Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN HISTOLOGI


ORGAN REPRODUKSI PADA UNGGAS DAN PENCERNAAN

ARIANSYAH FAHMI JAYA


05041282025047

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Unggas merupakan hewan ternak yang di dalam kehidupan ternak sering
dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Baik daging maupun organ dalam unggas dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk diolah menjadi makanan. Seiring dengan
berkembangnya zaman, maka perlu meningkatkan pengetahuan tentang
pengenalan jenis ungas, anatomi unggas dan identifikasi penyakit pada unggas
serta pengetahuan dalam menyusun ransum yang diberikan untuk unggas.
Pemeliharaan kesehatan unggas merupakan bagian dari usaha meningkatkan
produksi ernak, produktifitas dan reprodukivitas ternak hanya dapat dicapai secara
optimal apabila ternak dalam keadaan sehat.Unggas merupakan salah satu jenis
hewan yang banyak digemari oleh manusia. Unggas mempunyai berbagai macam
jenis yang dapat menarik perhatian manusia untuk bisa memeliharanya. Selain itu
ada juga yang berusaha untuk dijadikan sebagai hewan ternak (Recee et al., 2009).
Dalam bereproduksi, unggas bertelur sehingga pada unggas ini memilki
organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan
hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka. Pada unggas organ reproduksi jantan berupa testes,
epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium
dan satu oviduk. Dari organ reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari
masing-masing bagian yang berbeda (Guyton, 2000).

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur organ
reproduksi pada ayam betina dan jantan, mengetahui struktur-struktur anatomi
pada ayam, melakukan pengamatan, pengukuran organ-organ pencernaan dan
reproduksi, dan untuk mengetahui susunan, bentuk dan letak organ reproduksi
1
pada ayam, serta untuk mengetahui fungsi dari masing-masing sistem organ
tersebut.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Organ Reproduksi Unggas Betina

2.1.1. Ovarium
varium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga
perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan
kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang
banyak mengandung folikel- folikel. Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6
ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang
berwarna putih.

2.1.2. Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara
ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan
satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang
merupakan bagian dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong
dengan tepi yang berjumbai. Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum
atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell glanddan vagina.

2.1.3. Infundibulum
Infundibulum merupakan tempat fertilisasi. Pada bagian kaudal berbentuk
seperti jari bersilia dan akan memandu oosit masuk kedalam lipatan submukosa.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat tipis yang berfungsi untuk
mensekresikan protein yang akan mengelilingi membran vitelina (Yuwanta 2004).
Infundibulum terdiri dari saluran dengan lapisan dinding tipis dan bagian leher.
Tersusun atas kumpulan otot halus yang menghubungkan jaringan antara serosa
dan epitel silindris bersilia. Lipatan longitudinal berada di mukosa antara saluran
bagian interior dekat leher dan lipatan sekunder (Bacha dan Bacha 2000).
2

Universitas Sriwijaya
2.1.4. Magnum
Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduk (Recee 2009). Albumin
akan melapisi ovum dimana albumin akan meningkatkan ukuran dari telur
tersebut (Samuelson 2007). Mukosa magnum tersusun atas epitel silindris bersilia
dan sel goblet (Bacha dan Bacha 2000). Mukus pada magnum berasal dari sel
goblet yang memproduksi cairan berwarna putih kental dan cair (Yuwanta 2004).

2.1.5. Isthmus
Isthmus merupakan bagian dimana telur mendapatkan membran kerabang
(shell membrane). Selama proses pembentukan kerabang, submukosa propria
mengandung beberapa kelenjar tubular yang memproduksi shell membrane.
Istmus membuat jaringan fibrin untuk lapisan luar dan dalam kerabang (Recee,
2009). Epitel isthmus berbentuk silindris sebaris atau silindris banyak baris
bersilia (Bacha dan Bacha 2000).

2.1.6. Uterus
Telur akan berada dalam waktu yang lama setelah memasuki uterus. Pada
bagian ini terjadi hidratasi putih atau plumping dan terbentuknya kerabang telur.
Warna kerabang telur terbentuk karena adanya pigmen xanthopyl (Recee et al.,
2009). Mukosa uterus tersusun atas epitel silindris sebaris dan banyak baris
bersilia (Bacha dan Bacha 2000). Selain pembentukan kerabang pada uterus juga
terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral,
vitamin dan air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam
membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25%.
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus.
Deposisi terjadi pada bagian inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal
kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari
kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan
magnesium.

Universitas Sriwijaya
2.1.7. Vagina
Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang
sempurna (di dalam uterus). Telur pada vagina hanya berada dalam waktu singkat
dan akan dilapisi oleh kutikula. Kutikula berguna untuk menyumbat pori–pori
kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur keluar melalui
kloaka. Permukaan vagina dilapisi oleh epitel silindris sebaris dan banyak baris
bersilia. Pada ayam sperma yang masuk ke dalam vagina akan disimpan pada
sperm host gland (Bacha dan Bacha 2000).

2.1.8. Kloaka
Kloaka adalah saluran yang membuka dan menghubungkan dengan anus
dibagian akhir. Fungsi kloaka sebagai lubang pelepas sisa digesti (coprodeium),
urine, feses, muara saluran reproduksi dan lubang keluar yang berhubungan
dengan udara luar (vent).

2.2. Sistem Organ Reproduksi Unggas Jantan

2.2.1. Testis

Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah


punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang.
Berbeda dengan hewan lainnya, testis unggas tidak terletak di dalam skrotum
(Nesheim et al., 2019). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut
androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 2010). Berat dari
pasangan sekitar 14 gram, dan masing - masing memiliki berat 7 gram.

2.2.2. Epididimis

Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal


testis Epididimis berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju
cauda Epididymis.
4

Universitas Sriwijaya
2.2.3 Duktusdeferens

Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan mudah kelihatan lurus dan pada
ayam jantan tua berkelok-kelok. Letak kearah kaudal, menyilang ureter dan
bermuara pada kloaka sebelah lateral uredeum. 23 saluran deferens ini akhirnya
bermuara di kloaka pada daerah proktedeum yang bersebrangan denga urodium
koprodeum. Didalam saluran deferens, seperma mengalami pemasakan dan
penyimpanan sebelum di ejakulasikan pemasakan dan penyimpanan seperma
terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens.

2.2.4. Organkopulasi

Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang
terletak pada dinding dorsal kloaka. Papila kecil ini merupakan rudimeter dari
organ kopulasi. Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami
rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12 sampai 18 cm.
Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma
saat terjadinya kopulasi.

2.2.5. MekanismeSpermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel sperma yang terjadi di


epitelium (tubuli) seminiferi di bawah kontrol hormon gonadotropin dan hipofisis
(pituitaria bagian depan). Tubuli seminiferi ini terdiri atas sel sertoli dan sel
germinalis. Spermatogenesis terjadi dalam tiga fase, yaitu fase spermatogenial,
fase meiosis, dan fase spermiogenesis yang membutuhkan waktu 13 – 14 hari.

2.3. Sistem Organ Pencernaan Unggas

2.3.1. Paruh

Paruh adalah tempat pertama kali pakan memasukan sistem pencernaan.


Ayam tidak memiliki gigi
5 sehingga pakan pertama kali masuk dalam sistem
pencernaan dengan dipatuk melalui paruh dab langsung ditelan tanpa dikunyah
terlebih dahulu. Lidah pada ayam berbentuk runcing berfungsi membantu

Universitas Sriwijaya
mendorong pakan kekerongkongan. Adapun kelenjar saliva diproduksi sekitar 7-
30 ml perhari yang akan membantu melicinkan dan memudahkan pakan menuju
kerongkongan.

2.3.2.Kerongkongan
Kerongkongan adalah saluran yang membawa makanan dari mulut ke
tembolok. Kerongkongan berdiameter cukup besar dibandingkan dengan mamalia
agar dapat menampung pakan yang berukuran besar karena tidak dikunyah.
Fungsi utama kerongkongan adalah untuk menyimpan yang bersifat elastis.

2.3.3.Tembolok
Tembolok adalah tempat penyimpanan pakan sementara, dan tempat
pelunakan pakan dengan adanya penambahan air didalam organ pencernaan
tersebut.

2.3.4. Proventikulus

Lambung pada ayam terdiri dari dua macam yaitu proventikulus (lambung
glandular) dan empedal (lambung muskular). Mukosa proventikulus memiliki dua
kelenjar yaitu kelenjar tubular yang mengeluarkan mukus, dan kelenjar gastrik
yang mengekspresikan asam klorida (HCL) dan pepsin. Mukus dieksresikan
ketika memulai makan sedangkan HCL dan pepsin dieksresikan ketika paka sudah
sampai kesaluran proventikulus.

2.3.5.Gizzard
Empadal berbentuk bulat telur dan tersusun dari serabut, otot yang padat
dan kuat. Fungsi utama empedal adalah menggilling dan meremas pakan yang
masih keras sehingga berukuran kecil dan meningkatkan permukaan partikel
pakan. Penggilingan dan peremasan pakan di empedal terjadi karena adanya
kontraksi otot empedal yang kuat

2.3.6. Usus Halus


Usus halus adalah6 tempat terjadinya pemecahan nutrien dalam pakan
secara enzimatis dan terjadinya penyerapan hasil pemecahan enzimatis.

Universitas Sriwijaya
2.3.7. Usus Buntu

BuntuUsus buntu/sekum atau ceca terdapat di bagian bawah dan rectum


terdapat didua bentukan yang bercabang diusus yang buntu sehingga disebut usus
buntu. Didalam usus buntu terdapat pencernaan katbohidrat, protein dan absorbsi
air serta sintesis vitamian A. Usus buntu fungsi untuk membantu mencerna pakan
yang memikiki susuan serat kasar tinggi melalui aksi jazas renik atau
mikroorganism.

2.3.8. Usus Besar

Usus besar terdapat dibagian paling belakang dan berakhir dikloaka. Usus
besar berfungsi sebagai reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan aur pada
sel tubuh dan mengatur keseimbangan air dalam tubuh unggas.

2.3.9. Kloaka

Kloaka adalah saluran yang membuka dan menghubungkan dengan anus


dibagian akhir. Fungsi kloaka sebagai lubang pelepas sisa digesti (coprodeium),
urine, feses, muara saluran reproduksi dan lubang keluar yang berhubungan
dengan udara luar (vent).

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODELOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Anatomi dan Histologi Ternak tentang Ayam Jantan dan Betina
(Unggas) dilakukan di halaman rumah di Desa Permata Baru, Kecamatan
Indralaya Utara, Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Pada Hari kamis, tanggal 03
Desember 2020 pukul 16.00 – 17.30 WIB.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah pisau, Gunting,
nampan,kertas, pena dan mistar (alat ukur).
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ayam jantan dan betina.

3.3. Cara Kerja


Siapkan alat dan bahan untuk praktikum kemudian potong ayam dan
bersikan ayam agar lebih mudah saat pembedahan selanjutnya ayam dutaruh
dinampan dan dilakukan pemedahan menggunakan pisau dan gunting, setelah itu
lakukan pengamatan organ reproduksi dan pencernaan pada ayam, kemudian ukur
organ menggunakan mistar, terakhir memcata hasil pengamatan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum sistem reproduksi pada ayam jatan dan betina yang
telah dilakukan, dapat diperoleh hasilnya sebagai beriku.

Gambar 4.1.1 Organ Reprodusi Ayam Jantan dan Ayama Betina

Gambar 4.1.2 Organ Pencernaan Ayam


9

Universitas Sriwijaya
4.1.3 Organ Reproduksi Unggas
Jenis Ayam Nama Organ Panjang Diameter

Ayam Jantan Testis - 1,5 cm


Epididimis - 1 cm
Ductus Deferens 2 cm -
Papile 4 cm -
Ayam Betina Ovarium - 2 cm
Infundibulum 2 cm -
Magnum 1,5 cm -
Isthimus 3 cm -
Uterus 3 cm -
Vagina 3 cm -

4.1.4 Organ Pencernaan Unggas


Nama Organ Panjang Diameter

Mulut 3 cm -
Eshopagus 12 cm
Crop - 3 cm
Perventiculus 3 cm -
Gizzard - 4 cm
Usus Halus (Duodenum, 103 cm -
Jejunum, Ileum)
Coecum 13 cm -
Usus Besar 8 cm -
Kloaca 1,5 cm -

4.2. Pembahasan
Pada percobaan praktikum ini, kita telah mengamati organ reproduksi dan
10
organ pencernaan pada unggas. Organ pencernaan unggas dimulai dari mulut,
yang memiliki panjang 3 cm dan berfungsi untuk menyalurkan makanan ke
eshopagus. Eshopagus pada ayam praktikum ini memiliki panjang 12 cm dan

Universitas Sriwijaya
befungsi sebagai penghubung antara paruh dan proventikulus. Eshopagus
menyalurkan makanan dari mulut menuju crop atau tembolok.
Crop atau tembolok pada praktikum memiliki ukuran diameter 3 cm,
berfungsi untuk menampung dan membasahi pakan hingga menjadi lunak..
Tembolok merupakan tempat penyimpanan pakan sementara seperti pakan dan
air. Proventikulus pada ayam praktikum ini memiliki ukuran panjang 3 cm
berfungsi sebagai penghubung antara bagian eshopagus dengan venticulus.
Venticulus berdinding tebal dan mengandung berbagai kelenjar. Asam lambung
(asam hidroklorik) dan enzim pepsin disekresikan untuk memecah protein
menjadi asam amino
Gizzard atau ampela pada ayam praktikum ini memiliki ukuran diameter 4
cm, yang berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan
batu- batu kecil yang berada dalam empedal yang ditelan ayam. Setelah melalui
proses penghancuran makanan di gizzard kemudian disalurkan menuju usus halus.
Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan
dan absorbsi produk pencernaan dan mempunyai peranan penting dalam transfer
nutrisi, usus halus dibagi menjadi 3 yaitu jejunum, duodenum da ileum. Panjang
usus halus pada praktikum ini adalah 103 cm.
Setelah diserap didalam usus halus kemudian disalurkan menuju usus
buntu atau caecum. Usus buntu berfungsi untuk mengolah beberapa nutrien yang
tidak tercerna mengalami dekomposisi oleh mikrobia sekum, tetapi jumlah dan
penyerapannya kecil sekali. Pada bagian sekum juga terjadi digesti serat kasar
yang dilakukan oleh bakteri pencerna serat kasar. Ukuran usus buntu pada
praktikum ini adalah 13 cm.
Usus besar merupakan tempat untuk absorbsi air kembali sebelum feses
dikeluarkan dari tubuh agar feses menjadi tidak terlalu lembek ataupun tidak
terlalu keras sehingga tubuh tidak mengalami dehidrasi. Usus besar berfungsi
sebagai tempat absorbsi air dari sisa-sisa makanan. Ukuran usus besar pada
praktikum ini adalah 8 cm.
Kloaka adalah organ pencernaan terakhir pada unggas yang berfungsi
11
sebagai tempat keluarnya zat eksres atau zat hasil sisa seperti feses. Ukuran
kloaka pada praktikum ini adalah 1,5 cm.

Universitas Sriwijaya
Selain organ pencernaan, praktikum ini juga kita juga mengamati organ
reproduksi. Organ reproduksi pada ayam jantan dimulai dari testis. Testis
memiliki dua fungsi yaitu menghasilkan Spermatozoa atau sel kelamin jantan, dan
menyekresikan hormon kelamin jantan yaitu Testosteron. Ukuran diameter testis
pada praktikum ini adalah 1,5 cm.
Epididimis berfungsi untuk menyimpan dan mentranspor sperma menuju
ductus defferent. Ukuran diameter epididimis pada praktikum ini dalah 1 cm.
Ductus defferent berfungsi menyalurkan sperma dari epididimis saat ejakulasi.
Ukuran panjang pada praktikum ini adalah 2 cm paada praktikum ini ukuran
panjang 4 cm.
Sedangkan sistem organ reprodukisi pada ayam betina meliputi Ovarium
sebagai penghasil folikel dan juga merupakan tempat sintesis hormone steroid
seksual, gametosis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel).
Infidibulum menangkap ovum yang masak dan mengsekresikan sumber protein
yang mengelilingi membra vitelina, uterus sebagi terjadinya tempat pembentukan
krabang telur yang merupakan lapisan cuticular, Oviduct sebagai saluran yang
menghubungkan ovarium dengan vagina, dan berakhir di cloaca.

BAB 5
PENUTUP

12
5.1. Kesimpulan

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum sistem
reproduksi pada unggas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Ovarium merupakan tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis,
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Ovarium pada unggas
dinamakan juga folikel. Oviduk terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus,
uterus, vagina, dan kloaka. Fungsi utama infundibulum adalah menangkap ovum
yang masak.Magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel. Isthmus
merupakan tempat pembentukan kerabang tipis dan tempat terjadinya plumping.
Antara uterus dan vagina terdapat junction utero vaginal (JUV) atau sperm storage
tubule (SST) sebagai tempat transit dari spematozoa sebelum mencapai leher
infundibulum. Di dalam vagina terjadi pembentukan kutikula.

5.2 Saran
Praktikan harus menguasai materi percobaan dan cermat teliti agar
mendapat hasil yang maksimal serta praktikan harus berhati-hati saat melakukan
praktikum.

13

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Bacha, W. J. J. dan Bacha, L. M. 2000. Color Atlas of Veterinary Histology. 2nd


Ed. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.140.

Campbell, Recee. 2009. Biologi. Edisi ke delapan Jilid 1. Penerbit Erlangga.


Jakarta.

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2000. Textbook of Medical Physiology. 10th Edition,
W.B. Saunders, Philadelphia.

Rahayu, I., Sudaryani T., Santosa H. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Suprijatna, E., Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak


Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprijatna, E., Dulatip Natawihardia. 2005. Pertumbuhan Organ Reproduksi


Ayam Ras Petelur Dan Dampaknya Terhadap Performans Produksi Telur
Akibat Pemberian Ransum Dengan Taraf Protein Berbeda Saat Periode
Pertumbuhan. Fakultas Peternakan UNDIP. Semarang.

Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui Sistem
Pencernannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial Dengan
Penambahan Dysapro. Institute Pertanian Bogor. Bogor.

Wardhana, W. 2017. Anatomi Unggas. UB Press. Malang.

Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta, T. 2004. Dasar ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar I. Organ Reproduksi Ayam Jantan

Gambar II. Organ Reproduksi Ayam Betina

Gambar III. Organ Pencernaan Ayam

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai