Anda di halaman 1dari 4

A.

Sistem Reproduksi Betina


Menurut Hafez (2013) hewan betina/induk mempunyai tugas
memproduksi sel kelamin yang sangat penting untuk mengawali kehidupan
turunan yang baru dan menyediakan tempat beserta lingkungannya untuk
perkembangan individu baru, dimulai dari waktu pembuahan ovum dan
memeliharanya selama awal kehidupannya. Tugas ini dilaksanakan oleh
organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer yaitu
ovarium. Ovarium menghasilkan ova (sel telur) dan hormon-hormon kelamin
betina. Organ reproduksi sekunder atau saluran reproduksi terdiri dari oviduk,
uterus, serviks, vagina, dan vulva. Fungsi organ-organ reproduksi sekunder
adalah menerima, menyalurkan, dan menyatukan sel-sel kelamin jantan dan
betina; memberi lingkungan; memberi makan; melahirkan individu baru.
Alat-alat kelamin dalam digantung oleh ligamentum lata. Ligamentum ini
terdiri dari mesovarium (penggantung ovarium), mesosalpink (penggantung
oviduk), dan mesometrium (penggantung uterus).
Berbeda dengan testis, ovarium tertinggal di dalam cavum
abdominalis. Ovarium mempunyai dwi fungsi, sebagai organ eksokrin yang
menghasilkan sel telur (ova) dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan
hormon kelamin betina (estrogen dan progesteron). Pada sapi dan domba,
ovarium berbentuk oval, namun pada kuda berbentuk seperti ginjal karena
ada fossa ovulatorus yakni suatu legokan pada pinggir ovarium. Pada babi,
ovarium berupa gumpalan anggur, folikel-folikel dan corpora lutea menutupi
jaringan-jaringan ovarial di bawahnya. Pada sapi, ovarium bervariasi dalam
ukuran panjang, lebar, dan tebal. Umumnya ovarium kanan lebih besar
daripada ovarium kiri, karena secara fisiologik lebih aktif. Folikel-folikel
pada ovarium mencapai kematangan melalui tingkatan perkembangan yaitu
folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier (folikel yang sedang tumbuh),
dan folikel de Graaf (folikel matang).
Menurut Agusti (2021) struktur ovarium yaitu dilapisi epitelium
permukaan yang dapat berubah, perkembangan ovarium dan oogenesis yaitu
epitelium kuboid simpleks dan semakin berumur, yaitu epitelium skuamus
simpleks. Di bawah epitelium permukaan ada, tunika albuginea ovarii,
ovarium hewan secara umum dibagi menjadi, Korteks dan medula. Korteks
berisi, folikel dalam berbagai perkembangan, corpora lutea, sel interstisial
dan elemen stromal. Adapun pada medulla berisi, pembuluh darah besar,
limfatik, syaraf, sisa embrionik (rete ovarii), glandula interstisial dan jaringan
ikat.

Gambar 1. Ovarium

Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat, terdiri atas


fibroblast, jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas disebut tunika
albuginea. Tunika albuginea inilah yang menyebabkan ovarium berwarna
keputihan. Selain itu korteks mengandung folikel ovarian yaitu unit
fungsional pada ovarium. Korteks berisi: folikel dalam berbagai
perkembangan, corpora lutea, sel interstisial dan elemen stromal. Adapun pada
medulla berisi, pembuluh darah besar, limfatik, syaraf, sisa embrionik
(rete ovarii), glandula interstisial dan jaringan ikat.
Folikulogenesis adalah proses perkembangan folikel, folikel
ovarium adalah agregrat sel berbentuk bulat dan berisi gamet yang
berkembang. Perkembangan folikel dipengaruhi hormon gonadotropin,
folikulogenesis terdiri dari, folikel primordial, folikel primer, folikel
sekunder, folikel tersier dan folikel atresia.
Folikel-folikel terdapat pada stadium perkembangan yang berbeda-
beda tergantung ada usia wanita itu, jumlah kehamilan, dan apakah wanita
itu sedang hamil. Folikel terbenam dalam stroma korteks, sebuah folikel
terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu/lebih lapisan sel epitel
folikel disebut sel granulosa. Ada 5 macam folikel yang mengalami tahap-
tahap perkembangan yaitu folikel primordial/muda, folikel primer, folikel
sekunder/vesikular, folikel tersier dan folikel Graaf /matang.
Folikel primer terdiri dari satu bakal sel telur yang pada fase ini
disebut oogonium dan selapis sel folikuler kecil. Folikel sekunder
berkembang ke arah pusat stroma korteks sewaktu kelompok sel-sel
folikuler. Yang memperbanyak diri membentuk suatu lapisan multi seluler
sekeliling vitellus. Pada stadium ini terbentuk suatu membran antara
oogonium dan sel-sel folikuler, disebut zona pellucida merupakan lapisan
glikoprotein antara sel oocyte dan granulosa. Hal ini terlihat tipis, pita
eosinophilic di banyak folikel.
Menurut Susetyarini (2017) folikel tersier timbul sewaktu sel-sel
pada lapisan folikuler memisahkan diri untuk membentuk lapisan dan sutu
rongga (antrum), ke arah oogonium akan menonjol. Antrum dibatasi oleh
banyak lapisan sel folikuler yang dikenal secara umum sebagai membrana
granulose dan diisi oleh suatu cairan jernih liquor foliculi yang kaya akan
protein dan estrogen. Folikel de Graaf adalah folikel matang yang
menonjol melalui korteks ke permukaan ovarium seperti suatu lepuh.
Pertumbuhannya meliputi dua lapis sel stroma korteks yang mengelilingi
sel-sel folikuler. Lapisan sel-sel tersebut membentuk theca folliculi yang
dapat dibagi atas theca interna yang vascular dan theca externa yang
fibrous.
Gambar 1. Histologi Ovarium
(Sumber: Husni, 2019)

Menurut Yusup (2021) ovarium adalah organ utama pada sistem


reproduksi betina. Secara makroskopis, organ ovarium terdiri dari sepasang
yang terletak pada kanan dan kiri uterus. Secara mikroskopis, ovarium
dilapisi oleh epitel kubus selapis yang disebut epitel germinal. Di bawah
epitel germinal terdapat jaringan dasar ovarium yang disebut dengan stroma.
Stroma tersusun dari korteks pada bagian luar dan medulla pada bagian
dalam. Medula mengandung pembuluh darah, limfatik, serabut saraf, sel-sel
otot polos dan sel-sel jaringan ikat longgar. Medula mungkin juga
mengandung bekas rete ovarii (jala-jala yang beranatomosis) yang serupa
dengan rete testis pada pria.

Anda mungkin juga menyukai