Anda di halaman 1dari 25

Pengampu :

Dr. Sunarjati Sudigdo Adi,dr., MS., SpMK (K)

di susun oleh : dr.Fidella


Berbagai patogen seperti

BAKTERI

IMUNOGEN
VIRUS ATAU JAMUR
ANTIGEN

PARASIT
DEFINISI
Antibodi adalah bahan Glikoprotein yang diproduksi sel
B sebagai respon terhadap rangsangan imunogen.
Dalam praktek antigen sering digunakan sebagai
imunogen.
Secara spesifik imunogen adalah bahan yang dapat
merangsang sel B atau sel T atau keduanya.
Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk
respons imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik
seperti antibodi.
 Antigen lengkap antigen yang menginduksi baik respons
imun maupun bereaksi dengan produknya.
 Antigen inkomplit atau Hapten tidak dapat dengan sendiri
menginduksi respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan
produknya seperti antibodi.
 Hapten substansi dengan berat molekul rendah,umumnya
tidak imunogenik, tetapi pada protein yang yang imunogenik
(carrier protein) ia akan membentuk suatu kompleks yang dapat
merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi terhadap
molekul tersebut
 Epitope / determinan antigen  bagian dari antigen yang dapat
membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi
pembentukan antibodi, dapat diikat dengan T-cell receptor.
 Paratop bagian dari reseptor sel T/ sel B yang mengikat
epitop.
Secara fungsional antigen dibagi menjadi :
 Imunogen
 Hapten
Contoh hapten : dinitrofenol

Hapten biasanya dikenal oleh sel B, sedangkan protein


pembawa oleh sel T. molekul pembawa sering digabung
dengan hapten dalam usaha memperbaiki imunisasi.
Respon sel B terhadap hapten memerlukan protein
pembawa untuk dapat dipresentasikan ke sel Th
Imunogenesitas dan antigenesitas
 Imunogenesitas adalah kemampuan untuk
menginduksi respon imun humoral atau selular
Determinan antigen-epitop dan paratop
 Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari
antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan
reseptor antibodi, menginduksi pembentukan
antibodi yang dapat diikat dengan spesifik oleh bagian
dari antibodi atau oleh reseptor antibodi.
 Paratop ialah bagian dari antibodi yang mengikat
epitop atau TCR yang mengikat epitop pada antigen.
 Respon imun dapat terjadi terhadap semua golongan
bahan kimia seperti hidrat arang, protein dan asam
nukleat.
 Molekul antigen tunggal dapat memiliki beberapa
epitop.
 Epitop berinteraksi dengan regio yang mengikat
antibodi atau TCR. Regio antigen yang berikatan
dengan MHC II disebut agretop
Penggolongan Antigen
1. Antigen eksogen
 antigen yang berasal dari luar tubuh seseorang
 berbagai jenis bakteri, virus, obat.
2. Antigen endogen
terdapat di dalam tubuh.
Contoh: antigen xenogeneic atau heterolog yang terdapat
dalam spesies yang berlainan, antigen autolog atau
idiotipik yang merupakan komponen tubuh sendiri, dan
antigen allogeneic atau homolog yang membedakan satu
individu dari individu yang lain dalam spesies yang sama.
 Contoh determinan antigen homolog adalah antigen yang
terdapat pada eritrosit, leukosit, trombosit, protein serum
dan major histocompatibility complex (MHC).
Antigen poten alamiah
 terbanyak adalah protein besar
 berat molekul lebih dari 40.000 dalton
 kompleks polisakarida microbial.
 Glikolipid dan lipoprotein
 dapat juga bersifat imunogenik, tetapi tidak demikian
halnya dengan lipid yang dimurnikan.
 Asam nukleat dapat bertindak sebagai imunogen
dalam penyakit autoimun tertentu
Anti-Antibodi
 Disamping fungsinya sebagai antibodi, antibodi dapat
juga berfungsi sebagai protein imunogen yang baik,
dapat memacu produksi antibodi pada spesies yang
lain atau autoantibodi pada pejamu sendiri.
 Autoantibodi terutama diproduksi terhadap IgM,
misalnya yang ditemukan pada AR dan disebut FR
(Faktor reumatoid).
Pembagian Antigen
 Antigen dapat dibagi menurut epitop,spesifitas, ketergantungan
terhadap sel-T dan sifat kimiawi :
1.Pembagian antigen menurut epitop
a.Unideterminan, univalen
hanya satu jenis determinan/epitop pada satu molekul.
b.Unideterminan, multivalen
Hanya satu jenis determinan tetapi dua atau lebih determinan
tersebut ditemukan pada satu molekul.
c.Multideterminan, univalen
banyak epitop yang bermacam-macam tetapi hanya satu dari
setiap macamnya (kebanyakan protein).
d.Multideterminan, multivalen
banyak macam determinan dan banyak dari setiap macam pada
satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan
kompleks secara kimiawi)
SIFAT IMUNOGENISITAS
 Di pengaruhi oleh :
 Derajat keasingan : self or non self
 Ukuran berat molekul : > 100.000 dalton -> imunogen
 Bisa dipresentasikan kepada APC atau sel B
 Dosis dan rute pajanan antigen
 Struktur kimia dan heterogenisitas
 Makromolekul
2.Pembagian antigen menurut spesifitas :
a.Heteroantigen, yang dimiliki oleh banyak spesies
b.Xenoantigen, yang hanya dimiliki spesies tertentu
c.Aloantigen (isoantigen), yang spesifik untuk individu
dalam 1 spesies
d.Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ
tertentu.
e.Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri
3.Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap
sel-T
a.T dependen, yang memerlukan pengenalan oleh sel-T
terlebih dahulu untuk dapat menimbulkan respon
antibodi. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam
golongan ini.
b.T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa
bantuan sel T untuk membentuk antibodi.
Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul
besar polimerik yang dipecah di dalam tubuh secara
perlahan-lahan, misalnya : lipopolisakarida, levan dan
flagelin polimerik bakteri.
4.Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :
a.Hidrat arang (polisakarida)
hidrat arang pada umumnya imunogenik.
Glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel
banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon
imun terutama pembentukan antibodi. contoh lain
respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO,
sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari
polisakarida pada permukaan sel darah merah.
b.Lipid
lipid biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi
imunogenik bila di ikat protein pembawa. Lipid dianggap
sebagai hapten, contohnya adalah sfingolipid
c.Asam nukleat
asam nukleat tidak imunogenik, tetapi dapat menjadi
imunogenik bila di ikat protein molekul pembawa. DNA
dalam bentuk heliks nya biasanya tidak imunogenik.
Respon imun terhadap DNA terjadi pada penderita dengan
LES
d.Protein
kebanyakan protein adalah imunogenik dan pada
umumnya multideterminan dan univalen.
Superantigen
 Superantigen adalah molekul yang merupakan pemacu
respon imun poten, memiliki tempat-tempat untuk
mengikat reseptor sel dari 2 sistem imun yaitu rantai beta
dari TCR dan rantai alpha atau beta dari molekul MHC-II,
tidak memerlukan pengolahan intraseluler oleh APC dan
tidak terbatas pada alel MHC-II khusus.
 Superantigen merupakan molekul protein kecil, biasanya
22-30 kd yang diproduksi berbagai patogen untuk manusia
seperti Staphylococcus aureus (enterotoksin dan toksin
eksofoliatif), Staphylococcus pyogenes (eksotoksin),
patogen gram negatif (toksin Yersinia enterokolitica,
Yersinia pseudotuberculosis), virus (EBV,CMV,HIV,Rabies)
dan parasit (Toxoplasma gondii).
 Superantigen dapat merangsang sel T yang multipel
terutama sel CD4 yang menimbulkan penglepasan
sejumlah besar sitokin.
 Superantigen dapat merangsang 10% sel CD4 melalui
ikatan dengan TCR dan timus dependen sehingga tidak
memerlukan proses oleh fagosit.
 Karena kemampuan berikatan secara unik, superantigen
dapat mengaktifkan sejumlah besar sel T dan tidak
tergantung dari spesifitas antigen.
 Sampai 20% dari semua sel T dalam darah dapat diaktifkan
oleh 1 molekul superantigen. Kualitas respon sel T lebih
cepat dan besar berupa produksi sitokin seperti IL-2, IL-6,
IL-8, TNF-α, IFN-γ, yang berperan dalam inflamasi, dan
menimbulkan ekspansi masif sel T reaktif spesifik dan
sindrome klinis berupa DIC dan kolaps vaskuler yang
dikenal sebagai syok endotoksin, sindrome syok toksin
atau septik terutama melalui TNF-α
 Superantigen telah digunakan sebagai ajuvan untuk
meningkatkan respon imun terhadap antigen dalam
imunisasi.
 Melalui MHC-I dan TCR, superantigen mengarahkan
sel Th untuk memberikan sinyal ke sel B, Makrofag,
sel dendritik dan sel sasaran lain.
Aloantigen
 Aloantigen adalah antigen yang ditemukan pada
beberapa spesies tertentu, antara lain bahan golongan
darah pada eritrosit dan antigen histokompatibel
dalam jaringan tandur yang merangsang respon imun
pada resipien yang tidak memilikinya.

Anda mungkin juga menyukai