Anda di halaman 1dari 19

SIKLUS HORMONAL WANITA DAN

SISTEM HORMONAL KONSEPSI

Disusun oleh:
• Dewi Siti Aisyah
• Wina Meilani
• Rifa Rizki Tsani

D4 Kebidanan STIKIM
Sitem Hormonal Wanita
• Pengertian menstruasi
Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan siklus
bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi wanita
untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan dinding
rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah.

• Pengertian siklus menstruasi


Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormon yang terus-menerus dan mengarah pada
pembentukan endometrium, ovulasi, serta peluruhan dinding jika kehamilan tidak terjadi.
Setiap bulan, sel telur harus dipilih kemudian dirangsang agar menjadi matang.
Endometrium pun harus dipersiapkan untuk berjaga-jaga jika telur yang sudah dibuahi
(embrio) muncul kemudian melekat dan berkembang disana. Pendarahan menstruasi
dimulai menjelang akhir pubertas. Saat itu anak gadis mulai melepaskan sel telur sebagai
bagian dari periode bulanan yang disebut dengan siklus reproduksi wanita atau siklus
menstruasi (Verawaty & Rahayu, 2011).
Proses terjadinya menstruasi
Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormon (LH) dan
Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar
hipofisis, mencetuskan ovulasi dan menstimulasi ovarium untuk
memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan
menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk
memungkinkan terjadinya pembuahan (Sinaga et al., 2017).
Menstruasi terdiri dari empat fase yaitu fase folikuler (sebelum telur
dilepaskan), fase ovulasi (pelepasan telur) dan fase luteal (setelah sel telur
dilepaskan), fase menstruasi. Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-
faktor yang memengaruhi ovulasi, jika proses ovulasi teratur maka siklus
menstruasi akan teratur.
Fase-fase yang terjadi selama siklus menstruasi:
a. Fase folikuler yang dimulai pada hari pertama periode menstruasi. Hal-
hal yang terjadi selama fase folikuler:
1) Follicle stimulating hormone (FSH, hormon perangsang folikel) dan
luteinizing hormone (LH, hormon pelutein) dilepaskan oleh otak menuju
ke ovarium untuk merangsang perkembangan sekitar 15-20 sel telur di
dalam ovarium. Telur-telur itu berada di dalam kantungnya masing-
masing yang disebut folikel.
2) Hormon FSH dan LH juga memicu peningkatan produksi estrogen.
3) Peningkatan level estrogen menghentikan produksi FSH. Keseimbangan
hormon ini membuat tubuh bisa membatasi jumlah folikel yang matang.
4) Saat fase folikuler berkembang, satu buah folikel di dalam salah satu
ovarim menjadi dominan dan terus matang. Folikel dominan ini
menekan seluruh folikel lain kelompoknya sehingga yang lain berhenti
tumbuh dan mati. Folikel dominan akan terus memproduksi estrogen.
b. Fase ovulasi biasanya dimulai sekitar 14 hari setelah fase folikuler. Fase
ini adalah titik tengah dari siklus menstruasi berikutnya akan dimulai sekitar
2 minggu kemudian. Peristiwa yang terjadi pada pase ovulasi;
1) Peningkatan estrogen dari folikel dominan memicu lonjakan jumlah LH
yang diproduksi oleh otak sehingga memyebabkan folikel dominan
melepaskan sel telur dari dalam ovarium.
2) Sel telur dilepaskan (proses ini disebut sebagai ovulasi) dan ditangkap
oleh ujung-ujung tuba fallopi yang mirip dengan tangan (fimbria).
Fimbria kemudian menyapu telur masuk ke dalam tuba fallopi. Sel telur
akan melewati tuba Fallopi selama 2-3 hari setelah ovulasi.
3) Selama tahap ini terjadi pula peningkatan jumlah dan kekentalan lendir
serviks. Jika seorang wanita melakukan hubungan intim pada masa ini,
lendir yang kental akan menangkap sperma pria, memeliharanya, dan
membantunya bergerak ke atas menuju sel telur untuk melakukan
fertilisasi.
c. Fase luteal dimulai tepat setelah ovulasi dan melibatkan proses-proses di
bawah ini:
1) Setelah sel telur dilepaskan, folikel yang kosong berkembang menjadi struktur
baru yang disebut dengan corpus luteum.
2) Corpus luteum mengeluarkan hormon progesteron. Hormon inilah yang
mempersiapkan uterus agar siap ditempati oleh embrio.
3) Jika sperma telah memfertilisasi sel telur (proses pembuahan), telur yang telah
dibuahi (embrio) akan melewati tuba fallopi kemudian turun ke uterus untuk
melakukan proses implantasi. Pada tahap ini, si wanita sudah dianggap hamil.
4) Jika pembuahan tidak terjadi, sel telur akan melewati uterus, mengering, dan
meninggalkan tubuh sekitar 2 minggu kemudian melalui vagina. Oleh karena
dinding uterus tidak dibutuhkan untuk menopang kehamilan, maka lapisannya
rusak dan luruh. Darah dan jaringan dari dinding uterus pun (endometrium)
bergabung untuk memebentuk aliran menstruasi yang umumnya berlangsung
selama 4-7 hari (Sinaga et al., 2017).
d. Fase menstruasi
1) Terjadi pada hari ke-1 sampai ke-5
2) Ketika kadar estrogen dan progesteron menurun/bahkan hilang maka
menyebabkan pembuluh darah pada endometrium menegang, sehingga
menyebabkan suplai oksigen menurun.
3) Karena tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami
degenerasi yang ditandai dengan seluruh sel-sel pada dinding uterus
4) Pecahnya pembuluh darah dalam endometrium menyebabkan darah dan
sel-sel tersebut keluar melalui vagina. Yang dikenal dengan mestruasi
5) Menstruasi berlangsung antara 5-7 hari
Hormon-hormon yang memperngaruhi siklus menstruasi
a. Estrogen adalah hormon yang secara terus menerus meningkat sepanjang dua minggu
pertama siklus menstruasi. Estrogen mendorong penebalan dinding rahim atau
endometrium. Estrogen juga menyebabkan perubahan sifat dan jumlah lendir serviks.
b. Progensteron adalah hormon yang diproduksi selama pertengahan akhir siklus
menstruasi. Progesteron menyiapkan uterus sehingga memungkinkan telur yang telah
dibuahi untuk melekat dan berkembang. Jika kehamilan tidak terjadi, level
progesteron akan turun dan uterus akan meluruhkan dindingnya, menyebabkan
terjadinya pendarahan menstruasi.
c. Follicle stimulating hormone (FSH) terutama berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan folikel ovarium, sebuah kista kecil di dalam ovarium yang
mencengkram sel telur.
d. Luteinizing hormone (LH) adalah hormon yang dilepaskan oleh otak dan bertanggung
jawab atas pelepasan sel telur dari ovarium, atau ovulasi. Ovulasi biasanya terjadi
sekitar 36 jam setelah peningkatan LH. Alat prediksi-ovulasi mengetes peningkatan
level LH (Sinaga et al., 2017).
Faktor-faktor penyebab gangguan siklus menstruasi
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan siklus
menstruasi yakni :
a. Status gizi
b. Aktivitas fisik
c. Tingkat konsumsi
d. Stres
e. Komsumsi obat hormonal
f. Gangguan endokrin
Cara menghitung siklus menstruasi
Cara menghitung siklus menstruasi yaitu dengan menandai hari pertama
keluarnya darah menstruasi sebagai “siklus hari ke-1”. Panjang siklus rata-
rata wanita adalah 28 hari. Namun rata-rata panjang siklus menstruasi
berubah sepanjang hidup dan jumlahnya mendekati 30 hari saat seorang
wanita mencapai usia 20 tahun, dan rata-rata 26 hari saat seorang wanita
mendekati masa menopause, yaitu di sekitar usia 50 tahun. Hanya sejumlah
kecil wanita yang benar-benar mengalami siklus 28 hari (Verawaty &
Rahayu, 2011).
Siklus menstruasi
a. Eumenorrhea (Normal) yaitu siklus menstruasi yang teratur dengan
interval perdarahan yang terjadi antara 21-35 hari.
b. Polimenorrhea, merupakan siklus menstruasi yang lebih pendek dari
biasanya (<21 hari) dan perdarahannya kurang lebih sama atau lebih
banyak dari normal.
c. Oligomenorrhea adalah menstruasi jarang (atau sangat sedikit), atau
lebih tepatnya, periode menstruasi terjadi dengan interval yang lebih
lama dari 35 hari dengan jumlah menstruasi 4-9 kali saja dalam setahun.
Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti perubahan hormon di masa
perimenopause, Prader-Will Syndrome, PCOS, gangguan makan seperti
anorexia nervosa dan bulimia nervosa, dan lain-lain.
d. Amenorrhea adalah absenya periode menstruasi selama 3 bulan di usia
reproduksi, yaitu absenya menstruasi selama 3 bulan pada wanita yang
memilikisiklus menstruasi normal sebelumnya (Yani, 2016).
Sistem Hormonal Konsepsi
Dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan
plasenta. (Rustam Mochtar, 1998: 17)
1. Sel telur (ovum) dan Sperma
a. Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital
ridge.Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah:
1) BBL = 750.000
2) Umur 6 – 15 = 439.000
3) Umur 16 – 25 tahun = 159.000
4) Umur 26 – 35 tahun = 59.000
5) Umur 35 – 45 tahun = 39.000
6) Masa menopause = semua hilang
b. Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala
dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat
bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitif tubulas
testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas dibawah
pengaruh sel-sel interstial leyding. Sel-sel spermatogonium ini mulai aktif
mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis.
2. Fertilisasi dan Implantasi
a. Fertilisasi = konsepsi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi,
umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus
menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk
dibuahi, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta
sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus
menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.

• Jenis jenis fertilisasi


1. Fertilisasi eksternal (khas pada hewan hewan akuatik) gamet gametnya dikeluarkan dari
dalam ubuhnya sebelum fertilisasi.
2. Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat) sperma dimasukan ke
dalam daerah refredukssi betina yang kemudian disusul dengan fertilasi. Setelah
pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk merintangi pemasukan sperma
lebih lanjut. Kadang kadang sperma itu diperlukan hanya untuk mengaktivasi telur.
• Proses fertilisasi
Dimulai saat sel terlu lepas dari folikel yang ada paada ovarium. Selanjutnya sel
telur tersebut akan bergerak menuju ke tuba fallopi. Pada tuba fallopi, sel telur
akan mengalami pematangan dan menunggu untuk dibuahi sperma yang datang
dari arah leher rahim, lewat uterus lalu tiba di tuba fallopi.
Jika proses fertilisasi atau pembuahan berhasil maka akan terbentuk zigot. Zigot
ini kemudian akan bergerak melewati saluran oviduk kemudian menempel pada
dinding rahim.
b. Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya embrio yang
merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium) untuk selanjutnya
mengalami perkembangan. Implantasi biasanya terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-8
dari perkembangan embrio.

• Jenis-jenis Implantasi
1. Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi embrio
merusak jaringan 'stroma uterus sedemikian dalam kemudianembrio masuk kedalam
stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas masuknya embrio.
2. Implantasi eksentrik seperti pada monyet resus, anjing, kucing dan tikus, kerusakan
stroma terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih berhubungan
dengan lumen uterus.
3. Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing,
perlekatan hanya terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.
• Proses implantasi
Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi dan proses
claveage (pembelahan). Tepat saat berbentuk morula (mengalami
pembelahan menjadi 32 sel), embrio mulai memasuki uterus. Proses
pembelahan masih tetap terjadi ketika akan mengalami implantasi, embrio
yang berupa blastosit. Pertama, zona pellucida akan terlepas sebagai
aktivitas dari enzim proteolitik dari airan uterus disebut proses hatching.
Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast akan menempel pada
endometrium dan berkembang menjadi plasenta yang berfungsi sebagai
penyuplai zat-zat makanan kepada fetus. Selanjutnya, membran plasma
tropoblas berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat. Saat
implantasi selesai, seluruh blastokis terbenam ke dalam endometrium dan
sel tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya untuk menyediakan
energi bagi embrio sampai plasenta terbentuk.
*Thank you*

Anda mungkin juga menyukai