Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI MANUSIA
“SISTEM REPRODUKSI”

Oleh:
Dety Dwi Pratiwi (170210104084)
Kelas C/ Kelompok 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. JUDUL
Sistem Reproduksi
II. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami cara menghitung masa subur menggunakan ovutest dan
perhitungan sistem kalender

III. TINJAUAN PUSTAKA


Manusia dibekali organ reproduksi untuk melanjutkan kehidupannya. Dilihat dari bentuk
dan fungsinya, antara organ reproduksi wanita dan pria sangatlah berbeda. Sistem reproduksi
pria dirancang untuk menghasilkan, menyimpan, dan menyalurkan sperma sebagai bahan dasar
membuahi sel telur. Sedangkan fungsi utama sistem reproduksi wanita yaitu menghasilkan sel
telur matang yang siap dibuahi oleh sperma, serta sebagai tempat perkembangan jabang bayi
(Gunawan, 2010).
Manusia menggunakan alat reproduksi untuk berkembangbiak. Alat reproduksi manusia
terdiri dari beberapa bagian yang disebut sistem reproduksi. Sistem reproduksi adalah suatu
rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakanuntuk berkembang
biak (Saefudin dkk, 2016).
Pada remaja, organ reproduksi mulai mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Organ
reproduksi merupakan bagian tubuh seseorang yang digunakan untuk menjalankan repsoduksi.
Organ reproduksi adalah organ seksualitas baik pada laki-laki dan perempuan dibagian dalam
maupun dibagian luar. Organ reproduksi pada laki-laki terdiri dari penis/ buah zakar yang
berfungsi sebagai alat melakukan senggama, mengeluarkan air seni, dan sebagai jalan keluarnya
sperma (Maria et al, 2017). Organ lainnnya adalah kepala penis yang berada diujung penis
berupa lubang untuk menyalurkan air kencing dan sperma. Bagian ini sangat sensistif dan mudah
terangsang karena meiliki banyak pembuluh darah. Bagian ketiga adalah kantong pelir
merupakan tempat biji testis. Testis memiliki fungsi sebagai tempat produksi presma yang akan
terbentuk karena hormone testosterone. Sperma merupakan sel berbentuk seperti berudu berekor.
Sperma dapat membuahi sel telur yang matang, dalam tubuh perempuan yang selanjutnya
menyebabkan kehamilan. Saluran kemih merupakan organ reproduksi yang berfungsi
menyalurkan air kenicng dan air mani yang mengandung sperma. Epididymis berfungsi sebagai
tempat menyalurkan sperma yadihasilkan tetis. Saluran sperma berfungsi sebagai tempat
menyalurkan sperma testis menuju prostat. Dan kelenjar prostat berfungsi menghasilkan air mani
yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma (Hasanah, 2016). Sistem reproduksi pria berfungsi
untuk menghasilkan dan menyalurkan sperma serta cairan semen dalam proses reproduksi dan
akan terus berfungsi sejak masa pubertas hingga mati (Gunawan, 2010).
Organ utama sistem reproduksi wanita adalah dua ovarium yang menghasilkan oosit dan
hormone seks. Struktur lainnya disebut organ reproduksi tambahan termasuk organ eksternal
danorgan internal yang bertanggung jawab mengangkut oosit dan menstransmisikan spermatozoa
ke lokasi pembuahan (Willey and Sons, 2019).
Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan organ
reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi bagian luar terdiri dari:
a. Vulva, yaitu daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi labia majora, labia
minora, mons pubis, bulbus vestibule, vestibulum vaginae, glandula vestibularis major
dan minor, serta orificium vaginae.
b. Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit
dan memanjang ke bawah dank e belakang dari mons pubis.
c. Mons pubis, yaitu bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan anterior sinfisis
pubis. Setelah pybertas, kulit mons pubis akan ditutupi oleh rambut ikal yang
membentuk pola tertentu.
d. Payudara/kelenjar mame yaitu organ yang berguna untuk menyusui.
(Anwar dkk, 2018).
Organ reproduksi bagian dalam terdiri atas:
a. Labia minora yaitu merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir
dengan klitoris, ini identic dengan penis sewaktu masa perkembangan janin yang
kemudian mengalami atrofi. Dibagian tengah klitoris terdapat lubang uretra atau
keluarnya air kemih saja.
b. Hymen atau selaput dara, yaitu merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisnya
berlubang teratur tengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Selaput dara
akan sobek dan hilang setelah wanita berhubungan seksual atau setelah melahirkan.
c. Vagina yaitu berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang
kanan kirinya terdapat kelenjar menghasilkan cairan sebagai pelumas waktu melakukan
aktivitas seksual.
d. Uretrus (Rahim), yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya
mengecil dan berakhir sebagai leher Rahim/serviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan otot
tebal sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding sebelah dalam
uretrus selalu mengelupas setelah menstruasi.
e. Tuba uterine (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai tempat
melintasnya sel telur/ ovum.
f. Ovarium yaitu merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormone
esterogen dan progesterone. Organ ini berjumlah dua buah
(Anwar dkk, 2018).
Serviks yang terletak pada bagian paling bawah yang berfungsi sebagai penghalang
masuknya bakteri ke sistem reproduksi internal yang terdiri dari kolagen, elastin dan
preteoglikan dengan sedikit otot polos (Rahayu dkk, 2015).
Menstruasi adalah pengeluaran cairan dari vagina berkala selama masa usia reproduktif.
Biasanya berlangsunng 3-7 hari. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-32
hari dan hanya 10—15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lama menstruasi 2-5
hari, ada yang 7-8 hari (Intarti, 2016).
Siklus menstruasi merupakan daur menstruasi yang setiap bulannya dialami oleh wanita,
yaitu dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan sampai hari pertama
menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari, dengan rentang
waktu 25-30 hari. Siklus ovarium terbagi menjadi dua fase yaitu fase folikular dan fase luteal
(Alfarizki dkk, 2017).
Siklus menstruasi merupakan siklus yang normal terjadi pada perempuan dengan
karakteristik keluarnya darah dari vagina. Siklus menstruasi dapat terjadi karena perubahan
hormone yang terjadi pada setiap fase menstruasi. Fase menstruasi dapat dibagi menjadi fase
yang terjadi di ovarium yaitu fase folikular, fase ovulasi, dan fase lutelal, serta fase yang terjadi
di endometrium yaitu fase proliferasi, sekretori, dan menstruasi (William dkk, 2018).
Fase folikuler adalah merupakan fase menstruasi dan poliferasi, dimulai pada hari pertama
menstruasi dan beraakhir dengan ovulasi. Sedangkan fase luteal dimulai pada ovulasi dan
berakhir sampai dengan proses menstruasi muncul (Intarti, 2016).
Terdapat beberapa fase atau siklus menstruasi secara fisiologis, yaitu
a. Fase proliferasi
Fase ini terjadi sebelum ovulasi, pada fase ini terdapat penebalan pada endometrium.
Pengaruh estrogen yang disekresi oleh ovarium dapat mengakibatkan sel-sel stroma
dan sel-sel epitel berproliferasi dengan cepat sehingga sel stroma dapat bertambah lebih
banyak dan akan ditemui banyak pembuluh darah di dalamnya dan kelenjar juga
bertambah banyak.
b. Fase sekretorik
Fase ini terjadi setelahovulasi, untuk menciptakan kondisi endotrium yang tepat untuk
implantasi hasil fertilisasi. Progesteron dan estrogen bersama-sama di sekresi oleh
korpus luteum tetapi yang lebih berperan didalam fase ini adalah hormone
progesterone. Progesterone akan memeberikan efek pembengkakan yang nyata dan
perkembangan sekretorik dari endometrium dan kelenjar makin berkelok-kelok, dan
suplai darah ke dalam endometrium juga bertambah.
c. Fase menstruasi
Merupakan suatu fase yang terjadi jika ovum yang telah dilepaskan tidak dibuahi.
Akibatnya korpus luteum berinvolusi sehingga estrogen dan progesterone akan
menurun dengan cepat. Hal ini dapat mengakibatkan dilepaskannya vasokonstriktor
prostaglandin sebagai mediator inflamasi. Kemudian jaringan deskuamasi, darah di
dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin dan zat-zat lain di
dalam lapisan yang berdeskuamasi sehingga akan merangsang kontraksi uterus yang
menyebabkan dikeluarkannya semua isi uterus (Mutiara dan Pratiwi, 2017).
Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, seperti mineral dalam tubuh,
kurangnya nutrisi yang dikonsumsi, latihan atau olahraga, kehamilan, reproduksi yang tidak
berkembang, stress gangguan psikologis dan gangguan endokrin (Intarti, 2016).

IV. METODE PENELITIAN


4.1 Alat
1. Kalender
2. Ovutest scope
3. Alat tulis
4. Thermometer
4.2 Bahan
1. Air liur wanita
4.3 Cara Kerja
1. Perhitungan sistem kalender

Memilih 3 probandus wanita pada setiap kelompok praktikum yang memiliki siklus
menstruasi normal, yaitu antara 28-30 hari

Menghitunga masa subur probandus. Hari pertama siklus menstruasi dihitung sebagai
hari ke 1 dan masa suburnya adalah hari ke 13 hingga hari ke 15 dalam satu siklus
menstruasi

Mencatat hasil perhitungan masa subur sistem kalender pada tabel hasil pengamatan

2. Perhitungan menggunakan Ovutest scope

Melepaskan penutup Ovutest scope

Melepaskan lensa optic dari bagian badan alat dengan menariknya secara hati-hati
(jangan diputar) kemudian membersihkan lensa obyek

Mengambil air liur secukupnya dengan jari tangan atau langsung dari ujung lidah,
kemudian negoleskan secara merata pada permukaan lensa obyek. Menghindari
terbentuknya gelembung udara

Mengambil air liur secukupnya dengan jari tangan atau langsung dari ujung lidah,
kemudian negoleskan secara merata pada permukaan lensa obyek. Menghindari
terbentuknya gelembung udara
Menunggu sekitar 7-10 menit hingga air liur mongering kemudian memasang lensa ke
posisi semula

Menekan tombol disamping mikroskop hingga terlihat cahaya kemudian dekatkan


dengan mata

Memutar lensa sampai mendapatkan gambar yang jelas

Mengamati hasil gambar Kristal cairan air liur dan bandingkan dengan gambar
diagram hasil berikut ini

Mengukur juga suhu praktikan

Membandingkan hasil pengamatan dengan ovutest dengan sistem kalender yang sudah
dihitung

V. HASIL PENGAMATAN
No. Nama Probandus Hari Pertama Haid Siklus Haid Masa Subur

1. Dety Dwi Pratiwi 2 April 2020 30 hari 14-16 April 2020

2. Noer Anggadila 17 April 2020 30 hari 29 April -1 Mei


2020

3. Dwi Nova 5 April 2020 28 Hari 17-19 April 2020


4. Willien Nur 15 April 2020 30 hari 27-29 April 2020

5. Grafika Eka N 6 April 2020 23 Hari 18-20 April 2020

6. Silvia Eka 19 April 2020 28 Hari 1-3 Mei 2020

VI. PEMBAHASAN

Organ reproduksi pada pria terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam. Alat
reproduksi luar terdiri dari penis dan scrotum. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan
antara kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina,
penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioprasi pada saat khitanan/sunat. Scrotum
merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu
yang sesuai bagi spermatozoa. Sedangkan pada organ reproduksi dalam terdiri dari testis ,
epididymis, vas deferens, saluran ejakulasi, urethra. Testir merupakan kelenjar kelamin yang
berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam
testis banyak terdapat saluran halus disebut tubulus seminiferous. Epididimismerupakan saliran
panjang yang berkelok-kelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma
sementara dan mematangkan sperma. Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang
mengarah ke atas dan berujung di kelenjar prostat, berfungsi untuk mengangkut sperma menuju
vesikula seminalis. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan
vesikula seminalis dengan urethra. Urehra merupakan saluran panjang tersusun dari saluraan
ejakulasi dan terdapat dipenis. Kelenjr yang terdapat pada organ reproduksi pria yaitu kelenjar
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpers. Kelenjar seminalis merupakan tempat untuk
menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang, menghasilkan
getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali, berfungsi
untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. Kelenjar prostat merupakan
kelenjar yang tersebar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam. Kelenjar cowpers
merupakan kelenjar yang menghasilakn getah berupa lender yang bersifat alkali berfungsi untuk
menetralkan suasana asam dalam saluran urethra. Proses pembentukan dan pemasakan sperma
disebut spermatogenesis.proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormone. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormone perangsang folikerl (Folicel Stimulating
Hormon/ FSH) dan hormone lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leyding
untuk menghasiilkan hormone tetosteron (Mielan dkk, 2018). Pematangan sperma dimulai saat
pubertas Spermatogenesis yang dimulai saat pubertas mencakup pengubahan spermatogonia
spermatozoa. Saat lahir sel-sel germinativum pada bayi pria dapat dikenali di korda seks (genjel
seks) testis sebagai sel besar pucat dikelilingi oleh sel penunjang. Sel penunjang berasal dari
epitel permukaan kelenjar dengan proses menjadi cara seperti folikular menjadi sel sertoli.
Segera sebelum pubertas, genjel seks membentuk suatu lumen dan menjadi tubulus seminiferus.
Pada waktu yang hampir bersamaan, sel-sel germinativum primordial membentuk sel tunas
spermatogonia. Dari populasi sel tunas ini muncul sel-sel dalam interval-interval yang teratur
untuk membentuk spermatogonia tipe A dan bentukannya menandai dimulainya
spermatogenesis. Sel tipe A mengalami pembelahan mitotik dalam jumlah terbatas untuk
membentuk suatu klona sel. Pembelahan sel yang terakhir menghasilkan spermatogonia tipe B
yang kemudian membelah untuk membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer kemudian
memasuki tahap profase yang berkepanjangan (22 hari) diikuti oleh penuntasan secara cepat
meiosis I dan membentuk spermatosit sekunder. Selama pembelahan meiotik II sel-sel ini cepat
membentuk spermatid haploid. Spermatogenesis diatur oleh produksi LH. LH mengikat reseptor
di sel Leydig dan merangsang produksi testosteron yang pada gilirannya berikatan dengan sel
sertoli untuk mendorong spermatogenesis. FSH juga esensial karenapengikatan hormon ini ke sel
sertoli merangsang pembentukan cairan testis dan sintesis protein reseptor androgen intrasel
(Karlina dkk, 2015).

Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi bagian dalam dan bagian luar.
Organ reproduksi bagian dalam terdiri dari organ kandung atau Rahim, kantung telur dan tuba
falopi. Sedangkan organ reproduksi bagian luar terdiri dari organ daerah vulva dan bagian vagina
(Ayustawati, 2015). Organ reproduksi luar terdiri dari: Vagina merupakan saluran yang
menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan
saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam
vagina ditemukan selaput darah. Vulva merupakan bagian dari celah yang ada di bagian luar dan
terbagi menjadi 2 bagian yaitu: Labium mayor merupakan bagian dari bibir besar yang ada di
bagian luas dan bagian vulva.. dan Labium minor merupakan bagian dari bibir kecil yang
diletakkan di bagian dalam dan diambil vulva. Organ reproduksi bagian dalam terdiri dari: 1)
Ovarium merupakan organ utama pada wanita berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga
perut pada daerah pinggang sebalah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan
hormon wanita seperti: Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada
wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Progesteron yang digunakan
dalam masa kehamilan. 2) Fimbriae merupakan serabut / silia lembut yang terdapat di bagian
pangkal ovarium yang sesuai dengan ujung saluran telur. Berfungsi untuk meluncurkan sel
ovum yang telah dirilis yang dikeluarkan oleh ovarium. Infundibulum merupakan bagian ujung
oviduk yang membentuk corong / membesar dan melingkar dengan fimbriae. Berfungsi
mengambil sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4) Tuba fallopi merupakan saluran
memanjang setelah infundibulum yang menggantikan tempat pupukisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju rahim dengan bantuan silia pada dindingnya. 5) Oviduk merupakan saluran panjang dari
tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju rahim dengan
bantuan silia pada dindingnya. 6) Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot.
Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks dengan satu ruangan yang
hanya untuk satu janin. Uterus memiliki 3 macam lapisan dinding yaitu: Perimetrium yaitu
lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Miometrium adalah lapisan yang
kaya akan sel dan latihan untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke
bentuk semula setiap bulannya. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel
darah merah. Jika tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh
bersamaan dengan sel ovum matang. 7) Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang
bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Cerviks menghubungkan
uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran
vagina. 8) saluran vaigina merupakan saluran lanjutan dari servik dan sampai pada vagina. 9)
Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva, sering disebut dengan klentit
(Mielan dkk, 2018). Pematangan oogenesis dimulai sebelum lahir. Pada wanita genetik, setelah
tiba di kelenjar kelamin (gonad), sel-sel benih primordial berdiferensiasi menjadi oogonia.
mengalami sejumlah pembelahan mitosis dan pada akhir bulan ketiga sel-sel ini tersusun dalam
kelompok-kelompok yang dkelilingi selapis sel epitel gepeng (sel folikel) yang berasal dari
permukaan yang membungkus ovarium. Sebagian besar oogonia membelah terus dengan mitosis,
beberapa di antaranya berdiferensiasi menjadi oosit primer (pada tahap profase meiosis I).
Selama beberapa bulan kemudian jumlah oogonia meningkat pesat dan pada akhir bulan kelima
perkembangan pranatal, jumlah total sel germinativum di ovarium mencapai maksimal (+ 7 juta).
saat ini, mulai terjadi kematian sel dan banyak oogonia maupun oosit primer menjadi atretik.
Pada bulan ketujuh sebagian besar oogonia berdegenerasi kecuali beberapa yang letaknya dekat
dengan permukaan. Semua oosit primer yang masih bertahan hidup sudah memasuki pembelahan
meiosis pertama dan kini sebagian besar di antaranya dikelilingi oleh selapis sel epitel gepeng.
Sebuah oosit primer, bersama dengan sel epitel gepeng yang mengelilinginya dikenal sebagai
folikel primordial. Saat pubertas tumbuh dan dipertahankan oleh pasokan folikel primordial.
Setiap bulan 15-20 folikel yang terpilih dari cadangan tersebut memulai proses pematangan
melewati tiga stadium yaitu primer (pre-antral), sekunder (antral) dan pre-ovulasi (folikel
degraaf). Stadium antral adalah stadium yang paling lama, sedangkan stadium pre-ovulasi
berlangsung selama sekitar 37 jam sebelum ovulasi. Sewaktu oosit primer mulai tumbuh, sel-sel
folikel disekitar berubah dari gepeng menjadi kuboid dan berproliferasi untuk membentuk epitel
berlapis yaitu sel granulosa dan unit yang terbentuk disebut folikel primer. Sel granulosa terletak
pada membran basalis yang memisahkan sel ini dari sel stroma disekitarnya yang membentuk
teka folikuli. Sel-sel granulosa dan oosit juga mengeluarkan satu lapisan glikoprotein
dipermukaan oosit membentuk zona pelusida. Sewaktu folikel terus tumbuh sel- sel teka folikuli
tersusun membntuk satu lapisan dalam sel sekretorik (teka interna). Sel-sel folikel juga
membentuk tonjolan-tonjolan kecil mirip jari yang menembus zona pelusida dan berjalin dengan
mikrovilus dari membran plasma oosit. Prosesus ini penting untuk transpor bahan dari folikel ke
oosit. Selanjutnya muncul rongga-rongga terisi diantara sel-sel granulosa. Penyatuan ruang-
ruang ini cairan menghasilkan antrum disebut folikel sekunder (vesikular). Sel granulosa yang
yang mengelilingi oosit tetap utuh dan membentuk kumulus ooforus. Folikel ini dikelilingi oleh
teka yang terdiri atas sel-sel dengan ciri sekresi steroid, kaya pembuluh darah dan teka eksterna
yang secara bertahap menyatu dengan stroma ovarium. setiap siklus ovarium sejumlah folikel
mulai berkembang tetapi hany satu yang mencapai kematangan sempurna. Ketika folikel
sekunder telah matang lonjakan LH akan memicu fase pertumbuhan pre-ovulasi. Meiosis I akan
terbentuk dua sel anak dengan ukuran yang berbeda dengan 23 kromosom berstruktur ganda.
Satu sel oosit sekunder mendapat sebagian besar sitoplasma dan yang lain badan polar pertama
hampir tidak mendapatkan sitoplasma sama sekali, Oosit sekunder masuk terletak antara zona
pelusida dan membran sel oosit sekunder diruang perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II
tetapi terhenti pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II diselesaikan hanya
jika oosit dibuahi. Jika tidak sel telur akan berdegenerasi sekitar 24 jam setelah ovulasi (Karlina
dkk, 2015).

Masa subur merupakan sebuah masa dalam siklus menstruasi wanita dimana terdapat sel
telur yang matang, yang siap dibuahi. Sehingga bila wanita tersebut melakukan hubungan
seksual maka kemungkinan terjadi kehamilan (Atika dkk, 2017). Pengertian lainnyayaitu, masa
subur wanita adalah suatu masa yang berada di sekitar waktu keluarnya sel telur tersebut
(umumnya bagi yang mempunyai siklus haid 28-30 hari berada di antara hari ke 12 hingga ke
hari ke 18 dihitung dari hari pertama haid) (Molika, 2015).

Cara yang dapat dilakukan untuk menghitung masa subur yaitu, hari pertama menstruasi
dihitung sebagai siklus menstruasi hari ke 1. Lamanya siklus dimulai dari hari ke 1 hingga
menstruasi berikutnya. Pada siklus menstruasi 28 hari, ovulasi akan terjadi pada hari ke 14 dan
masa subur adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah ovulasi, jadi masa subur terjadi antara hari
ke 11 hingga ke 17. Jika siklus menstruasi 35 hari maka ovulasi terjadi pada hari ke 21. Jika
siklus menstruasi tidak teratur maka harus memiliki catatan siklus selama minimal 6 bulan (6
siklus) berturut-turut ntuk mendapatkan siklus terpanjang dan siklus terpendeknya, untuk masa
subur tidak teratur dihitung menggunakan rumus yaitu: Siklus terpanjang – 11 hari dan Siklus
terpendek – 18 hari (Atika dkk, 2017). Menurut (Molika, 2015), dalam menghitung masa subur
dengan sistem kalender yaitu hari terakhir menstruasi +13.

Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan oleh 6 probandus yaitu, pada probandus 1
bernama Dety memiliki hari pertama haid 2 April 2020, memiliki siklus haid selama 30 hari, dan
memiliki perhitungan masa subur 14 April -16 April 2020. Probandus 2 bernama Noer memiliki
hari pertama haid 17 April 2020, memiliki siklus haid selama 30 hari, dan memiliki perhitungan
masa subur 29 April- 1 Mei 2020. Probandus 3 bernama Dwi Nova memiliki hari pertama haid 5
April 2020, memiliki siklus haid selama 30 hari dan memiliki perhitungan masa subur 17 April –
19 April 2020. Probandus 4 bernama Willien memiliki hari pertama haid 15 April 2020,
memiliki siklus haid selama 30 hari dan memiliki masa subur 27-29 April 2020 . Probandus 5
bernama Grafika memiliki hari pertama haid 6 April 2020, memiliki siklus haid selama 23 hari
dan memiliki perhitungan masa subur 18-20 April. Dan pada probandus 6 bernama Silvia
memiliki hari pertama haid 19 April 2020, memiliki siklus haid selama 28 hari dan memiliki
perhitungan masa subur 1 Mei – 3 Mei 2020. Dari hasil data tersebut 5 probandus memiliki
siklus haid yang normal, sedangkan 1 probandus yang bernama grafika memiliki siklus haid
yang tidak normal.

Banyak faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi, seperti mineral dalam tubuh,
kurangnya nutrisi yang dikonsumsi, latihan atau olahraga, kehamilan, reproduksi yang tidak
berkembang, stress gangguan psikologis dan gangguan endokrin (Intarti, 2016).

VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Cara yang dapat dilakukan untuk menghitung masa subur yaitu, hari pertama menstruasi
dihitung sebagai siklus menstruasi hari ke 1. Lamanya siklus dimulai dari hari ke 1
hingga menstruasi berikutnya. Pada siklus menstruasi 28 hari, ovulasi akan terjadi pada
hari ke 14 dan masa subur adalah 2-3 hari sebelum hingga sesudah ovulasi, jadi masa
subur terjadi antara hari ke 11 hingga ke 17.
DAFTAR PUSTAKA

Alfarizki, M. A., M. Purwoko., dan R. Pratiwi. 2017. Upaya Peningkatan Tingkat Pengetahuan Siswi
MAN 2 Palembang Mengenai Sindrom Pramnestruasi. Indonesian Journal Of Community
Engagement. 2(2):235-244

Anwar, A., M. Budiningsih., dan J. Juriana. 2018. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Siswa SMA
.,Negeri 1 Babelan-Bekasi Jawa Barat. Journal Unj

Atika, S. F., M. Yunus., dan L. A. Primandari. 2017. Aplikasi Penghitung Masa Subur Wanita Berbasis
Androit. Seminar Nasional Sistem Informasi.

Ayustawati. 2015. Kehamilan. Jakarta: Infromasi Medika

Gunawan, S. 2010. Mau Anak Laki-Laki Atau Perempuan Bisa Diatur. Agromedia Pustaka

Hasanag, H. 2016. Pemahaman Kesehatan Reproduksi Bagi Perempuan: Sebuah Strategi Mencegah
Resiko Masalah Reproduksi Remaja. Sawwa:Jurnal Studi Gender.11(2):229-252

Intarti, W. D. 2016. Efektivitas Strengtening Bicycle Crunch Ekstremitas Bawah Terhadap Menstruasi
Mahasiswa Akbid GMC. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 7(2): 73-83

Karlina, N., E. Yanti., dan N. Arma. 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia. Yogyakarta: CV Budi
Utama

Maria, A., P. A. Christou., G. Markozannes., A. Tsatsoulis., G. Mastorakos., and S. Tigas. 2017. Effects
Of Anabolic Androgenic Steroids On The Productive System Of Athletes And Recreational Users:
A Systematic Review And Meta-Analysis. Sports Medicine. 47(9): 1869-1883

Mielan., N., Maryana., dan W. Follona. 2018. Kesehatan Reproduksi Remaja: Implementasi PKPR
Dalam Teman Sebaya. Malang: Wineka Media

Molika, E. 2015.Panduan Pintar Menghitung Masa Subur MEngatur Waktu Hamil Atau Tidaknya.
Jakarta: Kunci Aksara

Mutiara, H., dan L. A. Pratiwi. 2017. Pengaruh Jahe Terhadap Nyeri Saat Menstruasi. Majority. 6(1):51-
54

Saefudin, A. A., S. Astuti., dan E. Dolphina. 2016. Penggunaan Metode Dempster Shafer Untuk
Menganalisa Penyakit Pada Sostem Reproduksi Wanita Dengan Solusi Penanganan Obat Herbal
Techno.COM. 15(2):125-131

Rahayu, T., dan S. Wahyuni. 2015. Pengaruh Serviks Care Terhadap Pemulihan Erosi Serviks Pada
Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal

Wiley, J., and Sond. 2019. Clinical Reproductive Science. India: SPi Global

William, W., Rumiti., dan L. M. Sapulette. 2018. Pengaruh Berbasis Fase Siklus Menstruasi Terhadap
Memori Jangka Pendek Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ukrida Angkatan 2016. Jurnal
Kedokteran Meditek
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai