Anda di halaman 1dari 34

ANTIGEN DAN ANTIBODI

Oleh:
E k a Ay u S r i A g u s t i n
201651459
Antigen biasanya adalah suatu zat asing terhadap
inang yang mula-mula dihadapi oleh faktor-faktor
alamiah diikuti oleh pengaktifan HI atau CMI. Zat ini
terikat pada reseptor permukaan antigen spesifik koloni
Antigen? sel-sel-T atau sel-sel-B. (Julius, 2011)
Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan
merupakan target yang akan dihancurkan oleh sistem
kekebalan tubuh. Antigen ditemukan di permukaan seluruh
sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan
seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga
dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang
menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi
dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil
(hapten) dipasangkan ke protein-pembawa. Sistem
kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ
khusus pada suatu organisme.
Jenis – Jenis Antigen

Jenis Antigen Berdasarkan Jenis Antigen Berdasarkan


Determinannya, Yaitu: Spesifiktasnya, Yaitu:
 Unideterminan, univalen : hanya satu  Heteroantinogen, yang dimiliki
jenis determinan/epitop pada satu oleh banyak spesies
molekul.
 Unideterminan, multivalen : hanya satu  Xenoantinogen, yang hanya
jenis determinan tetapi dua atau lebih dimiliki oleh banyak spesies
determinan tersebut pada satu tertentu.
molekul.
 Multideterminan, univalen : banyak
 Alloantinogen, yang spesifik
epitop yang bermacam-macam tetapi untuk individu dalam satu
hanya satu dari setiap macamnya spesies
(kebanyakan protein).  Antigen organ spesifik, yang
 Multideterminan, multivalen : banyak
macam determinan dan banyak dari
hanya dimiliki organ tertentu.
setiap macam pada satu molekul.  Autoantigen, yang dimiliki
alat tubuh sendiri
Jenis Antigen Berdasarkan Jenis Antigen Menurut Berdasarkan
Ketergantungan Pada Sel T, Yaitu: Kandungan Bahan Kimianya, Yaitu:

 T dependen, yang  Karbohidrat adalah antigen


memerlukan pengenalan yang imunogenik
sel T terlebih dahulu  Lipid adalah antigen yang
untuk dapat menimbulkan tidak imunogenik namun
respon antibodi. hapten
 Asam nukleat adalah
 T independen, yang dapat
antigen yang tidak
merangsang sel B tanpa imunogenik
bantuan sel T untuk
 Protein adalah antigen
membentuk antibodi. yang imunogenik
Antibodi adalah protein yang dapat ditemukan
pada darah atau kelenjar tubuh vertebrata lainnya,
dan digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasikan dan menetralisasikan benda
Antibodi? asing seperti bakteri dan virus. Mereka terbuat dari
sedikit struktur dasar yang disebut rantai. Tiap
antibodi memiliki dua rantai berat besar dan
dua [rantai ringan].
Antibodi diproduksi oleh tipe sel darah
yang disebut sel B. Terdapat beberapa tipe yang
berbeda dari rantai berat antibodi, dan
beberapa tipe antibodi yang berbeda, yang
dimasukan kedalam isotype yang berbeda
berdasarkan pada tiap rantai berat mereka
masuki. Lima isotype antibodi yang berbeda
diketahui berada pada tubuh mamalia, yang
memainkan peran yang berbeda dan menolong
mengarahkan respon imun yang tepat untuk
tiap tipe benda asing yang berbeda yang
ditemui.
Antibodi adalah molekul immunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik
yang menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang sama; digolongkan menurut cara
kerja seperti agglutinin, bakteriolisin, hemolisin, opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis
oleh limfosit B yang telah diaktifkan dengan pengikatan antigen pada reseptor permukaan
sel. Antibodi biasanya disingkat penulisaanya menjadi Ab.
Antibodi terdiri dari sekelompok protein serum globuler yang disebut sebagai
immunoglobulin (Ig). Sebuah molekul antibody umumnya mempunyai dua tempat
pengikatan antigen yang identik dan spesifik untuk epitop (determinan antigenik) yang
menyebabkan produksi antibody tersebut. Masing-masing molekul antibody terriri atas
empat rantai polipeptida, yaitu dua rantai berat (heavy chain) yang identik dan dan dua
rantai ringan (light chain) yang identik, yang dihubungkan oleh jembatan disulfida untuk
membentuk suatu molekul berbentuk Y. Pada kedua ujung molekul berbentuk Y itu terdapat
daerah variabel (V) rantai berat dan ringan. Disebut demikian karena urutan asam amino
pada bagian ini sangat bervariasi dari satu antibodi ke antibodi yang lain.
Daerah V rantai berat dan daerah V rantai ringan secara bersama-sama membentuk
suatu kontur unik tempat pengikatan antigen milik antibodi. Interaksi antara tempat
pengikatan antigen dengan epitopnya mirip dengan interaksi enzim dan substratnya: ikatan
nonkovalen berganda terbentuk antara gugus-gugus kimia pada masing-masing molekul.
Imunoglobulin G Imunoglobulin A

Merupakan antibodi yang paling IgA dihasilkan paling banyak


berlimpah dalam sirkulasi. Terbanyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu
dalam serum (75%). Antibodi ini dengan
mudah melewati dinding pembuluh darah dimer) oleh sel-sel yang terdapat
dan memasuki cairan jaringan. IgG juga berlimpah pada membran mukosa.
menembus plasenta dan memberikan Jumlah dalam serum sedikit. Banyak
kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig G
melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan terdapat dalam saluran nafas, cerna,
toksin yang beredar dalam darah dan kemih, air mata, keringat, ludah dan
limfa, dan memicu kerja sistem air susu. Fungsi utama IgA adalah
komplemen. untuk mencegah pertautan virus dan
Mempunyai sifat opsonin berhubungan bakteri ke permukaan epitelium.
erat dengan fagosit, monosit dan
makrofag. Berperan pada imunitas seluler Fungsinya menetralkan toksin dan
yang dapat merusak antigen seluler virus, mencegah kontak antara
berinteraksi dengan komplemen, sel K, toksin/ virus dengan sel sasaran dan
eosinofil dan neutrofil. mengumpalkan/ mengganggu gerak
kuman yang memudahkan
fagositosis.
Imunoglobulin M Imunoglobulin E

Immunoglobin M ialah antibodi Antibodi IgE berukuran


yang disintesis pertama kali dalam sedikit besar dibandingakan dengan
stimulus antigen. Konsentasinya dalam molekul IgG dan hanya mewakili
darah menurun secara cepat. Hal ini sebagian kecil dari total antibodi
diagnostik bermanfaat karena kehadiran
IgM umumnya mengindikasikan adanya dalam darah. Ig E disekresikan oleh
infeksi baru oleh patogen yang sel plasma di kulit, mukosa, serta
menyebabkan pembentukannya. Sintesis tonsil. Jika bagian ujung IgE terpicu
imunoglobin M dilakukan oleh fetus oleh antigen, akan menyebabkan sel
waktu intrauterin. Oleh karena tidak melepaskan histamin yang
dapat melawan plasenta, maka IgM pada menyebabkan peradangan dan reaksi
bayi yang baru lahir menunjukkan tanda- alergi. Mudah diikat oleh sel
tanda infeksi intrauterin. Fungsinya mastosit, basofil dan eosinofil.
mencegah gerakan mikroorganisme Kadar tinggi pada kasus: alergi,
antigen, memudahkan fagositosis dan
Aglutinosis kuat terhadap antigen. infeksi cacing, skistosomiasis,
trikinosis. Proteksi terhadap invasi
parasit seperti cacing.
Imunoglobulin D

Sedikit ditemukan dalam


sirkulasi. Antibodi IgD tidak
mengaktifkan sistem komplemen
dan tidak menembus plasenta. IgD
terutama ditemukan pada permukaan
sel B, yang kemungkinan berfungsi
sebagai suatu reseptor antigen yang
diperlukan untuk memulai
diferensiasi sel-sel B menjadi sel
plasma dan sel B memori. Tidak
dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi
terhadap makanan dan autoantigen.

Gambar
MEKANISME KERJA ANTIGEN

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi


bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi
kecil tersebut bisa menjadi antigen bila dia melekat pada
protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa berubah menjadi
antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten. Substansi-
substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik
(eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut
masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan
mensintesis pembentukan antibodi.
Contoh hapten diantaranya adalah toksin poison ivy,
berbagai macam obat (seperti penisilin), dan zat kimia lainya
yang dapat membawa efek alergik.
MEKANISME PEMBENTUKAN ANTIBODI

Antibodi dibentuk oleh sel plasma yang yang berasal


dari diferensiasi sel B akibat adanya kontak dengan
antigen. Selama berdiferensiasi menjadi sel plasma,
limfosit B membengkak karena retikulum endoplasma
kasar (tempat sintesis protein yang akan dikeluarkan)
sangat berkembang. Sel-sel plasma menghasilkan sampai
dua ribu molekul antibodi per detik.
Mekanisme pembuatan antibodi sebagai reaksi atas
masuknya antigen masih belum diketahui secara pasti.
Sehingga ada beberapa teori yang memberi gambaran
mengenai sintesis antibodi ditinjau dari beberapa sudut.
Permukaan setiap sel pembentuk
antibodi di dalam tubuh memiliki
gugusangugusan kimia yang khas
(side chain), semacam reseptor yang
Teori Selektif
berfungsi seperti antibodi dan dapat
mengikat antigen yang sesuai
untuknya. Antigen itu akan merusak
reseptor yang berlebihan dan
dilepaskan oleh sel ke dalam serum
sebagai antibodi. Teori ini kemudian
ditinggalkan karena dianggap tidak
masuk akal.
Antigen bekerja sebagai cetakan
atau template dan persediaan
gammaglobulin di dalam badan yang
bentuknya menyesuaikan bentuk
komplementer dari antigen. Bentuk ini
Teori Instruktif kemudian dapat dipertahankan dengan
ikatan-ikatan disulfida, ikatan-ikatan
hydrogen dan sebagainya. Teori ini
tidak dapat dipertahankan setelah
diketahui bahwa sifat khas antibodi
ditentukan oleh urutan asam amino di
bagian variabel FAB (Fragment Antigen
Binding), yang pembentukannya
ditentukan oleh suatu messenger RNA
dan perubahan mRNA tidak dapat
terjadi secepat kontak dengan antigen.
Teori ini berdasarkan kemampuan mutasi dan
seleksi dari sel-sel tertentu di alam tubuh sesuai
dengan kemampuan yang sama pada kuman. Sel
yang berperan dalam reaksi kekebalan, sel limfosit,
hanya dapat mengikat satu jenis antigen.
Kemampuan ini telah ada sejak lahir dan merupakan
sifat bawaaan. Dengan demikian maka sel-sel
Teori Selektif Klonal limfosit di dalam tubuh merupakan kumpulan sel
yang berlainan, ada yang dapat bereaksi dengan satu
antigen dan ada yang bereaksi dengan antigen lain.
Bila antigen masuk ke dalam tubuh ia diikat oleh
reseptor pada permukaan limfosit yang cocok, dan
sel limfosit itu akan mengalami proliferasi dan
membentuk satu clone. Sebagian dari sel clone ini
akan mengeluarkan antibodi dan sebagian lain akan
menyebar melalui aliran darah dan limfe ke dalam
jaringan tubuh sebagai cadangan sel yang sensitif
terhadap antigen itu (memory cells). Antigen yang
sama apabila masuk ke dalam tubuh untuk kedua
kalinya akan bertemu dengan sel cadangan ini dan
mengakibatkan terbentuknya antibodi yang lebih
cepat dan lebih banyak.
Perbedaan dalam respon imun primer dan sekunder ,
kadar antibodi yang dibentuk, lamanya lag phase dan
lain-lain sangat bergantung pada beberapa faktor,
antara lain :
1. Jenis antigen
2. Dosis antigen yang diberikan ke darah
3. Cara masuk antigen ke tubuh
4. Sensitivitas teknik yang digunakan untuk
mengukur antibodi
Pembentukan antibodi tidak berlangsung tanpa batas, ada mekanisme
control yang mengendalikan dan menghentikaan pembentukan antibodi
berlebihan. Beberapa di antara mekanisme control itu adalah berkurangya kadar
antigen, pengaturan olehidiotip, dan penekanan oleh sel T penekan.
MEKANISME KERJA ANTIBODI

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan
sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,
sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. Antibodi akan menghancurkan bakteri
atau virus tertentu yang menyerang sistem pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai
dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi
kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.Berada
dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan
virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka
mengikatkan diri.
Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus
melumpuhkannya.Antibodi bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci
dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.Tubuh manusia mampu
memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh yang
dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap musuh, maka
tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi musuh. Hal ini
karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu berhasil bagi penyakit
lainnya. Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang
luar biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya
dengan baik.
Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).Satu sel B yang sedemikian
kecil, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar
menggunakannya dalam kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula
dalam suatu sel yang sangat kecil merupakan keajaiban yang diberikan kepada
manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah bahwa kenyataannya sel-sel
menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia.Satu sel B
menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar
membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah
menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang
bisa mereka kenali.
Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat asam
amino yang bersambungan dalam bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan,
sebagian besar sel B berhenti membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang
bagian dalamnya berisi alat untuk membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B
lain membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi bebas yang
dibuat oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi
mengikatkan diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk
inilah yang membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag.
INTERAKSI ANTIGEN dengan ANTIBODI

Antibodi adalah molekul protein (immunoglobulin) yang


memiliki satu atau lebih tempat perlekatan (combining sites) yang
disebut paratope (Brownlee, 2007). Antigen adalah molekul asing
yang mendatangkan suatu respon spesifik dari limfosit. Salah satu
cara antigen menimbulkan respon kekebalan adalah dengan cara
mengaktifkan sel B untuk mensekresi protein yang disebut antibodi.
Istilah antigen sendiri merupakan singkatan antibody-
generator (pembangkit antibodi). Masing-masing antigen
mempunyai bentuk molekuler khusus dan merangsang sel-sel B
tertentu untuk mensekresi antibodi yang berinteraksi secara spesifik
dengan antigen tersebut (Campbell, 2004). Interaksi antigen antibodi
merupakan interaksi kimiawi yang dapat dianalogikan dengan
interaksi enzim dengan substratnya. Spesifitas kerja antibodi mirip
dengan enzim.
Sel-sel kunci dalam respon antigen-antibodi adalah sel
limfosit. Terdapat dua jenis limfosit yang berperan, yaitu limfosit B
dan T. Keduanya berasal dari sel tiang yang sama dalam sumsum
tulang. Pendewasaan limfosit B terjadi di Bursa Fabricius pada
unggas, sedangkan pada mamalia terjadi di hati fetus, tonsil, usus
buntu dan jaringan limfoid dalam dinding usus. Pendewasaan
limfosit T terjadi di organ timus. Sistim kebal atau imun terdiri dari
dua macam, yaitu sistim kebal humoral dan seluler. Limfosit B
bertanggung jawab terhadap sistim kebal humoral. Apabila ada
antigen masuk ke dalam tubuh, maka limfosit B berubah menjadi sel
plasma dan menghasilkan antibodi humoral. Antibodi humoral yang
terbentuk di lepas ke darah sebagai bagian dari fraksi γ- globulin.
Antibodi humoral ini memerangi bakteri dan virus di dalam darah.
Sistem humoral merupakan sekelompok protein yang
dikenal sebagai imunoglobulin (Ig) atau antibodi
(Ab). Limfosit T bertanggung jawab terhadap
kekebalan seluler. Apabila ada antigen di dalam
tubuh, misalnya sel kanker atau jaringan asing, maka
limfosit T akan berubah menjadi limfoblast yang
menghasilkan limphokin (semacam antibodi), namun
tidak dilepaskan ke dalam darah melainkan langsung
dengan antigen di jaringan. Sistim kekebalan seluler
disebut juga “respon yang diperantarai sel”.
Secara garis besar, interaksi antigen-antibodi
adalah seperti bagan berikut:

Aktifitas Sel B dalam Reaksi Antigen-


antibodi (Soegiri, 1988).
Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya
antigen dengan antibody pada situs identik yang kecil, bernama
epitop.

Interaksi antigen-antibodi Sekunder


dapat dikategorikan Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di
menjadi tingkat primer, antaranya:
sekunder, dan tersier. Netralisasi
Adalah jika antibody secara fisik dapat menghalangi sebagian
antigen menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah
dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini
berinteraksi dengan sel yang rentan.
Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfuse darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama
membentuk gumpalan.
 Presipitasi
Adalah jika complex antigen-antibodi yang terbentuk berukuran
terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di
larutan dan akhirnya mengendap.
Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibody yang berikatan dengan antigen mampu
mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan
fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut.
Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibody ke antigen juga menginduksi serangan sel
pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan natural killer
cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibody
sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.

Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda
biologic dari interaksi antigenantibodi yang dapat berguna
atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh menguntungkan
antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas
mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara
lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang
menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
Bakteri merupakan organisme
Contoh yang paling banyak jumlahnya dan
Antigen lebih tersebar luas dibandingkan
makhluk hidup yang lain. Bakteri
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang
hidup di darat hingga lautan dan
pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan
tetapi ada juga yang meerugikan.
Bakteri adalah organisme
uniseluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil
dan berukuran renik.
Virus adalah parasit berukuran
mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-
Virus partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota. Virus bersifat parasit
obligat, hal tersebut disebabkan
karena virus hanya dapat
bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki
perlengkapan selular untuk
bereproduksi sendiri.
Sel darah yang asing dapat
diperoleh dari pendonoran darah.
Transfusi darah merupakan jenis
Sel Darah yang transplantasi yang paling sering
Asing dilakukan. Dan apabila darah yang
masuk ke dalam tubuh resipien
tidak kompatibel maka tubuh akan
mengenalinya sebagai antigen.
Transplantasi adalah
pemindahan sel, jaringan
maupun organ hidup dari
Sel -Sel Dari seseorang kepada orang lain
Transplantasi Organ
dengan tujuan mengembalikan
fungsi yang telah hilang.
Namun sel-sel tersebut dapat
menjadi antigen ketika sel tidak
cocok dengan tubuh resipien.
Toksin adalah segala bentuk
zat yang memiliki efek
destruktif bagi fungsi sel dan
struktur sel tubuh. Beberapa
Toksin
jenis toksin bersifat fatal, dan
beberapa jenis lain bersifat
lebih ringan.
Karakteristik Antigen

Karakteristik antigen meliputi bentuk, ukuran, rigiditas, lokasi determinan dan struktur
tersier.
1. Ukuran, antigen lengkap (imunogen) biasanya mempunyai berat molekul yang
besar. Tetapi molekul kecil dapat bergabung dengan protein inang sehingga dapat
bersifat imunogen dengan membentuk kompleks kecil (hapten) dan protein inang
(carrier).
2. Bentuk, bentuk determinan sangat penting sebagai komponen utama, seperti DNP
dalam DNP-L-lisin yang memberi bentuk molekul yang tidak dapat ditemukan
dalam homolog primer.
3. Rigiditas, Gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat besar, hampir
semuanya non imunogenik. Kespesifitasnya dari produksi antigen secara langsung
diangkut ke gelatin.
4. Lokasi determinan, bagian protein yang terdenaturasi mengindikasikan determinan
antigen yang penting yang dapat dimasukkan oleh molekul besar.
5. Struktur tersier, struktur tersier dari protein penting dalam mendeterminasi
kespesifikasn dari respon suatu antibodi. Produksi antibodi rantai A dari insulin
tidak bereaksi dengan molekul alami. Reduksi dan reoksidasi dari ribonuklease di
bawah kondisi kontrol diproduksi dari campuran molekul protein yang berbeda
hanya dalam struktur tiga dimensi. Jika katabolisme terjadi, struktur tersier dari
imunogen akan dihancurkan.
Sifat- Sifat Antigen

Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas sebagai berikut :


 Keasingan
Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi syarat sebagai
imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik asing terhadap hospes.
 Sifat-sifat Fisik
Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai ukuran minimum
tertentu, yaitu mempunyai berat molekul >40.000 dalton, respon terhadap hospes
minimal, umumnya berupa protein asing, alergen bersifat stabil (tahan bila
dipanaskan, sukar dipecahkan), mampu merangsang terbentuknya AB serta antigen
poten alamiahnya berupa makromolekul dan kompleks polisakarida, serta fungsi zat
tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan protein-protein jaringan.
Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika bergabung proten
pembawa dengan ukuran sesuai.
 Kompleksitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi sifat fisik dan
kimia molekul.
 Bentuk-bentuk (Conformation)
Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang
imunogen. Polipep Utid linear atau bercabang, karbohidrat
linear atau bercabang, serta protein globular, semuanya
mampu merangsang terjadinya respon imun.
 Muatan (Charge)
Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-
zat yang bermuatan positif, negatif, dan netral dapat
imunogen. Namun demikian imunogen tanpa muatan akan
memunculkan antibodi yang tanpa kekuatan.
 Kemampuan Masuk
Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada
sistem pengenalan akan menentukan hasil respon imun.
Struktur Molekul Antibodi

Antibodi merupakan reseptor sel B yang disekresi, sehingga


identik dengan reseptor sel B itu sendiri kecuali pada C-
terminal dari bagian konstan rantai berat. Pada reseptor sel B,
C-terminal pada membran berupa squence yang bersifat
hidrofobik, dan pada antibodi C-terminal berupa squence yang
bersifat hidrofilik yang memungkinkan terjadinya sekresi
molekul tersebut. Antibodi bersifat terlarut dan disekresi dalam
jumlah yang besar sehingga mudah diperoleh dan mudah
dipelajari. Molekul antibodi secara garis besar digambarkan
sebagi huruf ”Y”. Tiga skema struktur antibodi yang diperoleh
dari sinar-X kristalografi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai