BLOK REPRODUKSI 2
Disusun Oleh:
NIM : 020.06.0037
Kelas :A
FAKULTAS KEDOKTERAN
MATARAM
2022
Latar Belakang
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris,
glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal terdiri
dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium. (Madjid, 996)
Isi/Pembahasan
Alat reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang disebut panggul.
Secara anatomi nilai reproduksi wanita dibagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian yang terlihat
dari luar (genitalia eksterna) dan bagian yang berada di dalam panggul (genitalia interna).
Genitalia eksterna meliputi bagian yang disebut kemaluan (vulva) dan liang sanggama
(vagina). Genetika interna terdiri dari rahim (uterus), saluran telur (tuba), dan indung telur
(ovarium). (Mashudi, 2011)
Pada vulva terdapat bagian yang menonjol yang di dalamnya terdiri dari tulang
kemaluan yang ditutupi jaringan lemak yang tebal. Pada saat pubertas bagian kulitnya akan
ditumbuhi rambut. Lubang kemaluan ditutupi oleh selaput tipis yang biasanya berlubang
sebesar ujung jari yang disebut selaput dara (hymen). Di belakang bibir vulva terdapat
kelenjar-kelenjar yang mengeluarkan cairan. Di ujung atas bibir terdapat bagian yang disebut
clitoris, merupakan bagian yang mengandung banyak urat-urat syaraf. Di bawah clitoris agak
kedalam terdapat lubang kecil yang merupakan lubang saluran air seni (urethra). Agak ke
bawah lagi terdapat vagina yang merupakan saluran dengan dindi ng elastis, tidak kaku
seperti dinding pipa. Saluran ini menghubungkan vulva dengan mulut rahim. Mulut rahim
terdapat pada bagian yang disebut leher rahim (cervrz), yaitu bagian ujung rahim yang
menyempit. (Mashudi, 2011)
Rahim berbentuk seperti buah pir gepeng, berukuran panjang B-9 cm. Letaknya
terdapat di belakang kandung kencing dan di depan saluran pelepasan. Dindingnya terdiri
dari dua lapisan Mot yang teranyam saing melintang. Lapisan dinding rahim yang terdalam
disebut endometrium, merupakan lapisan selaput lendir. tvtutai dari ujung atas kanan kiri
rahim terdapat saluran telur yang ujungnya berdekatan dengan indung telur kiri dan kanan.
lndung tekur berukuran 2,5x1,5x0,6 cm, mengandung sel-sel telur (ovum) yang jumtahnya
lebih kurang 200.000-400.000 butir. Otot-otot panggul dan jaringan ikat disekitarnya
menyangga alat-alat reproduksi, kandung kencing dan saluran peiepasan sehingga alat-alat itu
tetap berada pada tempatnya. (Mashudi, 2011)
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim
misalnya dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim.
Sebagian besar kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di
ampula dan isthmus. Terjadinya Kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi secara tiba-
tiba pada seluruh kasus kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik terganggu merupakan
suatu kegawatdaruratan dalam obstetri yang perlu penanganan segera. Perlunya
diagnosis dini maupun observasi klinis sangat diperlukan mengingat pentingnya
kelangsungan hidup ibu maupun prognosis reproduksi selanjutnya. (Pearce, 2011)
a. Kehamilan tuba merupakan kehamilan ektopik pada setiap bagian tuba fallopi.
