KELOMPOK 5 / GELOMBANG 4
Nama Anggota :
BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah
tepat pada waktunya yang berjudul Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan ini berisikan tentang hasil pengamatan praktikum embriologi hewan tentang
Pengenalan Alat Kelamin Betina baik secara makro ataupun mikro. Diharapkan laporan ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang pengamatan yang telah dilakukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir, semoga Allah S.W.T senantiasa selalu
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Banda Aceh, 11 April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Reproduksi hewan betina adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh
tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak
dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa
kelamin, alat-alat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung
baik ternak jantan maupun betina. Sistem reproduksi pada betina terdiri atas ovarium dan sistem
duktus. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan
membawa telur-telur ke tempat implantasi yaitu uterus, tetapi juga menerima sperma dan
membawanya ke tempat fertilisasi yaitu oviduk.
Pada mamalia, ovarium dan bagian duktus dari sistem reproduksi berhubungan satu dengan
yang lain dan melekat pada dinding tubuh dengan sebuah seri dari ligamen-ligamen. Ovarium
menerima suplai darah dan suplai saraf melalui hilus yang juga melekat pada uterus. Oviduk
berada di dalam lipatan mesosalpink, sedangkan mesosalpink melekat pada ligamen ovarium.
Ligamen ini melanjutkan diri ke ligamen inguinal, yang homolog dengan gubernakulum testis.
Bagian ligamen ini membentuk ligamen bulat pada uterus yang kemudian melebarkan diri dari
uterus ke daerah inguinal.
Alat-alat reproduksi betina terletak di dalam cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis
dibentuk oleh tulang-tulang sacrum, vertebra coccygea kesatu sampai ketiga dan oleh dua os
coxae. Os coxae dibentuk oleh ilium, ischium dan pubis. Secara anatomi alat reproduksi betina
dapat dibagi menjadi : ovarium, oviduct, uterus, cervix, vagina dan vulva.
1.2 Tujuan
Mahasiswa/i mengidentifikasi, mengetahui dan menentukan bentuk dan susunan organ
kelamin betina pada sapi atau kambing baik secara makroskopis maupun mikroskopis.
1.3 Manfaat
Setelah praktikum dilakukan, diharapkan mahasiswa/i dapat mengidentifikasi, mengetahui
dan menjelaskan bentuk dan susunan organ kelamin betina pada sapi atau kambing baik secara
makroskopis maupun mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat Kelamin Betina
Organ reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ovarium dan
hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari tuba
fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman, 1992).Secara anatomik alat
reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin
luar (Partodiharjo,1992).
Ovarium
Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan besar
tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm,
dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung
mesovarium dan ligamentum utero ovarika (Hardjopranjoto, 1995). Ovarium tertinggal di dalam
cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan
sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina
Ovarium merupakan alat reproduksi betina yang berfungsi ovum (sel telur) dan
menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Menurut Widayati et. al. (2008), ovarium
terletak di rongga perut, tidak turun seperti halnya testes dan berfungsi untuk menghasilkan sel
telur dan hormon, yaitu estrogen, progesteron, dan inhibin. Hal itu sesuai dengan pendapat Santoso
(2010), bahwa ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel
telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen
dan progesteron. Ovarium digantung oleh mesovarium dengan panjang 2 cm. Hal itu sesuai dengan
pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium
Hardjopranjoto (1995), bahwa ukuran ovarium sapi adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1
sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram.
Ovum yang diovulasikan akan mengalami kematangan dengan tahapan folikel primer,
folikel sekunder, folikel tersier, dan folikel de Graaf (Widayati et al.,2008). Ovulasi terjadi karena
pecahnya folikel sehingga ovum keluar. Bekas ovum yang keluar berwarna merah disebut corpus
haemorrhagicum yang akan berkembang menjadi corpus luteum. Segera setelah ovulasi, rongga
folikel berisi cairan limfa dan darah, membentuk struktur yang disebut corpus haemorrhagicum
kemudian sel-sel granulosa berganda secara cepat membentuk corpus luteum (Frandson, 1992).
Ovum yang telah diovulasikan akan ditangkap oleh ostium abdominale pada oviduct dan diarahkan
oleh fimbria masuk ke ampulla isthmic junction dan menunggu spermatozoa untuk pembuahan.
Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses
reproduksi. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-
kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviduct sendiri terdiri dari tiga
bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Pada masing-masing bagian memiliki keunikan
tersendiri, seperti misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-
jumbai yang disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampula dibatasi oleh suatu ampulari ismic
junction yang berperan dalam pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus adalah
Bagian ujung infudibulum membentuk suatu fimbria. Infudibulum ini nampaknya berperan
aktif dalam ovulasi, paling tidak dalam melingkupi sebagian atau keseluruhan ovari dan
mengarahkan ovum menuju kebukaan abdominal dari tuba uterin. Panjang tuba uterin (oviduct)
Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan. Dalam ampula aktivitas
silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi pada beberapa
spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun spermatozoa berkembang dalam saluran
reproduksi jantan, kemampuan membuahi pada hewan piaraan hanya dapat dicapai setelah
kapasitasi dalam tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992). Pembuahan yaitu persatuan antara sel
telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991).
Tuba falopii (Oviduct) dibagi menjadi: infundibulum tubae yang mempunyai pintu ke
rongga abdominal disebut osteum tubae abdominale. Ampula tubae adalah tempat terjadi
pembuahan. Isthmus mempunyai rongga sempit dan berkelok-kelok serta sangat panjang.
Extremitas uterinae dengan osteum tubae uterinae yang bermuara pada kornua uteri. Pada osteum
ini terdapat benjolan-benjolan atau papilla yang disebut papilla uterinae, khususnya pada kuda
Menurut Frandson (1992), oviduct yang berada dekat dengan ovarium adalah infundibulum
yang ujungnya berjumbai disebut fimbria. Infudibulum terletak didekat Ovarium yang berfungsi
menangkap folikel yang telah masak (ovum). Pergantungan oviduct disebut mesosalving.
Fungsi oviduct antara lain pertemuan ovum dengan spermatozoa atau tempat terjadinya
fertilisasi di bagian ampula. Blakely dan Bade (1991) berpendapat bahwa pembuahan yaitu
persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct. Transport ovum
yang telah dibuahi (zygot) menuju ke uterus. Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown
(1992), bahwa dalam ampula aktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan
ovum kearah isthmus, tetapi pada beberapa spesies kontraksi otot juga sangat berperan.
Uterus
Uterus merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging
licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995).
Uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio)
(Dellman dan Brown, 1992). Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan
motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus
juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran (Hunter, 1995).
Panjang corpus uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua uteri
berkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992). Dinding uterus terdiri dari tiga lapis yaitu 1)
endometrium, 2) tunica muscularis atau miometrium, 3) tunica serosa atau perimetrium. Pada
ruminansia, terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula. Karankula ini
banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya ekstensif (Dellman dan Brown, 1992).
Karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam
uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus (Frandson, 1992).
Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri dari urat daging licin
melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan yang memanjang (longitudinal) disebelah luar.
Antara endometrium dan miometrium ada lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh
darah kapiler. Lapisan perimetrium atau lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus
(Hardjopranjoto, 1995).
Uterus pada sapi,babi dan domba perbedaannya terletak pada ukurannya. Ukuran uterus
pada babi lebih panjang dibandingkan dengan sapi dan domba, sehingga babi dapat beranak lebih
banyak dalam sekali melahirkan. Menurut Hafez (1972) Sapi dan domba memiliki tipe uterus
bipartitus. dangkal tubuh rahim pada sapi dan domba tampak lebih besar daripada sebenarnya bisa
karena bagian-bagian ekor dari tanduk terikat bersama oleh ligamentum intercounal. Pada
ruminansia, tanduk uterus secara khusus berkembang dengan baik karena ini adalah di mana janin
berada. Bentuk serviks pada sapi dan domba yaitu berbentuk spiral. Pada sapi, spiral ini berbentuk
seperti cincin dan terdiri dari empat buah. Sedangkan pada Babi bentuknya seperti pembuka botol
(setengah spiral).
Menurut Lindsay et al., (1982), uterus pada sapi yang tidak bunting memiliki diameter 5
sampai 6 cm. Ukuran dan panjang bagian-bagian uterus tergantung dari umur dan jenis bangsa
hewan tersebut sedangkan menurut Frandson (1992) panjang corpus uteri yaitu berkisar antara 2
Uterus ternak yang tergolong mamalia terdiri dari korpus (badan), serviks (leher), dan dua
tanduk atau kornua. Proporsi relatif dari tiap-tiap bagian itu bervariasi tergantung spesies, seperti
juga halnya bentuk maupun susunan tanduk-tanduk tersebut. Korpus (badan) uterus ukurannya
paling besar daripada kuda, lebih kecil pada domba dan sapi, dan pada babi serta anjing, kecil saja.
Secara superficial, badan uterus sapi tampak relatif lebih besar dibandingkan dengan keadaan yang
sebenarnya, karena bagian kaudal dari tanduk tergabung dengan ligamen interkornual (Frandson,
1992).
Seperti halnya kebanyakan organ internal yang menyerupai tabung, dinding uterin terdiri
dari suatu lapis membrane mukosa, suatu lapis otot intermediate, dan suatu lapis serosa bagian
Uterus berfungsi sebagai tempat implantasi embrio dan tempat tubuh serta berkembangnya
embrio. Hal itu sesuai dengan pendapat Dellman dan Brown (1992), bahwa uterus merupakan
tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio). Selain itu uterus juga
berfungsi sebagai saluran yang dilewati spermatozoa menuju oviduct, dan berperan dalam proses
kelahiran. Hunter (1995) menyatakan bahwa fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada
saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya
kontraktil. Uterus juga berperan besar dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat
kelahiran.
Apabila daerah cauda uteri disayat dan dilihat bagian dalamnya terdapat tonjolan tempat
implantasi mebrio yang disebut karankula. Hal itu sesuai dengan pendapat Frandson (1992),
bahwa karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan
dalam uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus. Batas antara uterus
Serviks
Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan
rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna
melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing. Sfingter itu tetap
Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika
kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus.
Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan
Serviks pada sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter antara 2 sampai
6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri internum) bagian
belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut
Serviks adalah urat daging sphincter yang terletak diantara corpus uteri dan vagina. Fungsi
serviks yaitu menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemungkinan untuk masuknya jasad
renik (mikroorganisme) ke dalam uterus, dan untuk menyeleksi spermatozoa. Hal itu sesuai
dengan pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa serviks merupakan suatu struktur yang
mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi
pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masukknya invasi bakteri maupun
masuknya bahan-bahan asing. Pendapat Hardjopranjoto (1995), bahwa serviks pada sapi
Lumen serviks selalu tertutup kecuali waktu birahi (estrus) dan melahirkan. Hardjopranjoto
(1995) menyatakan bahwa sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran.
Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian
terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa
saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran
dapat melaluinya pada saat kelahiran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hardjosubroto (1994)
bahwa perbedaan yang sering ditemukan antara sapi dara dengan sapi beranak adalah pada bagian
serviks, ukurannya menjadi lebih besar daripada sapi yang telah beberapa kali melahirkan.
Menurut Hafez (1972) struktur serviks berbeda secara rinci antara mamalia pertanian, dinding
ditandai dengan berbagai keunggulan. Pada ruminansia ini adalah dalam bentuk pegunungan
melintang atau spiral saling dikenal sebagai cincin melingkar, yang berkembang untuk berbagai
degress pada spesies yang berbeda. Mereka terutama menonjol dalam sapi (4 cincin) dan domba,
di mana mereka masuk ke dalam setiap dekat otherto serviks aman. Pada babi Betina, cincin ini
berada di pengaturan pembuka botol yang disesuaikan dengan memutar spiral ujung penis babi
hutan itu. Ovarium pada sapi, domba dan babi berbeda darri segi bentuknya. Bentuk ovarium sapi
dan domba berbentuk seperti kacang almond, sedangkan pada babi seperti anggur. Menurut Hafez
(1972) ovarium, tidak seperti testis, tetap dalam rongga perut. Ini performans kedua eksokrin dan
sebuah fungsi endokrin. Bentuk dan ukuran ovarium spesies withnthe kedua dan tahap siklus
estrus. Pada sapi dan domba ovarium ini berbentuk almond. Pada babi ovarium menyerupai
Vagina
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus
(arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari
hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992). Vagina merupakan buluh berotot yang
Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri
dari atas Labia mayora dan labia minora. Labia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut.
Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak
Klitoris
Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf perasa memegang
peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang
bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992).
Antara labia di bagian ventral tepat di sebelah dalam lubang ureter terdapat klitoris.
Klitoris merupakan lubang kecil setelah vulva. Menurut Bearden and Fuquay (1997), Klitoris
berhomolog dengan gland penis pada hewan jantan, berlokasi pada sisi ventral, sekitar 1 cm di
dalam labia. Clitoris mengandung erectile tissue sehingga dapat berereksi, juga dapat mengandung
ujung syaraf perasa, syaraf ini memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris bereaksi
pada hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat :
- Bak allumunium
- Pinset
- Mikroskop
- Cover glass
- Objek glass
- Scalpel
3.1.2 Bahan :
- Organ kelamin sapi
- Air
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Secara Makroskopis
1. Preparat organ kelamin betina pada sapi dan kambing yang sudah diformalinkan
dikeluarkan dari toples dan dimasukkan ke dalam bak allumunium.
2. Perhatikan penjelasan asisten masing-masing kelompok.
3. Amati bentuk dan susunan dari organ kelamin betina baik pada sapi atau kambing.
4. Lakukanlah pengamatan pada masing-masing organ, sebutkan secara berurutan dari dalam ke
luar atau dari luar ke dalam, secara bergantian.
5. Setelah itu, gambarkanlah hasil pengamatannya.
3.2.2 Secara Mikroskopis
1. Ambillah preparat awetan dari ovarium, oviduk dan uterus.
2. Nyalakanlah mikroskop dan atur pencahayaannya, lalu letakkan masing-masing preparat secara
bergantian di atas meja preparat pada mikroskop.
3. Perhatikan penjelasan asisten.
4. Amatilah preparat tersebut beserta bagian-bagiannya.
5. Gambarkanlah hasil penglihatan pada mikroskop.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Secara Makroskopis
4.1.2 Secara Mikroskopis
Pengamatan Mikroskopis Alat Kelamin Betina
Dari pengamatan mikroskopis, kita dapat melihat bagian-bagian dari sel ovarium, sel
a. Sel Ovarium
Pada preparat Ovarium, bisa di amati perkembangan folikel mulai dari :
1. Folikel Premodial merupakan folikel yang akan tumbuh menjadi folikel primer yang berada pada
bagian tepi sel. Folikel primordial terdiri dari oosit primer yang dikelilingi oleh selapis sel-sel
folikel pipih.
2. Folikel Primer merupakan folikel yang telah memasuki siklus dan di bawah pengaruh hormon
FSH dari hipofisa terjadi proses pertumbuhan. Pada folikel primer oosit dikelilingi oleh selapis
3. Folikel Sekunder ditandai dengan oosit yang dikelilingi oleh dua atau lebih lapisan sel-
4. Folikel Tersier ditandai dengan terbentuknya beberapa rongga yang disebut vakuola call exner.
5. folikel de graff hanya ada satu rongga besar yang disebut antrum follikuli yang berisi cairan
Sel-sel folikel yang berbentuk kubus disebut juga sel-sel granulosa, sel-sel granulosa yang
mengelilingi oosit primer pada folikel de Graaf disebut korona radiata, sel-sel granulosa
berbentuk agak kolumnar. Mulai dari folikel sekunder hingga folikel de Graaf, antara oosit
primer dan korona radiata terdapat satu lapisan yang merupakan cairan (glikoprotein) yang disebut
zona pellusida. Di luar lapisan sel-sel granulose terdapat stroma yang disebut theka interna dan
theka eksterna. Theka interna terdiri dari sel-sel yang berfungsi untuk menghasilkan hormon
steroid. Sel-sel tersebut berbentuk kubus. Theka interna banyak mengandung pembuluh
luteum terdiri dari sel-sel lutein. Sel-sel ini berasal dari sel-sel granulose dan sel-sel theka
interna. Sel-sel ini setelah ovulasi tidak membelah tetapi bertambah volumenya dan menjadi sel-
sel granulosa lutein. Sitoplasma sel-sel lutein banyak mengandung tetesan lipid dalam
sitoplasmanya dan pigmen yang larut dalam lipid yang disebut lipokrom yang berwarna
kuning, sehingga sel-sel lutein berwarna kuning. Sel-sel theka interna menjadi sel-sel theka
lutein, sel-sel ini sama dengan sel-sel theka pada folikel de Graaf, tetapi sel-sel ini berukuran
Korpus luteum adalah massa jaringan kuning di dalam ovarium yang dibentuk oleh
sebuah folikel yang telah masak dan mengeluarkan ovumnya. Dalam rahim, korpus luteum
(fase sekresi) pada endometrium uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada
b. Sel Oviduk
Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus.Epitel tuba
uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia
tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak
sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat
Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan
miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan
ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada
dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf. pembuluh-pembuluh darah itu
akan melebar pada saat ovulasi. Fertilisasi berlangsung pada perbatasan antara ampulla dan
isthmus.
c. Sel Uterus
Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio.
(1) mukosa-submukosa atau endometrium, terdiri dari dua daerah yang berbeda dalam
bangun dan fungsinya. Lapis superfisial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi
sebagian atau seluruhnya selama masa reproduksi, estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis tetap
bertahan sepanjang daur. Zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk silinder sebaris pada
kuda, anjing. Bagian superfisial terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak
pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.
(2) tunika muskularis atau miometrium, terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya
tersusun melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat
meningkatkan jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis tersebut terdapat
lapis vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh tersebut
(3) tunika serosa atau perimetrium, , terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut oleh
mesotel atau peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah,
Pada pengamatan makroskopis alat kelamin betina sapi atau kambing terdiri dari:
1. Ovarium
Ovarium merupakan badan berbentuk amandel dengan diameter hingga 5 cm, lebar 1,5-3 cm dan
tebal 0,6 – 1,5 cm. Ovarium meliputi bagian korteks dan medulla. Bagian korteks mengandung
jaringan ikat longgar dan folikel-folikel yang berkembang. Bagian medulla mengandung jaringan
ikat padat, pembuluh darah. Jaringan ikatnya berhubungan dengan jaringan ikat pada
mesovarium. Folikel-folikel yang berkembang meliputi folikel primordial, folikel primer, folikel
2. Oviduk
Tuba fallopii atau oviduct atau tuba uterine merupakan suatu saluran muskulo membranosa
yang mobilitasnya besar, panjang sekitar 12 cm. Salah satu ujungnya bermuara pada rongga
peritoneum dan ujung yang lain bermuara ke dalam uterus. Tuba fallopii dibagi menjadi 4 segmen
yang meliputi bagian yang berbatasan dengan uterus, isthmus, ampula dan infundibulum.
3. Uterus
a. Caput uteri
b. Corpus uteri
c. Cervix uteri
Cervix uterus berbeda dengan bagian uterus yang lain. Cervix merupakan bagian bawah uterus
yang berbentuk silindris, mempunyai sedikit serabut-serabut otot dan banyak jaringan ikat.
Mukosa cervix tidak mengalami perubahan selama menstruasi. Mukosa cervix mempunyai
perubahan selama menstruasi. Selama kehamilan kelenjar tersebut mengalami proliferasi dan
mengsekresi lebih banyak mucus yang kental. Permukaan luar cerviks menonjol ke dalam vagina
4. Vagina
Dinding vagina tidak mempunyai kelenjar dan mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan mukosa,
lapisan muskularis dan lapisan fibrosa. Dalam lumen vagina terdapat mucus yang berasal dari
cervix uterus.
Lapisan mukosa terdiri dari lapisan epitel berlapis pipih dengan tebal 150 – 200
um. Lamina propria terdiri jaringan ikat longgar yang sangat kaya serabut-serabut elastih. Di
antara sel-sel jaringan ikat, terdapat limfosit dan neutrofil dalam jumlah relatif banyak. Selama
fase menstruasi, kedua jenis lekosit itu menginvasi lapisan epitel dan masuk ke dalam lumen
vagina. Lamina propria tidak mengandung kelenjar, tetapi menunjukkan banyak pembuluh darah
yang merupakan sumber cairan yang merembes melalui lapisan epitel selama rangsangan seksual.
Lapisan muskularis vagina terutama terdiri atas berkas-berkas longitudinal serabut otot
polos. Terdapat sedikit berkas sirkuler, khususnya pada bagian paling dalam (dekat mukosa). Di
luar lapisan muskularis terdapat selubung jaringan ikat padat, lapisan adventisia yang kaya
serabut-serabut elastin tebal. Dalam jaringan ikat ini terdapat pleksus-pleksus vena , berkas-
5. Vulva
6. Labium major
Labium major merupakan lipatan kulit yang banyak mengandung jaringan lemak dan
lapisan otot polos yang tipis. Permukaan dalamnya mempunyai struktur histologis yang sama
dengan labia minora. Permukaan luarnya diliputi oleh kulit dan rambut yang kasar dan
keriting. Terdapat banyak kelenjar sebasea dan kelenjar keringat pada kedua permukaannya.
7. Labium minor
Labium minor merupakan lipatan kulit yang mengandung serabut-serabut elastin dan
dibatasi oleh epitel berlapis pipih. Pada sel-sel epitelnya terdapat sel-sel yang menghasilkan
melanin dan mempunyai lapisan tanduk yang tipis, kelenjar-kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
BAB V
KESIMPULAN
Organ reproduksi pada betina terbagi atas tiga yaitu organ kelamin primer yaitu ovarium
(di dalamnya terdapat folikel dan corpus luteum), saluran reproduksi yaitu oviduct (tuba fallopii),
uterus, cervix dan vagina, serta organ kelamin luar yaitu vulva dan klitoris.
Ovarium berfungsi ganda, yaitu sebagai eksokrin dan endokrin. Eksokrin karena
menghasilkan ovum atau sel telur, sebagai endokrin karena menghasilkan hormon esterogen dan
progesterone.
Oviduk mempunyai fungsi sebagai tempat penampungan sperma, penyaluran sel telur
masuk ke dalam uterus, tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal
dari zigot.
Merupakan organ yang berfungsi sebagai tempat perkembangan spermatozoa.
Penggantung dari uterus disebut ligamentum lata uteri.
Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi. Pada organ kelamin
luar terdiri dari vulva (labia mayor dan labia minor) dan klitoris.
Pada hewan besar, pengetahuan tentang makrokopis dan mikrokopis sangat penting guna
menentukan diagnosa terhadap kelainan kelenjar di ovarium melalui hormon-hormon yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brown. 1992. Buku Teks Histology Veteriner. UI Press, Jakarta
Embriologi, Staf Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press, Yogyakarta.
Histologi, Staf Pengajar. 2010. Buku Ajar Embriologi. Aceh : FKH UNSYIAH.
http://iqbalali.com/biologi/sistem_reproduksi.dtml. Diakses pada tanggal 11 april 2013.
Mozez. 2006. Ilmu Kebidanan pada Ternak Sapi dan Kerbau. UI Press, Jakarta. Nuryadi. 2010.
Serviks dan klitoris . http:nongue.gsnu.ac.kr/~cspark/teaching/chap3.html. Diakses pada
tanggal 11 april 2013.
Partodiharjo,S. 1980. Ilmu Reproduksi Ternak. Prduksi Mutiara. Jakarta.
Partidihardjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
PENGENALAN ALAT KELAMIN BETINA
LABORATORIUM HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS SYAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta
karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdullillah
tepat pada waktunya yang berjudul Laporan Praktikum Embriologi.
Laporan ini berisikan tentang hasil pengamatan praktikum embriologi hewan tentang
Organ reproduksi betina. Diharapkan laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang pengamatan yang telah dilakukan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir, semoga Allah S.W.T senantiasa selalu
meridhoi segala usaha kita. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
1.2 TUJUAN
Untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan dan betina secara
makroskopis dan mikroskopis.
1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa mampu mengamati struktur anatomi sistem reproduksi jantan dan betina baik secara
makroskopis maupun mikroskopi.
2. Mahasiswa mengetahui organ yang menyusun sistem reproduksi beserta fungsinya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan
telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada
pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh
hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala.
Bentuk ovarium berbeda menurut spesies hewan (Frandson, 1986).
Oviduct (Tuba Fallopi) yang juga disebut tuba uterine adalah saluran yang berpasangan
dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga
merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa (Frandson, 1986). Tuba uterina bersifat
bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan
menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi
infundibulum, ampula, isthmus. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari
bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua uteri (Nuryadi,
2010).
Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio.
Dinding uterus terdiri dari (Brown, 1992). Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen.
Uterus memilki lapisan diantaranya yaitu endometrium, miometrium, dan perimetrium.
Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10
cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina
yang berdinding tipis. Fungsi utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan
untuk masuknya jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi,
dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses kebuntingan dengan
mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari lender. Pada waktu melahirkan, Serviks
akan berfungsi melebar yang memungkinkan fetus beserta selaputnya mudah melewatinya
(Salisbury, 1985).
2
Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan uretra dengan
saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ
repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel
epitel berada dinding vagina yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel
penghasil lendir dan sel epitel tipis (Partohardjo, 1980).
Vulva (pudendum femininum) adalah bagianeksternal darigenetalia betina yang terentang
dari vagina sampai ke bagian yang palingluar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai olehorifis
uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral
eksternal yaitu himen vestigal. Seringkalihymen tersebut demikian rapat hingga mempengaruhi
kopulasi (Frandson, 1992).
Clitoris homolog dengan gland penis pada hewan jantan, berlekasipada sisi ventral.
Clitoris mengandungerectile tissue sehingga dapatberereksi. Juga banyak mengandung ujung
syaraf perasa, syaraf inimemegang peranan penting pada waktu kopulasi.Clitoris bereaksi pada
hewan yang sedang estrus, tetapi hal ini tidak cukup untuk dijadikan sebagai pendeteksi estrus
pada kebanyakan spesies (Widayatiet all.,2008).
Secara Mikroskopis
Ovarium yaitu organ betina yang homolog dengan testis padahewan jantan, berada didalam
rongga rongga tubuh didekat ginjal dantidak mengalami pergeseran atau perubahan tempat seperti
pada testis.Ova (telur), yang bila dibuahi oleh spermatozoa pejantan akan menjadi embrio, ada
pada saat lahir. (Blakely and Bade, 1991).
Ovarium digantung oleh suatu ligamentum yang luas (broad ligamentum ) yang banyak
terdapat syaraf-syaraf dan pembuluh darahyang berfungsi memberi suplai zat-zat makanan yang
diperlukan olehovarium dan saluran reproduksi. Ligamentum yang menggantung ovariumdisebut
mesovarium (Widayati et al., 2008).
Oviduct terdapat sepasang di kanan dan kiri, digantung olehligamentum mesosalpink,
merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk
uterus. Merupakan saluran yang menghantarkan sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus (Widayati
et all.,2008)
3
Lumenoviduct dibatasi oleh membrana mukosa yang sangat berlipat-lipat. Sel
epithelium yang membatasi lumen berbentukkolumner kompleks dan bersilia. Silia tersebut
bergerak menjauhi ovarium, menciptakan suatu gelombang alliran di dalamoviduct kearah uterus.
Pada semua mamalia kecuali pada primata selalu didapati silia danbersifat fungsional sepanjang
kehidupan reproduksinya (Nalbandov,1990).
Uterus adalah suatu saluran muskuler yang diperlukan untuk penerimaan ovum yang telah
dibuahi, nutrisi dan perlindungan fetus dans tadium permulaan ekspulasi pada waktu kelahiran.
Uterus terdiri dari cornua, corpus dan cervix (Feradis, 2010).
Uterus biasanya memiliki dua buah tanduk dan sebuah tubuh.Seluruh organ tersebut
melekat pada dinding pinggul dan dinding perutdengan perantaraan
ligamentum uterus yang melebar (ligamentum lata uteri). Melalui ligament inilah uterus menerima
suplai darah dan syaraf.Lapisan luar ligamentum lata uteri membentuk ligament uterus
yangmelingkar (ligamentum teres uteri)
(Nalbandov, 1990).
Di kutip dari Jurnal. Folikel yang dipilih sebagai sumber granulosa adalah folikel
permukaan ovarium yang diduga berada pada fase folikel sekunder dengan diameter ≥2mm. Hasil
Penelitian Siregar (2006) menunjukan sel granulosa mengekspresikan inhibin. Dari peenelitian
yang dilakukan Siregar et al. (2005-2006) diyakini, hasil penelitiannya dapat dikembangkan untuk
produksi anti bodi monoclonal terhadap inhibin dengan kontinuitas kualitas yang terjaga melalui
produksi hibridoma yang mengekspresikan Mab-inhibin.
Pada penelitian ini, koleksi oosit dilakukan dengan metode aspirasi. Pemisahan oosit
dengan sel granulosa dilakukan dengan pengaturan penekanan pipet Pasteur yang dilihat dibawah
mikroskop. Dari oosit tersebut akan diperoleh sel-sel granulosa yang telah terpisah.
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengamatan Mikroskopis Alat Kelamin Betina
Dari pengamatan mikroskopis, kita dapat melihat bagian-bagian dari sel ovarium, sel
oviduk dan sel uterus.
a. Sel Ovarium
6
b. Sel Oviduk
Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus.Epitel tuba
uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia
maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili.
Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa karena lamina muskularis mukosa
tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak
sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat
lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina.
Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan
miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan
ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada
dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf. pembuluh-pembuluh darah itu
akan melebar pada saat ovulasi. Fertilisasi berlangsung pada perbatasan antara ampulla dan
isthmus.
7
c. Sel Uterus
Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio.
Dinding uterus terdiri dari:
(1) Mukosa-submukosa atau endometrium, terdiri dari dua daerah yang berbeda dalam bangun dan
fungsinya. Lapis superfisial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi sebagian atau
seluruhnya selama masa reproduksi, estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis tetap bertahan sepanjang
daur. Zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk silinder sebaris pada kuda, anjing. Bagian
superfisial terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel
jaringan ikat seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.
(2) Tunika muskularis atau miometrium, terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya tersusun
melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat meningkatkan
jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis tersebut terdapat lapis vaskular yang
mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh tersebut dapat memberikan darah
pada endometrium.
(3) Tunika serosa atau perimetrium, , terdiri dari jaringan ikat longgar yang dibalut oleh mesotel atau
peritoneum. Sel-sel otot polos terdapat dalam perimetrium. Banyak pembuluh darah, pembuluh
limfe dan saraf pada lapisan perimetrium ini.
8
3.2 Pengamatan Makroskopis Alat Kelamin Betina
Pada pengamatan makroskopis alat kelamin betina sapi atau kambing terdiri dari:
1. Ovarium
Ovarium merupakan badan berbentuk amandel dengan diameter hingga 5 cm, lebar 1,5-3
cm dan tebal 0,6 – 1,5 cm. Ovarium meliputi bagian korteks dan medulla. Bagian
korteks mengandung jaringan ikat longgar dan folikel-folikel yang berkembang. Bagian medulla
mengandung jaringan ikat padat, pembuluh darah. Jaringan ikatnya berhubungan dengan
jaringan ikat pada mesovarium. Folikel-folikel yang berkembang meliputi folikel primordial,
folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de Graaf.
2. Oviduk
Tuba fallopii atau oviduct atau tuba uterine merupakan suatu saluran muskulo membranosa
yang mobilitasnya besar, panjang sekitar 12 cm. Salah satu ujungnya bermuara pada rongga
peritoneum dan ujung yang lain bermuara ke dalam uterus. Tuba fallopii dibagi menjadi 4 segmen
yang meliputi bagian yang berbatasan dengan uterus, isthmus, ampula dan infundibulum.
Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang disebut fimbriae.
3. Uterus
Uterus terbagi atas tiga bagian, yaitu:
a. Caput uteri
b. Corpus uteri
c. Cervix uteri
Cervix uterus berbeda dengan bagian uterus yang lain. Cervix merupakan bagian bawah
uterus yang berbentuk silindris, mempunyai sedikit serabut-serabut otot dan banyak jaringan ikat.
Mukosa cervix tidak mengalami perubahan selama menstruasi. Mukosa cervix mempunyai
kelenjar-kelenjar yang sangat bercabang-cabang, dan kelenjar tersebut sedikit mengalami
perubahan selama menstruasi. Selama kehamilan kelenjar tersebut mengalami proliferasi dan
mengsekresi lebih banyak mucus yang kental. Permukaan luar cerviks menonjol ke dalam vagina
dan dibatasi oleh epitel berlapis pipih.
9
4. Vagina
Dinding vagina tidak mempunyai kelenjar dan mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan mukosa,
lapisan muskularis dan lapisan fibrosa. Dalam lumen vagina terdapat mucus yang berasal dari
cervix uterus.
Lapisan mukosa terdiri dari lapisan epitel berlapis pipih dengan tebal 150 – 200
um. Lamina propria terdiri jaringan ikat longgar yang sangat kaya serabut-serabut elastih. Di
antara sel-sel jaringan ikat, terdapat limfosit dan neutrofil dalam jumlah relatif banyak. Selama
fase menstruasi, kedua jenis lekosit itu menginvasi lapisan epitel dan masuk ke dalam lumen
vagina. Lamina propria tidak mengandung kelenjar, tetapi menunjukkan banyak pembuluh darah
yang merupakan sumber cairan yang merembes melalui lapisan epitel selama rangsangan seksual.
Lapisan muskularis vagina terutama terdiri atas berkas-berkas longitudinal serabut otot
polos. Terdapat sedikit berkas sirkuler, khususnya pada bagian paling dalam (dekat mukosa). Di
luar lapisan muskularis terdapat selubung jaringan ikat padat, lapisan adventisia yang kaya
serabut-serabut elastin tebal. Dalam jaringan ikat ini terdapat pleksus-pleksus vena , berkas-
berkas saraf dan kelompokan sel-sel saraf.
5. Vulva
Vulva adalah area genital eksternal perempuan, termasuk klitoris, bibir vagina, dan pembukaan
vagina.
6. Labium major
Labium major merupakan lipatan kulit yang banyak mengandung jaringan lemak dan
lapisan otot polos yang tipis. Permukaan dalamnya mempunyai struktur histologis yang sama
dengan labia minora. Permukaan luarnya diliputi oleh kulit dan rambut yang kasar dan
keriting. Terdapat banyak kelenjar sebasea dan kelenjar keringat pada kedua permukaannya.
7. Labium minor
Labium minor merupakan lipatan kulit yang mengandung serabut-serabut elastin dan
dibatasi oleh epitel berlapis pipih. Pada sel-sel epitelnya terdapat sel-sel yang menghasilkan
melanin dan mempunyai lapisan tanduk yang tipis, kelenjar-kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
terdapat pada kedua permukaannya.
10
BAB IV
KESIMPULAN
Dari dua pengamatan ini, bisa di bedakan bagian-bagian mikroskopis dan makroskopis dari
alat kelamin betina (sapi). Pada pengamatan makroskopis kita melihat alat kelamin sapi betina
dengan kasat mata. Sedangkan pengamatan dengan cara mikroskopis bisa dilakukan dengan
bantuan mikroskop.
Pada pengamatan makroskopis bisa diamati bagian-bagian:
1. Ovarium
2. Saluran-salurannya
a. Oviduk ( tuba falopi )
b. Uterus
c. Vagina
d. Vulva
e. Labium Major
f. Labium Minor
Pada pengamatan mikroskopis dari alat kelamin betina, kita isa mengamati bagian-bagian
dari:
1. Sel Ovarium
Pada pengamatan sel ovarium, bisa di amati perkembangan folikel mulai dari folikel
premodial, folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel de graaf.
2. Sel Oviduk
Terdiri atas lapisan serosa, lapisan muscularis dan lapisan mukosa
3. Sel uterus
Terdiri atas tiga lapis yaitu lapisan endometrium, miometrium dan perimetrium. Setiap
lapisan memiliki jaringan yang berbeda-beda.
11
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, Jane B. Reece. 2004. Biologi. Erlangga : Jakarta.
Frandson, R.D. 1993. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hardjopranjoto, S. 1995. Ilmu Kemajiran pada Ternak. Surabaya: Airlangga University Press: Kelinci
Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya. 3 Desember 2005, Universitas Negeri
Malang, Malang:94.
Partodihardjo, soebadi. 1982. Materi Kuliah Reproduksi Hewan.Mutiara : Jakarta.
Kumar, Robin.2002. Ovarium dalam Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta: EGC: 390-393.
Nasution, Idawati .dkk. 2004. Buku Ajar Anatomi Veteriner I. Banda Aceh : Fakultas Kedokteran Hewan
Unsyiah.
Partodihardjo, S. 1985. Ilmu Produksi Hewan. Produksi Mutiara, Jakarta: Binarupa Aksara.
Siregar T.N., Aulanni’am, Y. Linggi, G. Riady, Hamdan, dan T. Armansyah. 2005.
Profil antibodi inhibin hasil induksi protein inhibin sel granulosa pada kambing.