Anda di halaman 1dari 19

Antigen dan Antibodi

Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun dan dapat bereaksi dengan
antibodi. Macam-macam antigen antara lain imunogen adalah bahan yang dapat merangsang
respon imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi. Antigen tersusun
atas epitop dan paratop. Epitop atau Determinan adalah bagian dari antigen yang dapat
mengenal/ menginduksi pembenntukan antibodi, sedangkan paratop adalah bagian dari
antibodi yang dapat mengikat epitop.

1. Jenis antigen berdasarkan determinannya:

a.Unideterminan, univalen, merupakan jenis epitop satu dan jumlahnya satu

b.Unideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop satu, jumlah lebih dari satu

c.Multideterminan, univalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu dan jumlahnya satu

d.Multideterminan, multivalen, merupakan jenis epitop lebih dari satu, jumlah lebih dari satu

2.Jeni antigen berdasarkan spesifiktasnya


a.Heteroantigen dimiliki banyak spesies
b.Xenoantigen dimiliki spesies tertentu
c.Alloantigen dimiliki satu spesies
d.Antigen organ spesifik dimiliki organ tertentu
e.Autoantigen berasal dari tubuhnya sendiri

3.Jenis antigen berdasarkan ketergantungan pada sel T:


a.T dependen adalah tentang antigen yang perlu pengenalan thd sel T dan sel B untuk
merangsang antibodi
b.T Independen adalah tentang antigen yang dapat merangsang sel B tanpa mengenal sel T
dahulu
4. Jenis antigen berdasarkan kandungan bahan kimianya:
a.Karbohidrat merupakan imunogenik
b.Lipid: tidak imunogenik merupakan hapten
c.Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik
d.Protein merupakan imunogenik

Antibodi
Antibodi adalah protein serum yang mempunyai respon imun (kekebalan) pada tubuh yang
mengandung Imunoglobulin (Ig). Ig dibentuk oleh sel plasma (proliferasi sel B) akibat
kontak/dirangsang oleh antigen. Macam Imunoglobulin: Ig G, Ig A, Ig M, Ig E dan Ig D.

a.Imunoglobulin G
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi sampai
berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan
fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen
seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.

b.Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat,
ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/
virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan
fagositosis.
c.Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat rangsangan antigen
sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen
memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen.

d.Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil.
Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap
invasi parasit seperti cacing.

e.Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas
antibodi terhadap makanan dan autoantigen.

CARA KERJA ANTIBODI

Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel
asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok
prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.
Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang menyerang sistem pertahanan
tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-
sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut
lalu menghancurkannya.Berada dalam aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi
mengikatkan diri kepada bakteri dan virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-
molekul asing tempat mereka mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat
membedakan sekaligus melumpuhkannya.Antibodi bersesuaian dengan antigen secara
sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga
dimensi.Tubuh manusia mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk
hampir setiap musuh yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan
struktur setiap musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk
menghadapi musuh. Hal ini karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum
tentu berhasil bagi penyakit lainnya.

Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa
dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya dengan baik.
Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).Satu sel B yang sedemikian kecil,
menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan sadar menggunakannya
dalam kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula dalam suatu sel yang sangat kecil
merupakan keajaiban yang diberikan kepada manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah
bahwa kenyataannya sel-sel menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan
manusia.Satu sel B menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan
luar membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah
menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa mereka
kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat asam amino yang
bersambungan dalam bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan, sebagian besar sel B
berhenti membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian dalamnya berisi alat untuk
membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B lain membelah terus tak berhingga, dan
menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat oleh sel plasma berkeliling di darah dan
cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah.
Perubahan bentuk inilah yang membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag.
http://biologipedia.blogspot.com/2011/03/antigen-dan-antibodi.html

Mengenal Anti bodi dan Antigen

Dua Substansi yang memegang peranan penting dalam sistem kekebalan adalah antigen
dan antibodi

1. Antigen

Antigen adalah suatu substansi kimia yang mampun merangsang sistem imun
(kekebalan) untuk menimbulkan respon spesifik. Contoh antigen adalah bagian luar kapsul
atau dinding sel bakteri. Antigen disebut juga sebagai imunogen.

Antigen mempunyai dua ciri penting, yaitu sebagai berikut:


a. Imunogenitas, yaitu kemampuan untuk memicu perbanyakan antibodi dan limfosit
spesifik.

b. Reaktivitas, yaitu kemampuan untuk bereaksi dengan limfosit yang teraktivasi dan
antibodi yang dilepaskan oleh reaksi kekebalan.

Selain antigen, terdapat juga molekul yang disebut dengan Hapten. Hapten adalah
substansi kimiawi sederhana atau suatu bagian dari antigen yang tidak menimbulkan respon
kekebalan, tetapi jika hapten berikatan dengan protein tubuh akan mengenalinya sebagai
substansi berbahaya.

2. Antibodi

Antibodi adalah protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan secara
spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. Antibodi tidak dapat menghancurkan
antigen. Antibodi tidak bisa secara langsung menghancurkan antigen. Fungsi utama antibodi
adalah menonaktifkan dan menandai antigen untuk pengancuran lebih lanjut. Umumnya,
jika antibodi bertemu dengan antigen akan terbentuk kompleks antigen-antibodi.

Antibodi disebut juga imunoglobin. Ada lima imunoglobin (Ig) utama, yaitu IgG, IgA,
IgM,IgD, dan Ig E.

a. Imunogloblin G (igG)

Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Antibodi ini dengan mudah
melewati dinding pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan. IgG juga menembus
plasenta dan memberikan kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig G melindungi tubuh dari
bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan limfa, dan memicu kerja sistem
komplemen. Campbell, Neil A. et al. (2004).

b. Imunogloblin A (IgA)

IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu dimer) oleh sel-sel
yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah
pertautan virus dan bakterike permukaan epitelium. Ig A ditemukan dalam sebagian besar
sekresi tubuh, seperti ludah, keringat dan air mata. Campbell, Neil A. et al. (2004).

c. Imunogloblin M (Ig M)

Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus antigen.
Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik bermanfaat karena
kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh patogen yang
menyebabkan pembentukannya. Sintesis imunoglobin M dilakukan oleh fetus waktu
intrauterin. Oleh karena tidak dapat melaan plasenta, maka IgM pada bayi yang baru lahir
menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin.

d. Imunogloblin D (IgD)

Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD
terutama ditemukan pada permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu
reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel plasma
dan sel B memori.

e. Imunogloblin E (IgE)

Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul IgG dan hanya
mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig E disekresikan oleh sel plasma di
kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung IgE terpicu oleh antigen, akan menyebabkan
sel melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan reaksi alergi.

http://sistempertahanantubuh.blogspot.com/2011/04/mengenal-anti-bodi-dan-
antigen.html

Home Blok Imunopatologi Materi Kedokteran Pengertian dan Fungsi Antigen


Antibodi

Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi


Add Comment

Blok Imunopatologi, Materi Kedokteran

Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi - Hai sobat Kidung Kawan yang
budiman, kali ini admin akan me-review sedikit mengenai antigen antibodi.
Antigen antibodi ini masih berhubungan dengan artikel sebelumnya,
baca : Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia. Berikut
pembahasan mengenai antigen antibodi.

Antigen dan antibodi merupakan substansi yang berhubungan karena adanya


antigen akan menyebabkan produksi antibodi. Antibodi yang telah diproduksi
akan menghambat kinerja antigen yang menjadi penyebab suatu penyakit. Oleh
karena itu, mari kita bahas satu per satu.

Pengertian Antigen

Antigen adalah suatu substansi yang dianggap asing oleh tubuh, dan akan
memacu terjadinya respon imun yang akan akhirnya akan memacu
produksi antibodi. Antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh akan
mengaktifkan berbagai respon imun spesifik maupun non-spesifik.
Jika antigen ini tidak ditangani dengan baik oleh sistem imun
kita, antigen tersebut dapat menimbulkan penyakit sesuai dengan jenis penyakit
yang dibawanya.

Struktur Antigen

Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu :


1. Imunogen
Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai
molekul pembawa karena membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen.
Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan memacu
pembentukan antibodi (imunogenik)

2. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul
karier) yang diikat oleh molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat
memacu produksi antibodi jika tidak berikatan dengan molekul besar sehingga
disebut sebagai molekul non-imunogenik.

Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi

Klasifikasi Antigen

Antigen dapat dibagi jenisnya berdasarkan asal, determinan, spesifitas, dan


bahan kimianya. Berikut pembagiannya.

1. Berdasarkan Asal
a. Eksogen, karena berasal dari luar tubuh

b. Endogen, karena berasal dari dalam tubuh

2. Berdasarkan Determinan
Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduki atau memacu
pembetukan antibodi.

a. Unideterminan univalen : hanya memiliki satu jenis determinan dan


jumlahnya satu
b. Unideterminan multivalen : hanya memiliki satu jenis determinan namun
berjumlah lebih dari satu pada satu molekul

c. Multideterminan univalen : memiliki dua atau lebih jenis determinnan namun


hanya berjumlah satu pada setiap jenis determinannya

d. Multideterminan multivalen : memiliki dua atau lebih jenis determinan dan


setiap jenisnya berjumlah lebih dari satu.

3. Berdasarkan Spesifitas
a. Heteroantigen : dimiliki oleh banyak spesies

b. Xenoantigen : dimiliki oleh banyak spesies namun hanya spesies tertentu


saja

c. Aloantigen : dimiliki oleh individu dalam satu spesies saja

d. Antigen Organ Spesifik : hanya dimiliki oleh organ tertentu saja

e. Autoantigen : berasal dari tubuh sendiri

4. Berdasarkan Bahan Kimia


a. Polisakarida

b. Lipid

c. Asam nukleat

d. Protein

Pada umumnya, antigen yang tersusun oleh polisakarida dan protein bersifat
imunogenik, sedangkan jika tersusun oleh lipid dan asam nukleat biasanya tidak
imunogenik kecuali berikatan dengan protein pembawa.

Pengertian Antibodi

Antibodi adalah sekelompok substansi protein yang diproduksi karena adanya


pajanan antigen terhadap limfosit. Antibodi bisa juga disebut sebagai
imunoglobulin (Ig).

Struktur Antibodi

Antibodi tersusun oleh 4 rantai polipeptida (2 rantai polipeptida berat atau


"heavy chain" dan 2 polipeptida ringan atau "light chain". Antibodi mempunyai
bentuk seperti huruf Y. Kedua lengan bagian atas disebut daerah variable, karena
dapat berubah-ubah sesuai dengan antigen yang diikat. Sedangkan lengan
bagian bawah disebut daerah constan, karena daerah tersebut tidak dapat
berubah bentuk.

Jenis-Jenis Antibodi

Antibodi mempunyai 5 jenis yang berbeda, yaitu IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE.

1. Imunoglobulin G
Merupakan jenis Ig terbanyak pada tubuh, dan satu-satunya Ig yang dapat
menembus plasenta sebagai pertahanan pada bayi. IgG mempunyai 4 subkelas,
yaitu IgG1, IgG2, IgG3, dan IgG4.

2. Imunoglobulin A
Merupakan jenis Ig terbanyak kedua pada tubuh. Ig ini berfungsi menjaga
permukaan luar tubuh. Biasanya ditemukan pada air mata, saliva, kolostrum, dan
mukus. IgA mempunyai 2 subkelas, yaitu IgA1 dan IgA2

3. Imunoglobulin M
Merupakan jenis Ig yang paling baik dalam mengikat komplemen karena
strukturnya yang pentamer. Ig ini disekresi pada tahap awal respon sel plasma
sehingga berada pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.

4. Imunoglobulin D
Ig ini juga berada pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen, namun tidak
dapat mengikat komplemen.

5. Imunoglobulin E
Merupakan jenis Ig yang paling sedikit pada tubuh. Ig ini berfungsi sebagai
mediator pelepasan histamin sebagai respon alergi.

Interaksi Antigen-Antibodi

Antaran antigen dan antibodi mempunyai beberapa macam interaksi, seperti :

1. Netralisasi, yaitu antibodi yang menghalangi antigen untuk berikatan dengan


sel lain sehingga tidak menimbulkan efek yang merugikan.

2. Aglutinasi, yaitu antigen yang dianggap asing oleh antibodi diikat lalu
membentuk gumpalan. Terjadi apabila antigen bersifat karier, contohnya
eritrosit.

3. Presipitasi, yaitu antigen dan antibodi yang mengendap ketika bertemu. Hal
ini dapat terjadi jika antigen bersifat larut air.

Berdasarkan cara kerjanya, antibodi dalam plasma darah dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Aglutinin : menggumpalkan antigen.
2) Presipitin : mengendapkan antigen.
3) Antitoksin : menetralkan racun.
4) Lisin : menguraikan antigen.

c. Dalam plasma terdapat antigen (protein asing) yang berguna untuk


membentuk antibody; presipitin yang menggumpalkan antigen; lisin yang
mampu menguraikan antigen; antitoksin untuk menawarkan racun.

SISTEM PERTAHANAN TUBUH


A. Antigen dan Antibodi
Seorang pendekar bela diri tentu mampu meng antisipasi berbagai macam serangan dari
lawannya. Bahkan, serangan dari banyak lawan dalam satu waktu sekaligus pun dapat
teratasi. Nah, sama seperti halnya pendekar bela diri, tubuh kita juga memiliki sistem yang
dapat mempertahankan tubuh dari berbagai macam serangan penyakit. Suatu sistem dalam
tubuh yang memiliki peran utama dalam pertahanan diri ini disebut sistem pertahanan tubuh
atau sistem imun. Sistem ini terdiri atas struktur dan sel yang didistribusikan ke seluruh
jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah se-bagai pelindung dari serangan benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Sementara ilmu yang mempelajari sistem imun atau kekebalan
tubuh disebut immunologi.
Apabila sistem imun di dalam tubuh kita baik, tentu serangan penyakit dapat ditangkal sedini
mungkin. Sebaliknya, bila sistem imun
tubuh kita lemah, kemungkinan terserang penyakit pun menjadi besar.Di dalam tubuh, sistem
imun melawan berbagai penyerang
asing atau antigen dengan garis pertahanan yang bertahap. Tahapan-nya dimulai dari garis
pertahanan pertama seperti kulit, membran
mukosa, sekresi dari kulit dan mukosa. Garis pertahanan kedua de-ngan fagositosis oleh sel
darah putih, protein antimikroba, dan respon peradangan. Sementara garis pertahanan ketiga
melalui limfosit yang menghasilkan antibodi.
Pada subbab berikut, kita mempelajari mekanisme perta hanan tubuh dari antigen dengan
pembentukan antibodi. Oleh karena itu,
simak dan pahami uraian berikut.
1. Pengertian Antigen dan Antibodi
Tanpa kita sadari, sebenarnya di lingkungan sekitar terdapat banyak bibit penyakit yang dapat
mengancam tubuh. Ketika perta hanan tubuh lemah, dengan segera bibit penyakit akan
menyerang. Berbagai bibit penyakit tersebut dapat melayang di udara, larut dalam air,
menempel pada tanah, meja, kursi bahkan buku dan pensil. Bakteri, virus dan organisme
sejenisnya adalah contoh bibit penyakit yang dapat menye-rang tubuh.
Imun
Imunisasi
Antigen
Antibodi
Vaksin
Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tu-buh dinamakan antigen.
Antigen meliputi molekul yang dimiliki virus,
bakteri, fungi, protozoa, dan cacing parasit. Apabila antigen tersebut masuk ke dalam tubuh,
secara otomatis tubuh meningkatkan sistem pertahanannya. Peningkatan sistem pertahanan
dilakukan untuk mela-wan serangan-serangan dari organisme dan substansi asing tersebut.
Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau polisakarida. Zat yang
demikian dinamakan antibodi. Pada umumnya, antibodi terletak dan melekat pada permukaan
sel. Namun, apabila tidak melekat, antibodi berada dalam darah dan dalam sekresi jaringan
eksokrin. Awalnya, antibodi ditemukan pada serum darah, yakni cairan darah yang
dipisahkan dari sel-selnya. Oleh
karena itu, banyak penyakit yang dapat didiagnosis dengan keberadaan antibodi khusus
dalam serum. Ilmu yang mempelajari cara seperti ini dinamakan serologiyang merupakan
cabang immunologi

2. Struktur dan Fungsi Antibodi


Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan
cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen
dapat pula berwujud protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat
menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu or-ganisme atau substansi tertentu
yang dapat berikatan dengan antibodi.
Bagian tersebut dinamakan epitopatau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan
berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga per-mukaan bakteri, misalnya, yang
berperan sebagai antigen seluruhnya
dapat ditutupi oleh banyak jenis antibodi.
Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y.
Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan
sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan
dua rantai ringan yang identik berada pada bagian
lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variable (V) rantai berat dan rantai
ringan. Dinamakan seperti itu karena pada ba-gian V memiliki urutan asam amino yang
bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.

Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin
serum. Fraksi-fraksi globulin serum ini
dinamakan imunoglobulin atau disingkat Ig. Imunoglobulin ini ber-manfaat apabila di dalam
tubuh terjadi reaksi imun. Manusia memiliki beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai
struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut meliputi imunoglobin
M (IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA), imunoglobulin D (IgD), dan
imunoglobulin E (IgE).
3. Pembentukan Antigen dan Antibodi
Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas
sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama
oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel limfo sit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T.
Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan
antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan
spesifik yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh. Saat
itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis antigen. Ke-mudian sel
limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan
reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada
permu-kaan membrannya menghasilkan immunoglobu-lin monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul an-tibodi saling berikat an dan ikatan kedua
molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara beruru-tan, makrofaga menghadirkan
antigen pada sel limfosit B. Lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga
mampu membentuk

Sementara itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat menggunakan berbagai cara,
yakni netralisasi, aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen. Perhatikan Gambar 11.6.
Netralisasimerupakan cara yang digunakan antibodi untuk berikatan dengan antigensupaya
aktivitasnya terhambat. Sebagai contoh, antibodi melekat pada molekul yang akan digunakan
virus untuk menginfeksi inangnya. Pada proses ini, antibodi dan antigen dapat mengalami
proses opsonisasi, yakni proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga
melalui fagositosis.

Cara pelenyapan antigen berikutnya adalah aglutinasi. Aglutinasi atau penggumpalan


merupakan proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau virus sehingga mudah
dinetralkan dan diopsonisasi. Misalnya, IgG yang berikatan dengan dua sel bakteri atau virus
secara bersama-sama. Mekanisme yang sama juga terjadi pada cara berikutnya yakni presi
pitasi. Presipitasi atau pengendapan merupakan pengikatan silang molekul-molekul antigen
yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah di-endapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan
dibuang melalui fagositosis.
Selain berbagai cara tersebut, pembuangan antigen dapat melalui fiksasi komplemen. Fiksasi
komplemen merupakan pengaktifan
ren tetan molekul protein komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus
dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis

B. Mekanisme Pertahanan Tubuh


Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit.
Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahan-an tubuh membunuh semua bibit penyakit yang
menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Berikut kita bahas ragam
mekanisme sistem pertahanan tubuh pada manusia.
1. Ragam Mekanisme Pertahanan Tubuh
Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari
berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan
tersebut dapat dilaku-kan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
a. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktifmerupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh
membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun
buatan.Kekebalan aktif alami(natural immunity) adalah kekebalan tu-buh yang diperoleh
tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang
pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang
penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal
atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibat-nya, darah membentuk antibodi
untuk melawan antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buat an. Kekebalan aktif
buatan(induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan
vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh
membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Se-mentaravaksinialah kuman
penyakit yang sudah dilemahkan atau
dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang de ngan memberikan vaksin disebut
imunisasi. Orang yang mengembangkan
imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris.
Teknik ini seringkali diberikan kepada semua
umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yng dapat dilawan
dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang mela-wan antigen penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies
yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda
dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimu

b. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasifmerupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis
dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan
buatan.Kekebalan pasif alamiadalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri,
melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika
masih dalam kan-dungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali
pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses
menyusui.
Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang di-peroleh dari antibodi yang
sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas
antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan
serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan
seumur hidup. Seba-gai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG
(Globulin Imun).
Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari serangan berbagai
macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan tubuh justru menyerang dan
merusak tubuh itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Menurut beberapa
penelitian, penyakit autoimun lebih banyak menyerang wanita daripada pria, khususnya
wanita usia produktif.
Penyakit ini tidak menular, namun memiliki kecenderungan bersifat menurun. Seseorang
dikatakan menderita autoimun apabila sistem pertahanan tubuhnya mengalami kesalahan.
Kesalahan ini ditandai dengan penyerangan antibodi hasil sintesis tubuh terhadap sel, jaring-
an dan organ di dalam tubuh yang sama. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh mengalami
peradangan.Autoimun pada manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil
publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID) Amerika Serikat,
menyatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh autoimun menyerang tubuh dengan cara
berlainan.
Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan penyakit multiple
sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi di usus dapat menyebabkan penyakit crohn.
Beberapa jenis penyakit autoimun semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus,
paparan sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan.

Hingga saat ini, penyakit-penyakit autoimun masih sulit untuk didiagnosis, terutama pada
stadium dini yang gejalanya tidak spesi-fik. Meski tergolong penyakit kronis, kebanyakan
dokter tidak bisa meramalkan kondisi pasien penderita penyakit autoimun pada suatu waktu.
Dokter hanya memberikan obat-obatan tertentu dan memoni-tor kondisi pasien tersebut.

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh pada


Manusia
Puri Maulana 11:41 PM Leave a Comment

Mekanisme Pembentukan Kekebalan / Pertahanan Tubuh (Sistem Imun)


pada Manusia - Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing
maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau
virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan dalam melindungi tubuh dari
bahaya akibat serangan tersebut. Ada beberapa macam imunitas yang
dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara
memperolehnya. Mikrobia untuk dapat menginfeksi bagian organ yang lebih
dalam terlebih dahulu harus berhasil menembus penghalang luar yaitu kulit dan
membran mukosa. Apabila sudah berhasil melewati pertahanan pertama maka
harus menghadapi pertahanan kedua yaitu fagositosis (protein
antimikrobia). Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit,
imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan
imunitas spesifik. Adapun berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi
kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis
kekebalan satu persatu dan proses pembentukan antibodi. Tabel 1. di bawah ini
akan memperjelas tentang lapisan pertahanan yang dilakukan oleh tubuh. (Baca
juga : Sistem Imunitas)

Tabel 1. Beberapa Lapis Pertahanan (Imun)

Imun Nonspesifik Imun Spesifik

Pertahanan Pertama Pertahanan Pertahanan


Kedua Ketiga

Kulit Sel fagosit Limfosit

Membran mukosa dan cairan Protein Antibodi


sekresinya antimikrobia

Reaksi
peradangan

Proses Terjadinya Alergi

PATOFISIOLOGI ALERGI

alergi merupakan suatu respons yang dilakukan sistem kekebalan terhadap


suatu makanan, zat yang terhirup, inhalan, atau zat kimia tertentu. secara
sederhana, reaksi alergi merupakan respon sistem kekebalan yang diperkuat
secara tidak tepat atau buruk terhadap sesuatu yang tidak membahayakan.
pada umumnya, reaksi alergi dapat berbentuk rasa sakit kepala atau kelelahan,
bersin-bersin, mata berair dan hidung tersumbat. reaksi alergi yang lebih hebat,
seperti reaksi alergi terhadap kacang, ikan, dan sengatan serangga tertentu
Proses terjadinya alergi ini dimulai oleh suatu alergen melalui kontak dengan mukosa yang
kemudian diikuti oleh renteten peristiwa kompleks yang menghasilkan IgE. Respons IgE
merupakan suatu respons lokal yang terjadi pada tempat masuknya alergen ke dalam tubuh
pada permukaan mukosa dan pada limfonodi. Produksi IgE oleh sel B tergantung pada
penyajian antigen oleh sel penyaji antigen (APC) dan kerja sama antara sel B dan sel TH2.
IgE yang dihasilkan mula mula akan mensensitisasi sel mast di jaringan sekitarnya, sisanya
akan masuk sirkulasi ataupun sel mast di jaringan lain di seluruh tubuh. IgE mampu melekat
pada sel mast dan basofil dengan afinitas tinggi melalui fragmen Fc-nya. Dengan demikian,
walaupun waktu paruh IgE bebas dalam serum hanya beberapa hari, sel mast dapat tetap
tersensitisasi oleh IgE untuk beberapa bulan karena tingginya afinitas pengikatan IgE pada
reseptornya, terlindungi dari penghancuran oleh protease serum. Reaksi hipersensitifitas tipe I
terjadi bila sel mast yang telah tersensitisasi dengan IgE bertemu dengan antigen/alergen
spesifik. Kemudian sel mast akan melepaskan mediator farmakologis seperti histamin, ECF-
A (Eosinophil-Chemotactic Factor of Anaphylactic), PAF (Platelet Aggregating Factor) dan
NCF-A (Netophil-Chemotactic Factor Anaphylactic). Mediator ini kemudian menimbulkan
respons radang yang khas ditandai dengan erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan tebal,
berwarna merah memutih bila ditekan dan disertai rasa gatal. Oleh karena adanya ECF-A
hasil dari degranulasi sel mast, sel eosinofil akan bergerak ke daerah sasaran dan akan
melepaskan mediator berupa antihistamin yang akan mengontrol reaksi alergi.
alergi : mekanisme terjadinya alergi
anda punya alergi? saya punya (bangga lagi, he3). sejak kecil, saya didiagnosis memiliki
alergi terhadap dingin (cuaca, makanan, minuman, lingkungan), beberapa jenis seafood dan
debu. saya lahir di bulan desember, di musim hujan. pada usia dua minggu, Mama membawa
saya ke dokter karena saya menunjukkan gejala flu (meler-meler kayanya). ternyata oh
ternyata, itu bukan flu. tetapi reaksi alergi saya terhadap cuaca.

