Anda di halaman 1dari 20

IMUNOLOGI

MAKALAH ANTIGEN

Di susun oleh :

LIZA ELVIRA (1601105)

Dosen :

Dra. Syilfia Hasti, M.Farm, Apt

Program study s1 farmasi

Sekolah tinggi ilmu farmasi

Pekanbaru

2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tubuh manusia memiliki suatu sistem pertahanan untuk melindungi diri

dari benda asing yang mungkin bersifat patogen. Sistem pertahanan tubuh

inilah yang disebut sistem imun. Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan,

dan organ yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi

atau suatu penyakit. Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu

penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan

fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi,

atau ganas dan segera menghancurkannya.

Sistem imun merupakan suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari

sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara

kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-

kuman penyakit ataupun racun yang masuk ke dalam tubuh yang disebut

antigen.

Namun, banyak diantara kita yang kurang memiliki pengetahuan

mengenai antigen, bagian antigen, contoh-contoh antigen, klasifikasi antigen,

karakteristik dan sifat dari antigen, serta mekanisme masuknya antigen dalam

tubuh.
I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apa itu antigen?

2. Apa saja jenis-jenis antigen dan bagaimana pengklasifikasiannya?

3. Bagaimana karakteristik serta sifat-sifat dari antigen?

4. Bagaimana mekanisme masuknya antigen dalam tubuh?

5. Bagaimana pemanfaatan pengetahuan mengenai antigen dalam bidang

kesehatan?

I.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah mengenai antigen ini adalah untuk menambah

pengetahuan pembaca mengenai antigen, jenis-jenisnya dan mekanisme

masuknya antigen dalam tubuh.


BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Antigen

Antigen biasanya adalah suatu zat asing terhadap inang yang mula-

mula dihadapi oleh faktor-faktor alamiah diikuti oleh pengaktifan HI atau

CMI. Zat ini terikat pada reseptor permukaan antigen spesifik koloni sel-

sel-T atau sel-sel-B. (Julius, 2011)

Antigen adalah bahan, yang asing untuk badan, yang di dalam

manusia atau organisme multiseluler lain dapat menimbulkan pembentukan

antibodi terhadapnya dan dengan antibodi itu antigen dapat bereaksi

secara khas. (FK UI).

Antigen adalah suatu substansi yang mampu merangsang terbentuknya

respon imun yang dapat dideteksi, baik respon imun seluler, respon imun

humoral atau kedua-duanya. Karena sifatnya itu antigen disebut juga sebagai

imunogen. Imunogen yang paling poten umumnya merupakan makromolekul

protein, polisakarida atau polimer sintetik yang lain seperti polivinilpirolidon

(PVP).

Antigen ditemukan dipermukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan

normal, sistem kekebalan seseorang tidak bereaksi terhadap sel-selnya

sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan sebuah zat yang


menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antigen

biasanya protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul

lainnya. Permukaan bakteri mengandung banyak protein dan polisakarida

yang bersifat antigen, sehingga antigen bisa merupakan bakteri, virus,

protein, karbohidrat, sel-sel kanker, dan racun.

Secara fungsional antigen terbagi menjadi 2, yaitu:

1. Imunogen

2. Hapten

3. Superantigen (supermitogen)

II.2 Pengklasifikasian dan Contoh-contoh Antigen

A. Klasifikasi Antigen

1. Pembagian antigen menurut epitop :

a. Unideterminan, univalen : hanya satu jenis determinan/epitop

pada satu molekul.

b. Unideterminan, multivalen : hanya satu jenis determinan tetapi

dua atau lebih determinan tersebut pada satu molekul.

c. Multideterminan, univalen : banyak epitop yang bermacam-

macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan

protein).
d. Multideterminan, multivalen : banyak macam determinan dan

banyak dari setiap macam pada satu molekul.

2. Pembagian antigen menurut spesitisitas :

a. Heteroantinogen, yang dimiliki oleh banyak spesies

b. Xenoantinogen, yang hanya dimiliki oleh banyak spesies

tertentu.

c. Aloantinogen, yang spesifik untuk individu dalam satu spesies

d. Antigen organ spesifik, yang hanya dimiliki organ tertentu.

e. Autoantigen, yang dimiliki alat tubuh sendiri

3. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T :

a. T dependen, yang memerlukan pengenalan sel T terlebih

dahulu untuk dapat menimbulkan respon antibodi.

b. T independen, yang dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel

T untuk membentuk antibodi.

4. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi :

a. Hidrat arang (polisakarida)

b. Lipid

c. Asam Nukleat

d. Protein
5. Cara masuk dalam tubuh :

a. Parental : Melalui pembuluh darah (jarum suntik)

b. Oral : Makanan

c. Kontak Mukosa : Berhubungan badan

d. Kontak Kulit

6. Produk Bakteri :

a. Toksin

b. Virus

c. Parasit

d. Obat dengan BM meningkat (ex. Insulin, penicillin, dll)

B. Contoh Antigen

1. Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan

lebih tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri

memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan

dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang

menguntungkan tetapi ada juga yang meerugikan. Bakteri adalah

organisme uniseluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki

klorofil dan berukuran renik.


2. Virus

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel

organisme biologis. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-

partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota. Virus bersifat parasit

obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat

bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan

memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki

perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.

3. Sel darah yang asing

Sel darah yang asing dapat diperoleh dari pendonoran darah.

Transfusi darah merupakan jenis transplantasi yang paling sering

dilakukan. Dan apabila darah yang masuk ke dalam tubuh

resipien tidak kompatibel maka tubuh akan mengenalinya sebagai

antigen.

4. Sel-sel dari transplantasi organ

Transplantasi adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup

dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan mengembalikan

fungsi yang telah hilang. Namun sel-sel tersebut dapat menjadi

antigen ketika sel tidak cocok dengan tubuh resipien.


5. Toksin

Toksin adalah segala bentuk zat yang memiliki efek destruktif

bagi fungsi sel dan struktur sel tubuh. Beberapa jenis toksin

bersifat fatal, dan beberapa jenis lain bersifat lebih ringan.

II.3 Karakteristik dan Sifat-sifat Antigen

A. Karakteristik Antigen

Karakteristik antigen meliputi bentuk, ukuran, rigiditas, lokasi

determinan dan struktur tersier.

1. Ukuran, antigen lengkap (imunogen) biasanya mempunyai berat

molekul yang besar. Tetapi molekul kecil dapat bergabung dengan

protein inang sehingga dapat bersifat imunogen dengan membentuk

kompleks kecil (hapten) dan protein inang (carrier).

2. Bentuk, bentuk determinan sangat penting sebagai komponen

utama, seperti DNP dalam DNP-L-lisin yang memberi bentuk

molekul yang tidak dapat ditemukan dalam homolog primer.

3. Rigiditas, Gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat

besar, hampir semuanya non imunogenik. Kespesifitasnya dari

produksi antigen secara langsung diangkut ke gelatin.


4. Lokasi determinan, bagian protein yang terdenaturasi

mengindikasikan determinan antigen yang penting yang dapat

dimasukkan oleh molekul besar.

5. Struktur tersier, struktur tersier dari protein penting dalam

mendeterminasi kespesifikasn dari respon suatu antibodi. Produksi

antibodi rantai A dari insulin tidak bereaksi dengan molekul alami.

Reduksi dan reoksidasi dari ribonuklease di bawah kondisi kontrol

diproduksi dari campuran molekul protein yang berbeda hanya

dalam struktur tiga dimensi. Jika katabolisme terjadi, struktur

tersier dari imunogen akan dihancurkan.

B. Sifat- Sifat Antigen

Antigen memiliki beberapa sifat-sifat yang khas sebagai berikut :

1. Keasingan

Kebutuhan utama dan pertama suatu molekul untuk memenuhi

syarat sebagai imunogen adalah bahwa zat tersebut secara genetik

asing terhadap hospes.

2. Sifat-sifat Fisik

Agar suatu zat dapat menjadi imunogen, ia harus mempunyai

ukuran minimum tertentu, yaitu mempunyai berat molekul >40.000

dalton, respon terhadap hospes minimal, umumnya berupa protein


asing, alergen bersifat stabil (tahan bila dipanaskan, sukar

dipecahkan), mampu merangsang terbentuknya AB serta antigen

poten alamiahnya berupa makromolekul dan kompleks polisakarida,

serta fungsi zat tersebut sebagai hapten sesudah bergabung dengan

protein-protein jaringan.

Hapten dapat merangsang terjadinya respon imun yang kuat jika

bergabung proten pembawa dengan ukuran sesuai.

3. Kompleksitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas imunogen meliputi

sifat fisik dan kimia molekul.

4. Bentuk-bentuk (Conformation)

Tidak adanya bentuk dari molekul tertentu yang imunogen.

Polipeptid linear atau bercabang, karbohidrat linear atau bercabang,

serta protein globular, semuanya mampu merangsang terjadinya

respon imun.

5. Muatan (Charge)

Imunogenitas tidak terbatas pada molekuler tertentu, zat-zat yang

bermuatan positif, negatif, dan netral dapat imunogen. Namun

demikian imunogen tanpa muatan akan memunculkan antibodi

yang tanpa kekuatan.


6. Kemampuan Masuk

Kemampuan masuk suatu kelompok determinan pada sistem

pengenalan akan menentukan hasil respon imun.

II.4 Mekanisme Masuknya Antigen dalam Tubuh

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi bermolekul

kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut bisa menjadi

antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita. Substansi kecil yang bisa

berubah menjadi antigen tersebut dikenal dengan istilah hapten. Substansi-

substansi tersebut lolos dari barier respon non spesifik (eksternal maupun

internal), kemudian substansi tersebut masuk dan berikatan dengan sel

limfosit B yang akan mensintesis pembentukan antibodi. Contoh hapten

diantaranya adalah toksin poison ivy, berbagai macam obat (seperti

penisilin), dan zat kimia lainya yang dapat membawa efek alergik.

Antigen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan reseptor

sel limfosit B. Pengikatan tersebut menyebabkan sel limfosit B

berdiferensiasi menjadi sel plasma. Sel plasma kemudian akan membentuk

antibodi yang mampu berikatan dengan antigen yang merangsang

pembentukan antibodi itu sendiri. Tempat melekatnya antibodi pada antigen


disebut epitop, sedangkan tempat melekatnya antigen pada antibodi disebut

variabel.

Secara garis besar, interaksi antigen-antibodi adalah seperti berikut:

 Antigen/hapten masuk ke tubuh melalui makanan, minuman,

udara, injeksi, atau kontak langsung.

 Antigen berikatan dengan antibody.

 Histamine keluar dari sel mast dan basofil

 Timbul manifestasi alergi

Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut antara

lain:

1. Primer

Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen

dengan antibodi pada situs identik yang kecil, bernama epitop.

2. Sekunder

Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di antaranya:

a. Netralisasi

Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian antigen

menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah dengan

mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini berinteraksi

dengan sel yang rentan.


b. Aglutinasi

Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau transfusi

darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama membentuk gumpalan

c. Presipitasi

Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran terlalu

besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di larutan dan

akhirnya mengendap.

d. Fagositosis

Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen mampu

mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga memudahkan

fagositosis korban yang mengandung antigen tersebut.

e. Sitotoksis

Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi serangan

sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K serupa dengan

natural killer cell kecuali bahwa sel K mensyaratkan sel sasaran dilapisi

oleh antibodi sebelum dapat dihancurkan melalui proses lisis membran

plasmanya.

3. Tersier

Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari

interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi

penderitanya. Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri, lisis


bakteri, immnunitas mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh merusak

antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang menyebabkan

kerentanan terhadap infeksi.

II.5 Aplikasi Pengetahuan mengenai Antigen dalam Bidang Kesehatan

Pengetahuan tentang antigen, imunogenitas, imunogen, dan epitop

sangat penting dalam aplikasi klinik, khususnya untuk imunisasi dengan

tujuan pencegahan terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu.

Pengetahuan mengenai antigen juga dimanfaatkan untuk membuat

vaksin.

1. Vaksin Bakteri

a. Diphteria, Pertussis dan Tetanus (DPT)

DPT merupakan vaksin polivalen yang mengandung toksoid dari

Corynebacterium diphteriae dan Closteridium tetani dengan

dibubuhi bakteri Bordetella pertussis (penyebab batuk rejang) yang

telah dimatikan. Toksoid adalah toksin yang telah dihilangkan

toksisitasnya, tetapi masih bersifat sebagai imunogen.

b. Haemophilus influenzae tibe b (Hib)

Vaksin ini terdiri atas polisakarida berasal dari Haemophilus

influenzae tipe b yang dikonjugasikan dengan toksoid atau protein

membran luar dari meningocococcus yang digunakan untuk


mencegah meningitis (radang selaput otak) oleh Haemophilus

influenzae. Tetapi karbohidrat yang dimurnikan tersebut kurang

imunogenik pada anak-anak berumur dibawah 2 tahun. Polisakarida

tersebut hanya akan memiliki imunogenisitas jika secara kimiawi

dikaitkan dengan molekul protein sebagai carrier.

c. Neiseria meniitis

Vaksin ini digunakan untuk mencegah penyakit meningitis. Vaksin ini

terdiri atas karbohidrat yang berasal dari kapsul meningococcus dari

galur A, C, Y dan W-135.

d. Polisakharida pneumococcus

Vaksin ini dipersiapkan dari kapsul polisakharida dari 23 tipe antigenik

Streptococcus pmeumoniae. Vaksin ini akan dilindungi terhadap 90 %

galur pneumococcus yang menyerang manusia.

e. Baccili Calmette-Guerin (BCG)

Vaksin ini mengandung bakteri hidup yang telah dilemahkan dari galur

Mycobacterium bovis yang digunakan untuk melindungi terhadap

infeksi tbc manusia.

2. Vaksin virus

a. Rubella

Vaksin rubella mengandung virus hidup yang telah dilemahkan yang

dibiakkan dalam jaringan hewan atau sel-sel diploid manusia.


b. Virus influenza

Mengandung virus influenza tipe A dan B secara utuh yang dibiakkan

dalam embrio ayam dan dinonaktifkan dengan formalin.

c. Poliomyelitis

Vaksin terhadap poliomyelitis tersedia dalam 2 bentuk.

 Vaksin salk (inactivated polio vaccine = IPV) diperoleh dari

virus yang dibiakkan dalam jaringan (ginjal kera) kemudian

dinonaktifkan dengan formalin atau sinar UVIOL. Pemberian

vaksin melalui suntikan.

 Vaksin Sabin atau OPV (Oral polio vaccine) dipersiapkan dari

virus yang ditumbuhkan dalam jaringan (ginjal kera). Pemberian

vaksin dengan cara tetesan melalui mulut.

d. Hepatitis B

Vaksin hepatitis B terdiri dari partikel antigen permukaan virus hepatitis

B (HbsAg) yang diperoleh dari plasma manusia penyandang carrier.

e. Varicella

Vaksin varicella digunakan untuk mencegah terhadap infeksi cacar air.

f. Hepatitis A

Vaksin yang mengandung virus hepatitis A yang dinonaktifkan.

g. Rabies

Vaksin rabies tersedia dalam dua bentuk :

a) Virus rabies yang telah dimatikan untuk vaksinisasi manusia


 Virus yang dibiakkan dalam sel embrio itik

 Virus yang ditumbuhkan dalam sel-sel diploid manusia,

lebih aman daripada vaksin pertama.

b) Virus rabies hidup yang dilemahkan untuk vaksinisasi hewan

piaraan.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang dijabarkan diatas, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Antigen adalah bahan, yang asing untuk badan, yang di dalam

manusia atau organisme multiseluler lain dapat menimbulkan

pembentukan antibodi terhadapnya dan dengan antibodi itu antigen

dapat bereaksi secara khas.

2. Antigen dapat diklasifikasikan menurut epitop, spesitisitas,

ketergantungan terhadap sel T, secara kimiawi, cara masuk kedalam

tubuh dan menurut produk bakterinya.

3. Sifat-sifat antigen adalah keasingan, sifat-sifat fisik, kompleksitas,

bentuk-bentuk, muatan dan kemampuan masuknya.

4. Pengetahuan mempelajari antigen dapat dimanfaatkan dalam

pembuatan vaksin bakteri dan virus.


DAFTAR PUSTAKA

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Baratawidjaja, Karnen Garna. 2010. Imunologi Dasar. Jakarta : Balai Penerbit


Fakultas Kedoketeran Universitas Indonesia

Subowo. 2009. Imunobiologi. Jakarta : Sagung Seto.

Suryawidjaja, Julius. 2011. Buku Saku Imunologi. Jakarta : Binarupa Aksara


Publisher.

Anda mungkin juga menyukai