Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem reproduksi sangat esensial dalam kehidupan organisme untuk mempertahankan
spesies agar tidak punah.Untuk memahami sistem reproduksi pada manusia maka pemahaman
tidak saja meliputi struktur dan fungsi organ-organ reproduksi, tetapi juga bagaimana organ
reproduksi menghasilkan dan menyimpan sel-sel reproduktif kemudia menggabungkannya untuk
membentuk individu baru serta mekanisme hormonal yang berperan dalam memelihara fungsi
reproduksi secara normal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dan fungsi organ reproduksi wanita?
2. Hormon apa sajakah yang ada pada reproduksi wanita?
3. Bagaimanakah mekanisme ovulasi pada wanita?
4. Bagaimanakah struktur dan fungsi organ reproduksi pria?
5. Hormon apa sajakah yang ada pada reproduksi pria?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui struktur dan fungsi organ reproduksi wanita
2. Mengetahui hormon apa saja yang ada pada reproduksi wanita
3. Mengetahui mekanisme ovulasi pada wanita
4. Mengetahui struktur dan fungsi organ reproduksi pria
5. Mengetahui hormon apa saja yang ada pada reproduksi pria

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Wanita

Gambar 1. Struktur organ reproduksi wanita

1. Ovarium
Ovarium adalah indung telur yang berfungsi sebagai organ penghasil sel kelamin
pada wanita. Organ ini berjumlah dua buah dan terletak di sisi kanan dan kiri dari rahim dan
berbentuk bulat lonjong. Ovarium memiliki panjang kira-kira 5 cm, lebar 2.5 cm dan
ketebalan 8 mm dengan bobot kira-kira 6-8 g.

Ovarium dibedakan menjadi dua bagian;

1) Cortex ovarium, Pada bagian inilah akan dihasilkan folikel ovarium atau calon ovum
beserta sel yang mengelilinginya, corpus luteum, dan corpus albican. Bagian cortex pada
ovarium tersusun oleh jaringan ikat padat, sabut-sabut retikuler, tunika albiginea, serta
ditutup oleh epitel permukaan.

2
2) Medula ovarium, Bagian medula terdiri dari jaringan ikat kendor dan memiliki banyak
pembuluh darah. pada medulla juga terdapat pembuluh limfe, saraf, serta otot polos.
Medula terletak lebih dalam dari pada bagian kortex.
2. Tuba Uterus (oviduk/tuba fallopi)
Oviduk merupakan sepasang saluran yang menghubungkan antara ovarium dengan
uterus.Organ ini memiliki panjang kira-kira 13 cm dengan diameter yang berbeda-beda
disepanjang bagiannya.Tuba uterus ditutupi oleh sel-sel epitelium berbentuk silindris
bersilia dengan sel-sel yang mensekresikan lendir.
Oviduk mempunyai fungsi yaitu:
1) Untuk menangkap telur hasil ovulasi dari ovum,
2) Sebagai tempat terjadinya fertilisasi oleh sperma dan ovum,
3) Sebagai tempat pertumbuhan atau pembelahan embrio sementara sebelum akhirnya
melekat pada endometrium.
4) Untuk menyediakan lingkungan yang kaya nutrisi akan lipid dan glikogen

Bagian-bagian oviduk dapat dibagi menjadi:


1) Infundibulum, Infundibulum merupakan bagian dari tuba fallopi yang terletak paling
ujung atau paling dekat dengan ovarium. Infundibulum berfungsi untuk menangkap
ovum yang telah keluar dari jaringan ovarium, ini sebabnya mengapa Infundibulum
Memiliki lubang masuk yang lebar dan berbentuk seperti corong. Pada sisi-sisi tepinya
terdapat lipatan-lipatan mukosa yang disebut fimbrae.
2) Ampulla, Ampulla adalah bagian terpanjang yang mencapai 2/3 panjang tuba fallopi,
memiliki karakteristik dinding yang tipis serta saluran yang lebar,
3) Isthmus, Isthmus adalah saluran tuba fallopi dengan diameter yang lebih sempit. Pada
bagian Dindingnya dilengkapi lapisan otot yang cukup tebal.
4) Intra mural, Intra mural memiliki saluran yang sempit juga seperti itsmus, serta
menembus dinding uterus.

3. Uterus
Menempelnya embrio hasil pembuahan sperma pada ovum sampai tumbuh dan
berkembang menjadi janin yang siap dilahirkan berada di uterus.Uterus mempunyai rongga
dengan bagian atas lebih lebar.Pada kondisi tidak sedang hamil dan atau setelah melahirkan,

3
uterus memiliki masa sebesar 30 gram dengan bentuk menyerupai buah pir. Uterus Pada
anak-anak berukuran 2-3 cm, pada kondisi nullipara atau belum pernah hamil dan
melahirkan berukuran 6-8 cm, pada kondisi multipara 8-9 cm.Uterus terdiri dari lapisan-
lapisan otot yang kuat dan elastic, yang mampu menyesuaikan diri ketika terjadinya fase
kehamilan. Struktur penyusun uterus lapisan otot juga terdapat jaringan ikat sertaligament,
hal ini berfungsi mempertahankan posisinya.
Tiga lapisan yang menyusun dinding uterus dijelaskan sebagai berikut:

 Peritoneum, tersusun dari jaringan ikat, pembuluh limfe serta saraf. Perimetrium, bagian
terluar uterus yang bersinggungan langsung dengan rongga perut.
 Myometrium, merupakan bagian tengah dan paling tebal. Lapisan -lapisan otot polos
serta dilengkapi oleh pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf mendominasi bagian
myometrium. Otot-otot polos pada myometrium memiliki fungsi penting saat proses
kontraksi-relaksasi saat persalinan. Ketika terjadi kehamilan, otot-otot pada uterus juga
akan bertambah tebal.
 Endometrium, Endomentrium merupakan bagian yang menebal ketika terjadi ovulasi,
Penebalan ini terjadi dalam rangka mempersiapkan diri untuk menerima embrio yang
telah dibuahi. Namun dinding Endomentrium akan meluruh saat tidak ada pembuahan
atau menstruasi. Hal ini terjadi karena Endomentrium yang mengandung banyak
pembuluh darah serta lapisan epitel, guna mendukung tumbuh dan berkembangnya
embrio selama proses kehamilan.

4. Vagina
Jika diperhatikan secara anatominya, vagina berada diantara rectum dan kandung
kemih.Vagina terbagi menjadi 3 berdasarkan strukturnya, lapisan pertama berupa selaput
lender, kedua lapisan muscular, dan ketiga lapisan paling dalam.Pada lapisan pertama
berupa selaput lendir, walaupun vagina tidak memiliki kelenjar lendir vagina akan selalu
basah karena selalu dibasahi oleh cairan yang berasal dari rahim. Pada saat bersenggama
dan melahirkan, dinding mukosa yang berhimpitan akan terbuka, namun saat vagina tidak
terjadi rengsangan apapun maka bagian ini akan tertutup rapat. Lapisan kedua merupakan
lapisan muscular yang tersusun dari otot-otot yang berasal dari sphincter ani atau otot
anus.Lapisan ketiga adalah lapisan paling dalam, tersusun dari jaringan ikat.

4
Fungsi dari vagina adalah sebagai berikut:
1) Bekerja sebagai pelintasan untuk mengeluarkan cairan menstrual
2) Menerima penis selama koitus dan menampung spermatozoa sebelum masuk ke uterus
3) Membentuk kanal inferior saluran kelahiran pada saat melahirkan. Antara vagina dan
vestibula dipisahkan oleh lipatan epithelial elastis yang disebut hymen.

5. Genetalia eksterna
Daerah genetalia eksterna pada wanita adalah vulva atau pudendum.Vagina terbuka
ke vestibulum ruangan sentral yang dikelilingi oleh lipatan kecil yang disebut labia minora
dan ditutupi oleh kulit yang memiliki sedikit rambut.Uretra terbuka ke dalam vestibula tepat
dibagian anterior jalan masuk vagina.Kelenjar parauretralis menyalurkan isinya ke dalam
uretra dekat pembukaan uretra eksternal. Tepat di depan bukaan terdapat klitoris yang
berbatasan dengan bagian luar vulva mons pubis dan labia mayora.

B. Mekanisme Ovulasi
Ovulasi merupakan proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi wanita. Pada proses ini
folikel yang matang akan pecah dan mengeluarkan sel telur ke tuba falopi untuk dibuahi. Pada
tahapan ini lapisan rahim telah menebal untuk mempersiapkan sel telur yang telah dibuahi. Jika
pembuahan tidak terjadi, lapisan rahim serta darah akan diruntuhkan. Ovulasi dimulai pada masa
pubertas dan terus berlangsung secara bulanan pada tahun-tahun usia subur.
Selama siklus menstruasi, jumlah hormon estrogen dan progesterone yang dihasilkan
oleh ovarium berubah.Bagian pertama siklus menstruasi yang dihasilkan oleh ovarium adalah
sebagian estrogen. Estrogen ini yang akan menyebabkan tumbuhnya lapisan darah dan jaringan
yang tebal diseputar endometrium. Di pertengahan siklus, ovarium melepas sebuah sel telur yang
dinamakan ovulasi.Bagian kedua siklus menstruasi, yaitu antara pertengahan sampai datang
menstruasi berikutnya, tubuh wanita menghasilkan hormon progesteron yang menyiapkan uterus
untuk kehamilan.
Siklus menstruasi dibagi menjadi siklus ovarium dan siklus uterus.Di ovarium terdapat
tiga fase, yaitu fase folikuler, fase ovulasi dan fase luteal. Di uterus juga dibagi menjadi tiga fase

5
yang terdiri dari fase menstruasi, fase proliferasi dan fase ekskresi, penjelasannya sebagai
berikut:
1) Siklus Ovarium
 Fase Folikuler, terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Pembentukan folikel primer
Perkembangan folikel dimulai dari pengaktivan folikel primordial dalam folikel
primer.Sel-sel folikel membesar, membelah, membentuk beberapa lapisan
disekelilingi oosit primer yang bertumbuh.Sel-sel folikel ini dikenal dengan sel-sel
granulosa.Seiring dengan membesarnya sel-sel granulosa, sel-sel yang bersebelahan
di dalam stroma ovarium membentuk lapisan yang dikenal dengan sel teka.Sel teka
dan granulosa bersama-sama menghasilkan hormon estrogen.
2. Pembentukan folikel sekunder
Dimulai dengan penebalan dinding folikel dan bagian dalam folikel mulai
mensekresikan sejumlah kecil cairan.Cairan folikular atau liquor folliculi
terakumulasi pada kantung kecil secara perlahan-lahan meluas dan memisahkan
lapisan luar dan dalam folikel.
3. Pembentukan folikel tertier
Terjadi pada 8-10 hari setelah mulai siklus ovarium dan biasanya hanya terdapat 1
folikel sekunder yang berkembang lebih lanjut. Pada siklus folikuler, 10-14 hari
folikel sekunder berkembang menjadi folikel tertier atau folikel De Graaf dengan
diameter kira-kira 15 mm. oosit menonjol ke dalam antrum atau meluas ke pusat
kantung folikel. Pada saat ini oosit primer masih tertahan pada meiosis I. seiring
dengan berakhirnya perkembangan folikel tertier, kadar LH mulai meningkat memicu
oosit primer melengkapi meiosis I. oosit sekunder memasuki miosis II namun
kembali terhenti pada metaphase dan tidak sepenuhnya lengkap sampai terjadi
fertilisasi.
 Fase Ovulasi
Pada saat ovulasi, folikel tersier melepaskan oosit sekunder. Dinding folikel yang
menggelembung dan tiba-tiba pecah, melemparkan isi folikel termasuk oosit sekunder dan
korona radiate ke dalam rongga pelvis. Oosit kemudian ditangkap oleh fimbria dan masuk
ke tuba uterus.

6
 Fase Luteal ada 2 yaitu,:
1) Pembentukan korpus luteum
Setelah ovulasi, sisa-sisa sel-sel granulosa menyerbu area berkas folikel tersier,
mengadakan proliferasi membangun struktur endokrin yang dikenal dengan korpus
luteum. Proses ini terjadi di bawah pengaruh hormon LH. Kolesterol yang terdapat di
korpus luteum digunakan untuk menghasilkan hormon progesteron.
2) Degenerasi korpus luteum
Dimulai kira-kira pada 12 hari setelah ovulasi kecuali apabila terjadi fertilisasi
(pembuahan).Konsentrasi progesterone dan estrogen turun, fibroblast menyerbu
masuk ke korpus luteum yang nonfungsional membentuk jaringan parut yang dikenal
dengan korpus albikans.Disintegrasi atau involusi korpus luteum merupakan akhir
dari siklus ovarium dan siklus baru dimulai lagi.
2) Siklus Uterus
1. Fase Menstruasi
Yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidakdibuahi bersamaan dengan dinding
endometrium yang robek.Dapatdiakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone
estrogen danprogresteron sehingga kandungan hormone dalam darah menjadi tidakada.
Proses pengelupasan endometrium disebut menstruasi, umumnya berlangsung 1-7 hari.
Selama periode ini kira-kira 35-50 ml darah hilang.

7
Gambar 2.siklus menstruasi

2. Fase Proliferasi/Fase Folikuler


Ditandai dengan menurunnya hormoneprogesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis
untuk mensekresikanFSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat
membuathormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadifolikel
de graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yangmerangsang keluarnya lh
dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki
dindingendometrium yang robek.
3. Fase Ovulasi/Fase Luteal
Ditandai dengan sekresi LH yang memacumatangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah
mentruasi. 1 sel ovumyang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan
mengkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum berfungsi
untukmenghasilkan hormone progesteron yang berfungsi untuk mempertebaldinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4. Fase Pasca Ovulasi/Fase Sekresi
Ditandai dengan korpus luteum yangmengecil dan menghilang dan berubah menjadi
korpus albicans yangberfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan
progesterone sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan
terhentinyasekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan
terhentisehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
pendarahan atau menstruasi.

C. Hormon Reproduksi Wanita


1. Gonadotrhopin Releasing hormon (GnRH).
Dihasilkan oleh hipotalamus yang berfungsi mengatur sekresi Gonadotrophin di
adenohipofisis.

2. Follicle Stimulating Hormone (FSH)


Hormon reproduksi FSH diproduksi di kelenjar pituitari, yaitu kelenjar di otak yang
berukuran sebesar kacang polong.Hormon ini memiliki peranan penting terhadap

8
perkembangan seksual seseorang. Selain memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga memiliki peran terhadap proses
pembentukan sel telur di ovarium serta turut mengendalikan siklus menstruasi.

3. Luteinizing Hormone (LH)
Hormon ini juga diproduksi di kelenjar pituitari dan memiliki korelasi dengan hormon
FSH serta saling melengkapi.Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi
fisiologis ovarium, produksi sel telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan kesuburan. 

4. Estrogen
Dihasilkan oleh sel-sel granulosa folikel ovarium. Adapun fungsinya sebagai berikut:
 Memacu pematangan folikel dan sel telur
 Penebalan mukosa dan deposit glikogen di serviks
 Mengatur kecepatan migrasi sel telur di tuba fallopi
 Kapasitasi sperma untuk penetrasi sel telur
 Mengatur keseimbangan air dan garam pada ginjal
 Meningkatkan kerja osteoblast
 Meningkatkan metabolisme lipid
 Efek terhadap tingkah laku seksual, sosial dan reaksi psiskis

5. Progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum. Adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
 Memelihara kehamilan
 Merangsang pertumbuhan kelenjar susu
 Menyiapkan traktus genetalia untuk menerima dan pematangan sel telur.

Pengaturan hormonal pada wanita lebih kompleks dibandingkan pria karena harus ada
koordinasi antara siklus ovarium dan uterus.Frekuensi sentakan dan amplitude (tinggi-
rendahnya) jumlah yang disekresikan setiap sentakan pengeluaran hormon berubah sepanjang
siklus ovarium.Pada pase folikuler awal, estrogen rendah dan frekuensi sentakan GnRH adalah
16-24 kali /hari.Pada frekuensi itu FSH merupakan hormon dominan yang dilepaskan oleh

9
folikel yang bertumbuh menghambat sekresi LH.Seiring dengan berkembangnya folikel
sekunder, FSH menurun kaarena mekanisme umpan balik inhibin.Perkembangan dan
pematangan folikel berlangsung terus akibat kombinasi estrogen, FSH dan LH.Seiring dengan
terbentuknya 1 atau lebih folikel tertier konsentrasi estrogen mengikat tajam.Akibatnya frekuensi
sentakan GnRH mengikat kira-kira 36 kali /hari yang pada akhirnya meransang sekresi
LH.Tingginya level LH memicu terjadi ovulasi dan memicu sekresi progesterone dan
pembentukan korpus luteum.Seiring dengan peningkatan progesterone dan penurunan estrogen
maka GnRH meransang sekresi LH lebih dari FSH.LH berfungsi mempertahankan struktur dan
fungsi sekretoris korpus luteum.

D. Struktur dan Fungsi Organ Reproduksi Pria

Gambar 3. Struktur organ reproduksi pria

1. Penis

Di samping berfungsi sebagai saluran keluarnya air seni pada sistem urinaria, dalam sistem
reproduksi penis mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat keluarnya cairan semen serta alat
untuk kopulasi. Meski demikian, air semen serta air seni tidak akan keluar bersamaan, sebab saat
terjadinya ejakulasi (pengeluaran sperma) otot-otot pada kandung kemih akan mengerut untuk
mencegah sperma masuk sehingga urine yang berada di dalamnya juga tidak akan ikut keluar.

Penis merupakan organ yang bersifat erektil yang disusun dari tiga tabung erektil yakni
sepasang corpora cavernosa dan sebuah corpora spongiosa yang ketiganya akan berakhir pada
gland penis, disekeliling tabung diliputi oleh jaringan ikat dan banyak otot polos. Ketiga tabung

10
inilah yang berperan dalam proses ereksi dan ejakulasi.Penis juga dilapisi oleh kulit yang tipis
dan halus dengan bagian ujung melipat yang disebut preputium, bagian inilah yang akan
dipotong saat khitan. Selain itu, pada kulit penis juga terdapat kelenjar keringat, kelenjar lemak,
dan folikel rambut.

2. Skrotum

Skrotum adalah suatu kantung pembungkus testis. Kantung ini terdiri dari lapisan subkutan,
otot polos, serta lapisan kulit. Kulit pada skrotum memiliki lipatan-lipatan. Hal ini menjadikan
skrotum bisa mengendur menjauhi tubuh saat cuaca panas, serta mengerut mendekati tubuh saat
suhu rendah (dingin). Fungsinya yakni untuk mempertahankan suhu testis agar stabil sehingga
spermatogenesis tetap terjadi.
3. Testis

Jika pada sistem reproduksi wanita yang berperan menghasilkan sel telur adalah ovarium,
maka pada reproduksi jantan organ penghasil sperma adalah testis. Testis juga merupakan
kelenjar eksokrin sekaligus endokrin. Fungsi eksokrin, yakni untuk memproduksi sel-sel kelamin
pria, sedangkan fungsi endokrin, yakni untuk memproduksi hormon. Testis dibungkus oleh
kapsula testikularis yang terdiri dari selapis mesotel, sel-sel otot polos, dan jala-jala kapiler yang
terbenam pada jaringan ikat. Kapsula testikularis ini akan menimbulkan terjadinya kerutan secara
berkala. Hal ini berguna untuk mempertahankan tekanan di dalam testis, mengatur keluar-
masuknya cairan ke dalam kapiler-kapiler, serta mendorong pengeluaran sperma.

Pembentukan sperma terjadi di dalam tubulus seminiferus. Yakni saluran panjang yang berlekuk-
lekuk dan berada di dalam testis. Pada epitel tubulus terdapat dua jenis sel, yaitu;

 Sel Spermatogenik – Sesuai dengan namanya, sel spermatogenik merupakan cikal


bakal sel spermatozoa. Sel benih ini awalnya berkromosom diploid, kemudian
memerlukan waktu sekitar 64 hari untuk berdifferensiasi dan mengalami
spermatogenesis hingga memiliki kromosom haploid. Sel spermatogonium sendiri
terdiri dari4-8 lapis sel.
 Sel Sertoli – Jumlah sel sertoli tidak sebanyak jumlah sel spermatogenik. Sel ini berada 
di antara sel-sel spermatogonium dan berperan sebagai sel penyokong. Yakni untuk

11
memberi makan sel-sel spermatogenik serta menghilangkan sisa sitoplasma spermatid
yang merupakan bahan residu. Dua sel sertoli yang teletak berdekatan akan membentuk
sawar darah (blood testis barrier) bersama-sama dengan jaringan peritubuler.. Selain
diisi oleh tubulus seminiferus, testis juga diisi oleh sel-sel interstitial yang terletak
diantara tubulus seminiferus. Sel interstitial atau sel leydig terdiri dari jaringan ikat
kendor, dan diisi oleh sel-sel fibroblast, mast sel, makrofag, pembuluh darah, limfe, sel
mesenchyme, dan saraf. Fungsinya ialah menghasilkan hormone testosteron.

4. Sistem Saluran Genital


 Tubulus recti – Yakni saluran lurus yang merupakan kelanjutan dari tubulus
seminiferus. Tubulus recti dimulai dari puncak setiap lobulus testis.
 Rete testis – Selanjutnya, tubulus-tubulus recti akan memasuki mediastinum testis dan
membentuk seperti anyaman. Struktur inilah yang dimaksud dengan rete testis.
Spermatozoa yang melewati saluran ini berjalan sangat cepat sehingga jarang ditemukan
di daluran ini.
 Duktus efferens – Kelanjutan dari rete testis ialah duktus efferens. Rata-rata panjang
saluran ini ialah 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm. pada bagian dalam duktus dilapisi
oleh epitel selapis silindris serta bersilia yang dapat bersifat motil. Kegunaannya yakni
untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis. Dibandingkan dengan saluran yang
lain, motil silia ini hanya dapat dijumpai di dalam duktus efferens.
 Duktus epididimis – Setelah melalui duktus efferens, spermatozoa akan berjalan melalui
duktus epididimis. Duktus epididimis adalah saluran panjang yang berlekuk-lekuk serta
terletak di atas testis. Dengan panjang sekitas 5-7 meter spermatozoa berjalan sangat
lambat. Hal ini menjadikan sperma mengalami pematangan yang sempurna. Pada sekitas
duktus epididimis terdapat otot polos yang akan membantu pengeluaran spermatozoa ke
saluran berikutnya.
 Duktus Defferens – Setelah mengalami pematangan, maka spermatozoa akan keluar dari
skrotum dan naik ke atas melalui duktus deferens. Pada ujung saluran terdapat pelebaran
yang disebut ampulla duktus deferens.
 Duktus ejakulatorius – Saluran ini merupakan bagian terakhir dari saluran genitalia.
Duktus ejakulatorius menembus kelenjar prostat dan masuk ke saluran urethra.

12
5. Kelenjar Genital
 Vesikula seminalis – Vesikula seminalis adalah tonjolan dari duktus deferens yang
masih berbentuk saluran dan terletak di belakang prostat. Saluran ini mempunyai panjang
sekitar 5-10 cm. Kelenjar ini menghasilkan sekret yang mengandung protein globulin,
fruktosa, asam askorbat, serta prostaglandin yang berpengaruh saat fertilisasi di dalam
saluran reproduksi wanita. Sekret yang dihasilkan vesikula seminalis mempunyai pH 7,3
sehingga tergolong basa. Cairan ini bersifat kental dan bergabung menjadi bagian dari
cairan semen yang keluar bersama sperma saat ejakulasi. Meski ukuran kelenjar ini lebih
kecil dari kelenjar prostat, namun vesikula seminalis menyumbang sebesar 60% dari
komposisi cairan semen.
 Kelenjar prostat – Dibandingkan kelenjar tambahan lainnya, kelenjar prostat merupakan
kelenjar terbesar pada sistem reproduksi pria. Letaknya berada di bawah vesika urinaria.
Sekret yang dihasilkan kelenjar  prostat bersifat encer dan berwarna putih seperti susu.
Pada cairan ini terdapat banyak enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan juga fosfolipid.
Cairan yang dihasilkan kelenjar prostat mencapai 30% dari total volume cairan semen.
 Kelenjar Bulbo-urethralis – Kelenjar bulbo-urethralis dikenal juga sebagai kelenjar
cowpery. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang hijau dan berjumlah sepasang. Letaknya
di belakang urethra pars membranacea. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar cowpery
bersifat kental, sperti lendir serta nampak jernih.

E. Hormon-hormon sistem reproduksi pria

Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing


Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.

·         1. Testoteron

      Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon
ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama
pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Testosteron adalah zat androgen
utama yang disintesis dalam testis, ovarium, dan anak ginjal. Testosteron (C19H28O2) adalah

13
molekul yang dibentuk dari atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron adalah
hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utamanya adalah testis pada jantan dan
indung telur pada wanita. Sel-sel Leydig dari testis distimulasi oleh LH untuk menghasilkan
testosteron sbanyak 2,5-11 mg sehari. Produksi testosteron mencapai puncaknya sekitar usia 25
tahun, lalu menurun drastic pada usia 40 tahun . DHEA (dehidro-epi-androsteron) dan
androstendion merupakan prekursor testosteron yang dibentuk oleh anak ginjal.

      Testosteron dihasilkan oleh hormon LH yang dilepaskan kelenjar pituitari. Tetapi, hormon
LH dikendalikan oleh testosteron sebagaimana testosteron dikendalikan oleh LH. Saat jumlahnya
di dalam darah meningkat, molekul testosteron melakukan tekanan pada kelenjar pituitari yang
menyebabkan kelenjar itu menghentikan produksi LH. Hanya ketika jumlah testosteron menurun
produksi LH dimulai lagi. LH yang dihasilkan mengaktifkan zakar dan memerintahkan produksi
tambahan agar menaikkan jumlah testosteron.

      Testosteron memiliki sejumlah khasiat fisiologi yang penting sebagai berikut :

1. Efek virilisasi. Testosteron bertanggung jawab atas ciri kelamin pria primer dan sekunder
serta memegang peranan penting dalam spermatogenesis. Hormon ini juga berperan
dalam mempenagruhi hasrat seks (libido) dan daya ereksi (potensi).
2. Efek anabol. Testosteron membnatu meningkatkan pembentukan protein dan
pertumbuhan sel-sel otot.
3. Efek tulang. Pada anak laki-laki, selama pubertas produksi terstosteron meningkat dengan
kuat yang mengakibatkan mereka tumbuh lebih panjang dalam beberapa waktu.

Fungsi hormon testosteron antara lain:

·          Sebelum lahir:

a. Maskulinisasi saluran reproduksi dan genitalia eksterna

b. meningkatkan turunnya testes ke skrotum

·          Pada jaringan seks spesifik:

a. Meningkatkan pertumbuhan dan maturasi sistem reproduksi pada saat puber

14
b. Penting untuk spermatogenesis

c. mempertahankan saluran reproduksi remaja seluruhnya

·          Bagian reproduksi lain:

a. Mengontrol perkembangan seks pada pubertas

b. Mengontrol sekresi hormon gonadotropin.

Dampak pada karakteristik seksual sekunder:

1. Menginduksi pola pertumbuhan rambut pria (seperti: jenggot)


2. Menyebabkan suara menjadi lebih dalam karena mengecilnya tali vocal
3.  Meningkatkan pertumbuhan otot yang bertanggung jawab pada konfigurasi tubuh pria
4. Menghasilkan efek anabolik protein
5. Meningkatkan pertumbuhan tulang pada pubertas dan kemudian menutup lempeng
epifisis
6. Menginduksi perilaku agresif.

2. Luteinizing Hormone (LH)

      LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron.

        3.  Follicle Stimulating Hormone (FSH)

      FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel
sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.

4. Estrogen

      Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk
pematangan sperma

15
5. Hormon Pertumbuhan

      Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon


pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

         6. Gonadotropin-Releasing Hormone

Merupakan hormon “master”, menurut buku “Fisiologi Manusia,” Gonadotropin-Releasing


Hormone (GnRH) adalah hormon tropik yang diproduksi oleh bagian otak yang disebut
hipotalamus. Sementara GnRH tidak langsung bertanggung jawab atas perilaku seksual laki-laki
atau karakteristik, itu tetap membuktikan sangat penting, karena menyebabkan pelepasan dua
hormon lain dari sistem reproduksi laki-laki.

7.  Inhibin

Hormon inhibin dihasilkan oleh sel-sel pada testis yang bertanggung jawab untuk memantau
kesehatan dan pematangan sperma. Jika kadar sperma yang tinggi, sehingga nutrisi bagi sperma
berkembang langka, testis melepaskan inhibin. Inhibin perjalanan melalui aliran darah ke otak, di
mana mencegah sekresi GnRH. Dengan tidak adanya GnRH, FSH dan LH tingkat jatuh dan
produksi sperma melambat. Ini adalah salah satu mekanisme utama dimana hormon laki-laki
yang dipertahankan pada konsentrasi relatif konstan. (Christyanni, 2010)

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem reproduksi wanita selain menghasilkan gamet dan hormone seks, juga menunjang
peliharaan dan pertumbuhan embrio serta anak yang baru dilahirkan.Organ utama sistem
reproduksi wanita adalah ovarium yang menghasilkan gamet, tuba uterus, uterus, dan genetalia
eskterna. Ovarium terdapat sepasang, tempat dimana oosit atau sel telur dihasilkan melalui
proses oogenesis. Ovarium mengalami siklus dimulai dari pembentukan folikel primer sampai
foliker tertier yang siap diovulasikan dan pembentukan korpus luteum.Tuba uterus merupakan
tempat lintasan oosit maupun sperma untuk mengadakan fertilisasi.Uterus merupakan
kompertemen dimana embrio berkembang menjadi fetus hingga siap dilahirkan. Aktivitas sistem
reproduksi wanita sangat dipengaruhi oleh hormon: GN-RH yang dihasilkan oleh hipotalamus,
gonadotropin yang dihasilkan oleh adenohipofisis dan estrogen dan progesterone yang dihasilkan
oleh ovarium.

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi pria memiliki penis dan
kelenjar testis untuk menghasilkan sperma, kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi
basah pada usia pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan ovarium untuk
menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16
tahun. Apabila terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi kehamilan yang
akan berkembang menjadi janin.

17
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar.(2012). Dr. Eline. Adelin Tuju. “Anatomi dan Fisiologi Manusia”
Anonim “ organ reproduksi wanita”. Di ambil pada : https://www.biologi.co.id/organ-reproduksi-
perempuan/

Diakses pada : 8 Juni 2019, Pukul : 15:12 WITA


Anonim “ organ reproduksi wanita”. Di ambil pada :
http://eprints.undip.ac.id/50372/3/ALDO_FEBRIANANTO_KURNIAWAN_22010112140205_Lap.KTI_BAB
_II.pdf

Diakses pada : 8 Juni 2019, Pukul : 15:20 WITA


Anonim “Sistem reproduksi. Di ambil pada : http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2014/05/Sistem-
Reproduksi.pdf

Diakses pada : 9 Juni 2019, Pukul : 16:10 WITA


Anonim “Hormon reproduksi pada pria”
https://www.alodokter.com/jenis-dan-fungsi-hormon-reproduksi-pada-pria-dan-wanita

Diakses pada : 9 Juni 2019, Pukul : 17:30 WITA


Dosen Biologi (2016) “ Alat reproduksi pria dan fungsinya”. Di ambil pada :
https://dosenbiologi.com/manusia/alat-reproduksi-pria

Diakses pada : 9 Juni 2019, Pukul : 16:12 WITA

18

Anda mungkin juga menyukai