PENDAHULUAN
1
3. Ada berapa jenis antigen?
4. Bagaimana cara antigen dapat memasuki tubuh?
5. Bagaimana peranan antigen dalam jaringan tubuh manusia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dibandingkan dengan polisakarida, namun jika polisakarida berukuran besar
maka ia merupakan antigen yang baik karena menimbulkan reaksi kekebalan
yang kuat. Oligosakarida, lipid, dan asam nukleat tidak dapat merangsang
pembentukan antibody jika berdiri sendiri dan harus terikat dengan protein
agar dapat merangsang terbentuknya antibody, yang disebut sebagai hapten.
Hapten merupakan substansi yang apabila berdiri sendiri tidak dapat bersifat
antigenik. Sekali terbentuk, hapten akan bergabung dengan antibody yang
spesifik.
4
c. Asam nukleat merupakan antigen yang tidak imunogenik
d. Protein merupakan imunogenik
Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh ternak maka tubuh akan
terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon
imun primer. Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak
limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yang
lebih peka terhadap antigen. Kalau antigen yang sama memasuki tubuh
kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder.
Respon ini muncul lebih cepat, lebih kuat dan berlangsung lebih lama dari
pada respon imun primer.
5
Timbul manifestasi alergi
Terdapat berbagai kategori Interaksi antigen-antibodi, kategori tersebut
antara lain:
1. Primer
Interaksi tingkat primer adalah saat kejadian awal terikatnya antigen
dengan antibodi pada situs identik yang kecil, bernama epitop.
2. Sekunder
Interaksi tingkat sekunder terdiri atas beberapa jenis interaksi, di
antaranya:
a. Netralisasi
Adalah jika antibodi secara fisik dapat menghalangi sebagian
antigen menimbulkan effect yang merugikan. Contohnya adalah
dengan mengikat toksin bakteri, antibody mencegah zat kimia ini
berinteraksi dengan sel yang rentan.
b. Aglutinasi
Adalah jika sel-sel asing yang masuk, misalnya bakteri atau
transfusi darah yang tidak cocok berikatan bersama-sama
membentuk gumpalan.
c. Presipitasi
Adalah jika komplek antigen-antibodi yang terbentuk berukuran
terlalu besar, sehingga tidak dapat bertahan untuk terus berada di
larutan dan akhirnya mengendap.
d. Fagositosis
Adalah jika bagian ekor antibodi yang berikatan dengan antigen
mampu mengikat reseptor fagosit (sel penghancur) sehingga
memudahkan fagositosis korban yang mengandung antigen
tersebut.
e. Sitotoksis
Adalah saat pengikatan antibodi ke antigen juga menginduksi
serangan sel pembawa antigen oleh killer cell (sel K). Sel K
serupa dengan natural killer cell kecuali bahwa sel K
6
mensyaratkan sel sasaran dilapisi oleh antibodi sebelum dapat
dihancurkan melalui proses lisis membran plasmanya.
3. Tersier
Interaksi tingkat tersier adalah munculnya tanda-tanda biologik dari
interaksi antigen-antibodi yang dapat berguna atau merusak bagi
penderitanya. Pengaruh menguntungkan antara lain: aglutinasi bakteri,
lisis bakteri, immnunitas mikroba,dan lain-lain. Sedangkan pengaruh
merusak antara lain: edema, reaksi sitolitik berat, dan defisiensi yang
menyebabkan kerentanan terhadap infeksi.
7
Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah
merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan
antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah
dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.
Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa
antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan
B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun,
orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.
b. Sistem Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan
memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Golongan darah
seseorang ditentukan oleh jenis antigen yang terdapat dalam
permukaan sel-sel darah merah (eritrosit) yang dimilikinya.
Antigen ini akan bereaksi dengan antibodi atau aglutinin yang
sesuai yang berada di plasma darahnya. Seseorang yang tidak
memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki
golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah
Rh+.
Berdasarkan ada tidaknya antigen-Rh, maka golongan darah
manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
Orang Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-
Rh yang ditunjukkan dengan reaksi positif atau terjadi
penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan
anti-Rh (antibodi Rh).
8
Orang Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki
antigen-Rh yang ditunjukkan dengan reaksi negatif atau
tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan anti-
Rh (antibodi Rh).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Antigen adalah suatu substansi asing yang apabila masuk ke dalam
tubuh dapat menimbulkan suatu respon imun yang merangsang terbentuknya
antibody dan sel-sel reaktif khusus dengan tujuan untuk menghilangkan atau
menetralkan substrat asing. Suatu substrat dikatakan sebagai antigen apabila
bersifat asing (tidak ditemui dalam tubuh), memiliki molekul yang besar, dan
harus memiliki setidaknya dua jenis determinan antigenic.
Antigen memiliki sifat imunogenetik (dapat merangsang pembentukan
antibody) dan hapten (tidak dapat merangsang pembentukan antibody bila
berdiri sendiri).
Dalam dunia medis, antigen berperan dalam penentuan golongan darah
dan pembuatan vaksin.
10
DAFTAR PUSTAKA
E., Dika Putri, dkk. 2013. IMUNOLOGI VETERINER Antigen dan Antibodi
Makalah. Universitas Brawijaya. Malang.
Pelczar, Michael J., E.C.S. Chan. 2014. Dasar Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta.
Syahrurachman, A., dkk. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.
Binarupa Aksara Publisher. Jakarta.
http://www.kerjanya.net/faq/6005-antigen.html (Diakses 5 November 2017)
https://mymedstory.wordpress.com/tag/antigen/ (Diakses 5 November 2017)
http://kutukuliah.blogspot.co.id/2012/01/antigen.html (Diakses 5 November 2017)
https://www.scribd.com/document/137159126/Antigen-Dan-Imunogen (Diakses 5
November 2017)
https://www.scribd.com/document/92059716/Makalah-Antigen (Diakses 5
November 2017)
https://www.scribd.com/document/109344087/Antibodi-Antigen (Diakses 5
November 2017)
https://agathariyadi.wordpress.com/tag/transplantasi/ (Diakses 5 November 2017)
https://shofiyahnr.wordpress.com/2014/11/04/penentuan-golongan-darah/
(Diakses 5 November 2017)
http://faizinh.blogspot.co.id/2014/09/antigen-dan-imunogen.html (Diakses 5
November 2017)
http://nightray13-kuro.blogspot.co.id/2013/09/imunologi-makalah-interaksi-
antigen.html (Diakses 5 November 2017)
11