Anda di halaman 1dari 16

NAMA KELOMPOK

1. Yuda Aji R (1500008153)


2. Mirsda Tri Ananda ( 1800008050)
3. Ammar Rifa’I ( 18000008054)
4. Juwita (1800008077)
5. Siti Faridah (1800008083)
STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN
REPRODUKSI WANITA
A. ALAT REPRODUKSI (GENETALIA) LUAR/ Organ kelamin luar (Eksternal)
1. Mons Pubis/ Mons Veneris
• Bagian yang menonjol yang banyak berisi jaringan lemak
yang terletak dipermukaan anterior simpisis pubis.
• Setelah pubertas, kulit mons veneris ditutup oleh rambut-rambut.
• Seiring peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita
akan berkurang dan rambut pubis akan menipis.

2. Labia Mayora
• Berupa dua buah lipatan jaringan lemak, berbentuk lonjong dan menonjol
yang berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan ke belakang yang
mengelilingi labia minora.
• Terdiri dari 2 permukaan, yaitu bagian luar yang menyerupai kulit biasa dan
ditumbuhi rambut, dan bagian dalam menyerupai selaput
lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea.
• Labia mayora kiri dan kanan bersatu di bagian belakang dan batas depan dari
perinium disebut Commisura posterior/ frenulum.
• Homolog dengan skrotum pada laki laki.
3. Labia Minora
 Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan yang terlihat jika
labia mayora dibuka.
 Pertemuan lipatan labia minora kiri dan kanan di bagian atas disebut – preputium
klitoris, dan di bagian bawah disebut frenulum klitori
 Pada bagian inferior kedua lipatan labia minora memanjang mendekati garis tengah dan
menyatu dengan fuorchette.
4. Clitoris/ Klentit
• Merupakan suatu tanggul berbentuk silinder dan erektil yang terletak diujung superior vulva.
• Mengandung banyak urat urat saraf sensoris dan pembuluh pembuluh darah.

5. Vestibulum
• Merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua
• labia minora, anterior oleh klitoris dan dorsal oleh fourchet.
• Vestibulum merupakan muara-muara dari 6 buah lubang yaitu vagina, urethra, 2
muara kelenjar bartolini yang terdapat di samping dan agak ke belakang dari
introitus vagina dan 2 muara kelenjar skene di samping dan agak ke dorsal urethra.
6. Kelenjar Bartholini dan Skene
 Kelenjar yang penting di daerah vulva karena dapat mengeluarkan lendir.
 Pengeluaran lendir meningkat saat hubungan seks.
7. Ostium Uretra
• Walaupun bukan merupakan sistem reproduksi sejati, namun dimasukkan ke dalam bagian ini
karana letaknya menyatu dengan vulva.
• Biasanya terletak sekitar 2,5 cm dibawak klitoris.

8. Ostium Vagina
• Liang vagina sangat bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup
• sama sekali oleh labia minora dan jika dibuka, terlihat hampir seluruhnya tertutu oleh himen.

9.Hymen (Selaput dara)


• Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina.
• Biasanya himen berlubang sebesar ujung jari berbentuk bulan sabit atau sirkular sehingga
darah menstruasi dapat keluar. Namun kadang kala ada banyak lubang kecil (kribriformis),
bercelah (septata), atau berumbai tidak beraturan (fimbriata). Pada tipe himen fimbriata,
pada gadis sulit membedakannya dengan hymen yang sudah mengalami penetrasi saat koitus.
B. Organ reproduksi dalam (Internal)
1. Ovarium
• Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang
berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior
ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.
• Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
• Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral

fungsi ovarium
• Fungsi ovarium yakni menghasilkan ovum (sel telur) serta hormon estrogen dan
progesteron.

2. Oviduk ( tuba falopi )


• Oviduk (tuba falopii) atau saluran telur berjumlah sepasang (di kanan dan kiri
ovarium) dengan panjang sekitar 10 cm. Bagian pangkal oviduk berbentuk
corong yang disebut infundibulum. Pada infundibulum terdapat jumbai-jumbai
(fimbrae).

3. Uterus
Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan rongga pertemuan oviduk
kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil
yang disebut serviks (leher rahim). Serviks (leher rahim) terletak di puncak
vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang
berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi
PERISTIWA MENSTRUASI
1. Pengertian Menstruasi
Siklus menstruasi adalah perubahan dalam tubuh wanita, khususnya pada
bagian organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim
(endometrium) yang menebal luruh karena tidak adanya pembuahan sel
telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita berbeda-beda, bisa terjadi antara
23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari
2.Hormon yang Mempengaruhi

Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh
lima hormon di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:
A. Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh,
terutama pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga
berperan pada perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat
dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
B. Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di
ovarium dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
C. Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing
hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan
pada tubuh untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan
hormon pelutein.

D. Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)


Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat
rangsangan dari hormon ini.

E. Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)


Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang
dan siap untuk dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari
pada bagian bawah otak.
3. Fase-fase peristiwa menstruasi
A. Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif terjadi proses perbaikan regeneratif, setelah
endometrium mengelupas sewaktu menstruasi. Permukaan endometrium
dibentuk kembali dengan metaplasia sel-sel stroma dan pertumbuhan keluar sel-
sel epitel kelenjar endometrium dan dalam tiga hari setelah menstruasi berhenti,
perbaikan seluruh endometrium sudah selesai. Pada fase proliferatif dini,
endomentrium tipis, kelenjarnya sedikit, sempit, lurus, dan dilapisi sel kuboid,
dan stromanya padat. Fase regeneratif dini berlangsung dari hari ke tiga siklus
menstruasi hingga hari ke tujuh, ketika proliferasi semakin cepat.
profilerasidapat dibagi atau 3 subfase, yaitu : Fase proliferasi dini
(earlyproliferation phase); Fase proliferasi madya (midproliferation
phase);Faseproliferasi akhir (late proliferation phase).
B. Fase Luteal/sekresi
Pada siklus 28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14. Dalam 48 hingga 72
hari setelah ovulasi, onset progesteron memicu perubahan endometrium
secara histologi dimana terlihat adanya sekret eosinofilik kaya protein
pada lumen. Bertolak belakang dengan fase proliferasi, fase sekretori
ditandai dengan efek seluler progesteron dan estrogen. Secara umum,
efek progesteron bersifat antagonis terhadap efek estrogen, dan
terdapat penurunan progresif konsentrasi reseptor estrogen di
endometrium. Pada hari ke 6-7 pasca ovulasi, aktivitas sekretori berada
pada puncaknya dan endometrium telah siap secara optimal untuk
implantasi blastokista. (Berek dan Novak, 2007).
C. Fase menstruasi
Dalam fase endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahandan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah. Hanyastratum basale
yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena danarteri dengan sel-sel
darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-selepitel dan stromayang
mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dariuterus, serviks, dan kelenjar-
kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
PERISTIWA OOGENESIS
1. Pengertian
Pada dasarnya oogenesis adalah proses pembentukan ovum atau sel telur
yang terjadi pada tubuh wanita. Tujuan utama dari Oogenesis adalah
membentuk ovum dalam proses pembuahan atau reproduksi. Proses yang
berlangsung di orga reproduksi wanita, yakni ovarium, dengan fungsi utama
menghasilkan sel telur atau ovum. Pada prosesnya menghasilkan 1 ovum
fungsional.
2. Proses oogenesis
Oogenesis terjadi pada spesies dengan reproduksi seksual dan keseluruhan tahap matang sel telur.
Untuk matang, sel telur melewati lima tahap mamalia, oogonium, oosit primer, oosit sekunder,
ootid, daan ovum.
Oogenesis terjadi dalam ovarium. Ovarium mengandung banyak sel induk telur (oogonium) bersifat
diploid (2n). Oogonium tersebut akan membelah secara mitosis menjadi oosit primer. Oosit primer
akan membelah secara meiosis menjadi satu oosit sekunder dan satu badan polar primer. Oosit
sekundermembelah secara meiosis menjadi satu ootid dan satu badan polar sekunder. Ootid akan
mengalami pematangan menjadi sel telur (ovum) sedangkan badan polar sekunder akan luruh
(degenerasi).

Anda mungkin juga menyukai