Anda di halaman 1dari 16

ESSAY

BLOK REPRODUKSI 2

“Anatomi Klinis Sistem Reproduksi Wanita”

Disusun Oleh:

Nama : Isnatiya Noviana

NIM : 020.06.0037

Kelas :A

Tutor : dr. Deny Sutrisna Wiatma, M. Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2022
Latar Belakang

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang


baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Sistem reproduksi pada manusia yaitu mulai berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan (pubertas). Pada seorang wanita ovariumnya telah mampu menghasilkan sel telur
(ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen. Begitu pentingnya masalah sexualitas dalam
kehidupan manusia sehingga ada pendapat ahli yang extrim menyatakan bahwa semua
tingkah laku manusia pada hakikatnya dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidak heran
bahwa ada pendapat peneliti lain mengatakan bahwa kebanyakan gangguan kepribadian,
gangguan tingkah laku terjadi oleh adanya gangguan pola perkembangan kehidupan
psikosexualnya. (Madjid, 1996)

Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris,
glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal terdiri
dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium. (Madjid, 996)

Isi/Pembahasan

Female Genital Organ

Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul.
Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian yang terlihat
dari luar (genitalia eksterna) dan bagian yang berada di dalam panggul (genitalia interna).
Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan (vulva) dan liang sanggama
(vagina). Genetika interna terdiri dari rahim (uterus), saluran telur (tuba), dan indung telur
(ovarium). (Mashudi, 2011)

Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari tulang
kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian kulitnya akan
ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang biasanya berlubang
sebesar ujung jari yang disebut selaput dara (hymen). Di belakang bibir vulva terdapat
kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung atas bibir terdapat bagian yang disebut
clitoris, merupakan bagian yang mengandung banyak urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak
kedalam terdapat lubang kecil yang merupakan lubang saluran air seni (urethra). Agak ke
bawah lagi terdapat vagina yang merupakan saluran dengan dindi ng elastis, tidak kaku
seperti dinding pipa. Saluran ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim
terdapat pada bagian yang disebut leher rahim (cervrz), yaitu bagian ujung rahim yang
menyempit. (Mashudi, 2011)

Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B-9 cm. Letaknya
terdapat di belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan. Dindingnya terdiri
dari dua lapisan Mot yang teranyam saing melintang. Lapisan dinding rahim yang terdalam
disebut endometrium, merupakan lapisan selaput lendir. tvtutai dari ujung atas kanan kiri
rahim terdapat saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan.
lndung tekur berukuran 2,5x1,5x0,6 cm, mengandung sel-sel telur (ovum) yang jumtahnya
lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya
menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu
tetap berada pada tempatnya. (Mashudi, 2011)

 Organ Genitalia Interna Pada Wanita

Gambar 1. Anatomi Organ Genitalia Interna Wanita. (Pearce, 2011)


 Ovarium
Perkembangan Ovarium yaitu berasal dari struktur embrional yang sama dengan
glandula suprarenalis dan testis pada pria, tetapi kedua ovarium terletak di atas pintu
masuk pelvis pada saat lahir, dan baru turun ke cavitas pelvis setelah cavitas pelvisnya
menjadi lebih dalam selama masa kanak-kanak. Perkembangan ovarium infatil (bayi)
sampai menarche sangat sedikit, dan gambaran serta strukturnya kemudian mengalami
diferensiasi tergantung pada umur dan fase siklus menstruasi wanita. Letak (dari
depan). Kedua ovarium terletak di dalam cavitas peritonealis pada cekungan kecil pada
dinding posterior ligamentum latum. Kedua ovarium terletak pada ujung tuba fallopi
yang mengandung fimbriae pada kira-kira setinggi pintu masuk pelvis. (Setiawan, FH.,
Dkk. 2015)
Kedua ovarium adalah kelenjar berbentuk biji buah kenari berwarna putih dan
permukaannya bergerigi berukuran 3cm x 2cm x 1cm dan beratnya 5-8 gr. Ovarium
berisi sejumlah besar ovum belum matang, yang disebut oosit primer. Setiap oosit di
kelilingi oleh sekelompok sel folikel pemberian makanan. Pada setiap siklus haid
sebuah dari ovum primitiflini mulai mematang dan kemudian cepat berkembang
menjadi folikel ovari yang vesikuler (volikel Graaf). Sewaktu folikel Graaf
berkembang, perubahan terjadi di dalam sel-sel ini, dan cairan likuor memisahkan sel-
sel dari membrane granulosa menjadi beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan
hormon estrogen. Pada masa folikel graaf mendekati perkembangan penuth atau
pematangan, letaknya dekat ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkan sobek
dan cairan serta ovum lapis melalui rongga peritonial masuk ke dalam lubang yang
berbentuk corong dari tuba uterina. Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah
ovum dilepaskan dan dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke 14) siklus
menstruasi. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Ovulasi, yaitu pematangan folikel graaf dan pengeluaran ovum disebut ovulasi.
Bila folikel Graaf sobek maka terjadi sedikit perdarahan, terjadi penggumpalan darah di
dalam ruang folikel tumbuh masuk ke dalam gumpalan itu dan membentuk korpus
luteum atau badan kuning. Bila ovum yang keluar itu dibuahi, korpus luteum tumbuh
terus sampai beberapa bulan menjadi sangat besar, dan mulai atrofi setelah kira-kira 5
sampai 6 bulan kemudian. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Bila ovum tidak dibuahi, korpus luteum bertahan hanya sampai 12 sampai 14
hari, sampai tempat sebelum permulaan masa menstruasi berikutnya, kemudian menjadi
atrofik dan diganti jaringan parut. Ovum memiliki tiga fungsi yaitu (Setiawan, FH.,
Dkk. 2015):
1) Produksi ova
2) Produksi ustrogen pengaturan menstruasi
3) Produksi progesteron hormon-hormon gonadotrofik dari kelenjar hipofisis bagian
anterior mengendalikan (melalui aliran darah) produksi hormon ovarium.
Hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormon-FSH) penting untuk
awal pertumbuhan folikel Graaf, dan hipofisis mengendalikan juga pertumbuhan ini
melalui luteinizing hormon (LH) dan sekresi (luteotrofin) dari korpus luteum. Hormon
ustrogen dikeluarkan ovarium dari mulai anak-anak sampai menopause. Hormon ini
dinamakan hormon folikuler karena terus dihasilkan oleh sejumlah besar folikel
ovarium dan seperti semua hormon beredar di dalam aliran darah. (Setiawan, FH., Dkk.
2015)
Ustrogen penting untuk pengembangan organ kelamin wanita dan sifat-sifat
kelamin yang sekunder, dan menyebabkan perubahan anak gadis pada masa
pubertasnya, dan juga penting untuk tetap adanya sifat fisik dan mental yang
menandakan wanita normal. Progesteron disekresikan olek korpus luteum, dan
melanjutkan pekerjaan yang mulai oleh ustrogen terhadap endometrium, yaitu
menyebabkan endometrium menjadi tebal, lembut, serta seperti bludru, siap untuk
menerima ovum yang telah dibuahi. Progesteron menghambat menstruasi. (Setiawan,
FH., Dkk. 2015)
Terjadinya menstruasi diawali degenerai korpus luteum yang mengakibatkan
kadar progesteron darah menurun, tetapi sewaktu hamil menstruasi tidak terjadi.
Sebabnya adalah seperti berikut. Sel paling luar dari konseptus (korion), pada waktu
menembus kedalam endometrium, mengeluarkan sejenis hormon (gonadotrofin
korionik) dan hormon ini bekerja atas korpus luteum dan menjamin tetap
berlangsungnya sekresi progesteron. Dengan demikian sekresi ovarium diatur, bukan
saja oleh kelenjar hipofisis, melainkan juga oleh korion plasenta yang berkembang dari
korion pada masa kehamilan berusia 8-12 minggu. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Struktur Mikroskopik
 Epithelium germinativum adalah nama lain untuk peritoneum yang menutupi
ovarium. Tunica albuginea merupakan selubung luar fibrosa yang keras.
 Korteks adalah terutama di atas stroma jaringan fibrovaskuler tempat folikel de graaf
terkubur. Folikel-folikel ini masing-masing berisi ovum dan dapat ditemukan dalam
berbagai tingkat perkembangan.
 Corpus luteum adalah jaringan parut yang terbentuk setelah folikel pecah. Dengan
demikian korteks merupakan bagian fungsional pada ovarium.
 Medulla merupakan bagian tengah dan tempat masuknya pembuluh darah, limfa dan
saraf. Medulla terdiri atas jaringan fibrosa dan elastik. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Struktur Mikroskopik
Epitel Bercilia melapisi permukaan dalam tuba. Sebagai akibat dari stimulasi
hormon ovarium, epitel ini mengalami hipertrofi ringan selama siklus menstruasi dan
sekresi serta simpanan glikogennya meningkat tepat sebelum menstruasi. Epitel tadi
mengalami perubahan jika ovum yang mengalami fertilisasi tertanam dalam tuba.
Epitel tadi tersusun sebagai lipatan yang disebut plicae yang dapat dilalui oleh ovum
yang telah mengalami fertilisasi untuk turun secara perlahan dengan memungkinkan
epitel tadi berkembang dalam mempersiapkan implantasi ovum yang menglami
fertilisasi tadi ke dalam rahim. Di dalam ampula terdapat susunan plicae yang lebih
nyata. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Jaringan ikat. Terletak di bawah epitel. Otot tersusun dalam dua lapis:
1. Lapisan dalam terdiri atas serabut otot involunter tersusun sirkuler involunteral.
2. Lapisan luar terdiri atas serabut otot involunter tersusun longitudinal yang
melanjutkan diri ke dalam corpus uteri.
Peritoneum, membungkus tuba dan tidak ada pada permukaan tuba inferior.
Vaskularisasi, pemasokan darah yang berasal dari arteri uterina dan arteri aovarica,
kembalinya darah venosa lewat vena-vena yang sesuai. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Infundibulum memiliki pembuluh darah yang sangat banyak yang saling
menyilang dengan serabut-serabut otot. Pada saat ovulasi, pembuluh darah melebar dan
menyebabkan gerakan fimbria, sehingga mencapai ovarium dan menangkap ovum ke
dalam lumennya. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
Drainase limfa menuju ke dalam hymphonodi lumbales. Inervasinya berasal dari
plexus ovaricus. Penopang tuba fallopi dilakukan oleh ligamentum infundibulo
pelvicum. Ligamentum ini dibentuk dari lipatan-lipatan ligamentum latum dan berjalan
dari infundibulum tuba ke dinding lateral pelvis. (Setiawan, FH., Dkk. 2015)
 Tuba Uterina
Tuba uterina atau saluran telur, berjalan disebelah kiri dan sebelah kanan sebuah,
dari sudut atas uterus kesamping, di tepi atas ligamen lebar ke arah sisi pelvis.
Panjangnya kira-kira 10 sentimeter, dan di ujung bagian dekat uterus menyempit .
Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentuk ampula, dan akhirnya belok
kebawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel
ke ovarium. Tuba uterina ditutupi peritoneum, di bawah peritoneum ini terdapat lapisa
berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam dari tuba ini
terdiri atas sel epitelium yang satu bersilia. (Pearce, 2011)
Lubang ujung tuba uterina menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian
terbentuk jalan dari vagina, melalui terus dan tuba masuk rongga peitoneum, sehingga
pada wanita peritoneum berupa kantong terbuka, bukan tertutup. Ovarium dan tuba
uterina mendapat darah dari arteri ovarika dan pelayanan persarafan diambil dari
pleksus hipogastrik dan pleksus ovarikus. Fungsi abnormal tuba uterina adalah
menghantarkan ovum dari ovarium ke uterus. Juga menyediakan tempat untuk
pembuahan. Tetapi perjalanan uvum dapat terhalang di titik mana pun jika ovum tadi
dibuahi maka terjadi kehamilan etopik. Karena tidak dapat bergerak terus, ovum itu
tertanam dalam tempat vang abnormal, biasanya dalam tuba uterina sendiri. (Pearce,
2011)

Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim
misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus. Terjadinya Kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba-
tiba pada seluruh kasus kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
suatu kegawatdaruratan dalam obstetri yang perlu penanganan segera. Perlunya
diagnosis dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat pentingnya
kelangsungan hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya. (Pearce, 2011)

Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat terjadinya implantasi dari


kehamilan ektopik, dapat dibedakan menurut (Pearce, 2011):

a. Kehamilan tuba merupakan kehamilan ektopik pada setiap bagian tuba fallopi.
Merupakan bagian jenis terbanyak gestasi ekstra uterin yang paling sering terjadi
sekitar 95% dari kehamilan ektopik. Kehamilan tuba akan menghasilkan salah satu
dari ketiga hal ini: 1) Kematian hasil konsepsi dalam stadium dini: hasil konsepsi ini
kemudian bisa di absorpsi seluruhnya atau tetap tinggal sebagai mola tuba. 2)
Abortus tuba, yaitu hasil akhir yang paling sering ditemukan, bersama-sama hasil
konsepsi (dan kemungkinan pula darah) akan dikeluarkan dari tuba untuk masuk ke
dalam uterus atau keluar ke dalam kavum peritoneum. 3) Ruptura tuba: erosi dan
akhirnya rupture tuba terjadi kalau hasil konsepsi terus tumbuh hingga melampaui
kemampuan peregangan otot tuba. (Pearce, 2011)
b. Kehamilan ovarial merupakan kehamilan pada ovarium, perdarahan terjadi bukan
saja disebabkan oleh pecahnya kehamilan ovarium tetapi juga rupture tuba korpus
luteum, torsi dan endometriosis. Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap
kehamilan lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium umumnya
mengalami ruptur pada trimester awal. (Pearce, 2011)
c. Kehamilan uterus merupakan kehamilan pada uterus tidak pada tempat yang tepat,
pada endometrium kavum uteri sebab implantasi terjadi pada kanalis servikalis
(gestasi pada servikal uteri), diverticulum (gestasi pada invertikulum uteri), kurnua
(gestasi pada kornu uteri), tanduk rudimenter (gestasi pada tanduk rudimenter).
(Pearce, 2011)
d. Kehamilan servikal adalah jenis dari kehamilan ektopik yang jarang terjadi. Nidasi
terjadi dalam selaput lendir serviks. Dengan tumbuhnya hasil konsepsi, serviks
mengembang. Kehamilan serviks jarang melewati usia gestasi 20 minggu sehingga
umumnya hasil konsepsi masih kecil. (Pearce, 2011)
e. Kehamilan Abdominal terbagi menjadi dua yaitu: 1) Primer, dimana impantasi
sesudah dibuahi langsung di peritoneum atau cavum abdominal. 2) Sekunder, yaitu
pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya didalam saluran telur atau
ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam rongga abdomen oleh karena terlepas
dari tempat asalnya. Hampir semua kasus kehamilan abdominal merupakan
kehamilan ektopik sekunder akibat rupture atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium
ke dalam rongga abdomen. Walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai
umur cukup bulan, hal ini jarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum
tercapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang
sempurna. (Pearce, 2011)
f. Kehamilan Heterotopik adalah kehamilan intrauterin yang dapat terjadi dalam waktu
berdekatan dengan kehamilan ektopik. Kehamilan heterotopik dapat di bedakan atas:
1) Kehamilan kombinasi (Combined Ectopik Pregnancy) yaitu kehamilan yang
dapat berlangsung dalam waktu yang sama dengan kehamilan intrauterin normal. 2)
Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu terjadinya
kehamilan intrauterin setelah lebih dahulu terjadi kehamilan ektopik yang telah mati
atau pun ruptur dan kehamilan intrauterin yang terjadi kemudian berkembang seperti
biasa. (Pearce, 2011)
g. Kehamilan interstisial yaitu implantasi hasil konsepsi terjadi dalam pars interstitialis
tuba. Kehamilan ini juga disebut sebagai kehamilan kornual (kahamilan intrauterin,
tetapi implantasi plasentanya di daerah kornu, yang kaya akan pembuluh darah.
Karena lapisan miometrium di sini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-
kira pada bulan ke 3 atau ke 4. (Pearce, 2011)
h. Kehamilan intraligamenter berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah
(bagian yang berada di antara kedua lapisan peritoneum visceral yang membentuk
ligamentum latum). (Pearce, 2011)
i. Kehamilan tubouterina merupakan kehamilan yang semula mengadakan implantasi
pada tuba pars interstitialis, kemudian mengadakan ekstensi secara perlahan-lahan
ke dalam kavum uteri. (Pearce, 2011)
j. Kehamilan tuboabdominal berasal dari tuba, dimana zigot yang semula mengadakan
implantasi di sekitar bagian fimbriae tuba, secara berangsur mengadakan ekstensi ke
kavum peritoneal. (Pearce, 2011)
k. Kehamilan tuboovarial digunakan bila kantung janin sebagian melekat pada tuba dan
sebagian pada jaringan ovarium. (Pearce, 2011)
Struktur Makroskopis
Pars interstitialis, terletak di dalam dinding rahim dan panjangnya 2,5 cm, tanah
genting. Juga 2.5 cm panjangnya. Tanah genting merupakan bagian tuba fallopii, yang
paling sempit dan bekerja sebagai reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah
pada daerah ini dibandingkan dengan daerah lain pada tuba. (Corwin, 2009)
Lumen isthmus di bawah pengendalian hormon dan mengalami kontraksi dan
dilatasi tergantung dari hormon yang memberikan rangsangan (stimulasi) yang juga
mempengaruhi keadaan endometrium uterus. (Corwin, 2009)
Ampul adalah daerah yang membesar dan merupakan tempat-tempat yang
biasanya berlangsungnya fertilisasi. Panjang ampula adalah 5 cm. (Corwin, 2009)
Infundibulum Ujung yang berfimbria adalah daerah ujung tuba distal yang
membelok ke belakang dan ke bawah dan berakhir sebagai jonjot-jonjot berbentuk
seperti jari (fimbriae) yang mengelilingi ostium. Satu fimbria terletak sangat dekat
dengan ovarium dibandingkan dengan yang lain. (Corwin, 2009)
 Uterus
Perkembangan awal serviks dan perubahan proporsi relatifnya terhadap korpus
uteri telah diberikan pada bab sebelumnya. Pada kira-kira 60% wanita uterusnya
mencapai stadium perkembangan dewasa pada umur 15 tahun, karena terdapat
percepatan pertumbuhan bahkan sebelum menstruasinya mantap. Karena adanya
kenaikan berat badan maupun pemanjangan selama fase perkembangan remaja, maka
korpus uteri condong (miring) ke depan dari tanah genting (bagian yang paling sempit)
dan agak menekuk pada batasnya dengan serviks. (Verralls, 2009)
Dengan demikian, secara normal rahim mempunyai posisi anteversi dan kira-kira
10% wanita, rahim malahan condong kebelakang. Hal ini biasanya tidak memiliki
makna tertentu, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan dispareunia (rasa sakit waktu
hubungan seksual) apabila ovarium tergeser terlalu jauh dan dapat menyebabkan
predisposisi terjadinya infertilitas (kemandulan) apabila serviks mengarah terlalu
kebelakang. (Verralls, 2009)
Pada kehamilan, rahim mengalami perkembangan lebih lanjut sampai rahim
memenuhi tujuan untuk apa rahim tadi di rancang jadi, rahim wanita nulipara selalu
lebih kecil dibandingkan dengan rahim wanita multipara. Setelah menopause, rahim
wanita ulipara maupun multipara mengalami atrofi dan kembali keukuran pada masa
preadolesen. Rahim adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di
dalam panggul, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya
disebut miometrium dan lendir yang menutupi sebelahnya disebut endometrium.
(Verralls, 2009)
Peritonium menutupi sebagian besar (tidak keseluruhan) permukaan luar uterus.
Letak rahim sedikit antefleksi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak
memutar ke depan) dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Di bawah
bersambung dengan vagina dan di sebelah atasnya tuba uterina masuk ke dalamnya.
Ligamentum latum uteri dibentuk oleh dua lapis peritoneum, di setiap sisi rahim
terdapat ovarium dan tuba uterina . Persediaan darah di dapatkan dari arteri uterina dan
arteri ovaria. Panjang uterus adalah 5 sampai 8 sentimeter, dan beratnya 30 sampai 60
gram. (Verralls, 2009)
Uterus terbagi atas tiga bagian berikut: Fundus, bagian cembung di atas muara
tuba uterina. Badan rahim melebar dari fundus ke serviks, sedangkan antara badan dan
serviks terdapat itsmus. Bagian bawah yang sempit pada rahim disebut serviks.
Rongga serviks bersambung dengan rongga badan rahim melalui os interna (os =
mulut) dan bersambung dengan rongga vagina melalui os eksterna. (Verralls, 2009)
Ligamen-ligamen pada rahim, ligamentun teres uteri ada dua buah, di sebelah
kiri dan sebelah kanan sebuah, terdiri dari haringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah
dan tutup peritonium. Ligamen Ini berjalan dari sudut atas uterus, ke depan ke samping,
melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis inguinalis Setiap ligamen panjangnya 10
sampai 12,5 sentimeter. Peritonium melipat diantara rahim dan kandung kemih di
bawah air, melalui kantong utero-vesikuler. (Verralls, 2009)

 Cervix
Walaupun servix adalah bagian dari uterus.tetapi struktur dan fiturnya berbeda
dengan korpus uteri, dan demikian juga dengan serviks tersendiri. Serviks membentuk
sepertiga bagian bawah uterus dan merupakan bagian paling bawah isthmus yang
meliputi ostium interium dan ostirum externum. Serviks masuk kedalam vagina dengan
sudut tegak lurus dan terkadang serviks disebut sebaga collum uteri. Canalis cervicis
berbentuk fusformis dan serviks secara keseluruhan cendrung berbentuk (barrel). Pada
ukuran dewasa panjang serviks 2,5cm, dan membentuk sepertiga panjang seluruh
ulterus. Walaupun demkian selama kehidupan intrauteri ulteruteri serviks merupakan
bagiaan terbesar ulterus, dan kemudian pada minggu terakhir terjadi percepatan
pertumbuhan korpus uteri yang dipacu oleh kadar-kadar hormon estrogen yang tinggi
pada ibu. Pada saat lahir, cervix dan corpus ultrei kira-kira memiliki ukuran yang sama
dengan masalah akil balig (pubertas). (Farrer, 1999)
Ketika hormon ovarium aktifasi pada saat pubertas maka terjadi percepatan
pertumbuhan corpus urteri lebih lanjut, sampai kira-kira dua kali panjang serviks.
Diagnosis urterus infantilis pada wanita dewasa dibuat sebagaian dengan menilai
peroposal relatif antara serviks dengan korpus uteri tadi. (Farrer, 1999)
Struktur Maskroskopik
 Portio supravaginalis adalah bagian dari serviks yang terletak di atas vagina. Diatas
(superior), bagian tadi bertemu dengan corpus uteri pada tanah genting. (Farrer,
1999)
 Partio vaginalis adalah bagian dari serviks yang menonjol pada vagina. Ostium
internum bermuara ke dalam cavitas uteri. Walaupun buka merupakan sphincter
dalam arti yang sebenarnya, serviks setinggi ini akan menyebabkan abortus spontan
pada trimester pertengahan kehamilan. Inkompentensi kadang-kadang disebabkan
oleh peregangan (dilatasi) dan kuretase (kuret), dan terutama disertai dengan
pengkhiran (terminasi) kehamilan secara operatif pada primgravida muda.
Inkompetensi kadang-kadang juga disebabkan oleh biopsi kerucut (conus) yang luas
yang dilakukan pada pemeriksaan sitologis sel serviks abnormal. (Farrer, 1999)
 Ostium eksternum, bermuara pada vagina di ujung bawah canalis vervicis. Pada
pemeriksaan panggul, ostium externum ini ditemukan setinggi tepi atas symphisis
pubis. Pada wanita multipara ostium eksternum ini dikenal pada pemeriksaan vagina
sebagai bangunan berbentuk sirkuler, halus dengan cekungan di pusatnya. Setelah
kehamlan 36 minggu , cekungan ini dapat dimasuki ujung jari. (Farrer, 1999)
 Pada multigravida, ostium externum ini berbentuk celah transversal dengan tepi
yang irregular dan mudah dimasuki ujung jari, bahkan pada awal kehamilan. (Farrer,
1999)
 Ostium externum demikian disebut sebagai " multip's os ". (Farrer, 1999)
Struktur Mikroskopik
Terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu Endometrium adalah lapisan dalam.
Endometrium ini banyak mengandung kelenjar resemosa. Beberapa diantara mereka
memiliki cilia yang merupakan lanjutan epitel yang melapis vagina. Epitel ini sedikit
melanjutkan dir ke dalam canalis cervicis untuk bertemu dengan endometrium serviks
pada batas skuamokolumner yang merupakan tempat yang paling umum untuk kanker
serviks. (Farrer, 1999)
Vaskularisasi, pemberian darah (vaskularisasi) oleh arteria uterina dan drainase
venosanya melewati vena-vena uterine. Drainase limfa, drainase limfa ke dalam
lymphonodi iliaci interni dan lymphonodi sacrales. Inervasi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis dari plexus Fran kenhauser (plexus sacralis). (Farrer, 1999)
Penopang yaitu: 1. Ligamentum cervicale transversum, meluas dari serviks ke
dinding lateral pelvis., 2. Ligamentum puboservikal, berjalan ke depan dari serviks ke
os pubis., 3. Ligamentum uterosacral, meluas dari serviks dan berjalan ke belakang ke
sacrum. (Farrer, 1999)
Fungsi, membantu mencegah masuknya infeksi ke dalam rahim. Mengadakan
dilatasi dan menarik diri selama persalinan untuk mendukung kelahiran janin dan
plasenta lewat vagina. Setelah kelahiran, serviks kembali ke ukuran semula, hampir
sama dengan ukuran saat tidak hamil. (Farrer, 1999)
Hubungan-hubungan: 1. Anterior: excavatio vesicouterina peritoneum dan vesica
urinaria., 2. Posterior: excavatio rectouterina (cavum Douglas) dan rectum., 3. Lateral:
ligamentum latum uteri dan ureter, yang disilangi oleh arterinae uterinae. (Farrer, 1999)
 Vagina
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
yang khsus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Panjang vagina
dari vestibula sampai uterus. Dinding dindingnya bersambung secara normal, dan
mengelilingi bagian bawah servis uteri, dan disebelah belakang naik lebih tinggi dari
yang depan. Lekukan sempit di depan disebut formiks anterior dan yang di sisi-sisinya
disebut forniks lateral, sedangkan yang dibelakang disebut firmiks posterior vagina.
Bagian depan vagina menyentuh dasar kandung kencing dan uretra, sedangkan dinding
posteriomya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal (ruang Douglas).
Seperempat bawah vagina menyentuh badan perineum. (Varney, 2001)
Struktur dinding vagina terdiri atas lapis: lapisan dalam adalah lapisan (membran
mukosa) yang terdiri dari tiga lipatan atau rugae, mempunyai rupa seperti akan
menutupi papila (lapisan luar vagina terdiri atas sel epitel gepeng berlapis), lapisan luar
adalah lapisan yang terdiri atas lapisan serabut longitudinal dan serabutan pertama, dan
antara kedua lapisan ini terdapat lapisan dan jaringan erektil terdiri atas jaringan areol,
dan beberapa serabut otot tak bergaris. (Varney, 2001)
 Organ Genitalia Eksterna Pada Wanita

Gambar 2. Anatomi Organ Genitalia Eksterna Wanita. (Pearce, 2011)


 Mons pubis
Suatu bantalan jaringan lemak yang ditutupu oleh kulit, yang terletak di atas
symphysis pubis. Setelah pubertas akan ditumbuhi rambut (pubes). (Corwin, 2009)
 Labia major
Dua lipatan membulat besar jaringan lemak yang tertutup oleh kulit yang bertemu
di depan pada mons pubis. Pada saat kedua labia majora berjalan ke belakan g ke arah
anus, kedua labia menjadi lebih datar dan menuju ke depan menuju korpus perinealis.
Bagian akhir ligamentum teres berinsersi pada jaringan lemak ini. Permukaan sebelah
dalam labia majora halus dan banyak mengandung kelenjar keringat (glandula
sudurifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Sedangkan permukaan luarnya
setelah pubertas akan tertutup oleh rambut. (Corwin, 2009)
 Labia minora
Dua lipatan kulit yang berwarna merah mudah lebih kecil terletak memaanjang di
bagian dalam labia majora. Kedua labia minora ini halus, tidak tertutup oleh rambut,
tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera dan glandula sebasea. Daaerah yang
ditutupi oleh kedua labia minora ini disebut vestibulum. Masing-masing labia minus
terbagi menjadi dua lipatan di bagian anterior. Lipatan bagian atas mengelilingi klitoris
dan bertemu untuk membentuk preputium. Dua lipatan bawah melekat pada permukaan
bawah klitoris dan disebut frenulum. Di bagian posterior kedua labia minora bertemu
untuk membentuk lipatan tipis yang disebut fossa vestibuli vaginae, yang dapat
mengalami robekan pada perineum derajat 1 selama melahirkan. (Corwin, 2009)
 Klitoris
Merupakan bangunan kecil, sangat sensitif atau peka dan erektil yang terletak
didalam lipatan preposium dan frenulum. Seperti setelah diterangkan didepan, clitoris
terdiri dari dua corpur, yaitu corpura cavernosa yang terletak berdampingan satu sam
lain dan memanjang ke belakan untuk melekat pada periosteum dari corpus ossis pubis.
Clitoris merupakan bangunan yang dapat disetarakan dengan penis pada pria. Tetapi
tidak seperti penis, pada clitoris tidak terdapat uretra. (Farrer, 1999)
 Vestibulum
Untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora harus dipisahkan
(dibuka) agar vestibulum tampak. Terdapat enam muara pada vestibulum. (Farrer,
1999)
 Meatus urethrae
Juga dikenal sebagai ostium uretrae eksternum, dan muara ini terletak 2,5 cm
dibawah klitoris. (Pearce, 2011)
 Dua duktus skene
Muara dua tubuli skene yang berjalan sejajar dengan uretra sepanjang 6mm, dan
kemudian bermuara pada dua sisi ostium uretrae ksternum. (Pearce, 2011)
 Osteum vaginae
Juga disebut sebagai introitus vaginae, dan ini menempati dua pertiga bagian
bawah vestibulum. Pada remaja ostium vaginae ini ditutupi oleh hymen, yaitu suatu
membran berlubang-lubang yang dapat dilewati darah pada saat menstruasi. Hymen
akan robek pada ssaat koitus dan laserasi lebih lanjut pada saat melahirkan, dan sisa-sia
robekan tersebut dikenal sebagai caruncula mytiformis atau caruncula hymenales.
(Pearce, 2011)
 Dua duktus glandula bartholini
Glandula bartholini ini terletak di kedua sisis vagina, berada pada ligamentum
tringulare bentuk dan beasar kelenjar ini sebanding dengan kacang kapri, dan terdiri
dari glandula recamosa dan mensekresi mukus. Ductusnya merupakan muara kelenjar
tadi, dan bermuar diluar hyme sehingga sekresi kelenjar tidak akan mempertahankan
genetalia eksterna tetap lembab. (Pearce, 2011)
 Vaskularisasi
Arteria pudendi yang merupakan cabang arteria femoralis memeberikan
vaskularisasi kepada genitali eksterna. Drainase venosa mulai dari vena-vena yang
sesuai. (Pearce, 2011)
 Drainase limfa
Sebagian drainasenya menuju lymphonodi inguinales dan sebagian ke
lymphonodi iliaci eksterni. (Varney, 2001)
 Inervasi
Cabang-cabang nervus pudendus dan nervus parinealis yang memberikan inervasi
ke vulva. Vulva sangat meregang menjelang akhir kala satu persalinan dan bahkan
lebih meregang lagi selama persalinan ketika kepala fetus turun dengan cepat. (Varney,
2001)

Kesimpulan

Organ reproduksi wanita terdiri dari pelvis wanita, organ genital interna dan organ
genital eksterna. Pelvis wanita berisi rongga pelvis, pintu masuk pelvis, pintu keluar
obstetrik, uterus beserta ligamennya, tuba uterina dan dua ovarium. Yang termasuk organ
genital interna adalah vagina, cerviks, uterus, dua ovarium, dan tuba uterina (falopian).
Sedangkan yang termasuk organ genital eksterna adalah mons pubis, labia mayora, labia
minora, clitoris, prepusium, vestibula, meatus urethra, dua duktus scene, osteum vagina dan
dua duktus bartholini.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Madjid, HT. 1996. ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI WANITA. Graha
Bhayangkara, Bandung.

Mashudi, S. 2011. Anatomi dan Fisiologi Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Setiawan, FH., Dkk. 2015. MAKALAH: Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Wanita Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fundamental Patophysiologyof
Reproduksi System. Universitas Brawijaya, Fakultas Kedokteran.

Varney, H., Dkk. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.

Verralls, S. 2009. Anatomi dan Fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai