1.3 Tujuan
a. Umum
1.4 Manfaat
Suatu mahluk di katakan mahluk hidup apabila memiliki kemampuan untuk melakukan
perbanyakan diri. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan
yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif
atau seksual. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme
berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium (Sumiati,
2013: 2).
Sistem reproduksi dari wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan bagian
dalam. Pada bagian luar terdapat vagina dan juga vulva. Vagina merupakan saluran yang
menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan
saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam
vagina ditemukan selaput dara (Sumiati, 2013: 4). Sedangkan vulva merupakan suatu celah yang
terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu, labium mayor merupakan sepasang
bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. Dan juga labium minor merupakan
sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva (Sumiati, 2013: 4).
Kemudian organ reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari ovarium, fimbrae,
infundibulum, oviduct, tuba fallopi, rahim/uterus, cervix, saluran vagina, dan klitoris (Waluyo,
2016: 25).
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam
rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel
ovum dan hormon wanita seperti estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder
pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Sedangkan progesterone
yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan (Sumiati, 2013: 6). Gonad perempuan adalah
sepasang ovarium yang mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi didalam rongga abdominal
oleh ligamen. Lapisan luar dari setiap ovarium disarati oleh folikel, yang masing-masing terdiri
atas satu oosit, sel telur yang berkembang sebagian, dikelilingi oleh sekelompok sel-sel penyokong
(Campbell , 2008: 171).
Kemudian selnjutnya fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium.
Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk
menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus (Setiadi, 2007). Fimbriae merupakan serabut/silia
lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct.
Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati,
2013: 6). Sedangkan Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah
ditangkap oleh fimbriae (Sumiati, 2013: 6).
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
Kemudian oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya
(Sumiati, 2013: 7). Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan ronggs pertemuan oviduk
kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut
serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi
fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis
otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel
epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh
darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan
akan meluruh pada saat menstruasi (Pearce, 2009). Bentuk rahim seperti buah pir, dengan berat
sekitar 30 gr. Terletak di panggul kecildi antara rectum (bagian usus sebelum dubur) dan
didepannya terletak kandung kemih.. Lapisan otot rahim terdiri dari tiga lapis, yang
mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang, sehingga dapat memelihara dan
mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan (Indrawati, 2012 : 4).
Selanjutnya cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit
sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina merupakan saluran
lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina (Sumiati, 2013: 8). Setelah itu klitoris merupakan
organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris tidak sama percis
dengan penis,namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa (Sloane, 2010 : 109). Pada
klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva bermuara dua
saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat
saluran ujung vagina terdapat hirmen atau selaput dara. Hymen merupakan selaput mukosa yang
banyak mengandung pembuluh darah.
Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat siklus yang di namakan siklus
menstruasi yaitu pelepasan ovum yang menempel pada dinding endometrium dan tidak di buahi
oleh sel sperma mengakibatkan runtuhnya dinding rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase,
yang pertama adalah fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya
sekresi hormone estrogen dan progresteron. Yang kedua adalah fase proliferasi/fase Folikuler
ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone
estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen
dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek
(Snell, 2006: 198).
Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum (Snell, 2006:
198). Dan selanjutnya yang ke empat adalah fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan
Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang
berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif
mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding
endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah
fase pendarahan/menstruasi (Snell, 2006: 198).
Pada masa sel telur dilepaskan dari ovarium disebut masa subur wanita. Cara menghitung
masa subur dapat melalui cara manual melalui perhitungan sistem kalender maupun menggunakan
alat uji tes masa subur yaitu Ovutest scope. Ovutest scope merupakan alat uji masa subur dengan
air liur yang membantu wanita untuk mempermudah menghitung masa subur dari ovulasi yang
sedang terjadi (Waluyo, 2016: 25).
Sistem Kalender Menentukan masa subur dengan menggunakan system kalender ada dua
cara yaitu :
1. Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya.
Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang
akan datang.
2. Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid
sekurang kurangnya selama 6 siklus(Ekarini, 2008: 127).
Selanjutnya adalah alat reproduksi pada pria. Organ reproduksi pria tersusun dari organ
reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi pria bagian luar yaitu
penis dan skrotum dan organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens,
saluran ejakulasi, dan uretra (Waluyo, 2016: 25).
Organ reproduksi luar terdiri atas penis dan juga skrotum. Penis merupakan organ kopulasi
yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ
reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat
dikhitan/sunat. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis
serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa (Sumiati, 2013: 2). Selain itu skrotum yang
merupakan suatu lipatan dinding tubuh, mempertahankan suhu testis sekitar 2oC di bawah suhu di
dalam rongga perut (Campbell, 2008: 172).
Organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi,
dan uretra. Gonad atau testis terdiri dari banyak saluran yang yang menggulung berkali-kali,
dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah tubulus seminiferus, tempat
terbentuknya sperma. Sel-sel leydig tersebar diantara tubulus seminiferus menghasilkan
testosteron dan androgen lainnya. Dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati saluran
menggulung yang disebut dengan epididimis. Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu
untuk melewati saluran sepanjang 6 m setiap epididimis. Selama perjalanan ini, sperma
menyelesaikan pematangannya dan menjajdi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh
kemampuan memfertilisasi sel telur ketika terpapar kelingkungan kimiawi dari sistem reproduktif
perempuan. Selama ejakulasi sperma di dorong dari setiap epididimis melalui saluran berotot, vas
deferens. Setiap vas deferens menjulur di sekeliling dan di belakang kandung kemih, tempat vas
deferens bergabung dengan sebuah saluran dari vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi
yang pendek. Duktus ejakulasi membuka ke dalam, saluran keluar bagi sistem ekskresi dan juga
sistem reproduksi. Uretra membentang melalui penis dan membuka ke luar pada ujung testis
(Campbell, 2008: 172-173).
Kelenjar pada organ reproduksi pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan
kelenjar cowpery (Waluyo, 2015: 25).
1. Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan
kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan
nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran
reproduksi wanita.
2. Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat
asam.
3. Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah
berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran
urethra (Sumiati, 2013: 2).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Testis
Testis tergantung di luar badan, testis dijaga suhunya beberapa derajat lebih rendah
dari suhu badan. Ini penting bagi produksi sperma. Testis juga menghasilkan testosteron,
hormon yang mengendalikan perkembangan pria. Testis atau gonad jantan berbentuk oval
dan terletak di dalam skrotum atau kantung. Ukuran testis memiliki panjang 4-5 cm dan
diameter 2,5 cm. Testis berjumlah sepasang yang terdapat dibagian tubuh sebelah kiri dan
kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiir dari serat jaringan ikat
dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan
hormon kelamin jantang yang disebut testosteron. Dibagian testis terdapat :
- Tunika albuginea
Kapsul jaringan ikat yang membungkus testis yg merentang ke arah dalam yg terdiri
dari 250 lobulus
- Tubulus seminiferus
Tempat berlangsungnya spermatogenesis. Testis mengandung pintalan tubuh
seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium
germinal atau jaringan epitelium benih. Jaringan epitelium germinal berfungsi pada saat
- Duktus eferen
Saluran sperma dari tubulus seminiferus ke epididimis
- Epididimis
Saluran yg panjang 4-6 m sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang
- Duktus deferen
Saluran sperma dari epididimis
B. Saluran Pengeluaran
a. Epididimis
Saluran yg panjang 4-6 m sebagai tempat penyimpanan sementara (mampu
mempertahankan selama 6 minggu) sperma sampai sperma menjadi matang.
Terletak di sepanjang sisi posterior testis.
b. Vas deferens
Saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari
epipidimis. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalurnya sperma dari
epididimis menuju kantung semen (mani) atau vesikel seminalis
c. Ejaculatory duct (saluran ejakulasi)
Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) dibagian
ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator
panjangnya sekitar 2 cm
d. Uretra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
c. Kelenjar Crowperi
Spermatogenesis atau proses pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatmua pada
tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui
proses pembelahan dan diferensisasi sel. Hal ini bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
Permatangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis.
Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal atau sel epitel benih yang
disebut spermatogonia (spermatogenium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga
lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus menerus membelah untuk
memperbanyak diri. Sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama dari spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
megandung 23 kromosom yang berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang
disebut spermatogonis tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel sel ini akhirnya menjadi
spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap
spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang
bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat
buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum mempunyai ekor dan bersifat
haploid. (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan
berubah dalam waktu beberapa minggu hingga menjadi spermatozoa atau sperma. Proses
perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari
kepala dan ekor. Kepala dan ekor sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang
disebut akrosom. Mengandung enzim hialuronidase dan proteinase. Enzim ini berfungsi untuk
menembus lavisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak dibagian tengah sperma. Badan
sperma inin banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk
pergerakan sperma. Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel sel sertoli.
Sel sel sertoli mempunyai fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses
spermatogenesis.
2.2 Pada wanita
a. Vulva
Tampak dari luar mulai dari mons pubis sampai tepi perineum.
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas
simfisis pubis.
2) Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di bagian
bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa rambut,
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada
wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
4) Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif. Analog
dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan panjang rata-
5) Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar
dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar.
Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk seperti bulan
sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi robekan, biasanya
7) Perineum
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.
9) Mulut Vagina: terletak bawah orifisium uretra. Terdapat himen , suatu membran yg
bentuk dan ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina
C. Proses pembentukan Ovum
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus
yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan
Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar)
dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar
Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis / mons
veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia minora (Bibir Kecil), clitoris,
vestibulum, introitus / orificium vagina dan perineum. Struktur dalamnya terdiri dari
vagina (liang kemaluan), uterus (rahim), salping / Tuba Falopi, dan ovarium.
kelahiran.
B. Saran
Makalah ini Jauh dari kata sempurna untuk itu kami menerima kritikan dari