Merupakan bagian jenis terbanyak gestasi ekstra uterin yang paling sering terjadi
sekitar 95% dari kehamilan ektopik. Kehamilan tuba akan menghasilkan salah satu
dari ketiga hal ini: 1) Kematian hasil konsepsi dalam stadium dini: hasil konsepsi ini
kemudian bisa di absorpsi seluruhnya atau tetap tinggal sebagai mola tuba. 2)
Abortus tuba, yaitu hasil akhir yang paling sering ditemukan, bersama-sama hasil
konsepsi (dan kemungkinan pula darah) akan dikeluarkan dari tuba untuk masuk ke
dalam uterus atau keluar ke dalam kavum peritoneum. 3) Ruptura tuba: erosi dan
akhirnya rupture tuba terjadi kalau hasil konsepsi terus tumbuh hingga melampaui
kemampuan peregangan otot tuba. (Pearce, 2011)
b. Kehamilan ovarial merupakan kehamilan pada ovarium, perdarahan terjadi bukan
saja disebabkan oleh pecahnya kehamilan ovarium tetapi juga rupture tuba korpus
luteum, torsi dan endometriosis. Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap
kehamilan lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium umumnya
mengalami ruptur pada trimester awal. (Pearce, 2011)
c. Kehamilan uterus merupakan kehamilan pada uterus tidak pada tempat yang tepat,
pada endometrium kavum uteri sebab implantasi terjadi pada kanalis servikalis
(gestasi pada servikal uteri), diverticulum (gestasi pada invertikulum uteri), kurnua
(gestasi pada kornu uteri), tanduk rudimenter (gestasi pada tanduk rudimenter).
(Pearce, 2011)
d. Kehamilan servikal adalah jenis dari kehamilan ektopik yang jarang terjadi. Nidasi
terjadi dalam selaput lendir serviks. Dengan tumbuhnya hasil konsepsi, serviks
mengembang. Kehamilan serviks jarang melewati usia gestasi 20 minggu sehingga
umumnya hasil konsepsi masih kecil. (Pearce, 2011)
e. Kehamilan Abdominal terbagi menjadi dua yaitu: 1) Primer, dimana impantasi
sesudah dibuahi langsung di peritoneum atau cavum abdominal. 2) Sekunder, yaitu
pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya didalam saluran telur atau
ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam rongga abdomen oleh karena terlepas
dari tempat asalnya. Hampir semua kasus kehamilan abdominal merupakan
kehamilan ektopik sekunder akibat rupture atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium
ke dalam rongga abdomen. Walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai
umur cukup bulan, hal ini jarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum
tercapai maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang
sempurna. (Pearce, 2011)
f. Kehamilan Heterotopik adalah kehamilan intrauterin yang dapat terjadi dalam waktu
berdekatan dengan kehamilan ektopik. Kehamilan heterotopik dapat di bedakan atas:
1) Kehamilan kombinasi (Combined Ectopik Pregnancy) yaitu kehamilan yang
dapat berlangsung dalam waktu yang sama dengan kehamilan intrauterin normal. 2)
Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu terjadinya
kehamilan intrauterin setelah lebih dahulu terjadi kehamilan ektopik yang telah mati
atau pun ruptur dan kehamilan intrauterin yang terjadi kemudian berkembang seperti
biasa. (Pearce, 2011)
g. Kehamilan interstisial yaitu implantasi hasil konsepsi terjadi dalam pars interstitialis
tuba. Kehamilan ini juga disebut sebagai kehamilan kornual (kahamilan intrauterin,
tetapi implantasi plasentanya di daerah kornu, yang kaya akan pembuluh darah.
Karena lapisan miometrium di sini lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lambat kira-
kira pada bulan ke 3 atau ke 4. (Pearce, 2011)
h. Kehamilan intraligamenter berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah
(bagian yang berada di antara kedua lapisan peritoneum visceral yang membentuk
ligamentum latum). (Pearce, 2011)
i. Kehamilan tubouterina merupakan kehamilan yang semula mengadakan implantasi
pada tuba pars interstitialis, kemudian mengadakan ekstensi secara perlahan-lahan
ke dalam kavum uteri. (Pearce, 2011)
j. Kehamilan tuboabdominal berasal dari tuba, dimana zigot yang semula mengadakan
implantasi di sekitar bagian fimbriae tuba, secara berangsur mengadakan ekstensi ke
kavum peritoneal. (Pearce, 2011)
k. Kehamilan tuboovarial digunakan bila kantung janin sebagian melekat pada tuba dan
sebagian pada jaringan ovarium. (Pearce, 2011)
Struktur Makroskopis
Pars interstitialis, terletak di dalam dinding rahim dan panjangnya 2,5 cm, tanah
genting. Juga 2.5 cm panjangnya. Tanah genting merupakan bagian tuba fallopii, yang
paling sempit dan bekerja sebagai reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah
pada daerah ini dibandingkan dengan daerah lain pada tuba. (Corwin, 2009)
Lumen isthmus di bawah pengendalian hormon dan mengalami kontraksi dan
dilatasi tergantung dari hormon yang memberikan rangsangan (stimulasi) yang juga
mempengaruhi keadaan endometrium uterus. (Corwin, 2009)
Ampul adalah daerah yang membesar dan merupakan tempat-tempat yang
biasanya berlangsungnya fertilisasi. Panjang ampula adalah 5 cm. (Corwin, 2009)
Infundibulum Ujung yang berfimbria adalah daerah ujung tuba distal yang
membelok ke belakang dan ke bawah dan berakhir sebagai jonjot-jonjot berbentuk
seperti jari (fimbriae) yang mengelilingi ostium. Satu fimbria terletak sangat dekat
dengan ovarium dibandingkan dengan yang lain. (Corwin, 2009)
Uterus
Perkembangan awal serviks dan perubahan proporsi relatifnya terhadap korpus
uteri telah diberikan pada bab sebelumnya. Pada kira-kira 60% wanita uterusnya
mencapai stadium perkembangan dewasa pada umur 15 tahun, karena terdapat
percepatan pertumbuhan bahkan sebelum menstruasinya mantap. Karena adanya
kenaikan berat badan maupun pemanjangan selama fase perkembangan remaja, maka
korpus uteri condong (miring) ke depan dari tanah genting (bagian yang paling sempit)
dan agak menekuk pada batasnya dengan serviks. (Verralls, 2009)
Dengan demikian, secara normal rahim mempunyai posisi anteversi dan kira-kira
10% wanita, rahim malahan condong kebelakang. Hal ini biasanya tidak memiliki
makna tertentu, tetapi kadang-kadang dapat menyebabkan dispareunia (rasa sakit waktu
hubungan seksual) apabila ovarium tergeser terlalu jauh dan dapat menyebabkan
predisposisi terjadinya infertilitas (kemandulan) apabila serviks mengarah terlalu
kebelakang. (Verralls, 2009)
Pada kehamilan, rahim mengalami perkembangan lebih lanjut sampai rahim
memenuhi tujuan untuk apa rahim tadi di rancang jadi, rahim wanita nulipara selalu
lebih kecil dibandingkan dengan rahim wanita multipara. Setelah menopause, rahim
wanita ulipara maupun multipara mengalami atrofi dan kembali keukuran pada masa
preadolesen. Rahim adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di
dalam panggul, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya
disebut miometrium dan lendir yang menutupi sebelahnya disebut endometrium.
(Verralls, 2009)
Peritonium menutupi sebagian besar (tidak keseluruhan) permukaan luar uterus.
Letak rahim sedikit antefleksi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak
memutar ke depan) dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Di bawah
bersambung dengan vagina dan di sebelah atasnya tuba uterina masuk ke dalamnya.
Ligamentum latum uteri dibentuk oleh dua lapis peritoneum, di setiap sisi rahim
terdapat ovarium dan tuba uterina . Persediaan darah di dapatkan dari arteri uterina dan
arteri ovaria. Panjang uterus adalah 5 sampai 8 sentimeter, dan beratnya 30 sampai 60
gram. (Verralls, 2009)
Uterus terbagi atas tiga bagian berikut: Fundus, bagian cembung di atas muara
tuba uterina. Badan rahim melebar dari fundus ke serviks, sedangkan antara badan dan
serviks terdapat itsmus. Bagian bawah yang sempit pada rahim disebut serviks.
Rongga serviks bersambung dengan rongga badan rahim melalui os interna (os =
mulut) dan bersambung dengan rongga vagina melalui os eksterna. (Verralls, 2009)
Ligamen-ligamen pada rahim, ligamentun teres uteri ada dua buah, di sebelah
kiri dan sebelah kanan sebuah, terdiri dari haringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah
dan tutup peritonium. Ligamen Ini berjalan dari sudut atas uterus, ke depan ke samping,
melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis inguinalis Setiap ligamen panjangnya 10
sampai 12,5 sentimeter. Peritonium melipat diantara rahim dan kandung kemih di
bawah air, melalui kantong utero-vesikuler. (Verralls, 2009)
Cervix
Walaupun servix adalah bagian dari uterus.tetapi struktur dan fiturnya berbeda
dengan korpus uteri, dan demikian juga dengan serviks tersendiri. Serviks membentuk
sepertiga bagian bawah uterus dan merupakan bagian paling bawah isthmus yang
meliputi ostium interium dan ostirum externum. Serviks masuk kedalam vagina dengan
sudut tegak lurus dan terkadang serviks disebut sebaga collum uteri. Canalis cervicis
berbentuk fusformis dan serviks secara keseluruhan cendrung berbentuk (barrel). Pada
ukuran dewasa panjang serviks 2,5cm, dan membentuk sepertiga panjang seluruh
ulterus. Walaupun demkian selama kehidupan intrauteri ulteruteri serviks merupakan
bagiaan terbesar ulterus, dan kemudian pada minggu terakhir terjadi percepatan
pertumbuhan korpus uteri yang dipacu oleh kadar-kadar hormon estrogen yang tinggi
pada ibu. Pada saat lahir, cervix dan corpus ultrei kira-kira memiliki ukuran yang sama
dengan masalah akil balig (pubertas). (Farrer, 1999)
Ketika hormon ovarium aktifasi pada saat pubertas maka terjadi percepatan
pertumbuhan corpus urteri lebih lanjut, sampai kira-kira dua kali panjang serviks.
Diagnosis urterus infantilis pada wanita dewasa dibuat sebagaian dengan menilai
peroposal relatif antara serviks dengan korpus uteri tadi. (Farrer, 1999)
Struktur Maskroskopik
Portio supravaginalis adalah bagian dari serviks yang terletak di atas vagina. Diatas
(superior), bagian tadi bertemu dengan corpus uteri pada tanah genting. (Farrer,
1999)
Partio vaginalis adalah bagian dari serviks yang menonjol pada vagina. Ostium
internum bermuara ke dalam cavitas uteri. Walaupun buka merupakan sphincter
dalam arti yang sebenarnya, serviks setinggi ini akan menyebabkan abortus spontan
pada trimester pertengahan kehamilan. Inkompentensi kadang-kadang disebabkan
oleh peregangan (dilatasi) dan kuretase (kuret), dan terutama disertai dengan
pengkhiran (terminasi) kehamilan secara operatif pada primgravida muda.
Inkompetensi kadang-kadang juga disebabkan oleh biopsi kerucut (conus) yang luas
yang dilakukan pada pemeriksaan sitologis sel serviks abnormal. (Farrer, 1999)
Ostium eksternum, bermuara pada vagina di ujung bawah canalis vervicis. Pada
pemeriksaan panggul, ostium externum ini ditemukan setinggi tepi atas symphisis
pubis. Pada wanita multipara ostium eksternum ini dikenal pada pemeriksaan vagina
sebagai bangunan berbentuk sirkuler, halus dengan cekungan di pusatnya. Setelah
kehamlan 36 minggu , cekungan ini dapat dimasuki ujung jari. (Farrer, 1999)
Pada multigravida, ostium externum ini berbentuk celah transversal dengan tepi
yang irregular dan mudah dimasuki ujung jari, bahkan pada awal kehamilan. (Farrer,
1999)
Ostium externum demikian disebut sebagai " multip's os ". (Farrer, 1999)
Struktur Mikroskopik
Terdiri atas tiga lapisan jaringan yaitu Endometrium adalah lapisan dalam.
Endometrium ini banyak mengandung kelenjar resemosa. Beberapa diantara mereka
memiliki cilia yang merupakan lanjutan epitel yang melapis vagina. Epitel ini sedikit
melanjutkan dir ke dalam canalis cervicis untuk bertemu dengan endometrium serviks
pada batas skuamokolumner yang merupakan tempat yang paling umum untuk kanker
serviks. (Farrer, 1999)
Vaskularisasi, pemberian darah (vaskularisasi) oleh arteria uterina dan drainase
venosanya melewati vena-vena uterine. Drainase limfa, drainase limfa ke dalam
lymphonodi iliaci interni dan lymphonodi sacrales. Inervasi oleh saraf simpatis dan
parasimpatis dari plexus Fran kenhauser (plexus sacralis). (Farrer, 1999)
Penopang yaitu: 1. Ligamentum cervicale transversum, meluas dari serviks ke
dinding lateral pelvis., 2. Ligamentum puboservikal, berjalan ke depan dari serviks ke
os pubis., 3. Ligamentum uterosacral, meluas dari serviks dan berjalan ke belakang ke
sacrum. (Farrer, 1999)
Fungsi, membantu mencegah masuknya infeksi ke dalam rahim. Mengadakan
dilatasi dan menarik diri selama persalinan untuk mendukung kelahiran janin dan
plasenta lewat vagina. Setelah kelahiran, serviks kembali ke ukuran semula, hampir
sama dengan ukuran saat tidak hamil. (Farrer, 1999)
Hubungan-hubungan: 1. Anterior: excavatio vesicouterina peritoneum dan vesica
urinaria., 2. Posterior: excavatio rectouterina (cavum Douglas) dan rectum., 3. Lateral:
ligamentum latum uteri dan ureter, yang disilangi oleh arterinae uterinae. (Farrer, 1999)
Vagina
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
yang khsus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara berlimpah. Panjang vagina
dari vestibula sampai uterus. Dinding dindingnya bersambung secara normal, dan
mengelilingi bagian bawah servis uteri, dan disebelah belakang naik lebih tinggi dari
yang depan. Lekukan sempit di depan disebut formiks anterior dan yang di sisi-sisinya
disebut forniks lateral, sedangkan yang dibelakang disebut firmiks posterior vagina.
Bagian depan vagina menyentuh dasar kandung kencing dan uretra, sedangkan dinding
posteriomya menyentuh rektum dan kantong rekto-vaginal (ruang Douglas).
Seperempat bawah vagina menyentuh badan perineum. (Varney, 2001)
Struktur dinding vagina terdiri atas lapis: lapisan dalam adalah lapisan (membran
mukosa) yang terdiri dari tiga lipatan atau rugae, mempunyai rupa seperti akan
menutupi papila (lapisan luar vagina terdiri atas sel epitel gepeng berlapis), lapisan luar
adalah lapisan yang terdiri atas lapisan serabut longitudinal dan serabutan pertama, dan
antara kedua lapisan ini terdapat lapisan dan jaringan erektil terdiri atas jaringan areol,
dan beberapa serabut otot tak bergaris. (Varney, 2001)
Organ Genitalia Eksterna Pada Wanita
Kesimpulan
Organ reproduksi wanita terdiri dari pelvis wanita, organ genital interna dan organ
genital eksterna. Pelvis wanita berisi rongga pelvis, pintu masuk pelvis, pintu keluar
obstetrik, uterus beserta ligamennya, tuba uterina dan dua ovarium. Yang termasuk organ
genital interna adalah vagina, cerviks, uterus, dua ovarium, dan tuba uterina (falopian).
Sedangkan yang termasuk organ genital eksterna adalah mons pubis, labia mayora, labia
minora, clitoris, prepusium, vestibula, meatus urethra, dua duktus scene, osteum vagina dan
dua duktus bartholini.
DAFTAR PUSTAKA
Madjid, HT. 1996. ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT REPRODUKSI WANITA. Graha
Bhayangkara, Bandung.
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Setiawan, FH., Dkk. 2015. MAKALAH: Anatomi Dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Wanita Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fundamental Patophysiologyof
Reproduksi System. Universitas Brawijaya, Fakultas Kedokteran.
Verralls, S. 2009. Anatomi dan Fisiologi terapan dalam kebidanan. Jakarta: EGC.