kata alergi berarti kerja yang diubah. alergi merupakan suatu respons yang dilakukan sistem
kekebalan terhadap suatu makanan, zat yang terhirup, inhalan, atau zat kimia tertentu. secara
sederhana, reaksi alergi merupakan respon sistem kekebalan yang diperkuat secara tidak tepat
atau buruk terhadap sesuatu yang tidak membahayakan. pada umumnya, reaksi alergi dapat
berbentuk rasa sakit kepala atau kelelahan, bersin-bersin, mata berair dan hidung tersumbat.
reaksi alergi yang lebih hebat, seperti reaksi alergi terhadap kacang, ikan, dan sengatan
serangga tertentu dikenal dengan sebutan anafilaksis (anaphylaxis) dan ditandai oleh
pembengkakan jaringan dan ketidakmampuan untuk bernapas. epinefrin sintetis, yakni suatu
hormon yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar adrenalin dapat disuntikkan untuk
melawan reaksi alergi tersebut. orang yang menderita alergi hebat sebaiknya membawa pena
epinefrin sebagai persiapan jika secara tidak sengaja terpapar pada penyebab alergi (alergen).
wah, beli di mana tuh ya??

sistem kekebalan manusia dapat disamakan dengan sebuah balatentara sorga, eh salah,
mksdnya balatentara modern. terdiri dari banyak divisi yang berbeda yang bekerja di bawah
arahan suatu komando pusat. seperti tentara, sistem kekebalan membutuhkan intellegensi
yang baik. sistem kekebalan harus mengenali dan menyerang musuh dan pada waktu yang
sama mencegah korban-korban dari serangan teman.

dalam sistem kekebalan yang berfungsi dengan benar, sel-sel limfosit B dan limfosit T
bertanggung jawab untuk mendeteksi penyerang dan menghasilkan antibodi untuk
melawannya. saat sel B bertemu dengan sesuatu yang dianggapnya asing bagi tubuh-seperti
bakteri, virus, dll-sel tersebut berubah menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi dalam
jumlah besar. antibodi bersifat spesifik terhadap antigen tersebut dan menetralkan agen asing
atau menghancurkannya. sel-sel pembantu-T (T-helper cell) terlibat dalam respon ini. sel
pembantu TH-1 meningkatkan kemampuan sistem kekebalan dalam respon infeksi atau luka.
sel pembantu TH-2 meningkatkan produksi antibodi dengan melepas faktor pertumbuhan
yang meningkatkan produksi antibodi. saat sel-sel pembantu-T ini bereaksi terlalu berlebihan,
mereka menghasilkan sistem kekebalan yang serupa dengan serangan teman. mereka tidak
lagi dapat membedakan antara lawan atau kawan sehingga malah menghancurkan sel-sel
yang merupakan dirinya sendiri.

reaksi alergi berkaitan dengan respon yang berlebihan atau hiperaktif ini. sistem kekebalan
dari orang yang mengalami alergi bereaksi secara defensif saat alergen tertentu hadir,
menghasilkan suatu kelas khusus antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE) dalam jumlah
banyak. beberapa antibodi IgE yang berbeda dihasilkan bagi setiap jenis alergen, entah itu
berupa lateks, bulu hewan peliharaan, dan serbuk sari pohon. molekul-molekul IgE bersifat
spesifik terhadap alergen awal dan dapat langsung berikatan dengan alergen yang
menyebabkan dihasilkannya IgE.

molekul-molekul IgE yang bereaksi hanya dengan alergen tertentu ini berkelana di dalam
darah dan menempel pada reseptor atau lokasi penerima di permukaan mast cell-sel yang
ditemukan pada banyak jaringan tubuh, yang membentuk dan melepaskan histamin, yakni
suatu zat kimia yang menyebabkan gejala klasik dari mata berair, bersin-bersin, bentol-
bentol, atau biduran. setelah menempel pada permukaan sel mast, IgE dapat bertahan selama
berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan selalu siap menempel pada alergen awal
yang memicu pembentukkannya. saat alergen tersebut masuk kembali ke dalam tubuh pada
kesempatan berikutnya, jalur alergi pun dimulai dan berakibat pada pelepasan kembali
histamin dari sel mast. gejala-gejala alergi dapat terjadi dalam waktu beberapa menit saja atau
sampau waktu jam dari saat terkena alergen.

alergi tampaknya diwarisi, kerap kali dari pihak ibu (oo no.. ntar anak gw kemungkinan
pny alerginya gede duoonkkk??). sedikitnya tiga gen dipercaya bertanggung jawab atas
alergi, namun baru satu yang teridentifikasi. gen ini menghasilkan interleukin 4 (IL-4), suatu
faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam produksi IgE. produksi IL-4 yang berlebihan
mengarah pada produksi IgE yang lebih banyak, yang selanjutnya mengarah pada alergi.

sebagian besar serangan alergi merupakan reaksi pertahanan sistem kekebalan melawan
substansi tertentu yang tidak berbahaya yang disalahpahami oleh tubuh sebagai parasit yang
berbahaya. IgE diketahui meningkat drastis saat bereaksi dengan parasit. Eosinofil (sel-sel
yang membunuh parasit, seperti cacing) bekerja sama dengan IgE. Karena itulah salah satu
tanda klasik seorang anak yang memiliki parasit dalam tubuhnya adalah gatal-gatal pada
hidung dan mata berair. ini merupakan akibat dari sistem kekebalan yang mencoba
membunuh parasit sambil melepaskan cukup banyak IgE yang dapat meniru gejala alergi.

Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menciptakan sekelompok sel yang
bernama sistem imun atau sistem kekebalan. Fungsinya adalah untuk mengidentifikasi
antigen asing dan sel-sel tumor/kanker yang dapat menyebabkan penyakit (seperti virus,
bakteri, parasit, jamur, sel kanker dan sebagainya) dan untuk membasmi mereka dari sistem
tubuh kita, sehingga tubuh tetap sehat dan bebas penyakit. Tanpa sistem imun, kita tidak akan
bisa bertahan.

Sistem imun kita bisa menjadi lemah, hal inilah yang menjadi awal penyakit menyerang kita.
Sistem imun bisa lemah karena hal-hal sebagai berikut:

1. Stress/Depresi

2. Peptisida

3. Makanan Siap Saji

4. Perasa/Pewarna/Pengawet
5. Polusi

6. Spray Aerosol/Alkohol/Kimia

7. Obat/Steroid/Antibiotik

8. Radiasi/X-Ray/Mikrowave

9. Debu/Hama/Serangga

10. Virus/Bakteri/Parasit/Jamur

Berikut adalah beberapa contoh penyakit-penyakit yang muncul karena lemahnya sistem
imun dalam tubuh kita:

1. Kanker, Tumor

2. Diabetes

3. Hipertensi

4. Stroke

5. HIV

6. Thypod

7. Hepatitis

8. Flu Burung

9. Influenza

10.Sinusitis

11.Demam Berdarah

12.Vertigo

13.Maag

14.SARS

15.Parkinsons

16.Alzheimer

17.Arthritis

18.TBC
19.Infeksi

20.Malaria

21.Dsb

Anda mungkin juga menyukai