Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK


SISTEM PENCERNAAN KAMBING

Audry Andhina Ramadhani


05041281924017

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting.
Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu
dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu
hewan. Proses pembentukan individu baru inilah yang disebut reproduksi
(Urogenital). Reproduksi dapat terjadi secara generative atau vegetative.
Reproduksi secara vegetative tidak melibatkan proses pembentukan gamet,
sedangkan reproduksi generative diawali dengan pembentukan gamet. Di dalam
gamet terkandung unit hereditas (faktor yang diturunkan) yang disebut gen. gen
berisi sejumlah besar kode informasi hereditas yang sebenarnya, yang terletak
pada DNA. Alat kelamin betina terdiri dari dua buah ovari, dua buah tuba uterin
(fallopi), uterus, vagina, vulva (Frandson, 1992). Sedangkan menurut Widayatiet
all.(2008), secara anatomi alat reproduksi hewan betina terdiri (gonad) ovarium,
saluran reproduksi (oviduct, uterus, cervix, dan vagina) alat reproduksi luar (vulva
dan clitoris).
Pada mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar
susu. Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya
perbedaan pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya
melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), sedangkan hewan darat
melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Bagi hewan yang
melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori, yaitu
suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
Di dalam gamet terkandung unit hereditas (faktor yang diturunkan) yang disebut
gen.

1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan agar para praktium dapat
mengetahui dengan baik dan benar organ reproduksi pada ternak ruminansia
jantan maupun betina.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Betina


Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis–jenis hewan ternak yang
dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan
kebutuhan manusia lainnya. Menurut Sudjana (2016) ternak sapi menghasilkan
sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu, dan kulitnya
menghasilkan sekitar85% kebutuhan kulit untuk sepatu. Indonesia terdapat
beberapa sapi lokal yang memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap pakan yang
berkualitas rendah, sistem pemeliharaan ekstensif dan memiliki daya tahan tubuh
yang baik di musim tropis. Keunggulan yang dimiliki oleh sapi lokal perlu
dipertahankan sebagai plasma nutfah Indonesia dan perlu dikembangkan sebagai
kekayaan genetik yang dimiliki Indonesia. Wilayah Indonesia ditemukan
keturunan tiga bangsa besar ternak sapi potong yaitu komposisi bangsa ternak sapi
lokal di Indonesia adalah sapi Bali 33,73%, sapi Peranakan Ongole 23,88%, sapi
Madura 5,16%, dan sapi lokal lain 13,45% (Saily, 2017).

2.2. Organ Reproduksi Sapi Betina


Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul).
Cavum pelvis dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu
sampai ketiga dan oleh dua os coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan
pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina dapat dibagi menjadi : ovarium,
oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva.

2.2.1. Ovarium
Ovarium pada ternak sapi dan domba yang diamati bentuknyaseperti
kacang almond, sedangkan pada ternak babi bentuknya bergerombol menyerupai
buah anggur.Frandson (1986) menambahkan bahwa ovarium merupakan organ
reproduksi betina yang paling utama dan penting, sebagaimana testis pada organ
reproduksi jantan. partodihardjo (1982) menyebutkan bahwaovarium pada
umumnya berbentuk lonjong, oval dengan kacang tanah, ocarium kanan lebih

6
besar daripada ovarium kiri. Fungsinyaovariumuntuk menghasilkan sel gonad
(ovum),serta memproduksi hormon estrogen dan progesteron.

2.2.2. Tuba Fallopi


Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa oviduk dari sapi,
dombadan babi berbentuk tabung atau saluran yang berkelok-kelok yang
menghubungkan ovarium dengan uterus dan mempunyai fungsi sebagai tempat
transportasi gamet serta tempat fertilisasi.Toilehere (1979)menyatakanoviduct
merupakan saluran yang berpasangan dan berkonvulasi yang menghantarkan ova
dari tiap ovari menuju ke tanduk uterus.Penelitian Harjopranjoto (1995)
menjelaskan bahwa oviduk memiliki dinding yang berotot licindan salurannya
sempit yang berfungsi menagkap ovum yang diovulasikan oleh ovarium.

2.2.3. Uterus
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
uterus terdiri dari tanduk uterus, badan uterus dan leher uterus. Toilehere (1981)
12menyatakan bahwa uterus merupakan struktursaluran muskuler yang
diperlakukan untuk penerimaan ovum yang dibuahi, nutrisi dan perlindungan
foetus, dan stadium permulaan ekspulsifoetus pada waktu kelahiran.Uterus terdiri
dari cornua, corpus dan cervix.Ditambahkan Partodiharjo (1982) menyatakan
bahwa uterus pada hewan kebanyakan terdiri atas sebuah korpus uteri dan 2 buah
kornua uteri (cornua = tanduk). Uterus mempunyai fungsi yang bermacam-
macam, namun pada umunya uterus mempunyai fungsi mempertahankan dan
memelihara embrio, serta ukurannya menyesuaikan dengan perkembangan
embrio.

2.2.4. Servix
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
pintu masuk spermatozoa sebelum menuju uterus danpintu keluar fetus saat
kelahiran yang disebut dengan serviks. Serviks mempunyai fungsi untuk menutup
lumen uterus dari gangguan mikrobia. Serviks terletak di antara uterus dan vagina,
merupakan pintu masuk kedalam uterus karena dapat terbuka atau tertutup yang
sesuai dengan siklus berahi, dan dapat mengendur secara elastis ketika proses
kelahiran. Penelitian Toilehere (1981) menyatakan bahwa cervixmerupakan otot
sphincter tubuler yang kuat dan terdapat antara vagina dan uterus. Ditambahkan

6
Blakely and Bade (1998) menambahkan bahwa Fungsi cervixadalah menutup
uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan
asing.

2.2.5. Vagina
Vagina adalah bagian saluran reproduksi yang terletak didalam pelvis,
diantara cervix dan vulva. Vagina terbagi atas bagian vestibulum yaitu bagian ke
sebelah luar yang berhubungan dengan vulvadan partio vaginalis cervix yaitu
bagian kesebelah cerviks (Nugroho, 2008). Menurut Hardjopranjoto (1995),
vagina meruppakan bagian alat kelamin yang mudah didilatasi dan merupakan
saluran untuk kopulasi dan bagian jalan keluar fetus dan plasenta pada waktu
lahir.

2.2.6. Vulva
Vulva adalah bagian eksternal dari genetalia betina yang terentang dari

vagina sampai kebagian yang paling luar. Pertautan antara vulva dengan vagina

ditandai oleh orifis uretral eksternal (Nugroho, 2008). Menurut Frandsond (1992),

vulva (pudendum femininum) adalah bagian eksternal dari genitalia betina yang

terentang dari vagina sampai kebagian yang paling luar. Pertautan antara vagina

dan vulva ditandai oleh orifisuretal eksternal yang terdapat hymen vestigial.

Hymen tersebut sangat rapat sehingga mempengaruhi kopulasi.

6
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum teknik laboratorium ini dilaksanakan pada hari Rabu, 13
November 2019 pada pukul 15.00 WIB s/d selesai. Praktikum ini dilaksanakan di
Kandang Unggas Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Pada praktikum mengenai sistem reproduksi pada ruminansia alat yang
digunakan meliputi sarung tangan lateks dan juga nampan. Nampan ini berfungsi
sebagai tempat preparat (organ yang telah dibekukan).
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu preparat atau alat
reproduksi sapi betina yang sebelumnya telah mengalami proses pembekuan.

3.3. Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan untuk praktikum
2. Cairkan preparat yang masih dalam keadaan beku
3. Letakkan preparat di nampan
4. Lalu amati preparat

6
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.2. Pembahasan
Sapi betina tidak hanya memproduksi sel kelamin yang sangat penting
untuk mengawali kehidupan turunan baru, tetapi ia menyediakan pula tempat
beserta lingkungannya untuk perkembangan individu baru itu, dimulai dari waktu
pembuahan ovum dan memeliharanya selama awal kehidupan. Organ reproduksi
sekunder yaitu terdiri atas tuba fallopi, uterus, cervix, vagina dan vulva. Fungsi
alat-alat ini adalah menerima dan mempersatukan sel kelamin jantan dan betina,
memelihara dan melahirkan individu baru. Seringkali kelenjar susu dihubungkan
sebagai pelengkap alat kelamin, karena kelenjar ini berhubungan erat dengan
reproduksi dan penting untuk memberi makan anaknya yang baru dilahirkan
selama beberapa waktu. Serviks pada ternak sapi berbentuk spiral, pada sapi spiral
ini berbentuk seperti cincin dan terdiri dari empat buah. servikspada sapi
panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter antara 2 sampai 6,5 cm
dan berbentuk spiral. Sapi memiliki vagina yang panjang karena bertubuh besar.

8 Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum ini adalah organ reproduksi
pada sapi betina adalah terdiri dari vulva, vagina, serviks, uterus, oviduk, ovarium
dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dan dengan melakukan praktikum ini
kita dapat mengetahui dimana letak-letak alat reproduksi pada sapi betina dan juga
fungsi-fungsinya.

5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah kita harus membaca terlebih dahulu
tentang materi organ reproduksi agar ada saat praktikum kita tidak terlalu sulit
untuk menentukan dimana letak-letak organ reproduksi tersebut.

8 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Sutiyo, Barep. dan Samsudewa, Daud. 2009. Pengantar Reproduksi Ternak.


Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.
Partodihardjo, S. 2015. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Jakarta
Frandson, R.D.2013. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara. 2010. Handout Ilmu Reproduksi
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Salisbury, G.W.,N.L. Vandemark dan R. Djanuar. 1985. Fisiologi Reproduksi dan
Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Toelihere, M.R. 1997. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa,
Bandung.
Z. Abidin, Y. S. Ondho dan B. Sutiyono. 2012. Penampilan Berahi Sapi Jawa
Berdasarkan Poel 1, Poel 2, dan Poel 3. Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai