimia
Senyawa derivat imidazol merupakan koenzim pada enzim karboksilase u/ proses
karboksilasi.
Terikat pada protein enzim pembawanya: biotin karboksilase & transkarboksilase. Ion
karboksilat diikat pd nitrogen biotin shg mjd karboksibiotin. Proses ini perli HCO3 , ATP, ion Mg,
dan asetil KOA.
Biotin berperan pada proses glukoneogenesis, sintesis asam lemak: pada masuknya propionat ke
dalam siklus krebs, dan katabolisir senyawa leusin dan senyawa isoprenoid tertentu.
Defisiensi:
Tubuh perlu banyak biotin
Sumber: bahan makanan alami
Flora usus dapat mensintesis biotin sehingga defisiensi bukan karena kurang dalam diet.
Zat avidin (putih telur) mengikat biotin sulit diabsorpsi dibuang bersama feses.
Gejala: nyeri otot, dermatitis, halusinasi & depresi
Pada anak imunodefisiensi
Asam Folat
Struktur kimia
Generik : Folasin
Tersusun dari: pterin. asam paraaminobenzoat (PABA), asam glutamat.
Manusia tidak dapat mensintesis PABA & mengikat glutamat asam folat harus dari makanan
(hati & sayur).
Folat aktif: Tetrahidrofolat sebagai pembawa unit 1 karbon yang aktif: metil, metilen, metenil,
formil, formino.
Defisiensi:
Gangguan sintesis purin dan pirimidin anemia
Fungsi Metabolik
1. Hidroksilasi prolin & lisin pada sintesis kolagen.
2. M’tahan’ bentuk tereduksi dari ion Cu & Fe pada oksidasi hidroksifenol piruvat homogentisat
dalam penguraian tirosin.
3. Aktivitas enz. hidroksilase pada sintesis epinefrin & tirosin.
4. Diperlukan pd tahap awal kerja 7- hidroksilase pd sintesis asam empedu.
5. Pd steroidogenesis (seny steroid) di korteks adrenal.
6. Pd oksidasi ion ferro ion ferri u/absorpsi besi di lambung.
7. Sebagai antioksidan umum yg larut dlm air & menghambat nitrosamin selama proses
pencernaan berlangsung.
Defisiensi:
Scorbut (berhubungan dengan sintesis kolagen)
Gejala: gigi goyah, gusi bengkak, perdarahan subkutan, kondisi umum lemah mudah infeksi
khususnya infeksi saluran nafas.
Vitamin A
Struktur kimia
Vit A/retinol: senyawa poliisoprenoid yang mengandung cincin sikloheksinil.
3 bentuk: retinol, retinal, retinoat
Bahan nabati: provitamin A ( karotene) aktifitas retinol.
1 molekul karotene tersusun atas 2 molekul retinal yang saling berikatan melalui ujung
rantai aldehide.
-karotene dari makanan dioksidasi o/ enz. -karotene dioksidase yang memerlukan oksigen
dan asam empedu di usus dipecah jadi 2 molekul retinaldehid (retinal/vit A1).
Setelah diabsorpsi masuk sel mukosa usus, retinal direduksi enz. Retinaldehid reduktase
yang perlu NADH / NADPH diubah jadi retinol (vit A).
Dalam sel usus sebagian kecil mengalami oksidase yang perlu NAD atau FAD diubah
jadi asam retinoat.
Dari sel mukosa usus, retinol masuk darah ditransport dlm btk kilomikron setelah
esterifikasi dgn asam lemak jenuh hepar.
Dalam hepar retinol disimpan dlm btk ester sebagai kompleks lipoglikoprotein dlm liposit
(sel stela perisinusoidal).
Dari hepar retinol diangkut dlm btk terikat dgn aporetinol binding protein (RBP) dlm
plasma, asam retinoat diangkut albumin.
Di jaringan, retinol & retinal mengalami interkonversi o/ enz. Dehidrogenase atau
reduktase yang perlu NAD atau NADP, tetapi retinoat tidak dapat mengalami interkonversi
tsbt.
Fungsi:
Mendukung pertumbuhan & kesehatan
Mempertahankan imunitas tubuh
Sekresi mukosa
Reproduksi
Deferensiasi sel
Penglihatan
Retinol & Retinoat (dlm nukleus): berperan pada pengendalian expresi gen tertentu (spt
steroid)
Retinoat: berfungsi mendukung prtumbuhan & deferensiasi sel. Tetapi tidak dpt mengganti
peran retinal & retinol pd proses penglihatan & organ reproduksi
Asam Retinoat: berperan pd sintesis fosfolipid yang mrpk surfaktan mukosa bronkus & alveoli
paru mencegah inf paru dan sal nafas. Kaitan dgn reproduksi melalui sintesis fosfolipid.
Penglihatan
Sel batang retina (11-cis-retinal) + protein opsin rodopsin
Sel batang kena cahaya rodopsin terurai all-trans-retinal dan protein opsin.
Penguraian mengubah permeabilitas membran sel retina tbtk sal ion Ca aliran
ion Ca impuls syaraf otak shg bisa melihat.
Fungsi antioksidan mencegah kanker, dgn kemampuan mengoksidasi ggs radikal bebas
(terutama pd jar tek parsial rendah).
Defisiensi:
Buta senja (hipermetropia) reversibel.
Gejala: adaptasi gelap diperpanjang, o.k. cad di hepar rendah shg regenerasi rodopsin
berlangsung relatif lama.
Berat kekeringan kornea keratomalasia keratinisasi kebutaan irreversibel.
Keratinisasi jg dpt terjadi sal cerna, sal nafas, sal kencing.
Berlebihan dalam jangka lama intoksikasi
Vitamin D
Struktur kimia
Merupakan senyawa steroid
Tanaman: ergosterol
Ergosterol fotolisis oleh UV ergosterol (Vit D2.
Hewan: 7-dehidroksikolesterol
Fungsi:
Diferensiasi sel
Mendukung imunitas tubuh
Defisiensi:
Riketsia (anak)
Osteomalasia (dewasa)
Osteoporosis (penurunan H. estrogen)
Sumber: minyak ikan, telur, hati
Hipokalsemia klj paratiroid mensekresi h. paratiroid. H. paratiroid memacu peningkatan
1,25 dihidroksi vitamin D3. Mekanisme ini meningkatkan kadar Ca serum.
Kadar serum rendah berpengaruh pada kalsifikasi tulang dan gigi serta menimbulkan miopati
(kelemahan otot)
Kadar P serum rendah pacuan 1,25 dihidroksi vit D3 memacu absorpsi P di usus dan
reabsorpsi P dari tulang dan ren.
Mekanisme yang sebaliknya tjd bila Ca serum naik
Kadar 1,25 hidroksi vit D3 diatur kadar P serum dan Ca serum.
Vitamin E (Tokoferol)
Struktur kimia:
Tokoferol persenyawaan isoprenoid dgn 6-hidroksikromana.
Btk tergantung jenis hidroksikromana (,,)
Ggn absorpsi lemak defisiensi tokoferol
Tokoferol diangkut lipoprotein plasma dlm btk kilomikron disimpan di hepar dan jar adiposa
Fungsi:
Hewan, meningkatkan fertilitas, pada manusia blm terbukti
Berperan pada metabolisme selenium.
Defisiensi Vit E & Se mempermudah kerusakkan jaringan & membran sel (akibat pengaruh
peroksidasi lipid & radikal bebas)
Selenium komponen enz glutation peroksidase
Tokoferol antioksidan, mencegah peroksidasi asam lemak tak jenuh rantai ganda
(poliunsaturated fatty acid) PUFA pd membran sel & organella.
Efektif pada konsentrasi tinggi.
Defisiensi:
Terjadi ggn absorpsi kronis lemak (steatorea), abetalipoproteinemia, penyakit hepar yg
menganggu sekresi empedu, kistik fibrosis pankreas dan reseksi usus.
Vitamin E rusak pemanasan tinggi a/ pendinginan.
Gejala: kelemahan otot, kreatinuria, fragilitas eritrosit menurun hemolisis.
Defisiensi pada ibu hamil & laktasi bayi lahir anemia.
Bukti epidemiologis
Ada hubungan antara rendah asupan vitamin A, -karotene, asam askorbat dan tokoferol dgn
tinggi insiden penyakit kanker, arteriosklerosis, penyakit jantung pembuluh darah, katarak lentis,
toxemia gravidarum dan arthritis reumatoid.
Vitamin K
Struktur kimia
Derivat naftokuinon tersubstitusi poliisoprenoid.
Senyawa utama: menadion (Vitamin K3) dlm tubuh binatang menunjukkan aktivitas biologis
alkilasi menakuinon (vit K2), bila dlm tumbuhan filokuinon.
Menakuinon disintesis flora usus shg kebutuhan Vit K tdk tergantung diet.
Fungsi:
Berperan pada sintesis protrombin di hepar.
Untuk mempertahankan kadar normal dan sebagai aktivator faktor penjendalan darah faktor II,
VII, IX dan X.
Diperlukan pada modifikasi posttranslasional asam glutamat (glu) karboksi glutamat (gla).
Proses ini perlu enz karboksilase spesifik yg tergantung vit K. Protrombin yg mengandung gla
mengikat Ca yg perlu untuk pendenjalan darah.
Vit K berperan sintesis protein tulang osteokalsin.
Defisiensi:
Krn ggn digesti absorpsi lemak (fat malabsorption syndrome), disfungsi pankreas, sumbatan
empedu dan pemberian antibiotika lama.
Disimpan di hepar dan jaringan adiposa.
Menyebabkan masa jendal darah memanjang darah sulit menjendal.
Bayi baru lahir def. Vit K.
Input air :
o Air minum (1200-1500 ml)
o Air dari makanan (770-1000 ml)
o Air metabolik dalam tubuh (200-300 ml)
Gejala dehidrasi
o Gejala: rasa haus, mukosa kering, turgor kulit lemah, nadi kecil & cepat, TD menurun,
suhu tubuh naik, gelisah dan kesadaran menurun
Kehilangan Air (Pembatasan Masukkan Air)
Bila suplai terbatas atau air hilang dr tubuh terlalu banyak melebihi masuknya akan disertai
ggn keseimbangan elektrolit.
Kehilangan air menyebabkan cairan ekstrasel lbh pekat / hipertonik terhadap sel.
Kompensasi: air dr dlm sel berdifusi keluar sel ke ruang ekstrasel atau interstisiel
Cairan intrasel berkurang dehidrasi intrasel.
Gejala: mual, haus, muntah, tubuh jadi panas, kulit kering, lidah kering, kesadaran menurun &
urin kuning pekat dgn vol kecil 600 ml/hr (oligouri) bila berat anuri ( urin < 200 ml/dr)
Pengurangan air dlm plasma darah diikuti penurunan TD & sirkulasi darah menjadi lambat.
Darah lebih pekat hemokonsentrasi shg Ht (hematokrit), Na & Protein meningkat.
TD turun dibawah 40 mmHg diikuti penurunan kesadaran syok. Bila keadaan ini berlangsung
lama & berat kegagalan fungsi ginjal ditandai anuria fatal †
Tindakan Rehidrasi
Dehidrasi ringan; rehidrasi cukup dgn pemberian cairan & elektrolit peroral dgn oralit atau LGG.
Dehidrasi sedang; dgn oralit ttp bila kehilangan cairan tetap terjadi perlu infus cairan
elektrolit.
Dehidrasi berat; beri infus cairan elektrolit
Cairan elektrolit yg diberikan pd awalnya: NaCl 0,9%. Infus selanjutnya harus memperhatikan
kemungkinan defisit elektrolit yg hilang.
Keadaan muntah berlebihan elektrolit yg hilang berupa asam (HCl) alkalosis, infus yg
diberikan bersifat asam (ringer laktat)
Keadaan diare berat cairan yang hilang bersifat alkalis asidosis, krn bnyk Na & karbonat
yang hilang, mk cairan yang hrs diberikan bersifat alkalis (Na-karbonat)
Keadaan luka bakar luas & syok, hrs memperhatikan kebutuhan protein plasma, tindakan tidak
hanya infus ttp jg transfusi plasma.
Keberhasilan rehidrasi dpt dilihat dari kenaikkan BB, disertai perbaikan tanda-tanda klinis spt:
hilangnya rasa haus, turgor kulit membaik, TD membaik & kesadaran membaik.
Kasus muntah & diare dgn dehidrasi harus memperhatikan keseimbangan asam basa.
Setelah dehidrasi teratasi mk dilanjutkan terapi kausatif (penyebab) mis dgn AB pd inf perut,
kolera atau disentri.
Metabolisme Mineral
Mineral yg diperlukan tubuh berupa:
o Unsur pokok (macronutrien)
o Unsur runutan (trace element)
Unsur mineral: essensial
Bila defisiensi gejala patologis / penyakit.
Berlebihan intoksikasi
Penting: tdk hanya jumlah ttp jg rasio perbandingan mineral
Makronutrien
Dibutuhkan dlm jumlah yang relatif banyak oleh tubuh 100 mg.
7 unsur penting: Ca, Mg, Na, K, P, S, & Cl.
Merupakan 60 – 70% dr seluruh zat anorganik dlm tubuh.
Unsur Runutan
Dibutuhkan dlm jumlah kecil < 100 mg/hr.
Ada 3 golongan:
o Essensial: Fe, I, Cu, Zn, Mn, Co, Se, Cr & Fl
o Semi-essensial: nikel, timah, vandium, silikon
o Non-essensial: Al, bor, germanium, Cadmium, Ar, Pb, & air raksa.
Ca (calsium)
Fungsi
Merupakan mineral yg jumlahnya terbanyak dibandingkan mineral lainnya.
merupakan penyusun tulang & gigi.
Metabolisme Ca
Dlm plasma terdapat dlm bntk ion Ca+, berikatan dgn protein.
Kadar dipengaruhi H. paratiroid & kalsitonin
Penurunan fraksi ion Ca tetani
Penurunan kadar Ca terjadi akibat : in-take yg kurang, gangguan absorpsi, nefritis, defisiensi
paratiroid, & peningkatan retensi fosfat pd peny tub renalis.
