Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 3

1. Halimah Thusyakdyah
2. Regina Panbara
3. Deni Harveni
4. Rima Julita
5. Amelia Anggun Putri
6. Tarsisius Rahmat

Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi


Wanita Dan Pria
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

A. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita


Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri
dari genitaliaeksternal dan genitalia internal.
1) Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, glandula
vestibularis mayor, glandula
vestibularis minor.
2) Genitalia internal terdiri dari vagianhymen,
tuba uterina, uterus, ovarium
Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Genitalia Interna
GENETALIA EKSTERNA

Mons pubis Labia Mayora


Labia mayora merupakan organ yang
Mons pubis adalah penonjolan terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons
berlemak di sebelah ventral pubis dan keduanya menutup rima
simfisis dan daerah supra pubis. pudendi (pudendal cleft). Permukaan
Sebagian besar mons pubis dalamnya licin dan tidak mengandung
terisi oleh lemak, jumlah rambut. Kedua labia mayora di bagian
jaringan lemak bertambah pada ventral menyatu dan terbentuk
komisura anterior. Jika dilihat dari luar,
pubertas dan berkurang setelah
labia mayora dilapisi oleh kulit yang
menopause. Setelah dewasa, mengandung banyak kelenjar lemak dan
mons pubis tertutup oleh tertutup oleh rambut setelah pubertas.
rambut kemaluan yang kasar.
GENETALIA EKSTERNA

Labia Minora Klitoris


Bibir kecil yang merupakan lipatan Terletak dorsal dari
bagian dalam bibir besar komisura anterior labia
(labiamayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari mayora dan hampir
suatu jaringan tipis yang lembab keseluruhannya tertutup
dan berwarna kemerahan;Bagian oleh labia minora. Klitoris
atas labia minora akan bersatu mempunyai tiga bagian
membentuk preputium dan
frenulum clitoridis, sementara
yaitu krura klitoris, korpus
bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi klitoris dan glans klitoris.
orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette
GENETALIA EKSTERNA

Glandula vestibularis mayor Glandula vestibularis minor


Glandula vestibularis mayor Glandula vestibularis minor
Sering disebut juga kelenjar mengeluarkan lendir ke dalam
vestibulum vagina untuk
Bartholini, merupakan melembapkan labia minora dan
kelenjar yang bentuknya mayora serta vestibulum vagina.
bulat/ovoid yang ada Organ ini adalah daerah dengan
sepanjang dan terletak peninggian di daerah dengan
peninggian di daerah median
dorsal dari bulbus vestibule membulat terletak ventral dari
atau tertutup oleh bagian simfisis pubis. Sebagian besar terisi
posterior bulbus vestibuli. oleh lemak. Setelah pubertas, kulit
diatas tertutup rambut kasar.
Genitalia Interna

Vagina Himen
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang Himen Adalah lipatan mukosa yang
berbentuk tabung dan membentuk sudut
menutupi sebagian dari introitus vagina.
kurang lebih 60 derajat dengan bidang
Himen tidak dapat robek disebut hymen
horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai
imperforatus Terdapat beberapa bentuk
dengan isi vesika urinaria.
himen diantaranya : himen anular, himen
Dinding ventral vagina yang ditembus serviks
septal, himen kribiformis, himen parous
panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding
posterior kurang lebih 9 cm. Dinding anterior
dan posterior ini tebal dan dapat diregang.
Dinding lateralnya di bagian cranial melekat
pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal
melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih
rigid dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas
berhubungan dengan uterus, sedangkan
bagian kaudal membuka pada vestibulum
vagina pada lubang yang disebut introitus
vaginae.
Genitalia Interna

Uterus Ovarium
Uterus merupakan organ berongga dengan dinding
muscular tebal, terletak di dalam kavum pelvis Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan
minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan stadium siklus
rectum. Ke arah kaudal, kavum uteri berhubungan menstruasi. Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah
dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir ovoid dengan
(pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke permukaan licin dan berwarna merah muda
kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan keabu-abuan. Setelah
vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan
terletak di dalam pelvis sehingga basisnya terletak ovarium tidak
kaudal dari aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut
selalu terletak tepat di garis median, sering terletak (cicatrix) dan warnanya
lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubahm menjadi abu-abu. Pada dewasa muda
berubah tergantung pada isi vesika urinaria yang ovarium berbentuk
terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm,
dorso cranial. Panjand uterus kurang kebih 7,5 cm, lebar kurang lebih 2
lebarnya kurang lebih 5 cm, tebalnya kurang lebih cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang
2,5 cm, beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi lebih 7 gram. Posisi ovarium tergantung pada
tiga bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan posisi uterus karena keduanya dihubungkan
serviks uteri oleh ligamen-ligamen.
Genitalia Interna

Tuba Fallopi
Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki
panjang masing-masing tuba kurang lebih
10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus
kea rah
ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars
intramuralis), isthmus tubae, ampulla
tubae, dan infundibulum tubae
B. Fisiologi sistem reproduksi wanita

1) OOGENESIS
Proses pembentukan gamet betina (sel telur) pada wanita disebut oogeniesis dan
terjadi di ovarium. Pada masa Fetus, ovarium mengandung sel pemula atau oogonium
sejak bayi lahir oogonium berkembang menjadi oosit primer hingga pubertas, melalui
fase profase pada pembelahan meiosis. Pada masa pubertas, dibawah pengaruh FSH
( folikel stimulating hormone ) oosit primer membelah secara meiosis menghasilkan
dua sel yang berukuran besar dan kecil. Sel yang lebih kecil disebut badan polar dan
sel yang besar disebut oosit sekunder. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Folikel-
folikel ini dibawah pengaruh FSH membelah berkali-kali dan membentuk folikel graaf
( folikel yang sudah masak ) yang diantaranya mempunyai rongga. Sel-sel folikel ini
kemudian memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan LH
( luteinizing hormone) yang berfungsi mendorong ovulasi (pelepasan sel telur ) bila
pada saat ovulasi terjadi pembuahan maka oosit sekunder meneruskan pembelahan
menjadi ootid (haploid) dan polar kedua. Ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi,
dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang akan dibuahi sperma, dan setelah
pembuahan, oosit sekunder membelah lagi secara meiosis hingga dihasilkan ovum.
2. SIKLUS MENSTRUASI PADA WANITA
Siklus menstruasi berkaitan dengan pelepasan
sel telur ( ovulasi ) dan terjadi pad hari ke-28 dari
siklus. Setiap orang mempunyai siklus yang
beraneka, dengan periode antara 21 hari (3
minggu) sampai 30 hari. Menstruasi atau haid
dialami oleh wanita normal, sehat, sejak akil
balig. Kira-kira sejak usia 11 tahun atau 13 tahun.
Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari empat
fase sebagai berikut
Siklus menstruasi pada wanita

1. Fase Proliferasi 2. Fase Sekresi


Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari
sehingga disebut juga fase estrogenic. Fase ini ke-28 dari siklus. Folikel graaf yang pecah
dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus pada saat ovulasi berubah menjadi korpus
haid. Setiap bulan setelah haid terjadi rubrum yang mengandung banyak darah.
pertumbuhan dan perkembangan folikel primer Adanya LH menyebabkan korpus rubrum
karena hormon FSH. Pada masa ini sel oogenium berubah menjadi korpus luteum ( badan
membelah secara meiosis dan menghasilkan satu kuning ) untuk menghasilkan hormon
sel telur haploid. Saat folikel berkembang menjadi progesteron yang berfungsi mempersiapkan
folikel graaf yang masak, folikel menghasilkan endometrium menerima embrio. Pada saat
hormone estrogen yang merangsang sekresi LH. endometrium menjadi tebal dan lembut,
Fase ini disebut fase folikel. Estrogen berfungsi serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
merangsang perbaikan dinding uterus Periode ini disebut fase luteal. Jika tidak ada
( endometrium ) yang terkelupas saat menstruasi kehamilan, korpus luteum berdegenerasi
sehingga endometrium ( dinding rahim ) menebal
sehingga progesteron dan estrogen
hingga 5-7 cm. selain itui, estrogen juga berfungsi
menurun bahkan sampai hilang
untuk menghambat pembentukan FSH dan
memacu pengeluaran LH yang dikeluarkan oleh
lobus anteriorhipofisis. Estrogen juga memengaruhi
kelenjar serviks yang menghasilkan cairan encer
Siklus menstruasi pada wanita
3. Fase Menstruasi 4. Fase Reparasi
Karena estrogen dan Terjadi penyembuhan luka
progesteron berhenti dikeluarkan akibat pecahnya pembuluh darah.
maka endometrium mengalami Luka itu tertutup epitel kembali.
degenerasi. Darah, mucus dan Fase ini terjadi pada hari ke-4
sel-sel epitel dikeluarkan sebagai hingga ke-6 dari siklus. Siklus
darah haid dari rongga uterus ke menstruasi akan terhenti jika
vagina. Tahap ini berlangsung terjadi kehamilan.
pada hari ke-1 hingga ke-4 dari
siklus.
Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

A. Anatomi Sistem Reproduksi Pria


Sistem reproduksi pria terdiri dari testis, saluran (terdiri dari
epididimis, vas deferens, uretra), kelenjar aksesori (mencakup
vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretral), dan
struktur penunjang (skrotum dan penis).
• Fungsi sistem reproduksi pria antara lain
1) Memproduksi sperma dan hormon testosteron
2) Duktus (saluran) untuk mengangkut, menyimpan, dan
mematangkan sperma
3) Kelenjar aksesori mensekresi semen dan
4) Uretra pada penis untuk saluran ejakulasi semen dan ekskresi
urine.
Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

a.Skrotum b.Testis
Dari luar, skrotum terlihat seperti Testis disebut juga testikel, Testis dilindungi oleh suatu
membran yang disebut tunica vaginalis. Cairan yang ada di
satu kantung yang dipisah menjadi membran tersebut disebut hydrocele. Di dalam tunica
2 bagian lateral oleh raphe. Di vaginalis terdapat semacam kapsul berwarna putih yang
disebut tunica albuginea yang memanjang ke dalam
dalam, scrotal septum yang terdiri membentuk sekat yang membagi testis ke beberapa bagian
dari jaringan otot polos (disebut yang disebut lobus. Tiap-tiap lobus mengandung tubulus
otot dartos) dibagi menjadi dua, seminiferus yang merupakan tempat spermatogenesis, yaitu
pembentukan sperma. Tubulus seminiferus mengandung
yang masing-masing berisi satu dua macam sel, yaitu sel spermatogenik (sel tempat
testis. Kedua testis dihubungkan mensistesis sperma) dan sel sertoli (membantu proses
spermatogenesis). Sel spermatogonia yang berkembang dari
oleh otot cremaster. Dengan posisi sel benih primordial akan aktif pada masa pubertas/.
letak dan kontraksi otot-ototnya, Aktifnya spermatogonia ditandai dengan adanya
skrotum berfungsi untuk spermatogenesis. Spermatogonium (2n) mengalami mitosis
dan terbentuk dua spermatosit primer (2n). Kemudian
mempertahankan suhu testis terjadi meiosis I dimana masing-masing spermatosit primer
menjadi spermatosit sekunder (n). Setelah itu terjadi meiosis
II dan terbentuk total 4 spermatid (n). Tahap terakhir dari
spermatogenesis yaitu spermiogenesis dimana masing-
masing spermatid menjadi sel sperma
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

c.Sperma d.saluan reproduksi pada pria


Sperma bertugas untuk membuahi ovum.
Saluran Testis Sel sertoli
Bagian utama sperma adalah bagian kepala dan
ekor. Kepala sperma mengandung nukleus, mengeluarkan cairan yang
dengan selaput pada ujungnya yang mendorong sperma untuk
mengandung enzim hyaluronidase dan protease melewati lumen tubulus
untuk penetrasi ke ovum. Bagian ekor terbagi
menjadi 4 bagian, yaitu bagian leher
seminiferus untuk kemudian ke
(mengandung sentriol), bagian tengah sebuah saluran lurus yang sangat
(mengandung mitokondria), principal piece pendek, dan kemudian sampai ke
(bagian terpanjang dari ekor), dan bagian akhir epididimis
(merupakan terminal). Sel sperma tidak
bertahan lebih dari 8 jam di luar tubuh. Hormon
yang terlibat dalam spermatogenesis adalah
testosteron yang produksinya dimulai oleh LH
yang merangsang sel Leydig pada tubulus
seminiferus untuk mensekresikan testosteron,
sedangkan FSH merangsang spermatogenesis
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

e. Epididimis f. Vas deferens


Saluran epididimis adalah Vas deferens terletak pada
sebuah saluran (duktus) yang akhir epididimis, panjangnya
panjangnya sekitar 6 m, sekitar 45 cm. Seperti halnya
merupakan tempat pematangan epididimis, vas deferens dapat
dan penyimpanan sperma. menyimpan sperma selama
Sperma dapat berada di berbulan-bulan
epididimis hingga berbulan-
bulan. Bila tidak dikeluarkan,
sperma akan reabsorpsi oleh
tubuh.
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

g.Saluran spermatik h. Saluran ejakulasi


Saluran spermatik merupakan Saluran ejakulasi mempunyai
salah satu struktur penunjang panjang sekitar 2cm dan dibentuk
sistem reproduksi pada pria yang dari kesatuan duktus dari seminal
terdiri dari vas deferens yang vesikel dan ampulla vas deferens.
menanjak melalui skrotum, arteri Berfungsi sebagai saluran sperma
testikuler, vena, saraf otonom, untuk keluar.
pembuluh limfa, dan otot
cremaster
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

i. Uretra J. Vesikula seminalis


Uretra adalah saluran terminal Cairan yang mengandung fruktosa,
dari sistem reproduksi dan sistem prostaglandin dan gmpalan protein
perkemihan. Berfungsi sebagai dikeluarkan melalui vesikula
saluran keluar baik urine maupun seminalis. Cairan ini membantu
semen. Panjangnya sekitar 20 cm, menetralkan suasana asam yang
dapat menonaktifkan dan
melalui prostat, perineum, dan
membunuh sperma. Fruktosa
penis, Terbagi menjadi 3 bagian,
digunakan sperma untuk
yaitu uretra prostatik, uretra
membentuk ATP, prostaglandin
membranosa, dan spongy urethra berperan dalam viabilitas sperma.
yang berakhir di external urethra Gumpalan protein berfungsi untuk
orifice membantu semen menggumpal
setelah ejakulasi
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

k. Kelenjer Prostat l. Kelenjar Bulbouretral


Prostat mensekresi cairan seperti Disebut juga kelenjar Cowper,
susu yang agak asam (pH 6,5), menghasilkan cairan yang
mengandung beberapa substansi; berfungsi untuk membersihkan
(1) Citrid acid yang digunakan uretra, menetralkan suasana
oleh sperma untuk produksi ATP asam dari urine pada uretra. Juga
melalu siklus Krebs, (2) beberapa mensekresikan lendir yang
enzim proteolitik, seperti PSA melumasi ujung penis agar
(prostate-spesific antigen), sperma tidak rusak pada saat
pepsinogen, amilase, dan ejakulasi
hyaluronidase, (3) acid
phosphatase, (4) seminal plasmin
berperan dalam melawan bakteri.
Anatomi Sistem Reproduksi Pria

m. Semen n. Penis
Semen adalah campuran dari Penis berbentuk silinder, berfungsi
sperma dan cairan seminal (terdiri sebagai saluran ejakulasi semen dan
dari sekresi tubulus seminiferus, ekskresi urine. Penis terdiri dari tiga
vesikula seminalis, prostat, dan jaringan silinder, yang masing-masing
kelenjar bulbouretral). Terdapat dikelilingi oleh jaringan yang disebut
tunica albuginea. Dua bagian
sperma 50-150 juta sperma per
dorsolateraldisebut corpora cavernosa
mL semen. Cairan seminal
penis. Bagian midventral, corpus
menyediakan perlindungan,
spongiosum penis, mengandung uretra
makanan dan media transpor bagi spons dan menyimpannya selama
sperma dari suasana asam. ejakulasi. Bagian luar terdiri dari erectile
Kelainan dimana terdapat darah tissue (jaringan erektil). Pada waktu
pada semen disebut hemospermia melakukan senggama (coitus) sel mani
dikeluarkan oleh kantong mani dan zat
cair yang dihasilkan oleh kelenjar prostat
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Spermatogenesis adalah proses pembentukan atau pemasakan spermatozoa. Proses
pembentukan spermatozoa ( sel kelamin jantan ) berlangsung didalam testis yang
terdapat didalam skrotum ( kantong pelir ). Didalam testis terdapat banyak saluran
seminiferus ( tubulus seminiferus ) yang berdinding jaringan epitelium dan jaringan
ikat. Pada jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa (spermatogenium) dan
sel sertoli yang berfungsi member makanan spermatozoa. Pada jaringan ikat terdapat
sel leydig yang berfungsi dalam proses spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogenia yang mengandung 23 pasang kromosom,
melakukan pembelahan mitosis membentuk spermatosit primer yang juga
mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer melakukan pembelahan
miosis pertama membentuk 2 (dua) spermatosit sekunder yang haploid. Tiap
spermatosit sekunder membelah secara meosis ( meosis kedua ) menghasilkan 2(dua)
spermatid yang haploid. Sperma yang telah masak akan menuju epididimis. Keempat
spermatid berkembang menjadi sperma masak yang bersifat haploid. Setiap proses
spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Pada orang dewasa normal setiap 1 ml semen ( air mani ) mengadung
lebih kurang 20 juta spermatozoa. Sperma yang matang mempunyai
tiga bagian, yaitu bagian kepala(head), bagian tengah (mid piece ),
dan bagian ekor ( tail ).
1) Bagian kepala ( head ) : Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus)
yang haploid dan bagian ujungnyamengandung akrosom yang berisi
enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu
menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah (mid piece) : Bagian tengah mengandung mitokondria
yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk
pergerakan ekor sperma.agian ekor ( tail )
3) Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat sampai ke ovum.

Anda mungkin juga menyukai