Anda di halaman 1dari 20

HALLMARK OF AGING

Afifa Khairinnisa
Genomic Instability

Kerusakan genom berkaitan dengan penuaan dan induksi artifisial


dari kerusakan genom tsb dapat mnginduksi beberapa keadaan
patologis yang berkaitan dengan mempercepat penuaan.

Perbaikan factor yang terlibat dalam pengaturan segregasi


kromosom saat pembelahan sel dapat meningkatkan harapan hidup
pada mamalia

Intervensi terhadap mesin DNA repair telah terbukti berdampak


pada proses penuaan dini
Telomere Attrition
 Kromosom pada eukaryota, pada manusia mempunyai pelindung sering
disebut sebagai “cap” (topi), terdiri dari beberapa urutan nukleotida khusus
(TTAGGG), dengan untaian yang berulang mulai dari beberapa ratus kali
sampai ribuan kali pada kedua ujung kromosom.

 Pada keadaan proliferasi sel secara normal, selalu diikuti oleh pemendekan
dari telomer, pemendekan ini bersifat akumulasi yang pada suatu saat
tertentu proliferasi sel terhenti oleh karena batas pemendekan sudah
mencapai maksimal.

 Hal ini relevan dengan kemampuan proliferasi sel manusia yang terus
menurun sesuai dengan bertambahnya usia baik secara pemeriksaan in vitro
maupun in vivo (Campisi and Fagagna, 2007).
Epigenetic Alterations
Epigenetic Alterations

 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penuaan diikuti dengan


perubahan epigenetic, dan gangguan epigenetic dapat merangsang
sindrom progeroid pada hewan coba.

 Lebih lanjut, SIRT6 merupakan salah satu contoh enzim yang berkaitan
dengan epigenetik. Peningkatan ekspresi SIRT6 menunjukkan
peningkatan harapan hidup tikus, sedangkan hilangnya ekspresi gen ini
menunjukkan fenotip penuaan muncul lebih cepat (Mostoslavsky et al.,
2006; Kanfi et al., 2012).
Loss of Proteostasis
Loss of Proteostasis
 Ada bukti yang kuat bahwa penuaan berhubungan dengan gangguan proteostasis,
dan gangguan eksperimental terhadap proteostasis dapat memicu kondisi patologi
terkait usia. Hasil penelitian yang penting mengenai ini adalah manipulasi genetik
yang meningkatkan proteostasis terbukti dapat menunda penuaan pada mamalia
(Zhang dan Cuervo, 2008).
Deregulated Nutrient sensing
Deregulated Nutrient Sensing

Secara kolektif, bukti yang ada saat ini sangat


mendukung gagasan bahwa sinyal anabolic
mempercepat penuaan dan penurunan
signaling ini dapat memperpanjang umur
(Fontana et al., 2010).

Manipulasi farmakologis yang meniru keadaan


ketersediaan nutrisi terbatas, seperti
rapamycin, dapat memperpanjang umur
panjang pada tikus (Harrison et al., 2009).
Mitochondrial Dysfunction
Mitochondrial Dysfunction

 Fungsi mitokondria memiliki dampak yang mendalam pada proses


penuaan. Disfungsi mitokondria dapat mempercepat penuaan pada
mamalia (Trifunovic et al, 2004; Kujoth et al, 2005; Vermulst et al., 2008)

 Namun hingga saat ini masih kurang jelas apakah dengan meningkatkan
fungsi mitokondria, misalnya melalui mitohormesis, dapat
memperpanjang umur pada mamalia, meskipun bukti sugestif dalam
pengertian ini sudah ada (Lopez-Otın et al., 2013)
Cellular Senescence
Cellular Senescence

 Dalam beberapa aspek fisiobiologis, penuaan selular adalah kompensasi yang


menguntungkan dalam menanggapi kerusakan yang mempercepat penuaan ketika
jaringan kehilangan kapasitas regeneratif mereka.
 Mengingat kompleksitas ini, beberapa peneliti memperdebatkan peristiwa ini apakah
penuaan sel memenuhi kriteria yang ideal untuk ketiga definisi ciri khas penanda
penuaan.
 Peningkatan dari tumor supresor protein terbukti dapat memperpanjang umur panjang
(Mathieu et al., 2007, 2009), dan pada saat yang sama, dengan menghilangkan sel yang
mengalami penuaan (senescence cell) dalam eksperimen model hewan progeria dapat
menunda keadaan patologi terkait usia (Baker et al., 2013).
 Oleh karena itu, dua intervensi yang secara konseptual berlawanan dapat memperpanjang
usia.
Stem Cell Exhaustion

Berkurangnya stem cell nerupakan


konsekuensi integratif dari
berbagai jenis kerusakan terkait
penuaan dan kemungkinan
merupakan salah satu penyebab
utama dari penuaan jaringan,
organ dan organisme. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa
peremajaan stem cell mungkin
dapat membalikkan fenotip
penuaan pada tingkat organisme
(Random dan Chang, 2012)
Altered Intercellular Communication

 Ada bukti kuat bahwa penuaan bukan hanya fenomena di dalam satu
sel, namun merupakan gabungan perubahan fenotip berbagai sel yang
ditunjukkan dengan adanya komunikasi interseluler. Hal ini dapat
membuka peluang untuk mengintervensi proses penuaan pada tingkat
ini.

 Yang menarik adalah adanya bukti untuk peremajaan melalui faktor


sistemik melalui darah (Conboy et al., 2005; Villeda et al., 2011;
Loffredo et al., 2013).

Anda mungkin juga menyukai