Penyakit Hipoparatiroid
Dapat terjadi akibat pembuangan kljr paratiroid
Mengakibatkan penurunan kdr Ca serum smp dibawah 7 mg/dl disertai peningkatan kadar fosfat
serum & penurunan fosfat urin.
Osteoporosis
Penyakit ini terjadi pd orang dewasa krn intake Ca yg rendah & mungkin bersamaan dgn diet
tinggi protein.
Mengakibatkan ekskresi Ca lbh besar drpd intake Ca.
menopause: berkaitan dgn penurunan hormon estrogen
Rakhitis
Keadaan ini terjadi pd anak-anak akibat kalsifikasi terganggu (osteomalasi).
Biasanya terjadi akibat defisiensi Ca diet atau aktivitas vit D yg kurang krn kurang sinar matahari
P (Fosfor)
Fungsi
P paling bnyk terdapat dlm tulang & gigi bersama Ca, sisanya terdapat bebas atau berikatan dgn
senyawa organik dlm tubuh
Kebutuhan P
Hampir semua makanan mengandung P, defisiensi jarang
Kebutuhan rata-rata: 1,5 g/hr
o ASI rasio Ca:P=2:1 ,
o Susu sapi rasio Ca:P = 1,2:1
Metaboloisme P
Absorpsi berkorelasi dgn Ca, demikian jg ekskresinya.
Peningkatan metabolisme KH & lemak akan diikuti penurunan kdr P, khususnya P organik.
Penyakit ginjal: terjadi penurunan kadr Ca diikuti retensi P shg asidosis.
Kebutuhan
Laki-laki dewasa: 350 mg/hr
Wanita: 300 mg/hr
Anak 150 - 250 mg/h
Bayi 60 – 70 mg/h
Asupan dipengaruhi oleh Ca, Protein, Vit D dan alkohol dlm diet.
Defisiensi: disfungsi neuromuskuler, hipereksitabilitas, konvulsi dan tremor.
Metabolisme
Absorpsi di usus halus, sebagian kecil usus besar, dan kolon
Ekskresi : sebagian besar lewat ren 6-20 mEq/l/hr.
Ekskresi dipacu: aldosteron
Na / natrium (sodium)
Fungsi
Dlm pengaturan keseimbangan asam basa darah, Na berpasangan dengan Cl dan bicarbonat.
Metabolisme
GGK yg disertai asidosis terjadi penurunan kadar Na, sebab reabsorsi terganggu, eksresi
melalui urin meningkat
Sirrosis dan payah jantung kongesti kadar Na serum rendah, namun Na tubuh tinggi
overhidrasi (pengenceran Na) hiponatremia namun BB naik
Kehilangan cairan berlebihan (mis: muntah, diare dan penyakit ginjal) kadar Na tubuh
dapat turun hiponatremia disertai dehidrasi dan penurunan BB.
Kadar Na meningkat pd korteks adrenal yg hiperaktif, mis: penyakit Cushing atau akibat
pemberian kortikotropin (ACTH), kortison, deoksikortikosteron, estrogen dan progesteron.
Kehamilan retensi Na o.k. banyak hormon yang disekresi plasenta menahan Na & air
kenaikan BB, kadang hipertensi smp eklampsi.
Fungsi
Penting untuk aktivitas enzim glikolitik dan biosintesis protein yang perlu K untuk aktivitasnya
Kebutuhan
Normal : 4 g/hr
Sumber: daging, pisang, jeruk, nanas, brokoli dan kentang
Metabolisme
K ekstrasel mempengaruhi aktivitas kontraksi otot lurik dan konduksi otot jantung, sehingga
bila terjadi penurunan kadarnya, dapat terjadi paralisis atau ggn denyut jantung
Ekskresi melalui ren (ginjal) upaya untuk mempertahankan keseimbangan asam basa
darah.
Kenaikan K dalam serum disertai kenaikan K intrasel tanda peny. Addison atau insufisiensi
adrenal
Hiperkalemi
Gejala klinis: depresi syaraf pusat dan depresi jantung sehingga bradikardi, denyut lemah,
diikuti kolaps dan denyut berhenti (cardiac arrest).
Gejala lain: delirium, lemah, hipestesia (mati rasa), kesemutan dan paralisis otot ekstremitas
dan paralisis otot pernafasan.
Hipokalemia
Sering terjadi post operasi dengan infus cairan kurang kalium, jg pada malnutrisi, peny dgn
keseimbangan nitrogen negatif, diare kronis, fistula usus, penyedotan cairan lambung yang
berulang dan alkalosis metabolik serta pada hiperaktivitas korteks adrenal (Sindr Cushing)
atau penyuntikan kortikosteroid/ACTH dlm jumlah banyak
Terapi: Berat infus larutan 25 mEq/L (KCl 1,8 g/L) atau garam K ditambah pada NaCl
fisiologis