Dosen Pengampu : Melia Sari S.Si.,M.Si.
Anggota Kelompok 4
antigen
Antigen ditemukan dipermukaan seluruh sel, tetapi
dalam keadaan normal, sistem kekebalan seseorang
tidak bereaksi terhadap sel - selnya sendiri. Sehingga
dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi.
Antigen Endogen
Antigen endogen merupakan antigen yang dihasilkan dari metabolisme sel. Mereka
bisa berupa antigen diri atau non-diri. Di sini, produk sampingan dari metabolisme sel
biasa merupakan self-antigen sementara antigen yang berhubungan dengan patogen yang
diproduksi oleh sel yang terinfeksi merupakan antigen non-self. Sistem kekebalan
seharusnya menghasilkan respon imun hanya terhadap antigen non-diri.
Ketika patogen menginfeksi sel, molekul yang dihasilkan di dalam sel sebagai
akibat dari proses metaboliknya juga ada pada membran sel dari sel yang terinfeksi
bersama dengan antigen-antigen sel. Antigen terkait patogen menandai sel sebagai sel
yang terinfeksi. Di sini, antigen diri dan non-diri hadir bersama dengan molekul MHC
kelas I. Oleh karena itu, sel T sitotoksik mengenali antigen non-diri pada permukaan sel
dan mengeluarkan berbagai toksin, yang menginduksi kematian sel dari sel yang
terinfeksi baik oleh lisis sel atau apoptosis.
Antigen Endogen &
Antigen Eksogen
Antigen Eksogen
● Ukuran
Ukuran antigen lengkap (imunogen) biasanya mempunyai berat molekul yang besar.
Tetapi molekul kecil dapat bergabung dengan protein inang sehingga dapat bersifat
imunogen dengan membentuk kompleks kecil (hapten) dan protein inang (carrier).
● Bentuk
Bentuk determinan sangat penting sebagai komponen utama, seperti DNP dalam
DNP-L-lisin yang memberi bentuk molekul yang tidak dapat ditemukan dalam
homolog primer.
Karakteristik Antigen
● Rigiditas
Gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat besar, hampir semuanya non
imunogenik. Kespesifitasnya dari produksi antigen secara langsung diangkut ke
gelatin.
● Lokasi determinan
Lokasi determinan bagian protein yang terdenaturasi mengindikasikan determinan
antigen yang penting yang dapatdimasukkan oleh molekul besar.
● Struktur tersier
Struktur tersier dari protein penting dalam mendeterminasi kespesifikasn dari respon
suatu antibodi. Produksi antibodi rantai A dari insulin tidak bereaksi dengan molekul
alami. Reduksi dan reoksidasi dari ribonuklease di bawah kondisi kontrol diproduksi
dari campuran molekul protein yang berbeda hanya dalam struktur tiga dimensi. Jika
katabolisme terjadi, struktur tersier dari imunogen akan dihancurkan.
Sifat- Sifat Antigen
Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas sebagai berikut :
● Keasingan
Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuh isyarat sebagai
imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes.
● Sifat-Sifat Fisik
Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum
tertentu, yaitu mempunyai berat molekul >40.000 dalton, respon terhadap hospes
minimal, umumnya berupa protein asing, alergen bersifat stabil (tahan bila
dipanaskan, sukar dipecahkan), mampu merangsang terbentuknya AB serta antigen
poten alamiahnya berupa makro molekul dan kompleks polisakarida, serta fungsi
zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan protein-protein jaringan.
Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung proten
pembawa dengan ukuran sesuai.
Sifat- Sifat Antigen
● Kompleksitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi sifat fisik dan
kimia molekul.
● Bentuk-bentuk (Conformation)
Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen. Polipeptid linear atau
bercabang, karbohidrat linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya
mampu merangsang terjadinya respon imun.
● Muatan (Charge)
Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-zat yang bermuatan positif,
negatif, dan netral dapat imunogen. Namun demikian imunogen tanpa muatan akan
memunculkan antibody yang tanpa kekuatan.
● Kemampuan Masuk
Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem pengenalan akan
menentukan hasil respon imun
Klasifikasi Antigen
Pembagian antigen
menurut spesifitas
1. Heteroantinogen yaitu yang dimiliki oleh
banyak spesies.
2. Xenoantinogen yaitu yang hanya dimiliki oleh
banyak spesies tertentu.
3. Alloantinogen yaitu yang spesifik untuk
individu dalam satu spesies.
4. Antigen organ spesifik yaitu yang hanya
dimiliki organ tertentu.
5. Autoantigen yaitu yang dimiliki alat tubuh
sendiri.
Klasifikasi Antigen
Pembagian antigen menurut hubungan genetika dari asal antigen dan penerima
antigen :
2. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik
yang menginfeksi sel organisme biologis. Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariotik. Virus
bersifat parasitobligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus
tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
Contoh Antigen
● Sel darah yang asing
Sel darah yang asing dapat diperoleh dari pendonoran darah. Transfusi darah
merupakan jenis transplantasi yang paling sering dilakukan. Dan apabila darah
yang masuk ke dalam tubuh resipien tidak kompatibel maka tubuh akan
mengenalinya sebagai antigen.
● Sel-sel dari transplantasi organ
Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang
kepada orang lain dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang. Namun
sel-sel tersebut dapat menjadi antigen ketika sel tidak cocok dengan tubuh resipien.
● Toksin
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi fungsi sel dan
struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal dan beberapa jenis lain
bersifat lebih ringan.
Mekanisme Masuknya Antigen dalam Tubuh
Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul kecil yang bisa masuk ke
dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh
kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten.
Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun internal),
kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis
pembentukan antibodi. Contoh hapten diantaranya adalah toksin poison ivy, berbagai macam
obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainnya yang dapat membawa efek alergik. Antigen yang
masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor sel limfosit B. Pengikatan tersebut
menyebabkan sel limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan
membentuk antibodi yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang pembentukan
antibodi itu sendiri. Tempat melekatnya antibodi pada antigen disebut epitop, sedangkan tempat
melekatnya antigen pada antibodi disebut variabel.
kategori Interaksi antigen-antibodi
1. Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen dengan
antibodi pada situs identik yang kecil bernama epitop.
2. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya.
Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri,
immnunitas mikroba, dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain:
edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan
terhadap infeksi.
kategori Interaksi antigen-antibodi
3. Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:
● Netralisasi adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian
antigen menimbulkan efek yang merugikan. Contohnya adalah dengan
mengikat toksin bakteri, antibodi mencegah zat kimia ini berinteraksi
dengan sel yang rentan.
● Aglutinasi adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk
gumpalan.
● Aglutinasi adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk
gumpalan.
kategori Interaksi antigen-antibodi