Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unggas merupakan hewan ternak yang di dalam kehidupan ternak sering


dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Baik daging maupun organ dalam unggas dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk diolah menjadi makanan. Untuk menjaga
kualitas kesehatan unggas untuk konsumsi diperlukan peran dari dokter hewan.
Struktur organ dalam unggas berbeda dengan hewan mamalia maupun primata.
Unggas termasuk hewan monogastrik, yaitu hewan yang berlambung tunggal
tidak seperti ternak ruminansia atau ternak poligastrik lainnya. (Wisnu, 2017)
Dalam bereproduksi, unggas bertelur sehingga pada unggas ini memilki
organ reproduksi yang berbeda dengan mamalia. Kelompok unggas merupakan
hewan ovipar. Sehingga tidak memiliki alat kelamin luar. Walaupun demikian,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka. Pada unggas organ reproduksi jantan berupa testes,
epididimis dan ductus deferens. Sedangkan pada betina terdiri dari satu ovarium
dan satu oviduk. Dari organ reproduksi tersebut maka akan diketahui fungsi dari
masing-masing bagian yang berbeda denganyang ada pada mamalia. (Guyton,
2000)

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui struktur dalam ayam
dan itik, mengetahui struktur-struktur anatomi pada ayam dan itik, melakukan
pengamatan, pengukuran organ-organ pencernaan dan reproduksi, dan untuk
mengetahui susunan, bentuk dan letak organ reproduksi pada ayam dan itik, serta
untuk mengetahui fungsi dari masing-masing sistem organ tersebut.

Universitas Sriwijaya
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Reproduksi Unggas Betina

1. Infundibulum
Infundibulum merupakan tempat fertilisasi. Pada bagian kaudal berbentuk
seperti jari bersilia dan akan memandu oosit masuk kedalam lipatan submukosa.
Bagian ini merupakan bagian yang sangat tipis yang berfungsi untuk
mensekresikan protein yang akan mengelilingi membran vitelina (Yuanta 2004).
Infundibulum terdiri dari saluran dengan lapisan dinding tipis dan bagian leher.
Tersusun atas kumpulan otot halus yang menghubungkan jaringan antara serosa
dan epitel silindris bersilia. Lipatan longitudinal berada di mukosa antara saluran
bagian interior dekat leher dan lipatan sekunder (Bacha dan Bacha 2000).
2. Magnum
Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduk (Recee 2009). Albumin
akan melapisi ovum dimana albumin akan meningkatkan ukuran dari telur
tersebut (Samuelson 2007). Mukosa magnum tersusun atas epitel silindris bersilia
dan sel goblet (Bacha dan Bacha 2000). Mukus pada magnum berasal dari sel
goblet yang memproduksi cairan berwarna putih kental dan cair (Yuanta 2004).
3. Isthmus
Isthmus merupakan bagian dimana telur mendapatkan membran kerabang
(shell membrane). Selama proses pembentukan kerabang, submukosa propria
mengandung beberapa kelenjar tubular yang memproduksi shell membrane.
Istmus membuat jaringan fibrin untuk lapisan luar dan dalam kerabang. (Recee,
2009).
Epitel isthmus berbentuk silindris sebaris atau silindris banyak baris bersilia
(Bacha dan Bacha 2000).
4. Uterus
Telur akan berada dalam waktu yang lama setelah memasuki uterus. Pada
bagian ini terjadi hidratasi putih atau plumping dan terbentuknya kerabang telur.
Warna kerabang telur terbentuk karena adanya pigmen xanthopyl (Recee 2009).

Universitas Sriwijaya
3

Mukosa uterus tersusun atas epitel silindris sebaris dan banyak baris bersilia
(Bacha dan Bacha 2000).
5. Vagina
Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang
sempurna (di dalam uterus). Telur pada vagina hanya berada dalam waktu singkat
dan akan dilapisi oleh kutikula. Kutikula berguna untuk menyumbat pori–pori
kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur keluar melalui
kloaka. Permukaan vagina dilapisi oleh epitel silindris sebaris dan banyak baris
bersilia. Pada ayam sperma yang masuk ke dalam vagina akan disimpan pada
sperm host gland (Bacha dan Bacha 2000).

2.2 Sistem Reproduksi Unggas Jantan


1. Testis
Testis ayam jantan terletak di rongga badan dekat tulang belakang, melekat
pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum
mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cava atau di belakang paru-paru
bagian depan dari ginjal. Meskipun ekat dengan rongga udara, temperatur testis
selalu 41oC sampai 43oC karena spermatogenesis akan terjadi pada temperatur
tersebut. Testis ayam terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan,
lapisan albuginea yang lunak. Bagian dalam dari testis terdiri atas tubuli
seminiferi (85% sampai 95% dari volume testis), yang merupakan tempat
terjadinya spermatogenesis dan jaringan interstitial yang terdiri atas sel glanduler
(sel Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid, androgen, dan testosteron.
Besar testis tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan (Yuwanta,
2004). Spermatozoa menunjukkan bagian ujung kepala yang panjang diikuti oleh
satu ekor yang panjang. pH semen sekitar 7 sampai 7,4. Volume ejakulasi selama
satu kali perkawinan mencapai 1 ml pada permulaan hari itu dan berkurang sedikit
setelah beberapa kali perkawinan (Supprijatna et al., 2005).
2. Vas Deferens
Vas Deferens (ductus deferens) merupakan sebuah saluran yang berfungsi
mengalirkan sperma keluar dari tubuh. Masing-masing ductus deferens bermuara
ke dalam sebuah papilla kecil yang bersama berperan sebagai

Universitas Sriwijaya
4

organ intromittent (Suprijatna et al., 2005). Saluran duktus deferens dibagi


menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma testis serta
bagian bawah yang merupakan perpanjangan dari saluran epididimis dan
dinamakan saluran deferens. Saluran deferens ini akhirnya akan bermuara di
kloaka pada daerah proktodeum yang bersebelahan dengan urodeum dan
koprodeum. Sperma di dalam saluran deferens mengalami pemasakan dan
penyimpanan sebelum diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan sperma
terjadi pada 65% bagian distal saluran deferens (Yuwanta, 2004).
3. Papilla
Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter,
kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12 sampai 18 cm. Papila
memproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya
kopulasi (Yuwanta, 2004).

Universitas Sriwijaya
5

BAB 3
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Waktu di laksanakan pada hari Rabu, 13 November dan 15 November 2019,
pukul 15:00 WIB dan tempat pelaksanaannya di kandang unggas Peternakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Carter
- Pisau
- Alas (daun pisang)
- Gunting
3.2.2 Bahan
- Itik
- Ayam
3.3 Cara Kerja
Langkah- langkah yang dilakukan ketika melaksanakan praktikum adalah :
1. Siapkan ayam dan itik yang akan diamati organ pencernaannya, lalu sembelih
ayam dan itik tersebut.
2. Setelah disembelih, bersihkan ayam dan itik tersebut dari bulu-bulunya agar
lebih mudah untuk dibedah.
3. Bedah ayam dan itik tersebut sampai bagian isi ayam dan itik tersebut terlihat.
4. Pisahkan alat pencernaan dan alat reproduksi ayam dan itik tersebut dari
organ-organ lainnya agar lebih mudah untuk diamati.
5. Amatilah satu persatu secara teliti alat pencernaan dan alat reproduksi ayam
dan itik tersebut.

Universitas Sriwijaya
6

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum sistem pencernaan pada unggas yang telah
dilakukan, dapat diperoleh hasilnya dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Sistem Reproduksi itik betina dan ayam betina


No. Ukuran Itik Ayam
1. Panjang papilon 2 cm
2. Lebar papilon 9 cm
3. Panjang magnum 5 cm
4. Panjang isthmus 6 cm
5. Panjang uterus 2 cm
6. Panjang vagina 1 cm
7. Panjang kloaka 1,5 cm
8. Panjang ovarium 4 cm
9. Lebar ovarium 2,5 cm

Pada praktikum ini, ayam yang kami gunakan organ reproduksinya belum
berkembang, jadi pada praktikum ini kami hanya mengukur organ reproduksi itik.

Tabel 2. Panjang keseluruhan itik dan ayam


No. Ukuran Itik Ayam
1. Panjang jari 1 6 cm 5 cm
Panjang jari 2 7 cm 6 cm
Panjang jari 3 5 cm 4,5 cm
Panjang jari 4 - 2 cm
2. Panjang sayap 25 cm 20 cm
3. Panjang leher 21 cm 9,5 cm
4. Lebar leher 2,5 cm 3 cm
5. Panjang kepala 6 cm 8 cm
6. Lebar kepala 3 cm 3,5 cm
7. Panjang paruh 7 cm 1,5 cm

Universitas Sriwijaya
7

8. Lebar paruh 2,5 cm 1 cm


9. Panjang kaki 6 cm 9 cm
10. Panjang ekor 9 cm 13 cm
11. Lebar dada 8,5 cm 10 cm
12. Panjang paha 10 cm 13 cm
13. Lebar paha 5 cm 7 cm
14. Lebar selaput 8 cm -

Universitas Sriwijaya
8

4.2 Pembahasan
Ovarium merupakan tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis,
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Pada
unggas ovarium disebut folikel. Bentuknya seperti buah anggur dan terletak pada
rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum
meso-ovarium.
Menurut Yuwanta (2004), ovarium pada unggas dinamakan juga folikel.
Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni (vitelogenesis), yang merupakan
sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh hormon estrogen, kemudian oleh
darah diakumulasikan de ovarium sebagai folikel atau ovum yang
dinamakan yolk (kuning telur). Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali
pada bagian stigma. Apabila ovum sudah masak, stigma akan robek sehingga
terjadi ovulasi. Robeknya stigma dikontrol oleh hormon LH.
Menurut Suprijatna dan Dulatip (2005), pertumbuhan ovarium terutama
terjadi karena adanya pertumbuhan folikel yang menjadi dewasa (yolk).
Meningkatnya taraf protein ransum mengakibatkan meningkatnya konsumsi
protein sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan ovarium dan folikel.
Oviduk terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina, dan
kloaka.
1. Infundibulum.
Fungsi infundibulum adalah menangkap ovum (yolk) dan tempat
terjadinya fertilisasi. Pada infundibulum terdapat fimbriae yang berfungsi untuk
menangkap ovum yang telah masak dan kemudian masuk ke lubang ostium
abdominale. Menurut Yuwanta (2004), panjang infundibulum adalah 9 cm dan
fungsi utama infundibulum adalah menangkap ovum yang masak.
2. Magnum
Magnum meruapakan bagian yang terpanjang dari oviduk (33
cm). Magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel. Sintesis dan
sekresi putih telur terjadi di sini. Mukosa dari magnum tersusun dari el goblet.
Sel goblet mensekresikan putih telur kental dan cair. Kuning telur berada
di magnum untuk dibungkus dengan putih telur selama 3,5 jam (Yuwanta, 2004).

Universitas Sriwijaya
9

3. Isthmus
Isthmus merupakan tempat pembentukan kerabang tipis dan tempat
terjadi plumping, kandungan pada masa ini tidak secara lengkap mengisi
membran kerabang dan telur menyerupai sebuah kantung hanya sebagian terisi air
(Suprijatna et al., 2005). Isthmus mensekresikan membran shell atau selaput telur.
Panjang saluran isthmus adalah 10 cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15
menit sampai 1,5 jam. Isthmus bagian depan berdekatan
dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4 cm terakhir di isthmus mengandung
banyak pembuluh darah sehingga memberikan warna merah (Yuwanta, 2004).
4. Uterus
Uterus atau disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya 10 cm. pada
bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu hidratasi putih telur atau plumping,
kemudian terbentuk kerabang telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel
phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur.
Lama mineralisasi antara 20 sampai 21 jam (Yuwanta, 2004).
Antara uterus dan vagina terdapat junction utero vaginal (JUV) atau sperm storage
tubule (SST) sebagai tempat transit dari spermatozoa sebelum mencapai
leher infundibulum. (Yuwanta, 2010)
5. Vagina
Di dalam vagina terjadi pembentukan kutikula. Telur
melewati vagina dengan cepat yaitu 3 menit, kemudian telur dikeluarkan
(oviposition) dan 30 menit setelah peneluran akan terjadi ovulasi (Yuwanta,
2004). Telur yang berada di dalam vagina dilapisi oleh mucus. Mucus ini
menyumbat pori kerabang, dengan demikian pencemaran bakteri dapat dihindari.

Universitas Sriwijaya
10

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam praktikum sistem
reproduksi pada unggas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ovarium merupakan tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis,
dan perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel).
2. Ovarium pada unggas dinamakan juga folikel.
3. Oviduk terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, uterus, vagina, dan kloaka.
4. Fungsi utama infundibulum adalah menangkap ovum yang masak.
5. Magnum tersusun dari glandula tubuler yang sangat sensibel.
6. Isthmus merupakan tempat pembentukan kerabang tipis dan tempat
terjadi plumping
7. Antara uterus dan vagina terdapat junction utero vaginal (JUV) atau sperm
storage tubule (SST) sebagai tempat transit dari spermatozoa sebelum mencapai
leher infundibulum.
8. Di dalam vagina terjadi pembentukan kutikula.

5.2 Saran
Praktikan harus menguasai materi percobaan dan cermat teliti agar
mendapat hasil yang maksimal serta praktikan harus berhati-hati saat melakukan
praktikum.

Universitas Sriwijaya
11

DAFTAR PUSTAKA

Agung, W. 2015. Sistem Pencernaan Pada Ayam. (Online).


https://www.academia.edu/35342878/Sistem_Pencernaan_Pada_Ayam

Sasambe, T. 2016. Sistem Pencernaan Nonruminansia Unggas. (Online).


https://www.academia.edu/28955665/MAKALAH_Sistem_Pencernaan_No
nruminansia_Unggas_

Sintya, A. 2013. Pendahuluan Unggas. (Online).


https://www.academia.edu/5492988/Pendahuluan_unggas

Wardhana, W. 2017. Anatomi Unggas. Malang: UB Press.

Yuwanta, T. 2004. Dasar ternak Unggas. Yogyakarta: Kanisius

Universitas Sriwijaya
12

LAMPIRAN

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai