Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI


A. Sub CPMK :
Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi dengan
kinerja mandiri, bermutu dan terukur
Indikator Capaian:
1. Ketepatan mengidentifikasi anatomi fisiologi organ genetalia eksterna, genetalia
interna pada pria dan wanita
2.
B. DasarTeori
Sistem Reproduksi Wanita
Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia
internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula
vestibularis mayor, glandula vestibularis minor.Sedangkan genitalia internal terdiri dari
vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium.

• Genitalia Eksternal

1. Mons pubis

Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra pubis.
Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas
dan berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh rambut kemaluan
yang kasar.

2. Labia mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang berjalan ke
kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft).
Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut. Kedua labia mayora di bagian
ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior. Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi
oleh kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah
pubertas.
3. Labia minora
Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara kedua
labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium minus membatasi suatu celah
yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah dorsal berakhir dengan
bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan
satu sama lain berupa lipatan transversal yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan
masing-masing minus terbagi menjadi bagian lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan
bertemu membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium
klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian kaudal klitoris membentuk
frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung lemak dan kulit yang menutupnya berciri
halus, basah dan agak kemerahan.
4. Klitoris
Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir keseluruhannya tertutup oleh
labia minora. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans
klitoris.
5. Glandula vestibularis mayor
Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid yang
ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian posterior
bulbus vestibuli.
6. Glandula vestibularis minor
Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina untuk
melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini adalah daerah
dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median membulat terletak ventral
dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi oleh lemak. Setelah pubertas, kulit diatas tertutup
rambut kasar.

• Genitalia Internal

1. Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk sudut
kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai dengan
isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks panjangnya7,5 cm,
sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini
tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament
Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan
terfiksasi. Vagina ke bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal
membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.
2. Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen tidak dapat
robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya : himen
anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.

3. Tuba uterina

Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih 10 cm.
Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars
intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae.

4. Uterus
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di dalam
kavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah kaudal,
kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir (pyriformis)
terbalik dengan apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan vagina
sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis sehingga basisnya
terletak kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu terletak tepat di garis
median, sering terletak lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah
tergantung pada isi vesika urinaria yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang
terletak dorso cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm,
tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian
yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
5. Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi. Bentuk
ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah muda
keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium tidak
rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya berubahm menjadi
abu-abu. Pada dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan panjang kurang lebih
4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram.
Posisi ovarium tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan oleh
ligamen-ligamen.

Hormon pada Wanita

1. Hormon estrogen

Sekresi hormon estrogen terjadi akibat FSH mempengaruhi ovarium untuk berkembang
dan berfungsi pada saat pubertas. Sedangkan LH, bersama-sama FSH berfungsi
mematangkan folikel dan sel telur, dan merangsang terjadinya ovulasi. Hormon estrogen
merupakan hormon steroid yang sebagian besar dihasilkan oleh ovarium (teka interna
folikel) dan sebagian lagi oleh korteks adrenal dan plasenta. Terhadap uterus hormon ini
menyebabkan endometrium mengalami stadium proliferasi yaitu lapisan endometrium
berkembang dan menjadi tebal diikuti dengan lebih banyak kelenjar, pembuluh darah
arteri maupun vena. Ada tiga macam estrogen dalam plasma darah yaitu : 17 Beta–
estradiol, estron dan estriol. Hormon estrogen mempengaruhi karakteristik seks sekunder
wanita, seperti :

• Pembesaran payudara, uterus, vagina


• Bahu sempit, panggul yang lebar dan paha yang menyatu
• Pertumbuhan rambut pada tempat tertentu
• Terjadi penimbunan lemak pada payudara dan bokong
• Penahanan garam dan air sehingga memperoleh berat badan tepat sebelum haid
• Sekresi sel sebasea lebih encer sehingga kulit menjadi lebih halus, menghambat
komedo

2. Progesteron

Progesteron merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh korpus luteum (menjadi
stadium sekresi), plasenta dan folikel. Uterus yang sudah berkembang akibat pengaruh
hormon estrogen, selanjutnya dipengaruhi hormon progesteron. Progesteron di dalam
darah 2% berada dalam keadaan bebas, 80% terikat ke albumin dan 18% ke globulin.
Efek Progesteron :

• Perubahan siklik uteri (vaskularisasi endometrium), sehingga memudahkan uterus untuk


menerima ovum yang telah dibuahi
• Perubahan payudara, merangsang pembentukan lobulus dan sekresi alveolus (terjadi
akibat rangsangan prolaktin)
• Menghambat LH dan meningkatkan efek inhibin estrogen sehingga ovulasi terhambat

3. Foliclle stimulating hormone (FSH)

FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini akan berkurang
pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.

4. Lutein hormone (LH)

LH bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel
de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone dalam sel
granulosa.

5. Prolaktin atau luteotropin hormone (LTH)

Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesterone dari
korpus luteum.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara dengan
jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan pengembangan berbagai
tahap reproduksi telur sel betina yang belum matang.
Oogenesis adalah perkembangan telur (sel telur dewasa yang belum dibuahi) yang
dimulai dengan mitosis sel germinal primordial dalam embryo, menghasilkan oogonia diploid.
Masing-masing oogonium berkembang menjadi oosit primer, yang juga diploid.

Mulai pada saat pubertas, sebuah oosit primer umumnya menyelesaikan meiosis
pertama setiap bulan. Pembelahan meiosis melibatkan sitokinesis yang tidak sama (unequal
cytokinesis). Pembelahan meiosis I menghasilkan sebuah sel besar yaitu oosit sekunder dan
sebuah badan polar yang lebih kecil. Pembelahan meiosis II yang menghasilkan ovum dan
badan polar kecil lainnya, hanya terjadi jika sel sperma menembus oosit sekunder. Setelah
meiosis selesai dan badan polar kedua memisah dari ovum, nukleus haploid sperma dan ovum
matang menyatu dalam proses fertilisasi.

Di dalam ovarium, masing-masing oosit primer berkembang di dalam sebuah folikel.


Sebagai respon terhadap FSH, beberapa folikel tumbuh tapi yang matang hanya satu. Dalam
proses ovulasi, folikel pecah dan membebaskan sebuah oosit sekunder, dimana jaringan
folikuler sisanya berkembang menjadi korpus luteum yang mengalami disintegrasi ketika
fertilisasi tidak terjadi.
Sistem Reproduksi Pria
Secara anatomi organ reproduksi laki-laki terdiri dari organ reproduksi eksternal yaitu skroturn
dan penis, dan organ reproduksi internal yaitu testis (menghasilkan sperma dan hormone), kelenjar
aksesoris (mensekresikan produk esensial bagi pergerakan sperma), dan sekumpulan duktus yang
membawa sperma dan kelenjar.
1. Skrotum
Skrotum merupakan pembungkus testis, dimana. penurunan testis kedalam skrotum (Decensus
testikulorum) terjadi semenjak didalam kandungan , Suhu testis lebih rendah 2OC dari suhu
tubuh. Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan suhu testis:

• Terdapatnya kelenjar keringat


• Terdapatnya pleksus pampiniform berupa anyarnan-anyaman vena dari testis
• Terdapatnya otot dartos berupa otot-otot halus
Dinding skrotum terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

• Bagian luar yaitu berupa kulit tipis relative tanpa bulu, mengandung kelenjar keringat
• Tunika dartos : bagian yang melekat pada kulit yaitu berupa otot-otot halus
• Lapisan jaringan keringat
• Membran serous merupakan dasar dari dinding skrotum

2. Testis

Merupakan saluran-saluran yang melilit-lilit yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut
Tubulus seminiferus (tempat terbentuknya sperma). Di tubulus seminiferus juga terdapat sel-
sel leydig yang tersebar , dimana sel ini akan menghasilkan testosteron dan androgen yang
merupakan hormone seks pria.

3. Duktus Eferens

Tubulus serniniferus dibagian atas lobus membentuk tubulus lurus (tubulus rectus) dan masuk
kebagian testis yang disebut Rete testis dan keluar sebagai duktus eferens.

4. Epididimis

Saluran ini menempel pada testis. Saluran epididimis merupakan duktus eferens bersatu yang
berkelok-kelok. Sperma membutuhkan waktu 20 hari di epididimis yang panjangnya hampir
mencapai 6 meter. Selama perjalanan sperma di epididimis, sperma menjadi motil dan
mendapatkan kemampuan untuk membuahi. Lapisan otot saluran ini, makin tebal kearah ekor,
ini sesuai dengan fungsi epididimis untuk mendorong sperma menuju ke vas deferens.

5. Vas Deferens

Merupakan saluran berotot yang keluar dari ekor epididimis menuju ke uretra, tetapi sebelum
sampai di uretra, terjadi pelebaran saluran yang disebut ampula, diakhir saluran ampula akan
bersatu dengan saluran vesika seminalis membentuk saluran kecil yang disebut duktus
ejakulasi, duktus ini masuk kedalam prostate dan bermuara pada uretra. Saluran uretra
disamping merupakan saluran eksresi juga sebagai saluran reproduksi.
Kelenjar Aksesoris

1. Kelenjar Vesikula Seminalis

Kelenjar ini menyumbang 60% total volume semen. Cairan dari vesika sernininalis
mempunyai sifat kental kekuning-kuningan dan alkalis (basa). Cairan ini mengandung
mucus, gulaftuktosa (sumber energi bagi sperma), enzim pengkoagulasi, asam askrobat,
dan prostaglan

2. Kelenjar Prostat

Kelenjar pensekresi semen cukup besar, mensekresikan secara langsung melalui saluran-
saluran kecil. Cairan ini mempunyai sifat encer seperti susu dan sedikit asam, serta
mengandung enzim antikoagulan (seminin), sitrat ( nutrient bagi sperma) . Kelenjar ini
merupakan permasalahan bagi laki-laki yang berumur diatas 40 th keatas, karena pada
umumnya terjadi pembesaran kelenjar prostat (non kanker). Biasanya diatasi dengan
pembedahan atau dengan obat-obatan mengandung gonadotropin yang dapat
menghentikan aktivitas dan ukuran kelenjar prostat.

3. Kelenjar Bulbouretralis / Cawper

Secara langsung tidak terlibat dalam sekresi semen, merupakan sepasang kelenjar kecil,
mensekresikan mukus bening sebelum ejakulasi, gunanya untuk menetralkan setiap urin
asam yang masih tersisa dalam uretra, juga mengandung enzim spermin (bau khas).
Kadang-kadang cairan ini juga membawa sebagian sperma yang dibebaskan sebelurn
terjadinya ejakulasi.
Penis

Penis manusia terdiri dari 3 silinder jaringan erektil yang mirip spon yang terdiri dari ruang-ruang
dimana pembatasnya disebut trabekula. Jaringan erektil ini berasal dari vena dan kapiler yang
dimodifikasi. Ketiga jaringan erektil ini adalah: 2 (dua) buah corpus cavernosum dari penis, pada
bagian dorsal dan 1 (satu) buah corpus cavernosum dari uretra (corpus spongiosum).

Selama kebangkitan gairah seks, maka jaringan ini akan terisi penuh oleh darah, dimana akan
terjadi penutupan vena oleh peningkatan tekanan sehingga penis penuh dengan darah yang
menyebabkan terjadinya ereksi. Ereksi sangat penting artinya untuk memasukkan penis ke dalam
vagina saat terjadi kopulasi.

Setiap laki-laki normal akan mengejakulasikan semennya sebanyak 2-5 ml, dan setiap 1 ml
mengandung sperma 50-150 juta sperma (normozoospermia : ≥ 20 juta/ml). Pada saat semen
berada di saluran wanita, prostaglandin dalam semen mengencerkan mukus pada permukaan
uterus dan menggerakan otot uterus serta merangsang untuk membantu masuknya semen ke uterus.
Semen yang bersifat alkalis akan membantu menetralkan suasana lingkungan vagina yang sedikit
asam, sehingga melindungi sperma dan meningkatkan motilitasnya. Saat pertama kali
diejakulasikan , semen berkoagulasi sehingga memudahkan untuk digerakan oleh kontraksi
uterus, sampai diuterus antikoagulan mencairkan semen guna membantu sperma untuk bisa
berenang melalui saluran perempuan menuju sel telur.

SPERMATOGENESIS

Suatu rangkaian perkembangan sel spermatogonia dari epitel tubulus seminiferus yang
mengadakan proliferasi dan selanjutnya berubah menjadi spermatozoa. Spermatogenesis terdiri
dari tiga fase:

• Fase spermatositogenesis : spermatogonium membelah menghasilkan generasi sel baru


yang nantinya akan menghasilkan spermatosit (pembelahan secara mitosis)
• Fase meiosis : spermatosit mengalami 2x pembelahan secara berturutan dengan mereduksi
sampai 1⁄2 jumlah kromosom dan jumlah DNA per sel dan menghasilkan spermatid
• Fase Spermiogenesis : spermatid mengalami proses sitodiferensiasi sehingga
menghasilkan spermatozoa.

Spermatogenesis berlangsung di dalam tubulus seminiferus secara terus menerus dan


berkesinambungan sepanjang masa reproduksi dan selama fungsi spermatogonia induk tidak
terganggu oleh peranan hormon ( FSH, LH, testosteron).

Fisiologi Hormon Seks Pria

Kelenjar pituitari mensekresikan dua hormon gonadotropin dengan pengaruh yang


berbeda-beda pada testis. LH merangsang produksi androgen oleh sel-sel leydig sedangkan FSH
mempengaruhi tubulus seminiferus untuk meningkatkan spermatogenesis. LH dan FSH diatur
secara bergantian oleh hormon hipotalamus (GnRH). Konsentrasi LH, FSH dan GnRH dalam
darah diatur melalui umpan-balik negatif oleh androgen, sedangkan GnRH dikontrol melalui
umpan-balik negatif dari LH dan FSH.
Hormon seks pria yang utama adalah testosteron yang dihasilkan oleh sel- sel leydig di
dalam tubulus seminiferus testis. Disamping itu, testis juga menghasilkan estrogen yang
diproduksi oleh sel Sertoli di dalam tubulus seminiferus. Selain mengontrol proses
spermatogenesis, testosteron juga berfungsi dalam karakteristik seks sekunder, seperti :

• Genitalia eksterna : penis memanjang dan melebar, skrotum menjadi gelap dan
melipat-lipat
• Genitalia interna : kelenjar aksesoris membesar dan mengeluarkan sekret
• Suara : laring membesar, pita suara memanjang dan menebal, suara berat
• Pertumbuhan rambut : muncul janggut, garis rambut kepala mundur, tumbuh
rambut dibagian tertentu
• Mental : tertarik pada lawan jenis
• Konformasi tubuh : bau melebar, otot membesar
• Sekresi sel sebasea mengentel dan meningkat (jerawat)
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

1. Alat tulis

Instruksi Kerja

1. Tuliskanlah nama bagian dari gambar organ reproduksi interna dan eksterna wanita di
bawah ini

No Nama Bagian No Nama Bagian


A H
B I
C J
D K
E L
F M
G
No Nama Bagian No Nama Bagian
1 7
2 8
3 9
4 10
5 11
6 12

2. Tuliskanlah nama bagian dari gambar organ reproduksi pria di bawah ini
No Nama Bagian No Nama Bagian
1 8
2 9
3 10
4 11
5 12
6 13
7 14

3. Gambarkan skema proses oogenesis (untuk nim ganjil) dan spermatogenesis (untuk nim
genap)

4. Nontonlah video berikut https://www.youtube.com/watch?v=Vl2wRbO8LZU


dan gambarkan secara sederhana skema proses menstruasi

selamat mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai