Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

Kami memanjatkan puja dan puji atas kedarirat-Nya, yang telah melimpahkan

rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah Ilmu Reproduksi Ternak mengenai Sistem Reproduksi Hewan Betina.

Makalah Ilmu Reproduksi Ternak ini telah kami susun dengan maksimal dan

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan

makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat

maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik

dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap

semoga makalah kimia dasar tentang senyawa keton ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 31 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 1
C. TUJUAN MAKALAH ............................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
A. SISTEM REPRODUKSI HEWAN BETINA .......................................... 3
1. Ovarium .................................................................................................... 3
2. Oviduct ..................................................................................................... 4
3. Uterus ....................................................................................................... 5
4. Cervix ....................................................................................................... 6
5. Vagina ...................................................................................................... 7
6. Organ Genital Eksternal ........................................................................... 7
B. PERBANDINGAN SISTEM REPRODUKSI ANTAR MAMALIA BETINA .... 8
1. Ovarium .................................................................................................... 8
2. Oviduct ..................................................................................................... 9
3. Uterus ....................................................................................................... 9
4. Cervix ..................................................................................................... 10
5. Vagina .................................................................................................... 10
C. SISTEM REPRODUKSI UNGGAS (AYAM) BETINA ...................... 11
BAB III ................................................................................................................. 13
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 13
B. SARAN ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ternak merupakan hewan yang sengaja dirawat dan dipelihara oleh

masyarakat (peternak) untuk dimanfaatkan produksi yang dihasilkan oleh

ternak tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar akan produk hewani, seperti

daging, telur, dan susu. Agar peternak dapat menghasilkan produk hewani

yang melimpah, maka diperlukan penanganan yang tepat terhadap ternak agar

dapat memproduksi dengan optimal.

Pernambahan jumlah ternak sangat berpengaruh terhadap jumlah

produksi yang dapat dihasilkan, semakin banyak ternak maka semakin

banyak produk ternak yang dapat dihasilkan. Karenanya, ternak betina

memegang peranan yang penting untuk keberlangsungan industry peternakan.

Sistem reproduksi hewan betina umumnya terdiri dari sepasang

ovarium dan sistem ductus (saluran reproduksi). Sistem ductus betina terdiri

dari; oviduct, uterus, servix, vagina, dan vulva.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami ingin memahami bagaimana

sistem reproduksi hewan betina secara anatomi beserta fungsi fisiologis tiap

organ yang menyusunnya. Kemudian membandingkan sistem reproduksi

hewan betina mamalia dengan betina ungags.

1
C. TUJUAN MAKALAH

Adapun tujuan makalah ini dibuat adalah untuk mengetahui bagaimana

fungsi fisiologis organ-organ yang menyusun sistem reproduksi hewan betina,

serta sebagai pemenuhan tugas yang telah diberikan pengajar pada mata

kuliah Ilmu Reproduksi Ternak fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

Makassar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SISTEM REPRODUKSI HEWAN BETINA

Sistem reproduksi pada betina umumnya tersusun dari ovarium

(primer), dan saluran reproduksi (sekunder); yang terdiri atas saluran oviduct,

uterus, cervix, vagina, dan vulva.

1. Ovarium

Ovarium merupakan organ reproduksi primer pada hewan betina

yang berfungsi menghasilkan sel kelamin betina (ovum) dalam sekali

siklus birahi. Disebut sebagai organ primer karena hanya ovarium yang

dapat yang menghasilkan ovum untuk dibuahi oleh sel kalamin jantan,

jika ovarium bermasalah maka pembentukan akan terhambat pula.

Ovarium juga menghasilkan hormone kelamin, yaitu hormon steroid

dan hormon peptida. Hormon steroid terdiri dan progesteron dan

estrogen, sedangkan hormon peptida terdiri dari inhibin, activin,

relaxant, dan oxytocin.

Ovarium tersusun oleh bagian-bagian medula yang terletak di

dalam dan korteks yang terletak diluamya. Komposisi bagian medula

yaitu jaringan ikat fibroelastik, jaringan syaraf dan pembuluh darah

yang berhubungan dengan ligamentum mesovarium melalui hilus.

Bagian korteks berisi folikel-folikel, corpus luteum, stroma, pembuluh

darah, pembuluh limfe, dan serabut otot polos. Di bagian paling luar,

ovarium dikelilingi oleh epitel germinal dan terbungkus oleh tunica

albuginea.

3
Struktur ovanium pada hewan, bentuknya berbeda-beda. Bentuk

ovarium pada sapi dan domba menyerupai buah almond, pada babi

menyerupai onggokkan buah anggur, pada kuda seperti ginjal.

2. Oviduct

Oviduct disebut juga tuba falopi (fallopian tubes) secara anatomis

mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan ovarium. Pada hewan

ternak, ovarium terletak dalam bursa ovari yang terbuka, berbeda

dengan pada spesies lain seperti tikus dan mencit dimana ovarium

berada dalam suatu kantong tertutup. Pada sapi dan domba, bursa ovari

lebar dan terbuka, sedang pada babi, bursa berkembang dengan baik

dan meski terbuka namun sebagian besar membungkus ovarium. Pada

kuda, bursa ovari kecil dan menutupi ovarium hanya pada fosa ovulasi.

Oviducts terbagi ke dalam 4 segmen dengan fungsi yang berbeda,

yaitu; fimbria, infundibulum, ampulla dan isthmus.

a. Fimbria, merupakan bagian ujung oviduct yang bebas kecuali di

satu titik di sudut atas ovarium, bentuknya seperti jari-jari.

Letaknya dekat dengan pemukaan ovarium dengan tujuan untuk

penangkapan ovum apabila telah terjadi ovulasi.

b. Infundibulum, merupakan saluran berbentuk cerobong yang

bermuara di dekat ovarium, yang kemudian membentuk bursa

ovari.

c. Ampulla, panjangnya sekitar setengah dan panjang oviduct

dengan diameter 3-5 mm, merupakan bagian oviduct yang paling

lebar. Ampulla selanjutnya bergabung dengan isthmus.

4
Perbatasan ampulla dan isthmus disebut sebagai ampulla-isthmus

junction, di tempat inilah ovum dan sperma bertemu hingga

terjadi fertilisasi.

d. Isthmus, merupakan penghubung antara oviducts dan comua uteri.

Isthmus terhubung langsung dengan uterus, pada tempat yang

disebut utero-tubal junction, sambungan tersebut pada kuda

berbentuk papila kecil, berdiameter lebih kecil dari ampulla yaitu

0,5-1 mm.

3. Uterus

Uterus terdiri dari 2 buah comua uteri, sebuah corpus uteri, dan

cervix. Porporsi masing-masing bagian tersebut, termasuk bentuk dan

rangkaian berbeda-beda di antara spesies. Kedua sisi uterus terhubung

ke dinding pelvis dan abdomen oleh ligamentum lata uteri.

Lapisan uterus paling luar adalah tunika serosa. Lapisan tengah

adalah myometrium, tersusun oleh dua lapis otot polos yang tipis, dan

diantaranya terdapat selapis otot sirkuler yang lebih tebal. Myometriurn

dipengaruhi oleh hormon estrogen, yaitu meningkatkan tonusnya

sehingga uterus menjadi terasa tegang. Sebaliknya progesteron akan

menurunkan tonus myometrium sehingga uterus menjadi lebih lembek.

Lapisan mukosa uterus, yaitu endometrium, merupakan bagian yang

paling kompleks dibandingkan lapisan lainnya, dan memiliki kelenjar

yang simpel. Estrogen meningkatkan vaskularisasi dan menyebabkan

endometnum menebal. Di samping itu, estrogen merangsang

pertumbuhan kelenjar endometrial. Progesteron menyebabkan kelenjar

5
endometrial melepaskan uterine milk. Aksi sinergis progesteron dan

estrogen terhadap endometrium bertujuan untuk mempersiapkan

kebuntingan.

4. Cervix

Cervix merupakan organ yang sebagian besar tersusun oleh

jaringan ikat fibrosa dan hanya sebagian kecil saja jaringan otot polos.

Struktur cervix seperti sphincter (pengunci) yang mengarah ke bagian

kaudal ke vagina. Ciri khas cervix adalah dinding tebal dan lumen

berkerut.

Struktur cervix berbeda-beda diantara spesies, begitu juga

ukurannya. Pada ruminansia terdapat bentukan seperti cincin disebut

annular ring yang susunannya interlocking saling mengunci satu-

dengan yang lain sehingga cervix tertutup. Pada babi, cincin cervix

tersusun seperti pembuka botol (corkscrew), kondisi ini disesuaikan

dengan ujung penis berbentuk spiral. Cervix kuda diketahui dari

lipatan-lipatan mukosa dan penonjolan lipatan ke arah vagina.

Cervix umumnya berfungsi sebagai berikut;

a. Transport spermatozoa, dimana kerjanya tergantung status

hormonalnya

b. Tempat penampungan dan seleksi spermatozoa, adanya lipatan

mukosa membuat spermatozoa yang tidak baik dan mati akan

terperangkap, sehingga hanya spermatozoa berkualitas baik yang

bisa melanjutkan perjalanan

6
c. Sebagai barier antara uterus dengan bagian luar untuk mencegah

masuknya mikroorganisme dan luar, melalui perubahan

kekentalan mukus dan mekamsme interlocking cincin cervix

d. Berperan dalam proses partus, dimana pada saat partus cervix

akan dilatasi sehingga fetus dapat keluar

5. Vagina

Vagina merupakan saluran reproduksi betina di kaudal cervix,

tersusun oleh lapisan epithel, lapisan otot, dan lapisan serosa. Lapisan

muskulusnya dilengkapi dengan pembuluh darah, syaraf, sekelompok

sel syaraf, serta jaringan ikat. Adapun fungsi vagina adalah; sebagai

organ kopulasi, tempat penampungan spermatozoa sementara setelah

kawin alam, transport spermatozoa, sebagai saluran pembuangan dan

saluran di atasnya, jalan lewat fetus saat partus

6. Organ Genital Eksternal

Organ kelamin eksternal ini terdiri vestibulum, labia, dan clitoris.

Vestibulum, merupakan perbatasan antara vagina dengan vestibulum

yang ditandai oleh orificium urethra externa dan suatu struktur seperti

benang yang disebut hymen. Labia terdiri dari labia majora dan labia

minora. Labia majora mengandung deposit lemak, jaringan yang elastis,

dan lapisan muskulus. Struktur permukaan luar sama seperti kulit. Pada

labia minora terdapat jaringan ikat yang spongy (seperti spons) dan

mengandung kelenjar. Clitoris tersusun oleh jaringan erektil yang

tertutup oleh sel squamous, dan dilengkapi dengan sensor ujung syaraf.

7
B. PERBANDINGAN SISTEM REPRODUKSI ANTAR MAMALIA BETINA

Hewan induk betina memiliki tugas untuk menghasilkan sel kelamin

betina (ovum) untuk mempertahankan kelangsungan hidup spesies mereka,

induk betina akan menyedian tempat bakal anakan mulai dari fase embrionik

hingga lahir ke lingkungan, sehingga peran mereka tak dapat digantikan.

Secara anatomi organ reproduksi tiap organisme vertebrata adalah sama, yang

membedakan adalah bentuk dan ukurannya.

1. Ovarium

Pada sapi dan domba, ovarium berbentuk oval, namun pada kuda

berbentuk seperti ginjal karena ada fossa ovulatorus yakni suatu

legokan pada pinggir ovarium. Pada babi, ovarium berupa gumpalan

anggur, folikel-folikel dan corpora lutea menutupi jaringan-jaringan

ovarial di bawahnya. Pada sapi, ovarium bervariasi dalam ukuran

panjang, lebar, dan tebal. Umumnya ovarium kanan lebih besar

daripada ovarium kiri, karena secara fisiologik lebih aktif.

8
2. Oviduct

Oviduk atau tuba fallopii merupakan saluran kelamin paling

anterior, kecil berliku-liku, dan terasa keras seperti kawat terutama pada

pangkalnya. Pada sapi dan kuda, panjang oviduk mencapai 20-30 cm

dengan diameter 1,5-3 mm. oviduk tergantung pada mesosalpink.

3. Uterus

Uterus terdiri dari kornu, korpus, dan serviks. Proporsi relatif

masing-masing bagian berbeda-beda antar spesies. Uterus babi

tergolong bicornis dengan kornu yang sangat panjang tetapi korpusnya

sangat pendek. Uterus sapi, domba, dan kuda kedua kornu dan korpus

uteri cukup panjang (paling besar pada kuda).

a. Uterus Simplex

Uterus tipe Siplex ini dimiliki oleh primata dan mamalia

sejenis. Uterus tipe ini mempunyai servik uteri, korpus uteri nya

jelas dan tidak memiliki kornua uteri.

b. Uterus Bipartite

Uterus tipe Bipartite ini dimiliki oleh sapi, domba, anjing,

kucing, dan kuda. Uterus tipe ini mempunyai satu servik, korpus

uteri jelas terutama pada kuda, mempunyai kornua uteri, dan

terdapat sebuah septum pemisah kedua kornua uteris.

c. Uterus Bicornes

Uterus tipe Bikornis ini dimiliki oleh babi. Korpus uterus

sangat pendek, sebuah servik dan kornua uteri panjang serta

berkelok-kelok.

9
d. Uterus Duplex

Uterus tipe duplex ini dimiliki oleh tikus, mencit, kelinci,

dan marmot. Uterus tipe ini memiliki dua korpus uteri, dan dua

servik.

e. Uterus Delphia

Uterus tipe delphia ini dimiliki oleh hewan berkantung,

seperti opossum, kanguru, dan platypus. Semua saluran

kelaminnya terbagi dua yaitu dua kornua uteri, dua korpus uteri,

dua servik, dan dua vagina.

4. Cervix

Pada ruminansia penonjolan-penojolan ini terdapat dalam bentuk

lereng-lereng transversal dan saling menyilang disebut cincin-cincin

annuler. Cincin-cincin ini sangat nyata pada sapi (biasanya 4 buah)

yang dapat menutup rapat serviks. Pada babi, cincin-cincin tersebut

tersusun dalam bentuk sekrup pembuka botol yang disesuaikan dengan

perputaran spiralis ujung penis babi jantan. Pada kuda, rongganya lurus

dengan lipatan memanjang berbentuk seperti corong sehingga mudah

didilatasi secara manual

5. Vagina

Vagina mempunyai panjang yang bervariasi sapi mempunyai

panjang 25,0-30,0 cm, domba 7,5-10,0 cm, kuda 20,0 -35,0 cm dan 7,5-

11,5 cm.

10
C. SISTEM REPRODUKSI UNGGAS (AYAM) BETINA

Anatomi alat reproduksi

ayam betina terdiri atas dua bagian

utama, yaitu ovarium dan oviduk.

Oviduk adalah organ tempat

menerima kuning telur yang telah

masak, sekresi putih telur, dan

pembentukan dan perkembangan

kerabang telur. Ayam yang belum

dewasa memiliki ovarium dan

oviduk yang kecil dan belum berkembang sempurna. Hormone FSH

menyebabkan pertumbuhan ovarium dan perkembangan kelenjar telur serta

merangsang pertumbuhan folikel, hormone FSH dihasilkan pada kelenjar

pituitary anterior.

Ovarium ayam yang telah dewasa dapat menyekresikan hormone

estrogen dan progesterone. Dengan fungsi estrogen menyebabkan

pertumbuhan oviduk, meningkatnya kadar kalsium darah protein, lemak,

vitamin, dan bahan lain yang dibutuhkan untuk pembentukan telur dan

merangsang peregangan tulang pubis guan persiapan bertelur. Progesterone

dihasilkan ovarium sebagai releasing factor di hipotalamus dan memicu

sekresi LH dari kelenjar pituitary anterior (Frisanda, dkk. 2015). Ovarium

terbagi menjadi dua bagian, cortex untuk bagian luar dan medulla untuk

bagian dalam. Ovarium ayam biasanya terdapat 5-6 folikel yang sedang

11
berkembang dan berwarna kuning, dan sejumlah besar folikel kecil yang

belum berkembang berwarna putih.

Oviduk dibagi menjadi 5 bagian, yaitu;

1. Infundibulum (papillon), Panjang bagian ini hanya 9 cm berfungsi

untuk menangkap ovum yang telah masak (kuning telur berada pada

bagian ini 15-30 menit), sangat tipis dan menyekresikan sumber protein

yang menyelubungi membrane vitelina.

2. Magnum, merupakan bagian terpanjang di oviduct (±33 cm) tersusun

atas grandula tubuler yang sensible. Mukosa magnum tersusun atas sel

goblet yang mampu menyekresikan putih telur kental dan cair, kuning

telur akan berada di sini selama 3,5 jam. Oleh sebab itu, magnum

merupakan tempat sintesis dan sekresi putih telur.

3. Isthmus, menyekresikan membrane selaput telur dengan Panjang 10 cm

dan lama sekresi membrane telur selama 1,5 jam.

4. Uterus, saluran sepanjang 10 cm di sini terjadi pembentukan kerabang

telur dengan proses mineralisasi selama 20-21 jam.

5. Vagina, bagian akhir dari saluran bertelur yang menghubungkan uterus

dengan kloaka, hanya berperan dalam pengeluaran telur dan deposit

semen saat kawin

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem reproduksi hewan betina bergantung kepada organ reproduksi

primer dan organ reproduksi sekunder, yang mana organ reproduksi primer

yang akan menghasilkan sel gamet (ovum) adalah ovarium dan organ

reproduksi sekunder yang fumgsinya saling melengkapi merupakan sistem

ductus. Sistem ductus (saluran reproduksi) terdiri atas oviduct, uterus, cervix,

vagina, dan organ kelamin eksternal (vulva, klitoris, vestibulum).

Ukuran masing-masing organ reproduksi berbeda untuk tiap jenis

vertebrata, hal ini untuk menyesuaikan kondisi bentuk tubuh dan proses pada

saat terjadi perkawinan antara jantan dan betina yang melibatkan organ

kopulasi jantan dan betina.

B. SARAN

Selalu memerhatikan pemeliharaan ternak agar ternak sehat dan dapat

menjalani siklus hidup dengan optimal sehingga dapat berproduksi dengan

baik dan maksimal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press,
Yogyakrta.

Frisanda, dkk. 2015. Kapasitas Ovarium Ayam Petelur Aktif. FMIPA Jurusan Biologi
Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Horhoruw, Wiesje Martha. 2012. Ukuran Saluran Reproduksi Ayam Petelur Fase Pullet
yang Diberi Pakan dengan Campuran Rumput Laut (Gracilaria edulis).
Universitas Pattimura. Ambon.

Lestari dan Ismudiono. 2014. Ilmu Reproduksi Ternak. Airlangga University Press.
Surabaya.

Suprijatna dan Natawihardja. 2005. Pertumbuhan Organ Reproduksi Ayam Ras Petelur dan
Dampaknya Terhadap Performans Produksi Telur Akibat Pemberian Ransum
dengan Taraf Protein Berbeda Saat Periode Pertumbuhan. Universitas
Diponegoro. Semarang.

14

Anda mungkin juga menyukai