◦ IgD ditemukan dalam serum dengan kadar yang sangat rendah disebabkan oleh karena IgD
tidak dilepas sel plasma dan sangat rentan terhadap degradasi oleh proses proteolitik.
◦ lgD merupakan komponen permukaan utama sel B dan petanda dari diferensiasi sel B yang
lebih matang.
◦ IgD merupakan 1% dari total imunoglobulin dan ditemukan banyak pada membran sel B
bersama IgM yang dapat berfungsi sebagai reseptor antigen pada aktivasi sel B.
◦ lgD tidak mengikat komplemen, mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai
makanan dan autoantigen seperti komponen nukleus.
Imunoglobulin E
• Imunitas humoral diperankan antibody yang dilepas sel plasma di organ limfoid dan
sumsum tulang, dan fungsi fisiologisnya adalah pertahanan terhadap mikroba
ekstraselular dan toksinnya.
• Antibodi berperan dalam sejumlah aktivitas biologis lain yang berakhir dalam
eliminasi antigen dan kematian patogen.
• 4 fungsi efektor utama yaitu opsonisasi, aktivasi komplemen, ADCC dan proses
transitosis atau menghantarkan melalui lapisan epitel
• Transitosis Penghantaran antibodi ke permukaan mukosa saluran napas, cema,
kemih dan asi memerlukan gerakan yang menembus lapisan epitel.
Efektor ADCC
◦ ADCC pertama kali digambarkan pada sel NK yang
memiliki Fey-R, Fey RIII atau molekul CD 16 untuk
mengikat sel yang dilapisi antibodi. IgG dalam plasma
tidak mengaktifkan sel NK . Ikatan Fey-RIII dengan sel
sasaran yang dilapisi antibodi, mengaktifkan sel NK
untuk mensintesis dan melepas granulnya dan sitokin
seperti IFN-y yang semuanya berperan dalam
pembunuhan sel.
◦ Sel NK merupakan efektor dari ADCC yang tidak
hanya merusak sel tunggal, tetapi juga
mikroorganisme multiselular seperti telur
skistosoma. Peranan efektor ADCC ini juga penting
pada penghaneuran kanker, penolakan transplan dan
penyakit autoimun, sedang ADCC melalui neutrofil
dan eosinofil, berperan terhadap infestasi parasit.
Kadar
◦ IgG meningkat pada infeksi kronis dan penyakit
autoimun
◦ Melalui Fey-R yang dimilikinya, leukosit
dapat mengikat antibodi yang melapisi sel
dan menghaneurkan sel tersebut melalui
ADCC. Eosinofil berperan dalam ADCC
terhadap cacing
◦ Cacing terlalu besar untuk dimakan oleh
fagosit dan eaeing relatif resisten terhadap
produk mikrobisidal neutrofil dan makrofag.
Eosinofil dapat membunuhnya dengan MBP
yang ada dalam granulnya. IgE melapisi
cacing selanjutnya eosinophil mengikat IgE
melalui Fc-RI , diaktifkan oleh induksi sinyal
dari Fec-RI , dan melepas granulnya yang
membunuh cacing
Pengalihan Kelas
- IgM merupakan imunoglobulin yang pertama kali
diproduksi sebagai respons imun terhadap antigen yang
di ikuti pengalihan ke produksi IgG atau antibody kelas
lain.
- Tergantung dari sinyal sel Th yang memerlukan ikatan
dengan ligan CD40 (CD154) di permukaan sel T, dan
dengan CD40 di sel B.
- Sitokin yang diproduksi sel T berpengaruh terhadap gen
regio konstan yang menimbulkan pengalihan kelas lg
- Sel Th2 memproduksi lL-4 yang menginduksi sel B untuk
pengalihan ke produksi lgE. IL-5 yang juga diproduksi sel
T menginduksi sel B untuk pengalihan ke produksi lgA.
lFN-y yang diproduksi sel Thl menginduksi pengalihan ke
produksi kelas lgG 1 dan lgG3
◦ Sel B yang dirangsang antigen akan
berdiferensiasi menjadi sel yang mensekresi
lgM atau atas pengaruh CD40L dan sitokin,
beberapa sel B akan berdiferensiasi menjadi
sel yang memproduksi berbagai kelas rantai
berat lg.
◦ Fungsi efektor utama dari beberapa kelas lg
terlihat dalam gambar; semua kelas dapat
berfungsi untuk menetralisasi mikroba dan
toksin
Interaksi antigen-antibodi
◦ Pengenalan antigen oleh antibodi melibatkan
ikatan nonkovalen dan reversibel.
◦ Berbagai jenis interaksi nonkovalen dapat
berperan pada ikatan antigen seperti factor
elektrostatik, ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik
dan lainnya.
◦ Kekuatan ikatan antara satu antibodi dan epitop
disebut afinitas antibodi.
◦ Antigen polivalen mempunyai lebih dari satu
determinan. Kekuatan ikatan antibodi dengan
epitop antigen keseluruhan disebut afiditas
◦ Interaksi antara antigen dan antibodi dapat
menimbulkan presipitasi
◦ Untuk menentukan titer antibodi, dibuat pengenceran
serial serum dan selanjutnya ditambahkan sejumlah
antigen yang konstan dan campuran larutan tersebut
diinkubasikan dan di periksa untuk aglutinasi/ presipitasi
◦ Cross/inking atau reaksi silang antigen tidak terjadi
akibat banyaknya antibodi. Setiap antigen dapat diikat
satu antibodi.
◦ Fenomena post zona bila serum sangat diencerkan,
juga hanya sedikit atau tidak menunjukkan
aglutinasi/presipitasi
◦ Zoan ekuivalen antara fenomen prozon dan pos-zona,
setiap molekul antibodi bereaksi dengan antigen yang
membentuk kompleks besar.
◦ Kadar antigen dan antibodi dalam zona ini merupakan
kadar relatif molekul-molekul yang dapat membentuk
kompleks
Antibodi Monoklonal ◦ M. Teori seleksi klon
◦ - Teori seleksi klon mernpakan teori seleksi
- Antibodi monoclonal adalah antibodi yang diproduksi dalam pembentukan antibodi
oleh sel-sel yang berasal dari satu klon sel.
◦ - Setelah sel dipilih oleh antigen paling sesuai,
- Kloning dapat dilakukan dengan mengencerkan larutan
sel demikian rupa sehingga dalam biakan sel diperoleh
akan berproliferasi dan memproduksi klon sel
sumur yang hanya mengandung satu sel. yang akan terus menerus memproduksi antibody
yang sama
- Protein mieloma adalah protein/ imunoglobulin yang
diproduksi neoplasma sel plasma.
- Sel plasma yang diambil dari darah tidak akan tumbuh ◦ N-sel B hybridoma
dalam biakan j aringan dan akan mati dalam beberapa
hari. Sebaliknya sel mieloma akan tumbuh terus - Sel hibrid diproduksi melalui fusi sel limpa yang
menerns dalam biakan jaringan. Satu sel plasma dan melepas antibodi yang di imunisasi terhadap
satu sel mieloma dapat difusikan menjadi satu sel yang antigen tertentu dengan mutan sel mieloma dari
disebut hibridoma yang mempunyai sifat dari ke 2 sel spesies tertentu yang tidak lagi melepas produk
asalnya dan akan membentuk antibodi monoklonal. proteinnya sendiri.
Dalam antibody monoklonal semua molekulnya adalah
identik
Terima Kasih