Anda di halaman 1dari 25

Antigen

 
Dosen Pengampu : Melia Sari S.Si.,M.Si.
Anggota Kelompok 4

Cut Amelia Sofia Zahra (1901011132)


Grace Oktafiani Sarumaha (1901011138)
Izza Syahada (1901011144)
Rapina Christyani Tamba (1901011343)
Rida Amalia (1901011344)
Tedi Setiawan (1901011166)
Tesya Hardianti (1901011345)
Tiara Safira Kusnaidi (1901011167)
Antigen adalah suatu substansi yang mampu merangsang
terbentuknya respon imun yang dapat dideteksi, baik
respon imun seluler, respon imun humoral atau kedua-
duanya. Karena sifatnya itu antigen disebut juga sebagai
imunogen. Imunogen yang paling paten umumnya
merupakan makromolekul protein, polisakarida atau
polimer sintetik yang lain seperti polivinilpirolidon (PVP).

antigen
Antigen ditemukan dipermukaan seluruh sel, tetapi
dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang
tidak bereaksi terhadap sel - selnya sendiri. Sehingga
dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi.
 Antigen Endogen
Antigen endogen merupakan antigen yang dihasilkan dari metabolisme sel. Mereka
bisa berupa antigen diri atau non-diri. Di sini, produk sampingan dari metabolisme sel
biasa merupakan self-antigen sementara antigen yang berhubungan dengan patogen yang
diproduksi oleh sel yang terinfeksi merupakan antigen non-self. Sistem kekebalan
seharusnya menghasilkan respon imun hanya terhadap antigen non-diri.
Ketika patogen menginfeksi sel, molekul yang dihasilkan di dalam sel sebagai
akibat dari proses metaboliknya juga ada pada membran sel dari sel yang terinfeksi
bersama dengan antigen-antigen sel. Antigen terkait patogen menandai sel sebagai sel
yang terinfeksi. Di sini, antigen diri dan non-diri hadir bersama dengan molekul MHC
kelas I. Oleh karena itu, sel T sitotoksik mengenali antigen non-diri pada permukaan sel
dan mengeluarkan berbagai toksin, yang menginduksi kematian sel dari sel yang
terinfeksi baik oleh lisis sel atau apoptosis.
Antigen Endogen &
Antigen Eksogen
Antigen Eksogen

Antigen eksogen merupakan antigen non-diri yang masuk ke dalam tubuh


dari luar, baik melalui ingesti, inhalasi atau injeksi. Mereka termasuk bakteri
dan patogen lainnya yang menyebabkan infeksi, serbuk sari dan partikel
makanan yang dapat menyebabkan alergi. Oleh karena itu, antigen eksogen
terjadi di ruang ekstraseluler dan cairan tubuh termasuk darah dan getah
bening, tetapi tidak di dalam sel.
● Persamaan Antigen Endogen Dan Antigen Eksogen

a. Antigen endogen dan eksogen merupakan antigen yang dapat


b. menginduksi pembentukan antibodi dan mengaktifkan sistem imun.
c. Antigen endogen dan eksogen dapat mengikat antibodi.
d. Antigen endogen dan eksogen dapat menyebabkan respons imun.
e. Antigen endogen dan antigen eksogen dapat berupa protein, peptida atau
polisakarida.

● Perbedaan Antigen Endogen Dan Antigen Eksogen


Perbedaan utama antara antigen endogen dan eksogen adalah antigen endogen
dihasilkan di dalam sel sedangkan antigen eksogen berasal dari luar tubuh. Oleh
karena itu, antigen endogen bersifat intraseluler sedangkan antigen eksogen bersifat
ekstraseluler. Selain itu, antigen eksogen adalah jenis antigen yang paling umum
sedangkan antigen endogen secara komparatif tidak.
Karakteristik Antigen
Karakteristik antigen meliputi bentuk, ukuran, rigiditas, lokasi determinan dan
struktur tersier.

● Ukuran
Ukuran antigen lengkap (imunogen) biasanya mempunyai berat molekul yang besar.
Tetapi molekul kecil dapat bergabung dengan protein inang sehingga dapat bersifat
imunogen dengan membentuk kompleks kecil (hapten) dan protein inang (carrier).
● Bentuk
Bentuk determinan sangat penting sebagai komponen utama, seperti DNP dalam
DNP-L-lisin yang memberi bentuk molekul yang tidak dapat ditemukan dalam
homolog primer.
 Karakteristik Antigen

● Rigiditas
Gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat besar, hampir semuanya non
imunogenik. Kespesifitasnya dari produksi antigen secara langsung diangkut ke
gelatin.
● Lokasi determinan
Lokasi determinan bagian protein yang terdenaturasi mengindikasikan determinan
antigen yang penting yang dapatdimasukkan oleh molekul besar.
● Struktur tersier
Struktur tersier dari protein penting dalam mendeterminasi kespesifikasn dari respon
suatu antibodi. Produksi antibodi rantai A dari insulin tidak bereaksi dengan molekul
alami. Reduksi dan reoksidasi dari ribonuklease di bawah kondisi kontrol diproduksi
dari campuran molekul protein yang berbeda hanya dalam struktur tiga dimensi. Jika
katabolisme terjadi, struktur tersier dari imunogen akan dihancurkan.
 
Sifat- Sifat Antigen
Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas sebagai berikut :

● Keasingan
Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuh isyarat sebagai
imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes.
● Sifat-Sifat Fisik
Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum
tertentu, yaitu mempunyai berat molekul >40.000 dalton, respon terhadap hospes
minimal, umumnya berupa protein asing, alergen bersifat stabil (tahan bila
dipanaskan, sukar dipecahkan), mampu merangsang terbentuknya AB serta antigen
poten alamiahnya berupa makro molekul dan kompleks polisakarida, serta fungsi
zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan protein-protein jaringan.
Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung proten
pembawa dengan ukuran sesuai.
Sifat- Sifat Antigen
● Kompleksitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi sifat fisik dan
kimia molekul.
● Bentuk-bentuk (Conformation)
Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear atau
bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya
mampu merangsang terjadinya respon imun.
● Muatan (Charge)
Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-zat yang bermuatan positif,
negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian imunogen tanpa muatan akan
memunculkan antibody yang tanpa kekuatan.
● Kemampuan Masuk
Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan
menentukan hasil respon imun
 
Klasifikasi Antigen

a. Unideterminan, univalen yaitu hanya satu


Pembagian antigen jenis determinan/epitop pada satu molekul.
menurut epitope
b. Unideterminan, multivalen yaitu hanya satu
jenis determinan tetapi dua atau lebih
determinan tersebut pada satu molekul.
c. Multideterminan, univalent yaitu banyak
epitop yang bermacam-macam tetapi hanya
satu dari setiap macamnya (kebanyakan
protein).
d. Multideterminan, multivalen yaitu banyak
macam determinan dan banyak dari setiap
macam pada satu molekul.
Klasifikasi Antigen

Pembagian antigen
menurut spesifitas
1. Heteroantinogen yaitu yang dimiliki oleh
banyak spesies.
2. Xenoantinogen yaitu yang hanya dimiliki oleh
banyak spesies tertentu.
3. Alloantinogen yaitu yang spesifik untuk
individu dalam satu spesies.
4. Antigen organ spesifik yaitu yang hanya
dimiliki organ tertentu.
5. Autoantigen yaitu yang dimiliki alat tubuh
sendiri.
Klasifikasi Antigen

Pembagian antigen menurut hubungan genetika dari asal antigen dan penerima
antigen :

 Antigen hiskopabilitas, yaitu suatu antigen yang menimbulkan reaksi pada


transplantasi jaringan.
 Autoantigen adalah antigen yang dimiliki oleh seseorang, tetapi karena suatu sebab
dapat menimbukan antibodi terhadapnya.
 Isoantigen, merupakan antigen yang terdapat pada individu lain dalam spesies yang
sama namun secara genetik dapat dikenal oleh penerima, misalnya antigen yang
menentukan golongan darah.
Klasifikasi Antigen

Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :


Pembagian antigen menurut
a. Polisakarida, pada umumnya bersifat ketergantungan terhadap sel T
imunogenik
b. Glikoprotein, terdapat pada permukaan sel a. T dependen yaitu yang memerlukan
mikroorganisme pengenalan sel T terlebih dahulu
c. Lipid, biasanya tidak bersifat imunogenik, untuk dapat menimbulkan respon
tetapi menjadi imunogenik apabila terikat antibodi.
dengan protein karier. Lipid dianggap b. T independen yaitu yang dapat
sebagai hapten. merangsang sel B tanpa bantuan sel
d. Asam nukleat, tidak bersifat imunogenik, T untuk membentuk antibodi.
tetapi menjadi imunogenik apabila terikat
dengan protein karier.
Klasifikasi Antigen
Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2 :
1. Imunogen, yaitu molekul besar (disebut molekul pembawa). Bagian dari molekul
antigen besar yang dikenali oleh sebuah antibodi (oleh reseptor sel T) atau bagian
antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi
pembentukan antibodi yang dapat diikan dengan spesifik oleh bagian dari antibodi atau
oleh reseptor antibodi, bias juga disebut determinan antigen atau epitope.
2. Hapten, yaitu komplek yang terdiri atas molekul kecil. Bahan kimia ukuran kecil
seperti dinitrofenol dapat diikat antibodi, tetapu bahan tersebut sendiri tidak dapat
mengaktifkan sel B (tidak imunogenik). Untuk mengacu respon antibodi, bahan kecil
tersebut perlu diikat oleh molekul besar. Hapten merupakan sejumlah molekul kecil
yang dapat bereaksi dengan antibodi namun tidak dapat menginduksi produksi
antibodi.
 
Contoh Antigen
1. Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak
jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan makhluk
hidup yang lain. Bakteri memiliki ratusan ribu spesies
yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada juga yang meerugikan. Bakteri adalah
organisme uniseluler dan prokariot serta umumnya tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Contoh Antigen

2. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariotik. Virus
bersifat parasitobligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus
tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
Contoh Antigen
● Sel darah yang asing
Sel darah yang asing dapat diperoleh dari pendonoran darah. Transfusi darah
merupakan jenis transplantasi yang paling sering dilakukan. Dan apabila darah
yang masuk ke dalam tubuh resipien tidak kompatibel maka tubuh akan
mengenalinya sebagai antigen.
● Sel-sel dari transplantasi organ
Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang
kepada orang lain dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang. Namun
sel-sel tersebut dapat menjadi antigen ketika sel tidak cocok dengan tubuh resipien.
● Toksin
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan
struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal dan beberapa jenis lain
bersifat lebih ringan.
 
Mekanisme Masuknya Antigen dalam Tubuh

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke
dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh
kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten.
Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal),
kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis
pembentukan antibodi. Contoh hapten diantaranya adalah toksin poison ivy, berbagai macam
obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainnya yang dapat membawa efek alergik. Antigen yang
masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut
menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan
membentuk antibodi yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang pembentukan
antibodi itu sendiri. Tempat melekatnya antibodi pada antigen disebut epitop, sedangkan tempat
melekatnya antigen pada antibodi disebut variabel.
kategori Interaksi antigen-antibodi

1. Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan
antibodi pada situs identik yang kecil bernama epitop.
2. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya.
Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri,
immnunitas mikroba, dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain:
edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan
terhadap infeksi.
kategori Interaksi antigen-antibodi
3. Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:
● Netralisasi adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian
antigen menimbulkan efek yang merugikan. Contohnya adalah dengan
mengikat toksin bakteri, antibodi mencegah zat kimia ini berinteraksi
dengan sel yang rentan.
● Aglutinasi adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk
gumpalan.
● Aglutinasi adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk
gumpalan.
kategori Interaksi antigen-antibodi

● Presipitasi adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu


besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan akhirnya
mengendap.
● Fagositosis adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen
mampu mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan
fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut.
● Sitotoksis adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan
sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer
cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi sebelum
dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.
Kesimpulan
1. Antigen adalah suatu substansi yang mampu merangsang
terbentuknya respon imun yang dapat dideteksi, baik respon imun
seluler, respon imun humoral atau kedua-duanya.
2.Antigen endogen merupakan antigen yang dihasilkan sebagai hasil
dari metabolisme sel. Antigen eksogen merupakan antigen non diri
yang masuk kedalam tubuh dari luar, baik melalui ingesti, inhalasi atau
injeksi.
3.Karakteristik antigen meliputi bentuk, ukuran, rigiditas, lokasi
determinan dan struktur tersier.
4.Mekanisme masuknya antigen dalam tubuh yaitu antigen akan
berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut
menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel
plasma kemudian membentuk antibodi yang mampu berikatan dengan
antigen yang merangsang pembentukan antibodi itu sendiri.
5.Terdapat berbagai kategori interaksi antige-antibodi antara lain yaitu
primer, sekunder dan tersier.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai