RANGKUMAN ANTIGEN
OLEH KELOMPOK 4:
TAHUN 2022
RANGKUMAN ANTIGEN
A. Definisi Antigen
Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respon imun atau bahan yang dapat
bereaksi dengan antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk
merangsang produksi antibodi (Sudoyo, 2007). Atigen adalah zat yang dapat bereaksi dengan
produk respon imun spesifik ( IDAI, 2008). Substansi yang dikenal sebagai antigen golongan
darah merupakan produk gen yang spesifik dan juga bersifat imunogenik. Individu memiliki
suatu pola genetik spesifik (genotip) dan antigen ini biasanya mengekspresikan diri pada
eritrosit (Mutiawati, 2013). Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri
atas bilipid membrane suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membrane adalah
molekul yang dinamakan phospolid yang terdiri dari hydrophilic dan hydrophobic. Umumnya
molekul protein bilipid membrane memiliki oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui
menjadi antigen golongan darah, lainya berfungsi untuk metabolisme sel darah merah (Toha,
2004). Antigen antigen yang terdapat pada eritrosit bersifat herediter. Menurut Ganong
(2003), antigen A dan antigen B ini diturunkan secara dominan menurut hukum Mendel.
Selain di sel darah, antigen ini juga dapat terdistribusi secara luas di berbagai jaringan tubuh
lain yaitu kelenjar liur, pankreas, saliva, testis, ginjal, hati, semen dan cairan amnion. Antigen
AB bukan merupakan produk gen primer tetapi mereka adalah produk reaksi ezimatik enzim
glikosiltransferase yang diekspresikan pada permukaan eritrosit atau hadir dalam sekresi
sebagai unit glikan dari mucin glikoprotein (NCBI, 2014). Produk dari alel A dan B adalah
enzim glikosiltransferase. Variasi dalam gen ini (polimorfise) menentukan apakah enzim
glikosiltransferase menempelkan N- asetilgalaktosamine (antigen A), galaktosa (antigen B)
atau tidak ada gula (tipe O). Susunan gula ini adalah bagian dari antigen yang mampu
merespon kekebalan tubuh sehingga menghasilkan antibodi untuk menghancurkan antigen
(Criswell, 2008).
Antigen adalah suatu substansi yang dapat dikenali (berikatan) oleh permukaan antibodi
(reseptor sel B/BCR) atau oleh reseptor sel T (TCR) melalui perantara MHC. Kemampuan
antigen untuk berikatan dengan BCR atau TCR melalui MHC dikenal dengan istilah
antigenicity. Antigen dapat berikatan dengan BCR maupun TCR, namun tidak semua antigen
dapat mengaktivasi limfosit (sel B/sel T). Molekul yang dapat mengaktivkan respon imun
disebut dengan imunogen, sedangkan kemampuan sebuah molekul untuk mengaktivkan
respon imun disebut dengan immunogenicity. Berdasarkan respon imunnya, antigen dapat
dibedakan menjadi incomplete antigen (hapten) dan complete antigen (imunogen). Hapten
adalah molekul kecil (<20 kDa/~200 asam amino) pada umumnya merupakan molekul non
protein. Hapten dapat menginduksi respon imun spesifik apabila berikatan dengan molekul
pembawa (carrier molecule: albumin atau globulin), tanpa molekul pembawa hapten tidak
dapat menginduksi respon imun (gambar 1.). immunogen memiliki ukuran lebih besar dan
dapat berupa protein atau polisakarida, disebut complete antigen karena dapat substansi
tersebut dapat menginduksi respon imun tanpa bantuan molekul pembawa. Keseluruhan
antigen tidak dapat membangkitkan respon imun dan hanya sebagian kecil saja dapat
menginduksi respon sel B maupun sel T. Bagian aktif antigen yang berikatan dengan reseptor
sel B maupun sel T disebut dengan epitope atau antigenic determinant.
Antigen biasanya adalah suatu zat asing terhadap inang yang mula-mula
dihadapi oleh faktor-faktor alamiah diikuti oleh pengaktifan HI atau CMI. Zat ini
terikat pada reseptor permukaan antigen spesifik koloni sel-sel-T atau sel-sel-B. (Julius,
2011).
Antigen adalah bahan, yang asing untuk badan, yang di dalam manusia atau
organisme multiseluler lain dapat menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya dan
dengan antibodi itu antigen dapat bereaksi secara khas. Antigen merupakan zat yang
merangsang respons imunitas, terutama dalam menghasilkan antibodi. Antibodi yang
dihasilkan berupa zat molekul besar seperti protein dan polisakarida, contohnya permukaan
bakteri. Antigen dapat berupa bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun.
Antigen adalah suatu substansi yang mampu merangsang terbentuknya respon imun
yang dapat dideteksi, baik respon imun seluler, respon imun humoral atau kedua-duanya.
Karena sifatnya itu antigen disebut juga sebagai imunogen. Imunogen yang paling poten
umumnya merupakan makromolekul protein, polisakarida atau polimer sintetik yang lain
seperti polivinilpirolidon (PVP).
Antigen ditemukan dipermukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal,
sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-selnya sendiri. Sehingga dapat
dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama
dalam produksi antibodi. Antigen biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga
berupa molekul lainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan
polisakarida yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus,
protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.
B. Karakteristik Antigen
D. Contoh Antigen
1. Bakteri
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih
tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada juga
yang meerugikan. Bakteri adalah organisme uniseluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik.
2. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel
yang menginfeksi sel-sel eukariota. Virus bersifat parasit obligat, hal
tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam
material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri.
3. Sel darah yang asing
Sel darah yang asing dapat diperoleh dari pendonoran darah. Transfusi
darah merupakan jenis transplantasi yang paling sering dilakukan. Dan
apabila darah yang masuk ke dalam tubuh resipien tidak kompatibel
maka tubuh akan mengenalinya sebagai antigen.
4. Sel-sel dari transplantasi organ
Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari
seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengembalikan fungsi yang
telah hilang. Namun sel-sel tersebut dapat menjadi antigen ketika sel
tidak cocok dengan tubuh resipien.
5. Toksin
Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif bagi
fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin bersifat fatal, dan
beberapa jenis lain bersifat lebih ringan.
E. Bagian-Bagian Antigen
Antigen memiliki 2 bagian yang harus diketahui. Kedua bagian tersebut adalah epitop dan
hapten.
Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas, atau dengan
kata lain, dapat menginduksi pembentukan antibodi. Satu antigen tersusun dari 2 atau lebih
molekul epitop.
2. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika bergabung
dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten memiliki sifat imunogenik.
Hapten dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.
F. Klasifikasi Antigen
3. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari interaksi
antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi penderitanya. Pengaruh
menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis bakteri, immnunitas
mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak antara lain: edema, reaksi
sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
2. Vaksin virus
a. Rubella
Vaksin rubella mengandung virus hidup yang telah dilemahkan yang dibiakkan
dalam jaringan hewan atau sel-sel diploid manusia.
b. Virus influenza
Mengandung virus influenza tipe A dan B secara utuh yang dibiakkan dalam
embrio ayam dan dinonaktifkan dengan formalin.
c. Poliomyelitis
Vaksin terhadap poliomyelitis tersedia dalam 2 bentuk.
Vaksin salk (inactivated polio vaccine = IPV) diperoleh dari virus yang
dibiakkan dalam jaringan (ginjal kera) kemudian dinonaktifkan dengan
formalin atau sinar UVIOL. Pemberian vaksin melalui suntikan.
Vaksin Sabin atau OPV (Oral polio vaccine) dipersiapkan dari virus
yang ditumbuhkan dalam jaringan (ginjal kera). Pemberian vaksin
dengan cara tetesan melalui mulut.
d. Hepatitis B
Vaksin hepatitis B terdiri dari partikel antigen permukaan virus hepatitis B
(HbsAg) yang diperoleh dari plasma manusia penyandang carrier.
e. Varicella
Vaksin varicella digunakan untuk mencegah terhadap infeksi cacar air.
f. Hepatitis A
Vaksin yang mengandung virus hepatitis A yang dinonaktifkan.
g. Rabies
Vaksin rabies tersedia dalam dua bentuk :
a) Virus rabies yang telah dimatikan untuk vaksinisasi manusia
Virus yang dibiakkan dalam sel embrio itik
Virus yang ditumbuhkan dalam sel-sel diploid manusia, lebih
aman daripada vaksin pertama.
b) Virus rabies hidup yang dilemahkan untuk vaksinisasi hewan piaraan.
Sumber :
Irma Jayanti Sarampang. (2022). Antigen. Academia.edu.
https://www.academia.edu/8741424/Antigen
Embun Bening Diniari. (2018). Pengertian atau Bagian Antigen dan Antibodi Pada Tubuh|
Biologi Kelas 11. Ruangguru.com. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-
antigen-dan-antibodi